Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM HAK KEPEMILIKAN

Oleh :

1. Auliya Rahmahadi (20130310046)


2. Isroul Fauzia (20130310061)
3. Puji Sri Lestari (20130310069)
4. Novi Robbin Sri U (20130310050)
5. Shinta Ayu Rahma A (20130310064)

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

FAKULTAS EKONOMI

KEDIRI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami telah berusaha semampu
kami untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang mata kuliah AKUNTANSI
KEUANGAN LANJUTAN 2 yang berjudul " Neraca Konsolidasi Perubahan-Perubahan Dalam
Hak Kepemilikan
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik lagi
Demikianlah makalah ini kami buat. apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon
maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.

Kediri, 29 April 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahwa hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak lebih mudah
dicapai melalui pemilikan saham daripada dengan cara merger atau konsolidasi,
khususnya apabila dilihat dari segi dana yang diperlukan. Melalui kepemilikan saham,
hak kontrol terhadap perusahaan lain dapat dilakukan secara bertahap. Akan tetapi
kepemilikan saham yang dilakukan secara bertahap, berarti bahwa hak pemilikan saham
perusahaan anak itu berubah-ubah. Hal ini mengakibatkan timbulnya persoalan persoalan
khusus di dalam penyusunan neraca konsolidasi. Apabila perusahaan induk membeli
perusahaan anak selama suatu periode akuntansi, laba praakuisisi yang berhubungan
dengan kepemilikan yang diperoleh akun dikurangkan ketika menghitung laba bersih
konsolidasi. Akuntansi perusahaan induk dan prosedur konsolidasi tidak dipengaruhi oleh
pemecahan saham perusahaan anak.
Terlepas dari metode pencatatan yang dipakai, perubahan hak pemilikan
mengakibatkan pula perubahan saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak.
Perubahan dalam saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak dalam hal ini
tidak disebabkan oleh perubahan "nilai investasi" seperti halnya pada metode equity.
Tetapi perubahan itu disebabkan oleh bertambah atau berkurangnya jumlah relatif
(prosentage) pemilikan saham dari jumlah saham- saham perusahaan anak. Perubahan-
perubahan semacam ini tidak saja disebabkan oleh pemilikan saham perusahaan anak
yang dilakukan secara bertahap, akan tetapi banyak hal-hal lain yang mengakibatkan
perubahan serupa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, berkut merupakan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam materi ini :
1. Apa pengertian dari konsolidasi dan bagaimana pengaruh adanya perubahan
kepemilikan?
2. Apa saja hal – hal yang menyebabkan perubahan hak kepemilikan dan
pengaruhnya terhadap neraca
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, berikut merupakan tujuan masalah yang akan
dibahas dalam materi ini:
1. Mengetahui pengertian dari konsolidasi dan bagaimana pengaruh adanya
perubahan hak kepemilikan
2. Mengetahui hal yang menyebabkan perubahan hak kepemilikan dan pengaruhnya
terhadap neraca konsolidasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian konsolidasi dan pengaruh adanya perubahan hak kepemilikan


Konsolidasi merupakan usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau
lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi. Pada umumnya konsolidasi ini akan
menghasilkan perusahaan baru dengan mengambil alih aset, hak dan kewajiban yang dimiliki
oleh kedua perusahaan yang bergabung tersebut.
Faktor-faktor yang harus diperhitungkan di dalam memilih dasar yang akan dipakai untuk
menentukan besarnya kontribusi dari masing-masing perusahaan yang mengadakan
penggabungan usaha, adalah:
a. Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan satu jenis modal saham
b. Penggabungan perusahaan dengan mengeluarkan dua atau lebih jenis modal saham.
Kepemilikan perusahaan induk/investor pada perusahaan anak/investasi mungkin
berubah sebagai akibat perusahaan anak menjual saham tambahan atau perusahaan anak
menjual saham miliknya sendiri. Pengaruh aktivitas-aktivitas tersebut pada perusahaan
induk/investor tergantung pada harga saat saham tambahan tersebut dijual atau saham diperoleh
kembali dibeli, dan pada apakah perusahaan induk dilibatkan secara langsung dalam transaksi-
transaksi dengan perusahaan anak.
Perubahan dalam saldo rekening investasi saham-saham perusahaan anak dalam hal ini
tidak disebabkan oleh perubahan nilai investasi seperti halnya pada metode equity. Tetapi
perubahan itu disebabkan oleh bertambah atau berkurangnya jumlah relatif (prosentage)
pemilikan saham dari jumlah saham- saham perusahaan anak perubahan-perubahan semacam ini
tidak saja disebabkan oleh pemilikan saham perusahaan anak yang dilakukan secara bertahap,
akan tetapi banyak hal-hal lain yang mengakibatkan perubahan yang serupa.
2.2 Hal yang menyebabkan perubahan hak kepemilikan dan pengaruhnya terhadap
neraca konsolidasi
Ada bebrapa hal yang mengakibatkan perubahan-perubahan suatu hak kepemilikan dan
pengaruhnya terhadap penyusunan neraca konsolidasi secara berturut- turut sebagai berikut:

1. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan tetapi
hak kontrol diperoleh sejak saat pembelian saham pada tahap pertama.
2. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, dan hak
kontrol diperoleh baru sesudah beberapa tahap pembelian saham.
3. Pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham-saham perusahaan anak, yang
dimiliki perusahaan induk.
4. Emisi saham dan atau penarikan kembali saham-saham perusahaan anak yang
mempengaruhi hak-hak pemilikan perusahaan induk.
5. Transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (Treasury Stock) pada
perusahaan anak.
2.2.1 Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan
tetapi hak kontrol diperoleh sejak saat pembelian saham tahap pertama.

Sangat dimungkinkan bahwa suatu perusahaan yang telah mem- punyai hak kontrol pada
perusahaan lain terus menambah hak pemilikan- nya dengan cara membeli saham-saham
perusahaan lain tersebut dari para pemegang saham lainnya. Apabila hal ini terjadi, maka
mengakibatkan tidak sajak perubahan di dalam saldo rekening Investasi Saham, melainkan juga
perubahan terhadap rekening Laba Yang Ditahan pada buku-buku perusahaan induk.

Namun demikian sampai seberapa jauh perubahan-perubahan yang harus diakui sangat
dipengaruhi oleh metode pencatatan yang dipakai terhadap investasi saham-saham perusahaan
anak. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan contoh sebagai berikut:

Contoh 1:

Sampai dengan tanggal 31 Desember 1977 PT Dani memiliki sebanyak 400 lembar saham-
saham PT Wijaya, dengan perincian sebagai berikut: Pada tanggal 1 Januari 1976, dibeli
sebanyak 375 lembar @ Rp 60.000,00 per lembar dan pada tanggal 1 Juli 1977, dibeli sebanyak
25 lembar @ Rp75.000,00 per lembar. Sedang modal saham masing-masing perusahaan sampai
dengan tanggal 31 Desember 1977 terdiri dari 500 lembar nominal @ Rp 50.000,00 per lembar.
Berikut ini data tentang saldo Laba Yang Ditahan, laba (rugi) usaha serta deviden yang
dibagikan sejak awal tahun 1976 sampai dengan akhir tahun 1977 dari kedua perusahaan tersebut
:
Pengaruh bertambahnya pemilikan saham dari semula 75% dari jumlah saham yang beredar
menjadi 80% pada tanggal- 1 Juli 1977 dan perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-hak para
pemegang saham pada PT Wijaya sejak pemilikan saham-sahamnya oleh PT Dani, terhadap
saldo rekening Investasi Saham dari Laba Yang Ditahan pada buku-buku PT Dani akan nampak
seperti pada tabel yang berikut:
Metode Harga Perolehan (Cost Method)

