Makalah Akl 2 Bab 8-1
Makalah Akl 2 Bab 8-1
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami telah berusaha semampu
kami untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang mata kuliah AKUNTANSI
KEUANGAN LANJUTAN 2 yang berjudul " Neraca Konsolidasi Perubahan-Perubahan Dalam
Hak Kepemilikan
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik lagi
Demikianlah makalah ini kami buat. apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon
maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahwa hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak lebih mudah
dicapai melalui pemilikan saham daripada dengan cara merger atau konsolidasi,
khususnya apabila dilihat dari segi dana yang diperlukan. Melalui kepemilikan saham,
hak kontrol terhadap perusahaan lain dapat dilakukan secara bertahap. Akan tetapi
kepemilikan saham yang dilakukan secara bertahap, berarti bahwa hak pemilikan saham
perusahaan anak itu berubah-ubah. Hal ini mengakibatkan timbulnya persoalan persoalan
khusus di dalam penyusunan neraca konsolidasi. Apabila perusahaan induk membeli
perusahaan anak selama suatu periode akuntansi, laba praakuisisi yang berhubungan
dengan kepemilikan yang diperoleh akun dikurangkan ketika menghitung laba bersih
konsolidasi. Akuntansi perusahaan induk dan prosedur konsolidasi tidak dipengaruhi oleh
pemecahan saham perusahaan anak.
Terlepas dari metode pencatatan yang dipakai, perubahan hak pemilikan
mengakibatkan pula perubahan saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak.
Perubahan dalam saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak dalam hal ini
tidak disebabkan oleh perubahan "nilai investasi" seperti halnya pada metode equity.
Tetapi perubahan itu disebabkan oleh bertambah atau berkurangnya jumlah relatif
(prosentage) pemilikan saham dari jumlah saham- saham perusahaan anak. Perubahan-
perubahan semacam ini tidak saja disebabkan oleh pemilikan saham perusahaan anak
yang dilakukan secara bertahap, akan tetapi banyak hal-hal lain yang mengakibatkan
perubahan serupa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, berkut merupakan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam materi ini :
1. Apa pengertian dari konsolidasi dan bagaimana pengaruh adanya perubahan
kepemilikan?
2. Apa saja hal – hal yang menyebabkan perubahan hak kepemilikan dan
pengaruhnya terhadap neraca
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut merupakan tujuan masalah yang akan
dibahas dalam materi ini:
1. Mengetahui pengertian dari konsolidasi dan bagaimana pengaruh adanya
perubahan hak kepemilikan
2. Mengetahui hal yang menyebabkan perubahan hak kepemilikan dan pengaruhnya
terhadap neraca konsolidasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan tetapi
hak kontrol diperoleh sejak saat pembelian saham pada tahap pertama.
2. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, dan hak
kontrol diperoleh baru sesudah beberapa tahap pembelian saham.
3. Pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham-saham perusahaan anak, yang
dimiliki perusahaan induk.
4. Emisi saham dan atau penarikan kembali saham-saham perusahaan anak yang
mempengaruhi hak-hak pemilikan perusahaan induk.
5. Transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (Treasury Stock) pada
perusahaan anak.
2.2.1 Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan
tetapi hak kontrol diperoleh sejak saat pembelian saham tahap pertama.
Sangat dimungkinkan bahwa suatu perusahaan yang telah mem- punyai hak kontrol pada
perusahaan lain terus menambah hak pemilikan- nya dengan cara membeli saham-saham
perusahaan lain tersebut dari para pemegang saham lainnya. Apabila hal ini terjadi, maka
mengakibatkan tidak sajak perubahan di dalam saldo rekening Investasi Saham, melainkan juga
perubahan terhadap rekening Laba Yang Ditahan pada buku-buku perusahaan induk.
Namun demikian sampai seberapa jauh perubahan-perubahan yang harus diakui sangat
dipengaruhi oleh metode pencatatan yang dipakai terhadap investasi saham-saham perusahaan
anak. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan contoh sebagai berikut:
Contoh 1:
Sampai dengan tanggal 31 Desember 1977 PT Dani memiliki sebanyak 400 lembar saham-
saham PT Wijaya, dengan perincian sebagai berikut: Pada tanggal 1 Januari 1976, dibeli
sebanyak 375 lembar @ Rp 60.000,00 per lembar dan pada tanggal 1 Juli 1977, dibeli sebanyak
25 lembar @ Rp75.000,00 per lembar. Sedang modal saham masing-masing perusahaan sampai
dengan tanggal 31 Desember 1977 terdiri dari 500 lembar nominal @ Rp 50.000,00 per lembar.
Berikut ini data tentang saldo Laba Yang Ditahan, laba (rugi) usaha serta deviden yang
dibagikan sejak awal tahun 1976 sampai dengan akhir tahun 1977 dari kedua perusahaan tersebut
:
Pengaruh bertambahnya pemilikan saham dari semula 75% dari jumlah saham yang beredar
menjadi 80% pada tanggal- 1 Juli 1977 dan perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-hak para
pemegang saham pada PT Wijaya sejak pemilikan saham-sahamnya oleh PT Dani, terhadap
saldo rekening Investasi Saham dari Laba Yang Ditahan pada buku-buku PT Dani akan nampak
seperti pada tabel yang berikut:
Metode Harga Perolehan (Cost Method)
Apabila metode harga perolehan dipakai pengaruh perubahan pemilikan saham tersebut di
dalam pencatatan pada buku-buku PT Dani (perusahaan induk), adalah berupa kenaikan saldo
rekening investasi sebesar harga perolehan 25 lembar saham pada tanggal 1 Juli 1977 dan hak
atas deviden yang dibagikan oleh PT Wijaya pada bulan Desember 1977. Akan tetapi apabila
pada tanggal 31 Desember 1977 disusun nenca konsolidasi, maka eliminasi terhadap Modal
Saham PT Wijaya dilakukan sesuai dengan hak pemilikan saham pada tanggal tersebut. Sedang
eliminasi saldo Laba Yang Ditahan, masing-masing dipakai titik alak dari saldo pada tanggal 1
Januari 1976 dan saldo pada tanggal 1 Juli 1977 sesuai dengan hak-hak pemilikan sahamnya.
Untuk saldo Laba Yang Ditahan pada tanggal 1 Juli 1977 jika tidak diketahui secara pasti
besarnya laba usaha untuk periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni dipakai pendekatan rata-rata
per tahun sebagai berikut:
Ditambah:
Di dalam neraca yang dikonsolidasi harus diakui adanya bagian kenaikan saldo Laba Yang
Ditahan pada perusahaan anak. Oleh karena telah terjadi perubahan hak pemilikan saham, maka
hal ini juga mempengaruhi cara-cara menentukan bagian atas kenaikan saldo Laba Yang Ditahan
tersebut. Penentuan bagian atas kenaikan Laba Yang Ditahan itu harus memperhatikan jumlah
relatip pemilikan saham dalam periode akuntansi yang bersangkutan.
Dengan bertitik tolak pada ketentuan tersebut "Kenaikan Saldo Laba Yang Ditahan, untuk
PT Dani (Perusahaan Induk)" di dalam neraca kon- solidasi yang disusun pada tanggal 31
Desember 1977, dihitung sebagai berikut:
Metode Equity
Apabila metode equity dipakai, maka perubahan-perubahan yang terjadi pada rekening
Investasi Saham tidak hanya disebabkan adanya tambahan harga perolehan 25 lembar saham
pada tanggal 1 Juli 1977, melainkan juga sekaligus kenaikan nilai investasi diakui sejalan dengan
kenaikan hak-hak para pemegang saham pada perusahaan anak. Pengakuan terhadap kenaikan
nilai investasi saham dilakukan bersamaan dengan pengakuan bagian atas kenaikan saldo Laba
Yang Ditahan pada perusahaan anak. Oleh sebab itu eliminasi terhadap Modal Saham dan saldo
Laba Yang Ditahan apabila disusun neraca konsolidasi dipakai titik tolak pada posisi tanggal
neraca. Seperti halnya pada metode harga perolehan pengakuan terhadap hasil usaha dalam tahun
1977 di mana terjadi perubahan hak pemilikan saham dihitung sesuai dengan hak-hak pemilikan
untuk periode yang ber- sangkutan. Pada contoh ini seperti nampak pada tabel yang di atas, laba
Selisih harga perolehan di atas nilai buku saham, pada metode equity juga sama dengan
pada metode harga perolehan karena selisih ini terjadi pada saat pembelian saham.
Oleh sebab itu menurut metode equity selisih lebih harga perolehan di atas
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada anggal 31 Desember 1977,
apabila metode equity dipakai adalah sebagai berikut:
Apabila pemilikan saham-saham pada perusahaan anak belum men- capai hak kontrol
berarti tidak perlu disusun neraca konsolidasi. Akuntansi terhadap investasi saham oleh
karenanya diselenggarakan seperti halnya para pemegang saham pada umumnya, dan tidak perlu
mengakui bagian atas perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-hak para pemegang saham di
dalam buku-buku perusahaan anak tersebut, kecuali apabila terjadi pembagian deviden.
Pembagian deviden inipun sama sekali tidak mempengaruhi saldo rekening investasinya karena
deviden yang diterima diperlakukan sebagai pendapatan. Akan tetapi jika pembelian-pembelian
saham (yang sama) berikutnya mengakibatkan diperolehnya hak kontrol atas perusahaan anak
tersebut, maka sejak diperolehnya hak kontrol itu penyusunan neraca konsolidasi menjadi wajib,
untuk menunjukkan posisi keuangan yang menyeluruh di antara perusahaan-perusahaan
berafiliasi sebagai satu kesatuan ekonomis.
Di dalam neraca yang dikonsolidasi, hak-hak pemilikan perusahaan induk atas perusahaan anak
(sebagai controlling interest) harus diten- tukan sesuai dengan bagian pemilikannya. Oleh sebab
itu pengakuan terhadap bagian atas perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-hak para
pemegang saham perusahaan anak, sejak pemilikan saham pertama kali dilakukan merupakan
keharusan. Sebagai akibatnya apabila metode equity dipakai, penyesuaian atas pengakuan
terhadap bagian perubahan hak-hak para pemegang saham tersebut tidak saja dalam neraca yang
dikonsolidasi, melainkan juga pada buku-buku perusahaan induk sendiri. Dalam hal ini
penyesuaian dilakukan terhadap rekening Investasi Saham-saham Perusahaan Anak dan saldo
Laba Yang Ditahan. Agar didapat gambaran yang lebih jelas, berikut ini diberikan contohnya.
Contoh 2:
PT Dani memiliki 400 lembar saham-saham PT Wijaya sampai dengan tanggal 31 Desember
1977. Saham-saham tersebut diperoleh masing-masing dengan harga dan pada tanggal :
1 Januari 1976:
150 lembar@ Rp 65.000,00 = Rp 9.750.000,00
1 Juli 1977:
250 lembar @ Rp 70.000,00 = Rp 17.500.000,00
Jumlah, 400 lembar = Rp 27.250.000,00
Baik PT Dani maupun PT Wijaya masing-masing mempunyai 500 lembar saham yang beredar
pada tanggal 31 Desember 1977, nominal@ Rp 50.000,00 per lembar.
Berikut ini data mengenai saldo Laba Yang Ditahan pada tanggal 31 Desember 1978, serta
laba (rugi) usaha dan deviden yang dibagikan selama 2 (dua) tahun berturut-turut untuk masing-
masing perusahaan.
Pada metode harga perolehan, seperti nampak dalam tabel pengaruh pembelian saham-
saham PT Wijaya sebanyak 250 lembar pada tanggal 1 Juli 1977 terhadap rekening investasi
saham terbatas hanya sebesar harga perolehannya. Sedangkan akibat diperolehnya hak kontrol
terhadap PT Wijaya sama sekali tidak ada pada buku-buku PT Dani (rekening investasi saham).
Demikian pula halnya hak kontrol yang diperoleh tidak mengakibatkan adanya perlakuan khusus
terhadap perubahan pada saldo laba yang ditahan PT Wijaya. Kecuali apabila terjadi pembagian
deviden yang sudah barang tentu diperoleh sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki pada saat
deviden diumumkan.
Akan tetapi apabila neraca konsolidasi disusun sesudah hak kontrol dicapai, maka harus diakui
adanya bagian atas perubahan (dalam hal ini kenaikan) saldo laba yang ditahan PT Wijaya sejak
pemilikan saham pertama sampai dengan tanggal neraca konsolidasi. Eliminasi terhadap Modal
Saham PT Wijaya dengan saldo rekening Investasi Saham dilakukan sesuai dengan jumlah hak
pemilikan pada tanggal neraca. Sedang eliminasi terhadap saldo Laba yang Ditahan dilakukan
dengan
Dihitung sebagai berikut:
30% x 6/12x 3.750.000,00 = Rp 562.500,00
80% x 6/12x 3.750.000,00 = Rp 1.500.000,00
Jumlah Rp 2.062.500,00
bertitik tolak dari saldo Laba Yang Ditahan pada masing-masing tanggal terjadinya
pembelian saham, sesuai dengan jumlah hak pemilikannya.
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi yang disusun pada tanggal 31
Desember 1977, apabila metode harga perolehan dipakai dalam pencatatan investasi saham, akan
nampak sebagai berikut:
Akan tetapi tidak demikian halnya dengan berkurangnya nilai in- vestasi, khususnya
apabila saham-saham perusahaan anak itu semula diperoleh melalui beberapa tahap pembelian
dan dengan harga (perolehan) yang berbeda-beda. Dalam hal ini timbul pertanyaan tentang nilai
(harga pokok) saham-saham yang dijual tersebut; mengingat seluruh saham itu memiliki sifat,
bentuk dan bahkan nilai nominal yang sama, sedang diperolehnya dengan harga yang berbeda-
beda. Dengan lain perkataan harga (perolehan) mana harus dibebankan kepada saham-saham
yang dijual tersebut.
Keadaan yang ideal, adalah jika didapatkan identitas saham yang ber- sangkutan sehingga
diketahui persis saat dan dengan harga perolehan saham yang kemudian dijual. Namun demikian
hal itu sulit bahkan tidak mungkin untuk dilaksanakan. Oleh karena itu untuk mengatasinya
diabaikan aliran phisik surat berharga itu, dan digunakan dasar anggapan mengenai aliran
biayanya (flow of cost). Dalam hubungannya dengan aliran biaya ini di dalam akuntansi dikenal
adanya harga pokok Masuk Pertama Keluar Pertama, Harga Pokok rata-rata dan harga pokok
Masuk Terakhir Keluar Pertama.
Penentuan harga pokok saham yang dijual ini tidak saja mempengaruhi prosedur
penyusunan neraca konsolidasi berikutnya, akan tetapi juga erat hubungannya dengan penentuan
laba (rugi) yang timbul, dari penjualan saham-saham itu sendiri. Dalam hubungannya dengan
penentuan harga pokok saham yang dijual meskipun aliran biaya merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan, namun demikian hendaknya diperhatikan pula metode pencatatan
akuntansi yang dipakai.
Apabila metode harga perolehan dipakai, terlepas dari aliran biayanya, maka harga pokok
saham yang dijual adalah harga perolehannya. Sedang pada metode equity oleh karena nilai
(buku) investasi saham berubah-ubah (tidak selalu sama dengan harga perolehannya), maka
dengan sendirinya harga pokok saham yang dijual juga merupakan "nilai bukunya" pada saat
penjualan dilakukan. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diberikan contoh, sekaligus mengenai
penyusunan neraca konsolidasi sesudah terjadinya penjualan saham-saham perusahaan anak
tersebut.
Contoh 3:
PT Dani memiliki 400 lembar saham-saham PT Wijaya, yang dibeli pada tanggal 1 Januari
1976 dengan harga @ Rp 70.000,00 per lembar. Berhubung sesuatu hal pada tanggal 1 Juli 1977,
50 lembar saham di antaranya dijual kembali dengan harga @ Rp 80.000,00. Pada waktu itu
masing-masing perusahaan mempunyai modal saham yang beredar sebanyak 500 lembar, dengan
nilai nominal @ Rp 500.000,00 per lembar. Berikut ini data mengenai saldo laba yang ditahan
pada tanggal 31 Desember 1975, laba (rugi) usaha dan pembagian deviden selama 2 (dua) tahun
berturut-turut dari masing-masing perusahaan :
Apabila metode harga perolehan dipakai maka perubahan yang terjadi pada saldo rekening
Investasi Saham hanya terbatas pada pengurangan sebesar harga perolehan dari SO lembar
saham yang dijual pada tanggal 1 Juli 1977, yaitu sebesar Rp 3.500.000,00 (50 x Rp 70.000,00).
Penjualan saham-saham PT Wijaya ini mengakibatkan terjadinya laba (penjualan saham) sebesar
Rp 500.000,00 yaitu selisih antara harga penjualan sebesar Rp 4.000.000,00 (50 x Rp 80.000,00)
dikurangi dengan harga perolehannya sebesar Rp 3.500.000,00. Transaksi ini oleh PT Dani
dicatat dalam buku jurnal sebagai berikut:
Sedang terhadap deviden yang dibagikan oleh PT Wijaya mempunyai pengaruh terhadap
saldo Laba Yang Ditahan, PT Dani sesuai dengan deviden yang diterima pada saat deviden
dibagikan. Dalam hal ini sebesar Rp 2.000.000,00 (80% x Rp 2.500.000,00) pada bulan
Desember 1976 dan sebesar Rp 1.750.000,00 (70% x Rp 2.500.000,00) pada bulan
Desember 1977. Apabila pada tanggal 31 Desember 1977 disusun neraça konsolidasi,
maka eliminasi terhadap Modal Saham PT Wijaya didasarkan pada besarnya pemilikan saham
pada tanggal neraca (dalam Hal ini 70%). Sedang eliminasi terhadap saldo Laba Yang Ditahan
dilakukan sesuai dengan pemikkah saham pada tanggal neraca dan atas dasar saldo pada saat
terjadi pemilikan saham-saham (dalam hal ini pada tanggal 1 Januari 1976). Bagian atas
kenaikan saldo Laba Yang Ditahan pada PT Wijaya selama pemilikan dihitung sesuai dengan
hak pemilikan terakhir (pada tanggal neraca), yaitu sebesar Rp 3.500.000,00 (70% x (17.500.000
12.500.000,00). Meskipun dalam dua tahun tersebut ada perubahan terhadap hak pemilikan
relatip saham-saham perusahaan anak, yaitu selama satu setengah tahun pertama (1 Januari 1976
sampai dengan 1 Juli 1977) PT Dani mempunyai hak pemilikan 80% dan setengah tahun
berikutnya (1 Juli 1977 sampai dengan 31 Desember 1977) mempunyai hak pemilikan sebesar
70% dari jumlah saham yang beredar. Bagian atas kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk 10%
hak pemilikan selama satu setengah tahun (1 Januari 1976 sampai dengan 1 Juli 1977) telah
direalisasikan sebagai laba penjualan atas saham-saham yang bersangkutan pada tanggal 1 Juli
1977. Laba penjualan saham tersebut merupakan gabungan dari (bagian atas) kenaikan saldo
Laba Yang Ditahan selama pemilikan dan laba (rugi) yang disebabkan oleh perubahan kurs
saham yang bersangkutan. Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada
tanggal 31 Desember 1977, apabila metode harga perolehan (cost method) dipakai akan tampak
sebagai berikut:
Metode Equity
Apabila metode equity dipakai, maka pengurangan saldo Investasi sebagai akibat dijualnya
saham PT Wijaya sebanyak 50 lembar pada tang- gal 1 Juli 1977, adalah sebesar nilai bukunya
(harga perolehan beserta penyesuaian terhadap pengakuan atas bagian laba dan deviden yang
dibagikan oleh PT Wijaya) pada saat terjadinya penjualan tersebut. Sesuai dengan tabel tersebut
di muka nilai buku investasi saham yang dihitung pada tanggal 1 Januari 1977 adalah Rp
75.000,00 per lembar (Rp 30.000.000,00 dibagi 400 lembar).
Debit:
Investasi saham-
saham Pt 24.500.000
wijaya…
17.500.00
eliminasi
0
70% modal
saham eliminasi
8.750.000
70% saldo laba
di tahan 1
januari 1976 1.750.000
Selisih lebih
nilai buku di
75.500.000 50.000.00 125.500.000
atas
0
100.000.000
Harga perolehan
50.000.00
saham macam-
0
macam aktiva
Kredit: 14.250.000
Macam-macam
hutang
Modal saham Pt
dani…
Laba yang di
tahan pt dani
Modal saham pt
wijaya
Eliminasi 70%
Hak pemegang
saham minotitas
30%
Laba yang
ditahan pt
wijaya
Eliminasi 70%
seperti diatas
Hak pemegang
saham minoritas
30%
Kenaikan saldo
laba yang
ditahan untuk pt
dani
pertanggal 1 Juli 1977. Akan tetapi hal ini harus diketahui ditaksir) besarnya laba (rugi)
yang diperoleh PT Wijaya untuk periode 1 Jama sampai dengan 1 Juli 1977. Apabila misalnya
laba usaha PT Wijaya pada contoh, no. 3 tersebut di atas untuk periode 1 Januari sagraj dengan
30 Juni 1977 adalah sebesar Rp 3.000.000,00 Maka, pengakuan atas bagian laba tersebut pada
buku-buku PT Dani akan nampak seperti jurnal yang berikut:
Sedang nilai buku saham setiap lembarnya pada tanggal 1 Juli 1977 menjadi Rp 81.000,00
(yaitu nilai buku pada tanggal 1 Januari 1977 sebesar Rp 30.000.000,00 ditambah dengan Rp
2.400.000,00 dan dibag 400 lembar).
Penjualan saham sebanyak 50 lembar pada tanggal 1 Juli 1977, akan mengakibatkan rugi
sebesar Rp 50.000,00 seperti ternyata pada jurnal yang berikut:
Debit:
Investasi saham-saham pt 28.000
wijaya
Eliminasi 70% modal saham 17.500
Eliminasi 70% saldo laba yang 12.250
ditahan
Selisih lebih nilai buku diatas 1.750
harga perolehan saham 75.500 50.000 125.50
Aktiva lain-lain 103.500 50.000 0
Kredit: 18.250 7.500 25.750
Macam-macam hutang modal 25.000 25.000
saham pt dani 40.250 62.250
Laba yang ditahan pt dani 25.000
Modal saham pt wijaya 17.500
Hak pemegang saham mayoritas 7.500
30% 17.500
Laba yang ditahan,pt wijaya 12.250
Eliminasi 70% hak pemegang 5.250
saham minoritas 30%
103.500, 50.000 29.750 29.750125.50 125.50
08 0 0
2.2.4 Emisi saham dan atau penarikan kembali saham-saham Perusahaan Anak yang
mempengaruhi hak-hak pemilikan Perusahaan Induk
Hak pemilikan saham oleh Perusahaan Indak pada Perusahaan Anak bisa berubah-ubah,
tidak saja disebabkan oleh transaksi pembelian dan penjualan saham-saham yang bersangkutan
oleh perusahaan induk melainkan juga transaksi-transaksi modal (saham) yang terjadi pada
perusahaan anak sendiri.
Transaksi-transaksi modal (saham) pada perusahaan anak akan mempengaruhi secara tidak
langsung pada bagian pemilikan perusahaan induk. Pengeluaran saham-saham baru (emisi
saham) oleh perusahaan anak misalnya, akan mengakibatkan berkurangnya hak-hak pemilikan
perusahaan induk, apabila atas emisi saham tersebut perusahaan induk tidak berhasil
memperoleh/memiliki saham-saham yang baru tersebut sama dengan prosentage pemilikannya
semula.
Di lain pihak penarikan kembali (pelunasan) sebagian modal saham oleh perusahaan anak
kepada para pemegang saham minoritas akan berakibat kenaikan terhadap prosentage pemilikan
saham bagi perusahaan induk. Perubahan hak-hak pemilikan yang disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada struktur permodalan perusahaan anak, memerlukan. perhatian dan analisa khusus
dalam rangka penyusunan neraca konsolidasi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih riil
mengenai masalah ini, berikut akan diberikan contoh sebagai berikut:
Contoh 4:
PT Dani membeli 450 lembar saham-saham PT Wijaya pada tanggal 1 Januari 1976,
dengan harga @ Rp 60.000,00 per lembar. Berikut ini struktur permodalan dari masing-masing
perusahaan pada tanggal 31 Desember 1975, beserta perubahan-perubahan yang telah terjadi
selama dua tahun berturut-turut :
pada tanggal 1 januari 1977 pt wijaya menjual saham baru sebanyak 100 lembar dengan harga
@rp 75.000,00
Dengan adanya penjualan 100 lembar saham baru oleh pt wijaya tersebut pada tanggal 1 januari
1977, maka hak pemilikan saham-saham
Pt dani yang dalam tahun 1976 sebesar 90% (450 x 100% / 500) akan turun menjadi sebesar 75%
(450 x 100% / 600) dalam tahun 1977, oleh pt wijaya
Transaksi penjualan 100 lembar saham tersebut di catat sebagai berikut:
Apabila metode harga perolehan (cost method) dipakai, maka perubahan struktur
permodalan pada PT Wijaya khususnya yang disebabkan oleh penjualan saham-saham baru
(emisi saham) tidak mem- punyai pengaruh apapun terhadap harga perolehan saham-saham pada
buku PT Dani. Oleh karenanya tidak ada pencatatan ataupun perlakuan khusus terhadap rekening
Investasi Saham. Pengaruh adanya penjualan saham-saham baru terbatas hanya terhadap bagian
atas deviden yang dibagikan oleh PT. Wijaya. Apabila dalam tahun 1976 misalnya, PT. Wi- jaya
membagikan deviden, maka PT. Dani akan memperoleh 90% dari seluruh deviden yang dibagi.
Tetapi terhadap deviden yang dibagikan dalam tahun 1977, sesuai dengan hak pemilikan
sahamnya PT Dani akan j menerima hanya sebesar 75% dari jumlah deviden yang dibagikan.
Pada metode harga perolehan adanya penjualan saham-saham baru tersebut, akan
hempengaruhi penyusunan neraca konsolidasi untuk akhir periode-periode setelah terjadinya
penjualan saham-saham baru. Pada metode ini eliminasi terhadap hak-hak pemilikan saham tetap
bertitik tolak dari posisi pada saat terjadinya pemilikan saham-saham yang ber sangkutan.
Dengan adanya penjualan saham-saham baru, kenaikan hak-hak para pemegang saham PT
Wijaya tidak saja disebabkan oleh adanya sebagi- an laba yang belum dibagikan, melainkan juga
adanya (kenaikan) Agio Saham. Oleh sebab itu kenaikan hak penyertaan bagi perusahaan induk
harus pula diakui, tidak hanya sebesar laba yang belum dibagi akan tetapi juga terhadap kenaikan
pada elemen-elemen hak para pemegang saham lainnya. Kenaikan hak penyertaan ini selain
disebabkan adanya tambahan pemilikan sakam (baru), pada metode harga perolehan harus
dilaporkan di dalam neraca yang dikonsolidasi sebagai "Kenalkan Saido Laba Yang Ditahan
Untuk Perusahaan Induk (Controlling Interest)" Dengan demikian jika pada tanggal 31
Desember 1977 disusun neraca konsolidasi, bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi
menurut metode harga perolehan (cost method) akan tampak sebagai berikut:
Metode Equity
(PT Wijaya) berkurang, dari semula 90% ( 450 x 100% / 500) menjadi 75%
(450 x 100% / 600) pada tanggal 1 januari 1977, namun demikian masih
diakui adanya kenaikan nilai (buku) Investasi Sabam sebesar Rp 937.500,00 seperti
ternyata dari perhitungan berikut ini:
Nilai buku Hak Para Pemegang Saham PT Wijaya, pada 31 Desember 1976,
Jumlah. Rp 31.250.000,00
Nilai buku Investasi Saham pada tanggai 31 Desember 1976 Rp 28.125.000,00 Nilai buku Hak-
hak para Pemegang Sabam PT Wijaya, 1 Januari 1977:
Kenaikan nilai Investasi Saham tersebut, oleh karenanya dicatat pada buku-buku pt dani dengan
jurnal sebagai berikut :
Apabila perusahaan induk membeli sebagian besar saham- saham perusahaan anak, dan
ada sebagian saham perusahaan anak yang ditarik dari peredaran, maka hak pemilikan
perusahaan induk dihitung berdasar atas jumlah saham yang beredar. Di dalam neraca
(konsolidasi) saham yang ditarik dari peredaran dianggap sebagai modal saham yang dilunasi,
sehingga sebesar harga perolehannya harus dikurangkan dari saldo hak-hak para pemegang
saham. Pengurangan dari saldo hak-hak para pemegang saham harus memperhatikan harga
(kurs) pada saat mula-mula saham itu dikeluarkan. Ini diperlukan agar integritas dari hak-hak
para pemegang sahamdapat dipertahankan. Apabila penarikan kembali modal saham yang
beredar dianggap sebagai pelunasan, maka selisih lebih harga pelunasan di atas nilai nominal
(nilai yang ditetapkan) dan Agio saham harus dikurangkan dari saldo Laba Yang Ditahan
seakan-akan sebagai deviden likuidasi. Sebaliknya apabila harga pelunasan di bawah nilai
nominal (nilai yang ditetapkan) dan Agio sahamnya, maka diperlukan untuk menghapuskan
seluruh jumlah Agio Saham dan memindahkan sebesar selisihnya pada rekening (elemen) Hak-
hak Para Pemegang Saham yang lain sebagai Modal Yang Disetor Berasal dari Pelunasan
Kembali Modal Saham.
Contoh:
Berikut ini struktur permodalan PT Karya Nugraha pada tanggal 31 desember 1977.
Perusahaan didirikan beberapa tahun yang lalu dengan mengeluarkan 500 lembar saham nominal
@rp 50.000. seluruh modal saham dijual pada waktu itu dengan harga @ rp 55.000 per lembar
Akan tetapi jika kemudian saham yang ditarik dari peredaran dijual kembali oleh PT Karya
Nugraha, akan berakibat terjadinya perubahan terhadap hak-hak para pemegang saham.
Penjualan kembali saham yang ditarik dari peredaran ini mengakibatkan perubahan pula
terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk. Oleh sebab" itu tergantung pada metode
pencatatan terhadap investasi sahahryang digunakan, penyusunan neraca konsolidasi dilakukan
sebagaimana telah dikemukakan terdahulu apabila perusahaan anak mengeluarkan mengadakan
emisi saham (baru). Untuk mendapatkan gambaran 'yang lebih konkrit, berikut ini diberikan
contoh sebagai berikut:
Contoh 5 :
Beberapa perubahan yang telah terjadi terhadap hak-hak para pemegang saham selama dua
tahun berturut-turut dari kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
Apabila setelah yterjadi transaksi pembelian 400 lembar saham-saham pt karya nugraha
pada tanggal 1 januari 1978, disusun neraca konsolidasi, maka harus ditentukan terlebih dahulu
komposisi hak-hak para pemegang saham pt karya nugraha tersebut dengan cara mengurangkan
harga perolehan saham yang ditarik dari peredaran itu dari masing-masing elemen hak-hak
pemegang saham sebagai berikut:
Atas dasar posisi hak-hak para pemegang saham (setelah dikurangi harga perolehan saham
yang ditarik dari peredaran) tersebut, maka eliminasi terhadap hak-hak kepemilikan perusahaan
induk di dalam neraca yang konsolidasi dilakukan dengan jurnal sebagai berikut :
Apabila metode harga perolehan dipakai, maka tidak perlu adanya penyesuaian terhadap
rekening-rekening Investasi Saham dan saldo Laba Yang Ditahan sebagai akibat perubahan-
perubahan yang terjadi pada hak-hak pemegang saham PT Karya Nugraha, selain dalam
pembagian deviden.
Semua perubahan yang terjadi (dalam hal ini kenaikan) baik pada saldo Laba Yang
Ditahan maupun pada komponen modal yang lain akan diakui hanya dalam neraca yang
dikonsolidasi. Pengakuan terhadap kenaikan hak pemilikan tersebut selain dari hasil perolehan
saham baru, pada metode harga perolehan diperlakukan sebagai pendapatan yang berasal dari
penanaman modalnya. Oleh sebab itu akan menambah saldo rekening Laba Yang Ditahan pada
PT Karya Pembangunan (perusahaan induk) di dalam neraca yang dikonsolidasi.
Apabila metode equity dipakai, maka segala perubahan yang terjadi atas hak-hak
pemegang saham PT Karya Nugraha (perusahaan anak) segera diikuti melalui rekening investasi
saham pada buku-buku PT Karya Pembangunan. Dalam hal ini perubahan-perubahan yang
dimaksud tidak terbatas pada perubahan saldo Laba Yang Ditahan, melainkan termasuk pula
perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen modal yang lain kecuali terhadap
nilai nominal saham (yang beredar). Penjualan kembali saham yang ditarik dari peredaran oleh
PT Karya Nugraha pada tanggal 1 Januari 1979, mengakibatkan penurunan hak (persentase)
pemilikan saam PT Karya Pembangunan dari semula
400 / 450 (89%) menjadi 400/500 (80%). Akan tetapi di lain pihak terjadi kenaikan nilai
investasi. Oleh sebab itu rekening investasi harus disesuaikan/dinaik- kan sehingga nilai buku
investasi sesuai dengan nilai buku modal saham pada PT Karya Nugraha, dengan perhitungan
sebagai berikut:
Dengan demikian, jika pada tanggal 31 Desember 1979 disusun neraca konsolidasi,
eliminasi terhadap hak-hak pemilikan PT Karya Pem- bangunan adalah sebesar 80°70 dari hak-
hak pemegang saham PT Karya Nugraha pada tanggal 31 Desember 1977. Adapun jumal
eliminasinya akan terlihat sebagai berikut:
Sedang bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1979
tersebut akan tampak sebagai berikut:
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA