MEKANISME KOPING
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Dano Ada Kennedy (2120008)
Risma Wahyu Septiana (2120028)
Rosita Khoirunnisak (2120038)
DOSEN PENGEMBANG:
Diyan Mutyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES HANGTUANG SURABAYA
SEMESTER GANJIL 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat TuhanYang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayaNya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul“Mekanisme Koping” tepat waktu.Makalah disusun guna memenuhi
tugas pada mata kuliah Psikolog.Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Mekanisme Koping.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah.
KATA PENGANTAR............................................................................................................
i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Pengertian Mekanisme Koping....................................................................................2
B. Klasifikasi Mekanisme Koping...................................................................................2
C. Metode Koping............................................................................................................4
D. Mekanisme Pertahanan Diri..........................................................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik
secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah manusia akan
dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi pada kenyataannya selama rentang
kehidupannya, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan kesehatan dan salah satunya
berupa penyakit yang diderita. Untuk itu manusia memerlukan mekanisme koping yang
positif untuk menghadapi berbagai masalah yang timbul tersebut.
Strategi koping (mekanisme koping) akan digunakan secara berbeda-beda dari suatu
individu dengan individu lainnya dan dari satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Umumnya
setiap individu menggunakan strategi koping yang sudah pernah digunakan sebelumnya dan
berhasil, bila koping tersebut tidak berhasil pada situasi tertentu strategi lain dapat
dipertimbangkan.
Adapun strategi koping yang umum digunakan adalah latihan untuk menghadapi suatu
peristiwa, konfrontasi, denial (pengingkaran), kontrol diri, dukungan sosial, menerima
tanggung jawab, kepercayaan/agama, penyelesaian masalah, penilaian yang positif dan
penanggulangan peristiwa.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas pada mata ajar
keperawatan jiwa. Selain itu juga untuk memahami materi mekanisme koping terutama bagi
mahasiswa ilmu keperawatan.
C. Rumusan Masalah
1. Defenisi mekanisme koping
2. Klsifikasi Mekanisme koping
3. Metoda Koping
4. Mekanise pertahanan ego
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini dapat berguna untuk memahami konsep mekanisme koping dan
megaplikasikan berbagai mekanisme koping dalam kehidupan sehari-hari. Konsep koping
yang telah dipahami juga dapat di gunakan dalam menghadapi masalah secara positif dalam
keseharian pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mekanisme Koping
Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang
diterima. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap
perubahan atau beban tersebut. Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu
dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap
situasi yang mengancam (Keliat, 1999).
Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan perilaku
secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus
yang melelahkan atau melebihi sumber individu. Berdasarkan kedua definisi maka yang
dimaksud mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan
masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif
maupun perilaku.
Mekanisme koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat, yang dimulai sejak
awal timbulnya stresor dan saat mulai disadari dampak stresor tersebut. Kemampuan belajar
ini tergantung pada kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan bukan hanya
bagaimana lingkungan membentuk stresor tetapi juga kondisi temperamen individu, persepsi,
serta kognisi terhadap stresor tersebut.
Efektivitas koping memiliki kedudukan sangat penting dalam ketahanan tubuh dan
daya penolakan tubuh terhadap gangguan maupun serangan penyakit (fisik maupun psikis).
Jadi, ketika terdapat stresor yang lebih berat (dan bukan yang biasa diadaptasi), individu
secara otomatis melakukan mekanisme koping, yang sekaligus memicu perubahan
neurohormonal. Kondisi neurohormonal yang terbentuk akhirnya menyebabkan individu
mengembangkan dua hal baru yaitu; perubahan perilaku dan perubahan jaringan organ.
Mekanisme koping menunjuk pada baik mental maupun perilaku, untuk menguasai,
mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh
tekanan. Mekanisme koping merupakan suatu proses di mana individu berusaha untuk
menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang
dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh
rasa aman dalam dirinya.
B. Klasifikasi Mekanisme Koping
Lipowski membagi coping menjadi: coping style dan coping strategy.Copi ng style
adalah mekanisme adaptasi individu yang meliputi aspek psikologis, kognitif, dan persepsi.
Coping strategy merupakan coping yang dilakukan secara sadar dan terarah dalam mengatasi
rasa sakit atau menghadapi stresor. Apabila coping dilakukan secara efektif, stresor tidak lagi
menimbulkan tekanan secara psikis, penyakit, atau rasa sakit, melainkan berubah menjadi
stimulan yang memacu prestasi serta kondisi fisik dan mental yang baik. Mekanisme koping
menunjuk pada baik mental maupun perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi,
atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan.
Mekanisme koping merupakan suatu proses di mana individu berusaha untuk
menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang
dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh
rasa aman dalam dirinya. Para ahli menggolongkan dua strategi coping yang biasanya
digunakan olehindividu, yaitu: problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif
mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang
menimbulkan stres; dan emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha
untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan
diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Faktor yang menentukan
strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat tergantung pada kepribadian
seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya.
Contoh:
seseorang cenderung menggunakan problem-solving focused coping dalam
menghadapai masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti masalah yang
berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan; sebaliknya ia akan cenderung menggunakan
strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah-masalah yang
menurutnya sulit dikontrol seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit
yang tergolong berat seperti kanker atau AIDS.
Hampir senada dengan penggolongan jenis coping seperti dikemukakan di atas, dalam
literatur tentang coping juga dikenal dua strategi coping, yaitu active& avoidant coping
strategi (Lazarus mengkategorikan menjadi Direct Action& Palliative). Active coping
merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber
stres, sementara avoidant coping merupakan strategi yang dilakukan individu untuk
menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri
dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stres. Apa yang dilakukan
individu pada avoidant coping strategi sebenarnya merupakan suatu bentuk mekanisme
pertahanan diri yang sebenarnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu karena
cepat atau lambat permasalahan yang ada haruslah diselesaikan oleh yang bersangkutan.
Permasalahan akan semakin menjadi lebih rumit jika mekanisme pertahanan diri tersebut
justru menuntut kebutuhan energi dan menambah kepekaan terhadap ancaman.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi koping, antara lain:
1. Kesehatan Fisik
kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi
stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar
2. Keyakinan atau pandangan positif
keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan
akan nasib (external locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian
ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping
tipe : problem-solving focused coping
3. Keterampilan
memecahkan masalah, keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari
informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut
sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana
dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
4. Keterampilan social
keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku
dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.
5. Dukungan social
dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional
pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman,
dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
6. Materi
dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau layanan
yang biasanya dapat dibel.
C. Metoda Koping
Koping jangka pendek, cara ini digunakan untuk mengurangi stres dan cukup efektif
untuk waktu sementara, tetapi tidak efektf untuk digunakan dalam jangka panjang.
Karakteristik koping jangka pendek antara lain:
a. Aktivitas yang dapat memeberikan kesempatan lari sementara dari krisis.
Ex. menonton televise, kerja keras, olahraga berat.
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara.
Ex. ikut kegiatan sosial politik, agama.
c. Aktivitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri
Ex. aktivitas yang berkompetisi yaitu pencapaian akdemik atau olahraga.
d. Aktivitas yang mewakili jarak untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti
dalam kehidupan
Ex. penyalahgunaan zat.
https://tirto.id/apa-itu-mekanisme-koping-di-psikologi-cara-untuk-meredakan-stres-f7Qn
https://repository.uksw.edu › bitstream