Apabila metode harga perolehan dipakai pengaruh perubahan pemilikan saham tersebut di
dalam pencatatan pada buku-buku PT Dani (perusahaan induk), adalah berupa kenaikan saldo
rekening investasi sebesar harga perolehan 25 lembar saham pada tanggal 1 Juli 1977 dan hak
atas deviden yang dibagikan oleh PT Wijaya pada bulan Desember 1977. Akan tetapi apabila
pada tanggal 31 Desember 1977 disusun nenca konsolidasi, maka eliminasi terhadap Modal
Saham PT Wijaya dilakukan sesuai dengan hak pemilikan saham pada tanggal tersebut. Sedang
eliminasi saldo Laba Yang Ditahan, masing-masing dipakai titik alak dari saldo pada tanggal 1
Januari 1976 dan saldo pada tanggal 1 Juli 1977 sesuai dengan hak-hak pemilikan sahamnya.
Untuk saldo Laba Yang Ditahan pada tanggal 1 Juli 1977 jika tidak diketahui secara pasti
besarnya laba usaha untuk periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni dipakai pendekatan rata-rata
per tahun sebagai berikut:

Laba Yang Ditahan, 1 Januari 1977 Rp 8.750.000,00

Ditambah:

Laba Usaha, rata-rala per bulan - tahun 1977:

6/12 X Rp 5.000.000,00) Rp 2.500.000.00

Laba Yang Ditahan, I juli 1977 Rp 11.250.000.00

Di dalam neraca yang dikonsolidasi harus diakui adanya bagian kenaikan saldo Laba Yang
Ditahan pada perusahaan anak. Oleh karena telah terjadi perubahan hak pemilikan saham, maka
hal ini juga mempengaruhi cara-cara menentukan bagian atas kenaikan saldo Laba Yang Ditahan
tersebut. Penentuan bagian atas kenaikan Laba Yang Ditahan itu harus memperhatikan jumlah
relatip pemilikan saham dalam periode akuntansi yang bersangkutan.

Dengan bertitik tolak pada ketentuan tersebut "Kenaikan Saldo Laba Yang Ditahan, untuk
PT Dani (Perusahaan Induk)" di dalam neraca kon- solidasi yang disusun pada tanggal 31
Desember 1977, dihitung sebagai berikut:

Saldo Laba Yang Ditahan (PT Wijaya, I Juli 1977) Rp 11.250.000,00

Saldo, pada tanggal 1 Januari 1976 (pada saat Rp 3.750.000,00


pembelian saham tahap pertama)

Kenaikan, periode 1 Januari 1976 sampai dengan 1 Rp 7.500.000,00


Juli 1977.

Hak pemilikan saham dalam periode, 1 Januari 1976 75%


sampai dengan 1 Juli 1977

Kenaikan Saldo Laba Yang Ditahan untuk PT Dani 5.625.000,00


sejak 1 Januari 1976 sampai dengan 1 Juli 1977

Saldo Laba Yang Ditahan, 31-12-1977. Rp 12.500.000,00

Saldo, pada tanggal 1 Juli 1977, (pada saat terjadi Rp 11.250.000,00


pembelian saham tahap kedua)

Kenaikan periode 1/7 sampai dengan 31/12/1977 Rp 1.250.000,00

Hak pemilikan saham, periode 1 Juli sampai dengan 80%


31 Desember 1977

Kenaikan saldo laba yang ditahan, untuk PT Dani Rp 1.000.000,00


periode I Juli sampai dengan 31 Desember 1977

Jumlah kenaikan saldo Laba Yang Ditahan, untuk Rp 6.625.000,00


PT Dani sejak 1 Januari 1976 sampai dengan 31
Desember 1977

Metode Equity

Apabila metode equity dipakai, maka perubahan-perubahan yang terjadi pada rekening
Investasi Saham tidak hanya disebabkan adanya tambahan harga perolehan 25 lembar saham
pada tanggal 1 Juli 1977, melainkan juga sekaligus kenaikan nilai investasi diakui sejalan dengan
kenaikan hak-hak para pemegang saham pada perusahaan anak. Pengakuan terhadap kenaikan
nilai investasi saham dilakukan bersamaan dengan pengakuan bagian atas kenaikan saldo Laba
Yang Ditahan pada perusahaan anak. Oleh sebab itu eliminasi terhadap Modal Saham dan saldo
Laba Yang Ditahan apabila disusun neraca konsolidasi dipakai titik tolak pada posisi tanggal
neraca. Seperti halnya pada metode harga perolehan pengakuan terhadap hasil usaha dalam tahun
1977 di mana terjadi perubahan hak pemilikan saham dihitung sesuai dengan hak-hak pemilikan
untuk periode yang ber- sangkutan. Pada contoh ini seperti nampak pada tabel yang di atas, laba

PT Dani dan Perusahaan Anaknya(PT Wijaya)


Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1977
Metode Harga Perolehan
Usaha PT Wijaya dalam tahun 1977 dianggap proportional setiap bulan- nya. Akan tetapi
apabila diketahui secara pasti besarnya laba usaha untuk sebagian dalam suatu tahun buku, maka
harus diperhitungkan secara teliti. Pada contoh ini bagian atas laba usaha PT Wijaya sebesar Rp
3.875.000,00 dalam tahun 1977 (lihat tabel) diperoleh dari perhitungan di bawah ini :

Periode 1 Januari sampai dengan 1 Juli 1977 =


75% x (6/12 x Rp 5.000.000,00) = Rp 1.875.000,00
Periode 1 Juli sampai dengan 31 Desember 1977 =
80% x (6/12x Rp 5.000.000,00) = Rp 2.000.000,00
Jumlah = Rp 3.875.000,00

Selisih harga perolehan di atas nilai buku saham, pada metode equity juga sama dengan
pada metode harga perolehan karena selisih ini terjadi pada saat pembelian saham.
Oleh sebab itu menurut metode equity selisih lebih harga perolehan di atas
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada anggal 31 Desember 1977,
apabila metode equity dipakai adalah sebagai berikut:

PT Dani dan Perusahaan Anaknya(PT Wijaya)


Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1977
Metode Equity
2.2.2 Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, dan hak
kontrol diperoleh baru sesudah beberapa tahap pembelian.

Apabila pemilikan saham-saham pada perusahaan anak belum men- capai hak kontrol
berarti tidak perlu disusun neraca konsolidasi. Akuntansi terhadap investasi saham oleh
karenanya diselenggarakan seperti halnya para pemegang saham pada umumnya, dan tidak perlu
mengakui bagian atas perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-hak para pemegang saham di
dalam buku-buku perusahaan anak tersebut, kecuali apabila terjadi pembagian deviden.
Pembagian deviden inipun sama sekali tidak mempengaruhi saldo rekening investasinya karena
deviden yang diterima diperlakukan sebagai pendapatan. Akan tetapi jika pembelian-pembelian
saham (yang sama) berikutnya mengakibatkan diperolehnya hak kontrol atas perusahaan anak
tersebut, maka sejak diperolehnya hak kontrol itu penyusunan neraca konsolidasi menjadi wajib,
untuk menunjukkan posisi keuangan yang menyeluruh di antara perusahaan-perusahaan
berafiliasi sebagai satu kesatuan ekonomis.

Di dalam neraca yang dikonsolidasi, hak-hak pemilikan perusahaan induk atas perusahaan anak
(sebagai controlling interest) harus diten- tukan sesuai dengan bagian pemilikannya. Oleh sebab
itu pengakuan terhadap bagian atas perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-hak para
pemegang saham perusahaan anak, sejak pemilikan saham pertama kali dilakukan merupakan
keharusan. Sebagai akibatnya apabila metode equity dipakai, penyesuaian atas pengakuan
terhadap bagian perubahan hak-hak para pemegang saham tersebut tidak saja dalam neraca yang
dikonsolidasi, melainkan juga pada buku-buku perusahaan induk sendiri. Dalam hal ini
penyesuaian dilakukan terhadap rekening Investasi Saham-saham Perusahaan Anak dan saldo
Laba Yang Ditahan. Agar didapat gambaran yang lebih jelas, berikut ini diberikan contohnya.

Contoh 2:
PT Dani memiliki 400 lembar saham-saham PT Wijaya sampai dengan tanggal 31 Desember
1977. Saham-saham tersebut diperoleh masing-masing dengan harga dan pada tanggal :

1 Januari 1976:
150 lembar@ Rp 65.000,00 = Rp 9.750.000,00
1 Juli 1977:
250 lembar @ Rp 70.000,00 = Rp 17.500.000,00
Jumlah, 400 lembar = Rp 27.250.000,00
Baik PT Dani maupun PT Wijaya masing-masing mempunyai 500 lembar saham yang beredar
pada tanggal 31 Desember 1977, nominal@ Rp 50.000,00 per lembar.

Berikut ini data mengenai saldo Laba Yang Ditahan pada tanggal 31 Desember 1978, serta
laba (rugi) usaha dan deviden yang dibagikan selama 2 (dua) tahun berturut-turut untuk masing-
masing perusahaan.

Perubahan Laba Yang Ditahan PT Dani PT Wijaya


Laba Yang Ditahan, 31-12-1975 Rp 16.250.000,00 Rp 6.250.000,00
Pembagian deviden, Desember 1976 Rp 2.500.000,00 Rp 1.250.000,00
Laba Usaha, tahun 1976 Rp 5.000.000,00 Rp 2.500.000,00
Pembagian deviden, Desember 1977 Rp 2.500.000,00 Rp 1.250.000,00
Laba usaha tahun 1977 Rp 6.250.000,00 Rp 3.750.000,00
Pengaruh pembelian 250 lembar saham PT Wijaya pada tanggal 1 Juli 1977, sehingga
diperolehnya posisi kontrol oleh PT Dani terhadap PT Wi- jaya pada rekening Investasi Saham
dan saldo Laba Yang Ditahan pada buku-buku PT Dani, akan nampak seperti diikhtisarkan pada
tabel yang berikut:

Metode Harga Perolehan (Cosi Method)

Pada metode harga perolehan, seperti nampak dalam tabel pengaruh pembelian saham-
saham PT Wijaya sebanyak 250 lembar pada tanggal 1 Juli 1977 terhadap rekening investasi
saham terbatas hanya sebesar harga perolehannya. Sedangkan akibat diperolehnya hak kontrol
terhadap PT Wijaya sama sekali tidak ada pada buku-buku PT Dani (rekening investasi saham).
Demikian pula halnya hak kontrol yang diperoleh tidak mengakibatkan adanya perlakuan khusus
terhadap perubahan pada saldo laba yang ditahan PT Wijaya. Kecuali apabila terjadi pembagian
deviden yang sudah barang tentu diperoleh sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki pada saat
deviden diumumkan.

Akan tetapi apabila neraca konsolidasi disusun sesudah hak kontrol dicapai, maka harus diakui
adanya bagian atas perubahan (dalam hal ini kenaikan) saldo laba yang ditahan PT Wijaya sejak
pemilikan saham pertama sampai dengan tanggal neraca konsolidasi. Eliminasi terhadap Modal
Saham PT Wijaya dengan saldo rekening Investasi Saham dilakukan sesuai dengan jumlah hak
pemilikan pada tanggal neraca. Sedang eliminasi terhadap saldo Laba yang Ditahan dilakukan
dengan
Dihitung sebagai berikut:
30% x 6/12x 3.750.000,00 = Rp 562.500,00
80% x 6/12x 3.750.000,00 = Rp 1.500.000,00
Jumlah Rp 2.062.500,00
bertitik tolak dari saldo Laba Yang Ditahan pada masing-masing tanggal terjadinya
pembelian saham, sesuai dengan jumlah hak pemilikannya.

Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi yang disusun pada tanggal 31
Desember 1977, apabila metode harga perolehan dipakai dalam pencatatan investasi saham, akan
nampak sebagai berikut:

PT Dani dan Pemsahaan Anaknya (PT Wijaya)


Daftar Neraca Konsolidasi per 31 Desember 1977
Metode Harga Perolehan
Dihitung sebagai berikut:
1) Saldo laba yang ditahan 11-1977 =Rp 7.500.000,00
Laba rata-rata 1/1 t/d 1/7 1977:
6/12 x 3.750.000,00 =Rp 1.875.000,00
Saldo laba yang ditahan 1 jttli 1977 Rp 9. 375.000
2) 30% x (98.375.000-6.250.000) =Rp937.509.000
80% x (10.000.000-9.375.000) =Rp500/390,00
Kenaikan saldo laba yang ditahan untuk perusahaan induk = Rp 1.437.300,00
Metode Equity
Apabila metode equity dipakai, maka pengaruh pembelian 250 lem-bar saham-saham PT
Wijaya pada tanggal 1 Juli 1977 terhadap pen- catatan akuntansinya sangat menonjol. Pada saat
hak kontrol belum dicapai, PT Dani tidak mengakui adanya pendapatan yang timbul karena
kenaikan saldo laba yang ditahan pada buku-buku PT Wijaya (laba usaha yang diperoleh PT
Wijaya). Tetapi setelah posisi kontrol dicapai, bagian atas laba usaha PT Wijaya itu segera
dicatat pada buku-buku PT Dani. Bahkan pengakuan pendapatan tidak saja sejak posisi kontrol
dicapai, melainkan termasuk bagian atas kenaikan saldo laba yang ditahan sejak saat pemilikan
saham yang pertama kalinya sampai dengan posisi kontrol dicapai. (Dalam hal ini 30°70 dari
kenaikan saldo laba yang ditahan dari tanggal 1 Januari 1976 sampai dengan tanggal 1 Juli
1977).
Demikian pula pengaruh perlakuan terhadap deviden yang diterima dari PT Wijaya.
Sebelum posisi kontrol dicapai deviden diperlakukan sebagai pendapatan. Tetapi setelah hak
kontrol diperoleh, deviden diperlakukan sebagai realisasi atas pendapatan yang telah diakui
sebelum- nya, dan dikurangkan dari saldo rekening Investasi Saham (perubahan bentuk aktiva
dari semula merupakan bagian atas investasinya menjadi piutang deviden/kas).
Oleh karena berbagai perubahan hak-hak para pemegang saham PT Wijaya telah dicatat
pada buku-buku PT Dani, maka posisi kontrol dicapai, eliminasi terhadap semua elemen hak-hak
para pemegang saham dan Investasi Sahamnya, dilakukan dengan bertitik tolak dari posisi
masing-masing rekening pada tanggal neraca. Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca
konsolidasi yang disusun pada tanggal 31 Desember 1977, apabila metode equity dipakai akan
nampak sebagai berikut:
2.2.3 Pembelian dan Penjualan kembali sebagian dari saham perusahaan anak, yang
dimiliki oleh perusahaan induk
Meskipun tujuan pemilikan saham-saham pada perusahaan anak tidak untuk diperjual-
belikan, akan tetapi dalam keadaan tertentu perusahaan induk dapat menjual kembali sebagian
dari saham-saham perusahaan anak yang telah dimilikinya. Apabila hal ini terjadi, berarti akan
mengurangi tid'k saja hak pemilikannya pada perusahaan anak melainkan juga nilai investasinya.
Pengaruh berkurangnya hak pemilikan dapat segera

PT Dani dan Pemsahaan Anaknya (PT Wijaya)


Daftar lajur penyusunan per 31 Desember 1977
Per 31 Desember 1977
Metode Equity
ditentukan dengan mudah karena berhubungan dengan jumlah lembar saham-sahamnya,
sehingga tidak menimbulkan banyak masalah di dalam penyusunan neraca konsolidasi
selanjutnya, setelah terjadinya penjualan saham-saham tersebut.

Akan tetapi tidak demikian halnya dengan berkurangnya nilai in- vestasi, khususnya
apabila saham-saham perusahaan anak itu semula diperoleh melalui beberapa tahap pembelian
dan dengan harga (perolehan) yang berbeda-beda. Dalam hal ini timbul pertanyaan tentang nilai
(harga pokok) saham-saham yang dijual tersebut; mengingat seluruh saham itu memiliki sifat,
bentuk dan bahkan nilai nominal yang sama, sedang diperolehnya dengan harga yang berbeda-
beda. Dengan lain perkataan harga (perolehan) mana harus dibebankan kepada saham-saham
yang dijual tersebut.

Keadaan yang ideal, adalah jika didapatkan identitas saham yang ber- sangkutan sehingga
diketahui persis saat dan dengan harga perolehan saham yang kemudian dijual. Namun demikian
hal itu sulit bahkan tidak mungkin untuk dilaksanakan. Oleh karena itu untuk mengatasinya
diabaikan aliran phisik surat berharga itu, dan digunakan dasar anggapan mengenai aliran
biayanya (flow of cost). Dalam hubungannya dengan aliran biaya ini di dalam akuntansi dikenal
adanya harga pokok Masuk Pertama Keluar Pertama, Harga Pokok rata-rata dan harga pokok
Masuk Terakhir Keluar Pertama.

Penentuan harga pokok saham yang dijual ini tidak saja mempengaruhi prosedur
penyusunan neraca konsolidasi berikutnya, akan tetapi juga erat hubungannya dengan penentuan
laba (rugi) yang timbul, dari penjualan saham-saham itu sendiri. Dalam hubungannya dengan
penentuan harga pokok saham yang dijual meskipun aliran biaya merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan, namun demikian hendaknya diperhatikan pula metode pencatatan
akuntansi yang dipakai.

Apabila metode harga perolehan dipakai, terlepas dari aliran biayanya, maka harga pokok
saham yang dijual adalah harga perolehannya. Sedang pada metode equity oleh karena nilai
(buku) investasi saham berubah-ubah (tidak selalu sama dengan harga perolehannya), maka
dengan sendirinya harga pokok saham yang dijual juga merupakan "nilai bukunya" pada saat
penjualan dilakukan. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diberikan contoh, sekaligus mengenai
penyusunan neraca konsolidasi sesudah terjadinya penjualan saham-saham perusahaan anak
tersebut.
Contoh 3:

PT Dani memiliki 400 lembar saham-saham PT Wijaya, yang dibeli pada tanggal 1 Januari
1976 dengan harga @ Rp 70.000,00 per lembar. Berhubung sesuatu hal pada tanggal 1 Juli 1977,
50 lembar saham di antaranya dijual kembali dengan harga @ Rp 80.000,00. Pada waktu itu
masing-masing perusahaan mempunyai modal saham yang beredar sebanyak 500 lembar, dengan
nilai nominal @ Rp 500.000,00 per lembar. Berikut ini data mengenai saldo laba yang ditahan
pada tanggal 31 Desember 1975, laba (rugi) usaha dan pembagian deviden selama 2 (dua) tahun
berturut-turut dari masing-masing perusahaan :

Perubahan Laba Yang Ditahan PT Dani PT Wijaya


Laba Yang Ditahan, 31-12-1975 Rp 36.250.000,00 Rp 12.250.000,00
Pembagian deviden, Desember 1976 Rp 2.500.000,00
Laba Usaha, tahun 1976 Rp 7.500.000,00 Rp 5.000.000,00
Pembagian deviden, Desember 1977 Rp 2.500.000,00
Laba usaha tahun 1977 Rp 8.750.000,00 Rp 5.000.000,00
Tidak termasuk laba (rugi) penjualan saham-saham PT Wijaya
Dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada saldo Laba Yang Ditahan dan
penjualan 50 lembar saham PT Wijaya oleh PT Dani pada tanggal 1 Juli 1977 tersebut, akan
mempengaruhi saldo rekening Investasi Saham dan saldo Laba Yang Ditahan pada buku-buku
PT Dani sejak terjadinya pemilikan saham sampai dengan akhir tahun buku 1977, seperti
diikhtisarkan pada tabel halaman berikut:
Metode Harga Perolehan (Cost Method)

Apabila metode harga perolehan dipakai maka perubahan yang terjadi pada saldo rekening
Investasi Saham hanya terbatas pada pengurangan sebesar harga perolehan dari SO lembar
saham yang dijual pada tanggal 1 Juli 1977, yaitu sebesar Rp 3.500.000,00 (50 x Rp 70.000,00).
Penjualan saham-saham PT Wijaya ini mengakibatkan terjadinya laba (penjualan saham) sebesar
Rp 500.000,00 yaitu selisih antara harga penjualan sebesar Rp 4.000.000,00 (50 x Rp 80.000,00)
dikurangi dengan harga perolehannya sebesar Rp 3.500.000,00. Transaksi ini oleh PT Dani
dicatat dalam buku jurnal sebagai berikut:

Kas (Piutang) Rp 4.000.000,00


Investasi Saham-saham, PT Wijaya.. Rp 3.500.000,00

Laba Penjualan Saham, PT Wijaya.... Rp 500.000,00

Sedang terhadap deviden yang dibagikan oleh PT Wijaya mempunyai pengaruh terhadap
saldo Laba Yang Ditahan, PT Dani sesuai dengan deviden yang diterima pada saat deviden
dibagikan. Dalam hal ini sebesar Rp 2.000.000,00 (80% x Rp 2.500.000,00) pada bulan
Desember 1976 dan sebesar Rp 1.750.000,00 (70% x Rp 2.500.000,00) pada bulan
Desember 1977. Apabila pada tanggal 31 Desember 1977 disusun neraça konsolidasi,
maka eliminasi terhadap Modal Saham PT Wijaya didasarkan pada besarnya pemilikan saham
pada tanggal neraca (dalam Hal ini 70%). Sedang eliminasi terhadap saldo Laba Yang Ditahan
dilakukan sesuai dengan pemikkah saham pada tanggal neraca dan atas dasar saldo pada saat
terjadi pemilikan saham-saham (dalam hal ini pada tanggal 1 Januari 1976). Bagian atas
kenaikan saldo Laba Yang Ditahan pada PT Wijaya selama pemilikan dihitung sesuai dengan
hak pemilikan terakhir (pada tanggal neraca), yaitu sebesar Rp 3.500.000,00 (70% x (17.500.000
12.500.000,00). Meskipun dalam dua tahun tersebut ada perubahan terhadap hak pemilikan
relatip saham-saham perusahaan anak, yaitu selama satu setengah tahun pertama (1 Januari 1976
sampai dengan 1 Juli 1977) PT Dani mempunyai hak pemilikan 80% dan setengah tahun
berikutnya (1 Juli 1977 sampai dengan 31 Desember 1977) mempunyai hak pemilikan sebesar
70% dari jumlah saham yang beredar. Bagian atas kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk 10%
hak pemilikan selama satu setengah tahun (1 Januari 1976 sampai dengan 1 Juli 1977) telah
direalisasikan sebagai laba penjualan atas saham-saham yang bersangkutan pada tanggal 1 Juli
1977. Laba penjualan saham tersebut merupakan gabungan dari (bagian atas) kenaikan saldo
Laba Yang Ditahan selama pemilikan dan laba (rugi) yang disebabkan oleh perubahan kurs
saham yang bersangkutan. Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada
tanggal 31 Desember 1977, apabila metode harga perolehan (cost method) dipakai akan tampak
sebagai berikut:

Metode Equity
Apabila metode equity dipakai, maka pengurangan saldo Investasi sebagai akibat dijualnya
saham PT Wijaya sebanyak 50 lembar pada tang- gal 1 Juli 1977, adalah sebesar nilai bukunya
(harga perolehan beserta penyesuaian terhadap pengakuan atas bagian laba dan deviden yang
dibagikan oleh PT Wijaya) pada saat terjadinya penjualan tersebut. Sesuai dengan tabel tersebut
di muka nilai buku investasi saham yang dihitung pada tanggal 1 Januari 1977 adalah Rp
75.000,00 per lembar (Rp 30.000.000,00 dibagi 400 lembar).

Penjualan 50 lembar saham-saham PT Wijaya pada tanggal 1 Juli 1977, mengakibatkan


terjadinya laba atas penjualan saham sebesar Rp 250.000,00 yaitu selisih antara harga penjualan
sebesar Rp 4.000.000,00 dikurangi dengan nilai bukunya sebesar Rp 3,750.000,00. Transaksi
PT Dani dan Perusahaan Anaknya (PT Wijaya)
Daftar Lajur Penyusunan “Neraca Konsolidasi per
31 Desember 1977
Metode harga perolehan

Rekening- PT dani PT Wijaya Eliminasi Neraca konsolidasi


rekening neraca
(rp) (rp) Debit Kredit Debit Kredit

(rp) (rp) (rp) (rp)

Debit:

Investasi saham-
saham Pt 24.500.000
wijaya…
17.500.00
eliminasi
0
70% modal
saham eliminasi
8.750.000
70% saldo laba
di tahan 1
januari 1976 1.750.000
Selisih lebih
nilai buku di
75.500.000 50.000.00 125.500.000
atas
0
100.000.000
Harga perolehan
50.000.00
saham macam-
0
macam aktiva

Kredit: 14.250.000

Macam-macam
hutang

Modal saham Pt
dani…

Laba yang di
tahan pt dani

Modal saham pt
wijaya

Eliminasi 70%

Hak pemegang
saham minotitas
30%

Laba yang
ditahan pt
wijaya

Eliminasi 70%
seperti diatas

Hak pemegang
saham minoritas
30%

Kenaikan saldo
laba yang
ditahan untuk pt
dani

pertanggal 1 Juli 1977. Akan tetapi hal ini harus diketahui ditaksir) besarnya laba (rugi)
yang diperoleh PT Wijaya untuk periode 1 Jama sampai dengan 1 Juli 1977. Apabila misalnya
laba usaha PT Wijaya pada contoh, no. 3 tersebut di atas untuk periode 1 Januari sagraj dengan
30 Juni 1977 adalah sebesar Rp 3.000.000,00 Maka, pengakuan atas bagian laba tersebut pada
buku-buku PT Dani akan nampak seperti jurnal yang berikut:

investasi saham-saham, pt wijaya Rp 2.400 000,00


laba (rugi) pt wijaya
(50% x Rp 3.000.000,00) Rp 2.400.000,00

Sedang nilai buku saham setiap lembarnya pada tanggal 1 Juli 1977 menjadi Rp 81.000,00
(yaitu nilai buku pada tanggal 1 Januari 1977 sebesar Rp 30.000.000,00 ditambah dengan Rp
2.400.000,00 dan dibag 400 lembar).

Penjualan saham sebanyak 50 lembar pada tanggal 1 Juli 1977, akan mengakibatkan rugi
sebesar Rp 50.000,00 seperti ternyata pada jurnal yang berikut:

Kas (piutang) rp 4.000.000,00


Rugi penjualan saham-saham pt wijaya rp 50.000,00
Investasi saham-saham pt wijaya rp 4.050.000,00
Pengakuan atas bagian laha yang diperoleh dan pembagian devides oleh PT Wijaya
selanjutnya sebesar 70% (sesuai dengan hak pemilikanja tidak akan mempengaruhi posisi
rekening Investasi Saham dan saldo Laba Yang Ditahan pada buku-buku PT Dani pada tanggal
31 Desember 1977 seperti ternyata pada tabel yang berikut ini
Dengan demikian hasil akhir pada kedua cara tersebut tetap sama, karena laba usaha PT
Wijaya untuk tahun 1977 adalah rp 5.000.000,00 dan dividen yang di bagikan sebesar rp
2.500.000,00. Sedang bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31
desember 1977 apabila metode equity dipakai akan nampak sebagai berikut
PT Dam dan Prmwnaari Anaknya (PT Wijaya)
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 desember 1977
Dalam ribuan
Metode equity

Debit:
Investasi saham-saham pt 28.000
wijaya
Eliminasi 70% modal saham 17.500
Eliminasi 70% saldo laba yang 12.250
ditahan
Selisih lebih nilai buku diatas 1.750
harga perolehan saham 75.500 50.000 125.50
Aktiva lain-lain 103.500 50.000 0
Kredit: 18.250 7.500 25.750
Macam-macam hutang modal 25.000 25.000
saham pt dani 40.250 62.250
Laba yang ditahan pt dani 25.000
Modal saham pt wijaya 17.500
Hak pemegang saham mayoritas 7.500
30% 17.500
Laba yang ditahan,pt wijaya 12.250
Eliminasi 70% hak pemegang 5.250
saham minoritas 30%
103.500, 50.000 29.750 29.750125.50 125.50
08 0 0
2.2.4 Emisi saham dan atau penarikan kembali saham-saham Perusahaan Anak yang
mempengaruhi hak-hak pemilikan Perusahaan Induk

Hak pemilikan saham oleh Perusahaan Indak pada Perusahaan Anak bisa berubah-ubah,
tidak saja disebabkan oleh transaksi pembelian dan penjualan saham-saham yang bersangkutan
oleh perusahaan induk melainkan juga transaksi-transaksi modal (saham) yang terjadi pada
perusahaan anak sendiri.

Transaksi-transaksi modal (saham) pada perusahaan anak akan mempengaruhi secara tidak
langsung pada bagian pemilikan perusahaan induk. Pengeluaran saham-saham baru (emisi
saham) oleh perusahaan anak misalnya, akan mengakibatkan berkurangnya hak-hak pemilikan
perusahaan induk, apabila atas emisi saham tersebut perusahaan induk tidak berhasil
memperoleh/memiliki saham-saham yang baru tersebut sama dengan prosentage pemilikannya
semula.

Di lain pihak penarikan kembali (pelunasan) sebagian modal saham oleh perusahaan anak
kepada para pemegang saham minoritas akan berakibat kenaikan terhadap prosentage pemilikan
saham bagi perusahaan induk. Perubahan hak-hak pemilikan yang disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada struktur permodalan perusahaan anak, memerlukan. perhatian dan analisa khusus
dalam rangka penyusunan neraca konsolidasi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih riil
mengenai masalah ini, berikut akan diberikan contoh sebagai berikut:

Contoh 4:

PT Dani membeli 450 lembar saham-saham PT Wijaya pada tanggal 1 Januari 1976,
dengan harga @ Rp 60.000,00 per lembar. Berikut ini struktur permodalan dari masing-masing
perusahaan pada tanggal 31 Desember 1975, beserta perubahan-perubahan yang telah terjadi
selama dua tahun berturut-turut :

pada tanggal 1 januari 1977 pt wijaya menjual saham baru sebanyak 100 lembar dengan harga
@rp 75.000,00

Dengan adanya penjualan 100 lembar saham baru oleh pt wijaya tersebut pada tanggal 1 januari
1977, maka hak pemilikan saham-saham

Pt dani yang dalam tahun 1976 sebesar 90% (450 x 100% / 500) akan turun menjadi sebesar 75%
(450 x 100% / 600) dalam tahun 1977, oleh pt wijaya
Transaksi penjualan 100 lembar saham tersebut di catat sebagai berikut:

Kas (piutang pemegang saham) rp 7.500.000,00


Modal saham rp 5.000.000,00
Agio saham rp 2.500.000,00
Oleh sebab itu struktur permodalan PT Wijaya tanggal 1977, akan menjadi sebagai berikut
Modal saham,600 lembar nominal x rp 50.000 rp 30.000.000,00
Agio saham rp 2.500.000,00
Laba yang ditahan rp 6.250.000,00
Adapun pengaruh perubahan struktur permodalan PT Wijaya tersebut pada rekening
Investasi Saham dan Laba Yang Ditahan pada buku-buku PT Dani, akan tampak seperti pada
tabel yang berikut ini: (halaman 448)." Metode Harga Perolehan (Cost Method)

Apabila metode harga perolehan (cost method) dipakai, maka perubahan struktur
permodalan pada PT Wijaya khususnya yang disebabkan oleh penjualan saham-saham baru
(emisi saham) tidak mem- punyai pengaruh apapun terhadap harga perolehan saham-saham pada
buku PT Dani. Oleh karenanya tidak ada pencatatan ataupun perlakuan khusus terhadap rekening
Investasi Saham. Pengaruh adanya penjualan saham-saham baru terbatas hanya terhadap bagian
atas deviden yang dibagikan oleh PT. Wijaya. Apabila dalam tahun 1976 misalnya, PT. Wi- jaya
membagikan deviden, maka PT. Dani akan memperoleh 90% dari seluruh deviden yang dibagi.
Tetapi terhadap deviden yang dibagikan dalam tahun 1977, sesuai dengan hak pemilikan
sahamnya PT Dani akan j menerima hanya sebesar 75% dari jumlah deviden yang dibagikan.

Pada metode harga perolehan adanya penjualan saham-saham baru tersebut, akan
hempengaruhi penyusunan neraca konsolidasi untuk akhir periode-periode setelah terjadinya
penjualan saham-saham baru. Pada metode ini eliminasi terhadap hak-hak pemilikan saham tetap
bertitik tolak dari posisi pada saat terjadinya pemilikan saham-saham yang ber sangkutan.
Dengan adanya penjualan saham-saham baru, kenaikan hak-hak para pemegang saham PT
Wijaya tidak saja disebabkan oleh adanya sebagi- an laba yang belum dibagikan, melainkan juga
adanya (kenaikan) Agio Saham. Oleh sebab itu kenaikan hak penyertaan bagi perusahaan induk
harus pula diakui, tidak hanya sebesar laba yang belum dibagi akan tetapi juga terhadap kenaikan
pada elemen-elemen hak para pemegang saham lainnya. Kenaikan hak penyertaan ini selain
disebabkan adanya tambahan pemilikan sakam (baru), pada metode harga perolehan harus
dilaporkan di dalam neraca yang dikonsolidasi sebagai "Kenalkan Saido Laba Yang Ditahan
Untuk Perusahaan Induk (Controlling Interest)" Dengan demikian jika pada tanggal 31
Desember 1977 disusun neraca konsolidasi, bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi
menurut metode harga perolehan (cost method) akan tampak sebagai berikut:

Metode Equity

Apabila metode equity dipakai, maka perubahan-perubahan struktur permodalan (hak-hak


para pemegang saham) pada perusahaan anak harus diikuti juga pada buku-buku perusahaan
induk. Oleh karena pada metode equity tujuan pencatatan adalah untuk mengikuti perkembangan
kekayaan bersih perusahaan anak, maka setiap terjadi perubahan pada kekayaan bersih
(perusahaan anak) harus segera dicatat (sebagai penyesuaian) dalam rekening Investasi Saham,
sehingga nilai buku Investasi Saham akan selalu sejalan (proportional) dengan nilai buku hak-
hak para pemegang saham perusahaan anak. Penjualan 100 lembar saham-saham baru oleh PT
Wijaya pada tanggal 1 Januari 1977, mengakibatkan kenaikan nilai buku hak-hak para pemegang
saham dari Rp 31.250.000,00 (Rp 25.000.000,00 + Rp 6.250.000,00) pada tanggal 31 Desember
1976 menjadi Rp 38.750.000,00 (Rp 25.000.000,00+ Rp 2.500.000,00+ Rp 6.250.000,00) pada
tanggal 1 Januari 1977. Oleh karena itu meskipun prosentase pemilikan pada perusahaan anak

(PT Wijaya) berkurang, dari semula 90% ( 450 x 100% / 500) menjadi 75%

(450 x 100% / 600) pada tanggal 1 januari 1977, namun demikian masih
diakui adanya kenaikan nilai (buku) Investasi Sabam sebesar Rp 937.500,00 seperti
ternyata dari perhitungan berikut ini:

Nilai buku Hak Para Pemegang Saham PT Wijaya, pada 31 Desember 1976,

Modal Saham, nominal. Rp 25.000.000,00


Laba Yang Ditahan. Rp 6.250.000,00

Jumlah. Rp 31.250.000,00

Mak pemilikan, PT Dani ( 450 x 100% / 500) 90% 500

Nilai buku Investasi Saham pada tanggai 31 Desember 1976 Rp 28.125.000,00 Nilai buku Hak-
hak para Pemegang Sabam PT Wijaya, 1 Januari 1977:

Modal saham, nominal. Rp 30.000.000,00


Agio Saham... Rp 2.500.000,00
Laba Yang Ditahan Rp 6.250.000,00
Jumlah. Rp 38,750.000,00
Nilai buku Investasi saham pada tanggal 1 Januari 1977 :
(450 x 100% / 600) = 75% x rp 38.750.000 Rp 29.062.500,00
Kenaikan nilai buku Investasi Saham pada perusahaan anak Rp 937.500,00

Kenaikan nilai Investasi Saham tersebut, oleh karenanya dicatat pada buku-buku pt dani dengan
jurnal sebagai berikut :

Investasi Saham-saham PT Wijaya Rp 937-500,00


Laba Yang Ditahan Rp 937-500,00
Pengaruh yang lain dari penjualan saham-saham baru oleh PT Wijaya pada tanggal 1
Januari 1977, adalah terhadap pengakuan periodik atas bagian laba (rugi) yang diperoleh PT
Wijaya untuk periode-periode berikutnya yang semula sebesar 90°70 menjadi hanya 75°70.
Demikian pula terhadap bagian deviden yang dibagikan. Oleh karena itu apabila pada akhir
periode-periode setelah terjadinya penjualan saham-saham baru tersebut disusun neraca
konsolidasi, maka eliminasi hak-hak pemilikan PT Dani dilakukan sesuai dengan prosentase
pemilikan yang baru atas dasar posisi hak-hak para pemegang saham pada tanggal neraca.
Dengan demikian apabila pada tanggal 31 Desember 1977, disusun neraca konsolidasi, maka
bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi menurut metode equity akan tampak sebagai
berikut:
2.2.5 Transaksl-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (Treasury Stock) pada
Perusahaan Anak

Apabila perusahaan induk membeli sebagian besar saham- saham perusahaan anak, dan
ada sebagian saham perusahaan anak yang ditarik dari peredaran, maka hak pemilikan
perusahaan induk dihitung berdasar atas jumlah saham yang beredar. Di dalam neraca
(konsolidasi) saham yang ditarik dari peredaran dianggap sebagai modal saham yang dilunasi,
sehingga sebesar harga perolehannya harus dikurangkan dari saldo hak-hak para pemegang
saham. Pengurangan dari saldo hak-hak para pemegang saham harus memperhatikan harga
(kurs) pada saat mula-mula saham itu dikeluarkan. Ini diperlukan agar integritas dari hak-hak
para pemegang sahamdapat dipertahankan. Apabila penarikan kembali modal saham yang
beredar dianggap sebagai pelunasan, maka selisih lebih harga pelunasan di atas nilai nominal
(nilai yang ditetapkan) dan Agio saham harus dikurangkan dari saldo Laba Yang Ditahan
seakan-akan sebagai deviden likuidasi. Sebaliknya apabila harga pelunasan di bawah nilai
nominal (nilai yang ditetapkan) dan Agio sahamnya, maka diperlukan untuk menghapuskan
seluruh jumlah Agio Saham dan memindahkan sebesar selisihnya pada rekening (elemen) Hak-
hak Para Pemegang Saham yang lain sebagai Modal Yang Disetor Berasal dari Pelunasan
Kembali Modal Saham.

Contoh:

Berikut ini struktur permodalan PT Karya Nugraha pada tanggal 31 desember 1977.
Perusahaan didirikan beberapa tahun yang lalu dengan mengeluarkan 500 lembar saham nominal
@rp 50.000. seluruh modal saham dijual pada waktu itu dengan harga @ rp 55.000 per lembar

Modal saham, 500 lembar @rp 50.000 rp 25.000.000


Agio saham rp 2.500.000
Laba yang ditahan rp 7.500.000

Jumlah hak-hak pemegang saham rp 35.000.000


Pada tanggal 1 januari 1978 PT karya nugraha, menarik kembali 50 lembar saham-
sahamnya (dari pemegang saham) dengan harga@ rp 60.000 per lembar
Sesuai dengan uraian tersebut di atas, maka pencatatan dari penarikan kembali 50 lembar
saham tersebut oleh pt karya nugraha adalah sebgai berikut

Modal saham (saham yang ditarik dari peredaran) rp 2.500.000


Agio saham rp 250.000
Laba yang ditahan rp 250.000
Kas rp 3.000.000
Apabila misalnya, jumlah yang dibayar untuk modal saham tersebut sebesar Rp 52.500,00
per lembar, maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:

Modal Saham (Saham Yang Ditarik dari Peredaran). Rp 2.500.000,00


Agio Saham. Rp 250.000,00
Kas. Rp 2.625.000,00
Modal Penarikan Kembali Modal Saham. Rp 125.000,00
Dengan demikian menurut pencatatan (dalam jurnal) yang pertama posisi hak-hak para
pemegang saham setelah terjadinya transaksi akan menjadi sebagai berikut:

Modal Saham, 450 lembar nominal @ Rp 50.000,00 Rp 22.500.000,00


Agio Saham. Rp 2.250,000,00
Laba Yang Ditahan. Rp 7.250.000,00
Jumlah hak-hak Pemegang Saham. Rp 32.000.000,00
Apabila misalnya pada tanggal 1 Januari 1978, perusahaan lain yaitu PT Karya
Pembangunan membeli saham-saham PT Karya Nugraha sebanyak 400 lembar langsung dari
para pemegang sahamnya, maka di dalam neraca konsolidasi setelah terjadinya pemilikan saham
tersebut eliminasi hak-hak pemegang saham harus didasarkan pada komposisi ruktur permodalan
PT Karya Nugraha pada tanggal 1 Januari 1978 tersebut di atas.

Akan tetapi jika kemudian saham yang ditarik dari peredaran dijual kembali oleh PT Karya
Nugraha, akan berakibat terjadinya perubahan terhadap hak-hak para pemegang saham.
Penjualan kembali saham yang ditarik dari peredaran ini mengakibatkan perubahan pula
terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk. Oleh sebab" itu tergantung pada metode
pencatatan terhadap investasi sahahryang digunakan, penyusunan neraca konsolidasi dilakukan
sebagaimana telah dikemukakan terdahulu apabila perusahaan anak mengeluarkan mengadakan
emisi saham (baru). Untuk mendapatkan gambaran 'yang lebih konkrit, berikut ini diberikan
contoh sebagai berikut:

Contoh 5 :

PT Karya Pembangunan membeli 400 lembar saham-saham PT Kar ya Nugraha, pada


tanggal 1 Januari 1978 dengan harga @ Rp 75.000,00 per lembar. Berikut ini posisi hak-hak para
pemegang saham dari kedua perusahaan tersebut pada tanggal 1 Januari 1978.

Beberapa perubahan yang telah terjadi terhadap hak-hak para pemegang saham selama dua
tahun berturut-turut dari kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
Apabila setelah yterjadi transaksi pembelian 400 lembar saham-saham pt karya nugraha
pada tanggal 1 januari 1978, disusun neraca konsolidasi, maka harus ditentukan terlebih dahulu
komposisi hak-hak para pemegang saham pt karya nugraha tersebut dengan cara mengurangkan
harga perolehan saham yang ditarik dari peredaran itu dari masing-masing elemen hak-hak
pemegang saham sebagai berikut:
Atas dasar posisi hak-hak para pemegang saham (setelah dikurangi harga perolehan saham
yang ditarik dari peredaran) tersebut, maka eliminasi terhadap hak-hak kepemilikan perusahaan
induk di dalam neraca yang konsolidasi dilakukan dengan jurnal sebagai berikut :

Modal Saham PT Karya Nugraha.. Rp 20.000.000,00


Agio Saham....... Rp 2.000.000,00
Laba Yang Ditahan.. Rp 6.000.000,00
Selisih lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku
Saham Rp 2.000.000,00
Investasi Saham-saham, PT Karya Nugraha... Rp 30.000 000,00
Penyusunan neraca konsolidasi untuk periode-periode berikutnya dipengaruhi oleh metode
pencatatan yang digunakan terhadap investasi saham-saham PT Karya Nugraha tersebut pada
buku-buku PT Karya Pembangunan. Apabila misalnya dikehendaki penyusunan neraca kon-
solidasi pada akhir periode tahun buku 1979, maka harus ditentukan terlebih dahulu saldo
rekening investasi dan saldo laba yang ditahan PT Karya Pembangunan sebagai akibat adanya
berbagai perubahan yang terjadi pada saldo hak-hak para pemegang saham (PT Karya Nugraha)
selama pemilikan saham-saham tersebut. Berikut ini adalah ikhtisar mutasi dari kedua rekening
tersebut masing-masing apabila metode harga perolehan (cost method) dan metode equity
dipakai di dalam pencatatan terhadap investasi saham.

Metode Harga Perolehan

Apabila metode harga perolehan dipakai, maka tidak perlu adanya penyesuaian terhadap
rekening-rekening Investasi Saham dan saldo Laba Yang Ditahan sebagai akibat perubahan-
perubahan yang terjadi pada hak-hak pemegang saham PT Karya Nugraha, selain dalam
pembagian deviden.

Semua perubahan yang terjadi (dalam hal ini kenaikan) baik pada saldo Laba Yang
Ditahan maupun pada komponen modal yang lain akan diakui hanya dalam neraca yang
dikonsolidasi. Pengakuan terhadap kenaikan hak pemilikan tersebut selain dari hasil perolehan
saham baru, pada metode harga perolehan diperlakukan sebagai pendapatan yang berasal dari
penanaman modalnya. Oleh sebab itu akan menambah saldo rekening Laba Yang Ditahan pada
PT Karya Pembangunan (perusahaan induk) di dalam neraca yang dikonsolidasi.

Prosedur eliminasi dalam penyusunan neraca konsolidasi selanjutnya dilakukan seperti


biasa, yaitu bertitik tolak dari posisi hak-hak para pemegang saham pada saat terjadinya
pembelian saham. Dengan demikian apabila pada tanggal 31 Desember 1979, disusun neraca
kon- solidasi, jumal eliminasi terhadap hak-hak pemilikan sahan tersebut akan tetap sama seperti
pada neraca konsolidasi yang disusun sesaat setelah pemilikan, sebagai berikut:

Modal Saham. PT Karya Nugraha. Rp 20.000.000,00


Agio Saham Rp 2.000,000,00
Laba Yang Ditahan. Rp 6.000.000.00
Selisih lebih Harga Perolehan di atas
Nilai Buku Saham-saham, Rp 2.000.000,00
Investasi Saham-saham, PT Karya Nugraha Rp 30.000.000.00
Sedang untuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya, menurut metode harga
perolehan (cost method) ini adalah sebagai berikut :
Metode Eguity

Apabila metode equity dipakai, maka segala perubahan yang terjadi atas hak-hak
pemegang saham PT Karya Nugraha (perusahaan anak) segera diikuti melalui rekening investasi
saham pada buku-buku PT Karya Pembangunan. Dalam hal ini perubahan-perubahan yang
dimaksud tidak terbatas pada perubahan saldo Laba Yang Ditahan, melainkan termasuk pula
perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen modal yang lain kecuali terhadap
nilai nominal saham (yang beredar). Penjualan kembali saham yang ditarik dari peredaran oleh
PT Karya Nugraha pada tanggal 1 Januari 1979, mengakibatkan penurunan hak (persentase)
pemilikan saam PT Karya Pembangunan dari semula

400 / 450 (89%) menjadi 400/500 (80%). Akan tetapi di lain pihak terjadi kenaikan nilai
investasi. Oleh sebab itu rekening investasi harus disesuaikan/dinaik- kan sehingga nilai buku
investasi sesuai dengan nilai buku modal saham pada PT Karya Nugraha, dengan perhitungan
sebagai berikut:

Hak-hak pemegang Saham, PT Karya Nugraha pada tanggal 31 Desember 1978:

Modal saham, 500 lembar nominal @ Rp 50.000,00 Rp 25.000.000,00


Agio Saham...... Rp 2.500.000,00
Laba Yang Ditahan (7.000.000,00 +3.375.000,00-
2.250.000,00). Rp 8.125.000,00
Jumlah. Rp 35.625.000,00
Dikurangi : Saham ditarik dari peredaran, 50 lembar... (Rp 3.000.000,00)
Saldo per 31 Desember 1978. Rp 32.625.000,00
Penjualan kembali 50 lembar saham treasury dengan harga @ Rp 47.500,00 pada tanggal 1
Januari 1979 mengakibatkan klenaikan hak- hak para pemegang saham sebesar Rp 4.875.000,00
seperti ternyata dari jurnal berikut ini:

Kas (Aktiva lain-lain) Rp 4.875.000,00


Saham Ditarik dari Peredaran....... Rp 3.000.000,00
Modal-Penjualan Kembali saham
yang ditarik dari peredaran").... Rp 1.875 100,00
(Agio Modal Saham)
Adapun posisi hak-hak pemegang saham PT Karya Pembangunan pada tanggal 1 Januari
1979 kemudian menjadi sebagai berikut:

Modal saham 500 lembar nominal @ Rp 50.000.00 Rp 25.000.000,00


Agio Saham. Rp 4.375.000,00
Laba Yang Ditahan.. Rp 8.125.000,00
Saldo per 1 Januari 1979 Rp 37.500.000,00
Rekening investasi saham pada buku-buku PT Karya Pembangunan pada tanggal 1 Januari
1979, harus sesuai dengan nilai buku hak-hak pemegang saham PT Karya Nugraha pada tanggal
yang sama. Oleh karena itu harus dinaikkan sebesar Rp 1.000.000,00 yaitu dari hasil perhitungan
di bawah ini.

Nilai buku 400 lembar saham yang dimiliki PT Karya Pembangunan:

pada tanggal 31 Desember 1978


400 x Rp 32.625.000,00 / 450 Rp 29 000 000,00
pada tanggal 1 Januari 1979
400 x Rp 37.500.000,00 / 500 Rp 30.000.000,00
Selisih kurang Rp 1.000.000,00
Adapun jurnal penyesuaiannya dilakukan seperti biasanya apabila terjadi kenaikan nilai
investasi vang berasal dari bagian atas laba yang diperoleh pt karya nugraha sebagai berikut:

Investasi saham-saham pt karya nugraha rp 1.000.00,00


Saldo laba yang ditahan
(laba/rugi pt karya nugraha) rp 1.000.000,00
Pengakuan bagian atas laba (rugi) dan deviden yang dibagikan selanjutnya akan
mempengaruhi (saldo) rekening investasi sebesar 80% dari jumlah laba yang diperoleh dan atau
deviden yang dibagikan oleh PT Karya Nugraha.

Apabila neraca konsolidasi disusun untuk periode-periode setelah terjadi penjualan


kembali saham yang ditarik dari peredaran, maka eliminasi terhadap hak-hak pemilikan (saham)
dilakukan sebagaimana biasanya pada metode equity. Selama saldo rekening investasi saham
tetap mencerminkan nilai buku saham-saham yang bersangkutan (pada buku-buku PT Karya
Nugraha), maka eliminasi hak-hak pemilikan (saham) dilakukan sesuai dengan prosentase
pemilikan dan atas dasar posisi hak- hak pemegang saham pada tanggal neraca

Dengan demikian, jika pada tanggal 31 Desember 1979 disusun neraca konsolidasi,
eliminasi terhadap hak-hak pemilikan PT Karya Pem- bangunan adalah sebesar 80°70 dari hak-
hak pemegang saham PT Karya Nugraha pada tanggal 31 Desember 1977. Adapun jumal
eliminasinya akan terlihat sebagai berikut:

Modal Saham, PT Karya Nugraha. Rp 2.000.000,00

Agio Saham, PT Karya Nugraha Rp 3.500.000,00

Laba Yang Ditahan, PT Karya Nugraha. Rp10.000.000,00

Selisih lebih Harga Perolehan di atas Nilai

Buku Saham Rp 2.000.000,00

Investasi Saham-saham PT Karya Nugraha Rp 35.500.000,00

Sedang bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1979
tersebut akan tampak sebagai berikut:

PT Karya Pembangunan dan Perusahaan Anaknya (PT Karya Nugraha)


Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 desember 1979
Metode equity
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai