Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF PENYAKIT DALAM


DEMAM TIFOID

UPT RSUD MADANI

Demam Tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan


PENGERTIAN oleh infeksi kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi.

1. Prolonged fever (38,8°-40,5°C)


ANAMNESIS 2. Sakit kepala
3. Menggigil
4. Batuk
5. Berkeringat
6. Myalgia
7. Malaise
8. Arthralgia
9. Gejala gastrointestinal: anoreksia, nyeri abdomen, mual,
muntah, diare, konstipasi.

1. Suhu badan meningkat.


PEMERIKSAAN 2. Bradikardi relative (peningkatan suhu 1°C tidak diikuti
FISIK peningkatan denyut nadi 8x/menit)
3. Lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung
merah serta tremor)
4. Hepatomegali
5. Splenomegaly
6. Meteorismus
7. Gangguan mental: somnolen, stupor, koma, delirium atau
psikosis.

1. Suhu badan meningkat. 2. Gejala gastrointestinal: anoreksia,


KRITERIA nyeri abdomen, mual, muntah, diare, konstipasi. 3. Bradikardi
DIAGNOSIS relative 4. Lidah yang berselaput 5. Uji Widal Kriteria rawat inap:
1. Pasien dengan muntah persisten 2. Diare hebat hingga muncul
tanda dehidrasi 3. Distensi abdomen

Anemia penyakit kronis


DIAGNOSIS KERJA

Anemia defisiensi besi


DIAGNOSIS
BANDING

 Pemeriksaan darah tepi lengkap dan sediaan apus


PEMERIKSAAN  MCV, MCH, MCHC, Retikulosit
PENUNJANG  Pemeriksaan besi serum, TIBC, transferin, feritin.
 Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis penyakit dasar
TERAPI  Tata laksana anemia penyakit kronik yang paling baik
adalah mengobati penyakit yang mendasarinya, hal ini
sesuai dengan patogenesis APK.
 Penggunaan eritropoietin rekombinan telah dicoba untuk
menstimulasi produksi eritrosit terutama pada pasien dalam
pengobatan kemoterapi, pasien dengan gagal ginjal kronik
dan pasien imunokompremais.
 Pemberian transfusi darah harus dipertimbangkan dengan
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF PENYAKIT DALAM
DEMAM TIFOID

UPT RSUD MADANI

cermat mengingat transfusi memiliki efek samping yang


tidak menguntungkan. Transfusi diindikasikan untuk
anemia yang berat dan telah membahayakan pasien juga
bila terjadi komplikasi pada pasien seperti perdarahan.
Pemberian suplemen besi secara oral tidak akan
memberikan perbaikan pada APK

KOMPETENSI Dokter spesialis anak

 Menjelaskan tentang penyebab anemia pada orang tua


pasien
 Pemantauan terhadap pengobatan primer, Hb akan
meningkat bila penyakit primernya dapat diatasi
EDUKASI
 Penyuluhan kepada orang tua tentang keberhasilan
pengobatan
 Tidak perlu rawat inap, os dapat berobat jalan
 Pengobatan penyakit primer
 Ad vitam = dubia ad bonam tergantung penyakit dasar
 Ad sanationam = dubia ad bonam tergantung penyakit
PROGNOSIS dasar
 Ad fungsionam =dubia ad bonam tergantung penyakit
dasar
Diagnosis : I / II/ III/ IV (referensi no 1, 2)
TINGKAT EVIDENS Terapi : I / II/ III/ IV (referensi no 2, 3)

- Anak tidak pucat


- Hb normal
INDIKATOR MEDIS
- Keadaan umum membaik

1. Oski FA, Brugnara C, Nathan DG. A diagnostic approach to


the anemic patient. Dalam: Nathan DG, Ginsburg D, Orkin SH,
Look AT, penyunting. Nathan and Oski’s hematology of
infancy and childhood. Edisi ke-6. Philadelphia:Saunders;2003.
h.409-18.
2. Ganz T. Moleculer pathogenesis of anemia of chronic disease.
Pediatr Blood Cancer. 2006;46:554-7.
KEPUSTAKAAN 3. Andrews NC. Disorders of iron metabolism and sideroblastic
anemia. Dalam: Nathan DG, Ginsburg D, Orkin SH, Look AT,
penyunting. Nathan and Oski’s hematology of infancy and
childhood. Edisi ke-6 . Philadelphia: Saunders; 2003.h. 457-9.
4. Cazzola M, Ponchio L, Benedetti F, Ravelli A, Rosti V, Beguin
Y et al. Defective iron supply for erythropoietin production in
the anemia associated with systemic-onset juvenile chronic
arthritis. Blood. 1996;87:4824-30.

Anda mungkin juga menyukai