GOWA
PROPOSAL
ADE IRMAYANI
191101032
FAKULTAS KEPERAWATAN
MAKASSAR
2023
1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
GOWA
PROPOSAL
SALSABILA ARDININGRUM
191101032
FAKULTAS KEPERAWATAN
MAKASSAR
ii
2023
iii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN HASIL
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muslim Indonesia
iii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN HASIL
Mengetahui
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muslim Indonesia
Prof. drg. H. Moh. Dharma Utama, Ph.D., Sp.Pros. Subspesial PKIKG (K)
NIDN. 0010026101
iv
LEMBAR KOREKSI UJIAN PROPOSAL
drg. Yusrini Selviani, M.KG Dr. drg. Hj. Nur Asmah, Sp. KG
NIPS : 111201595 NIDN: 111141277
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
berdasarkan penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari peneliti sendiri, baik
untuk naskah laporan maupun hasil penelitian yang tercantum sebagai bagian dari
skripsi ini. Jika terdapat karya orang lain, peneliti akan mencantumkan sumber
secara jelas.
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan norma yang berlaku di
Salsabila Ardiningrum
NIM. 16120190052
vi
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Dentist) Sebagai Media Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Kelas 3
SDN Mangkura 2 Makassar”. Tak lupa shalawat dan salam penulis haturkan
kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh cahaya seperti saat ini.
Penulisan skripsi penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk
Muslim Indonesia. Selain itu skripsi penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan para peneliti lainnya untuk menambah
Keberhasilan peneliti hingga saat ini tidak lain dan tidak bukan adalah
karena atas izin Allah SWT serta berkat ridho dan kasih sayang kedua orang tua
di setiap langkah hidup yang saya jalani. Terima kasih banyak atas doa-doa yang
tulus, ikhlas, dan tak pernah putus dari Ayahanda tercinta dan terkasih Mujiono
Terima kasih banyak kepada ayah saya yang selalu memberikan support
mengenai apapun langkah yang saya ambil. Terimakasih atas segala pengorbanan
vii
yang ayah berikan untuk hidup saya. Terima kasih karena selama hidup ayah,
ayah selalu menyempatkan waktu untuk saya, dan selalu berusaha memberikan
kebahagiaan serta hal-hal yang terbaik selama saya menempuh pendidikan ini.
Terima kasih telah mendukung cita-cita yang sudah saya sampaikan sedari kecil
Terima kasih yang sangat dalam juga saya ucapkan untuk ibunda tercinta
dan terkasih saya Nur Assaaydah yang selama ini telah mengorbankan uang,
waktu, tenaga dan pikiran demi pendidikan saya. Terima kasih banyak karena
masih tetap mau untuk berusaha memberikan yang terbaik untuk saya. Terima
kasih banyak atas doa, cinta dan kasih sayang yang tiada hentinya diberikan
kepada saya. Motivasi, nasihat, dukungan, serta segala hal yang selalu
diusahakan selama ini agar saya dapat sampai di titik ini. Semoga dalam setiap
langkah kehidupan yang saya jalani saya selalu dapat memberikan kebahagiaan
Saya ucapkan banyak terima kasih juga untuk kakek dan nenek tersayang
dan tercinta Sudiro dan Marsini. Dan tak lupa juga saya ucapkan banyak terima
kasih kepada adik-adik saya yang tersayang Abidah Nasyrah dan Ayundya
Adeeva Naufalyn atas support, dukungan dan doa yang selalu diberikan kepada
saya dalam setiap langkah yang saya jalani, terima kasih selalu menjadi
pendengar yang baik, penasehat yang baik, serta selalu ada di saat saya
membutuhkan. Terima kasih sudah menjadi adik sekaligus sahabat terbaik saya.
Serta tak lupa juga saya ucapkan banyak terima kasih untuk sepupu saya yang
tersayang Dewi Ratnasari dan Aliefian Raflisyah Putrama atas setiap doa dan
viii
dukungan serta selalu menjadi salah satu semangat terbaik saya dalam
kendala namun atas izin dan ridha Allah SWT serta berkat bantuan, bimbingan
dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dialami dapat
dilalui dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti memohon izin
1. Prof. Dr. H. Basri Modding, SE., M.Si selaku rektor Universitas Muslim
Indonesia.
2. Prof. drg. H. Moh. Dharma Utama, Ph.D, Sp. Pros. Subspesial PKIKG
3. drg. Sari Aldilawati M.Kes selaku dosen pembimbing utama skripsi saya,
yang telah meluangkan banyak waktu dan ikut serta dalam menyumbangkan
tenaga dan pikiran dalam penyususnan skripsi ini serta telah berkontribusi
dalam penelitin saya sehingga saya dapat selesai tepat waktu. Terima kasih
4. drg. Yusrini Selviani M.KG selaku dosen pembimbing kedua saya, yang
telah memberikan arahan dan masukan serta petunjuk kepada saya dalam
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuannya
semoga dokter dan keluarga senantiasa dilimpahkan rahmat, rezeki dan Ridho
ix
5. Seluruh civitas akademik, dosen dan staf Fakultas Kedokteran Gigi
6. Teruntuk Khoirul Huda yang tercinta terima kasih atas dukungan, doa,
semangat dan motivasi yang selalu diberikan untuk saya dalam menjalankan
7. Sahabat-sahabat yang saya sayangi dan cintai St. Fatimah Azzahra, Ade
Silvana Melinda. Terimakasih banyak karena selalu ada bersama saya di saat
kebahagiaan dan semangat kalian untuk saya dalam menjalankan segala proses
banyak telah membantu saya dalam hal pembuatan aplikasi dan senantiasa
10. Teruntuk Kepala Sekolah SDN Mangkura 2 Makassar yang telah bersedia
membantu saya dalam penelitian ini, terima kasih atas bantuan dan kerja
x
11. Guru-guru SDN Mangkura 2 Makassar yang telah bersedia membantu saya
dalam penelitian ini, terima kasih atas bantuan dan kerja samanya. Saya
12. Adik-adik kelas 3 SDN Mangkura 2 Makassar yang telah bersedia membantu
saya dalam penelitian ini, terima kasih atas bantuan dan kerja samanya. Saya
13. Teman-teman UKM Bulutangkis UMI yang saya cintai dan banggakan.
Terima kasih atas dukungan, kebersamaan dan motiasi kepada saya selama
14. Semua pihak yang tidak dapat saya tuliskan satu-persatu namanya, yang telah
dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca yang dapat menjadikan skripsi ini lebih
baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
Tiada imbalan yang dapat penulis berikan selain doa yang tulus, semoga
bantuan dari berbagai pihak bernilai ibadah dimata Allah Subhanahu Wata’ala.
xi
terdapat kesalahan dan kekhilafan, sebab kesempurnaan hanya milik Allah
Salsabila Ardiningrum
NIM. 161201900
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL I v
HALAMAN JUDUL II v
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN HASIL v
HALAMAN PENGESAHAN v
LEMBAR KOREKSI UJIAN HASIL v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN v
PRAKATA v
DAFTAR ISI v
DAFTAR LAMPIRAN v
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL v
ABSTRAK v
ABSTRACT v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.3.1 Tujuan Umum 4
1.3.2 Tujuan Khusus 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.4.1 Teoritis 4
1.4.2 Praktisi 4
1.4.3 Peneliti 4
1.4.4 Institusi 4
BAB II TINJAUN PUSTAKA 6
2.1 Kesehatan Gigi dan Mulut 6
2.2 Kebersihan Gigi dan Mulut 7
2.3 Cara Menyikat Gigi 8
2.4 Akibat Tidak Memelihara Kebersihan Gigi dan Mulut 11
xiii
2.5 Pengetahuan Anak Terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut 15
2.6 Anak Sekolah Dasar 17
2.6.1 Fisik Motorik 30
2.6.2 Kognisi 30
2.6.3 Sosial-Ekonomi 30
2.6.4 Sosio-Emosional 30
2.6.5 Bahasa 30
2.6.6 Moral dan Agama 30
2.7 Permainan Edukasi 24
2.8 Macam-Macam Puzzle 27
2.9 Puzzle sebagai Media Edukasi 30
2.9.1 Kelebihan Media Puzzle 30
2.9.2 Kekurangan Media Puzzle 30
2.9.3 Manfaat Media Puzzle 30
2.9.4 Langkah-langkah Media Puzzle 30
BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN METODE PENELITIAN 37
3.1 Kerangka Teori 37
3.2 Kerangka Konsep 38
3.3 Hipotesis Penelitian 39
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 40
4.1 Desain Penelitian 40
4.2 Lokasi Penelitian dan waktu pengambilan data 40
4.3 Identifikasi Variabel 40
4.4. Populasi dan Sampel 41
4.5 Definisi Operasional 42
4.6 Alat dan bahan 44
4.7 Prosedur Pembuatan Aplikasi Mobile 44
4.8 Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data 45
4.9 Alur Penelitian 51
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….52
xiv
5.1 Hasil Penelitian…………………………………………………………...52
5.2 Pembahasan Penelitian…………………………………………………...52
DAFTAR PUSTAKA 52
LAMPIRAN KUESIONER 55
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
PENERAPAN APLIKASI BOARD GAME POD (MEDIA CROSSWORD
PUZZLE OF DENTIST) SEBAGAI MEDIA EDUKASI KESEHATAN GIGI
DAN MULUT SISWA KELAS 3 SDN MANGKURA 2 MAKASSAR
ABSTRAK
Kata kunci: Aplikasi; Board Game POD; Kesehatan; Gigi dan Mulut
xix
IMPLEMENTATION OF BOARD GAME POD (MEDIA CROSSWORD
PUZZLE OF DENTIST) APPLICATION AS AN EDUCATIONAL MEDIA
FOR DENTAL AND MOUTH HEALTH FOR CLASS 3 STUDENTS OF
SDN MANGKURA 2 MAKASSAR
ABSTRACT
Introduction : oral health is an integral part of overall body health which cannot
be separated from general body health. Crossword Puzzle is a game where
students have to fill in the empty spaces (in the form of black and white boxes)
with letters in the form of a word based on the instructions or questions given.
Research objective : To find out the application of the POD (Media Crossword
Puzzle Of Dentist) board game application as a media for educating students'
oral and dental health. Materials and Methods : The type of research used was a
quasi-experimental study with pre-test and post-test group design types. The
questionnaire is used as a measuring tool to measure the ability and knowledge of
grade 3 students at SDN Mangkura 2 Makassar as the use of the POD (media
crossword of dentist) board game application. Results : Based on the results of
the study, it was found that as many as 44 (73.3%) respondents had a high level
of knowledge and as many as 14 (23.3%) respondents with a moderate level of
knowledge and as many as 2 (3.3%) respondents with a low level of knowledge
However, after being given education about the application of the POD (Media
Crossword puzzle of dentist) board game there was an increase in knowledge
about dental and oral health, this was evidenced by a total of 60 respondents who
all got a high level of knowledge. The results of the paired sample t-test have a p
value (0.000) <0.05, so it can be concluded that there is an influence of the POD
Board Game Application (Media Crossword Puzzle Of Dentist) as a media for
dental and oral health education for grade 3 students at SDN Mangkura 2.
Conclusion : (1) there is a difference in the knowledge of grade 3 students at
SDN Mangkura 2 Makassar before and after being given education about the
application of the POD board game (Media Crossword puzzle of dentist) ) (3)
there is an influence of the POD Board Game Application (Media Crossword
Puzzle Of Dentist) as a media for dental and oral health education for grade 3
students at SDN Mangkura 2
xx
xxi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan tumpuan bagi Negara karena akan berperan sebagai penerus Ba
ngsa. Ketika dalam masa perkembangannya remaja mengalami hambatan maka dapat di
perkirakan nasib sebuah Negara akan mengalami hambatan dan tidak dapat berkembang
secara optimal. Sama halnya dengan remaja Indonesia selain memikul tanggungjawab y
ang besar terhadap perkembangan Negaranya remaja juga memiliki tanggungjawab terh
adap diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Namun pada kenyataannya, remaja Indon
esia saat ini banyak terhambat oleh berbagai hal salah satunya perilaku hidup bebas (per
ilaku yang mengarah pada free sex). Perilaku hidup bebas ini sangat dipengaruhi oleh pe
g pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai r
asa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung ber
ani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang mata
ng. Apabila keputusan yang diambil dalam mengahadapi konflik tidak tepat, mereka aka
n jatuh ke dalam perilaku berisiko dan mungkin harus menanggung akibat jangka p
endek dan jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan fisik dan psikososial.
Di Indonesia sendiri, batasan remaja yaitu usia 11-24 tahun yang dikemukakan
dalam Data sensus penduduk tahun 2020 Jumlah remaja (usia 10 – 24 tahun) sebesar 67
juta jiwa atau sebesar 24, % dari total penduduk Indonesia, maka Remaja menjadi Fokus
a untuk menentukan batasan usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah (BKK
BN, 2020).
Masalah kesehatan reproduksi pada remaja berkaitan erat dengan perilaku remaj
aan narkoba, dan melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan hasil survei SDK
22
I Tahun 2017 menunjukkan terdapat 55% remaja pria dan 1% wanita merokok, 15 % re
maja pria dan 1% remaja wanita menggunakan obat terlarang, 5% remaja pria minum
minuman beralkohol, serta 8% pria dan 1% wanita yang pernah melakukan hubungan se
Permasalahan remaja saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini di
Risiko kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan
misalnya kebersihan organ reproduksi, hubungan seksual pranikah, akses terhadap pend
idikan kesehatan, kekerasan seksual, pengaruh media massa, gaya hidup yang bebas, pe
kurang, dan kurangnya kedekatan remaja dengan kedua orangtua maupun keluarganya.
nformasi yang cukup, sehingga remaja mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan d
secara benar, kita dapat menghindari hal-hal negatif yang mungkin akan dialami oleh re
maja.
Remaja juga perlu menyadari akan pentingnya pembuatan keputusan untuk men
olak setiap kegiatan seksual yang tidak sesuai dengan norma agama maupun perundang
undangan yang berlaku. Dan hal ini rentan terjadi pada usia remaja karena setiap kegiata
n seksual dapat risiko negatif tentang kesehatan reproduksinya. Hubungan seksual atau
kontak seksual pada remaja di bawah 17 tahun juga berisiko terhadap tumbuhnya sel ka
nker pada mulut rahim, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, melakukan aborsi, dan l
ebih jauh dapat menyebabkan komplikasi berupa gangguan mental dan kepribadian pada
pendidikan kesehatan reproduksi yang dimulai dari usia remaja. Pendidikan kesehatan r
eproduksi diusia remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduks
i, tetapi juga dapat menghindarkan dari bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit
menular seksual dan kehamilan yang tidak diharapkan atau kehamilan berisiko.
23
Adapun data siswa kelas X dan XI pada SMA Negeri 19 Gowa dengan jumlah s
iswa keseluruhan dari kelas X dan XI sebanyak 486 siswa. Siswa laki- laki sebanyak 23
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan penyuluhan anta
ra lain metode ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, panel, bermain peran, demo
an kelemahan. Metode ceramah, selain sederhana juga efektif dalam upaya penyampaia
n informasi secara cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar (Sofa, 2008).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas X-XI SMA Negeri 19 Gowa menge
b) Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas X-XI SMA Negeri 19 Gowa menge
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
24
Menambah pengetahuan mengenai media e-book untuk meningkatkan edukasi kese
hatan reproduksi.
2. Praktisi
Manfaat bagi praktisi yaitu dapat menjadi media edukasi terbaru tentang kesehatan r
eproduksi.
3. Peneliti
4. Institusi
Menjadi referensi dan bahan media pembelajaran untuk peneliti selanjutnya yang ter
tarik untuk melakukan penelitian tentang manfaat lain dari media e-book.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
an dengan pemaparan informasi yang diberikan disertai dengan media yang men
esehatan emosional, kesehatan intelektual, dan kesehatan rohani. Hal ini dapat d
idefinisikan sebagai prinsip dengan mana individu dan kelompok orang belajar
untuk berprilaku dengan cara yang kondusif untuk promosi, pemeliharaan, atau
restorasi kesehatan.
tidak sehata menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan bah
wa manusia selalu dapat belajar dan berubah (pada umumnya manusia dalam hi
perlukan sebagai dasar untuk kegiatan dalam kesehatan masyarakat sehat jasma
c. Pendidikan Seksualitas
Pendidikan seks adalah salah satu bentuk pengenalan fungsi seks dan
26
organ- organ seksual untuk menjamin kesehatan dan fungsi seks yang
kan seks dapat diperhatiakan dari kata yang membentuk istilah terseb
eksual uatuk menghadapi hal-hal yang akan terjadi dimasa depan seiri
i remaja.
27
i manusi, nilai kultur dan agama, sebagai pendidikan akhlak dan mora
l.
hat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja ke arah hid
Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menganggap seks itu sesuatu yang m
enjijikan dan kotor. Tetapi lebih sebagai bawaan manusia, yang merupakan a
an pada waktu yang tertentu pula. Adapun penjelasan dari tujuan pendidikan
tanggungjawab
28
c). Memberikan pengertian dan membentuk sikap terhadap seks
peran, misalnya sebagai istri atau suami, orang tua, maupun anggota
masyarakat.
2. Konsep Remaja
a. Pengertian Remaja
29
psikologis, dan perubahan sosial.
b. Karakteristik Seksualitas Remaja
Masa remaja berhubungan dengan suatu fenomena fisik yang berhubungan
dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian penting dari masa remaja dimana
yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang mengarah kepada kemampua
n bereproduksi.
1) Pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot, dan rambut sekitar alat
kelamin dan ketiak. Selain itu suara juga menjadi lebih besar/ kasar,
2) Pada wanita tampak rambut mulai tumbuh disekitar alat kelamin dan
ketiak, payudara dan pinggul mulai membesar dan kulit menjadi lebih
halus.
Selain tampaknya ciri seks sekunder, organ kelamin pada remaja juga menga
1) Pada pria sejak usia remaja, testis akan menghasilkan sperma dan
telur (ovum). Pada saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan
menstruasi.
ncul hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal ini m
erupakan sesuatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini haru
s terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pen
30
3) Pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot, dan rambut sekitar alat
kelamin dan ketiak. Selain itu suara juga menjadi lebih besar/ kasar,
4) Pada wanita tampak rambut mulai tumbuh disekitar alat kelamin dan
ketiak, payudara dan pinggul mulai membesar dan kulit menjadi lebih
halus.
Selain tampaknya ciri seks sekunder, organ kelamin pada remaja juga menga
perkawinan.
sel telur (ovum). Pada saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan
menstruasi.
ncul hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal ini m
erupakan sesuatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini haru
s terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pen
c. Tahapan Remaja
31
Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai be
tahun.
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk ber
idu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempun
yai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkes
inambungan. Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan soma tik pada rem
aja, yaitu peningkatan massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat bad
an, perubahan biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik lakilaki
urlock adalah:
32
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
masyarakat.
orangtua.
kehidupan keluarga.
a. Pengertian
Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yan
g utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek y
ang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Baik lak
hatan Reproduksi
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dap
33
1) Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan,
b. Organ Reproduksi
Organ reproduksi wanita terbagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan
a) Vulva, adalah organ kelamin luar yang terdiri dari labia mayora,
34
b) Labia mayora,yaitu berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak
Berfungsi
ual.
a) Labia minora, adalah labia sebelah dalam dari labia majora, dan
35
perkembangan janin yang kemudian mengalami atrofi. Dibagian tengah kli
jalan lahir.
berjumlah 2 buah.
36
2. Organ Reproduksi Pria
Alat kelamin pria juga dibedakan menjadi alat kelamin pria bagian luar dan
terdapat saluran air kemih dan juga sebagai cairan sperma yang di
sebut uretra.
terdapat 2 buah kiri dan kanan, berupa kulit yang mengkerut dan
37
tersebut menyatu dengan spermatozoa menjadi produk yang disebut semen,
a kepada remaja agar setiap individu mampu menjalani proses reproduksinya secar
a sehat dan bertanggungjawab serta terbebas dari perlakuan diskriminasi dan keker
reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak Azasi Manusia.
fungsi reproduksinya.
informasi
38
dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai keseh
nitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah maka kesaman akan meningk
terkena infeksi ginital bila tidak menjaga kebersiahan alat-alat genitalnya kare
n kesehatan fisik, terutama alat-alat reproduksi. Selama masa haid remaja peremp
uan disarankan untuk memakan makanan yang mengandung banyak zat besi (bay
am, hati, buah-buahan, dan lain lain) karena selama masa haid perempuan dapat
mengalami anemia atau kekurangan zat besi dalam darah. Berikut cara-cara mem
a) Membilas vulva dengan air bersih setiap kali selesai buang air kecil
atau buang air besar. Membasuh dengan air bersih dari arah depan ke
39
b) Ganti celana dalam minimal 2x sehari. Pilih celana dalam yang mudah
terlalu ketat karena akan menekan otot vagina dan membuat suasana
keputihan saja.
pembalut sesering mungkin minimal 5-6 jam sekali karena darah yang
sering dipakai, justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina, yang
40
a) Menggunakan celana dalam yang bersih, tidak terlalu ketat dan
sehari. Celana dalam yang tidak higienis atau kotor terkena keringat dan
bisa mengundang penyakit, bau tidak sedap, biang keringat, dan lain-
lain.
pendek agar tidak banyak ditumbuhi bakteri. Di samping itu, ada bakteri
c) Menggunakan air bersih untuk membilas alat kelamin sesudah buang air.
yang ketat yang berbahan panas kurang ventilasi, serta jauhi kebiasaan
41
1. Pengertian Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular Seksual ( IMS ) adalah berbagai infeksi yang dapat men
ular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Semua teknik
hubungan seksual baik lewat vagina, dubur, atau mulut baik berlawanan jen
is kelamin maupun dengan sesama jenis kelamin bisa menjadi sarana penular
da daerah genital saja, tetapi dapat juga di daerah ekstra genital. Kelompok u
mur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular I MS adalah kelompok
l lewat dubur, tidak menggunakan pengaman saat berhubungan intim, atau air
mani yang mengenai mata dan tertelan hingga menyebabkan klamidia di tengg
orokan dan mata. Gejala klamidia antara lain sakit atau rasa terbakar ketika ke
ncing, vagina atau penis mengeluarkan cairan yang bewarna putih yang terasa
panas, darah keluar sangat banyak saat haid, rasa sakit pada bagian testis, hubu
42
b) Kutil kelamin
g area kemaluan dan dubur, yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papillo
ma Virus). Virus HPV tidak hanya menular melalui hubungan seksual, tetapi b
isa menyebar melalui kontak kulit. Selain kutil kelamin, virus HPV juga bisa
c) Herpes Genital
sa terlihat jika area kemaluan ada benjolan yang melepuh dan terasa sakit. Gat
al di area genital dan sakit kencing juga merupakan salah satu tandanya.
d) Kencing nanah
hubungan intim. Gejalanya adalah sakit atau rasa terbakar ketika kencing, cai
ran yang keluar dri vagina atau penis berwarna putih kekuningan atau bahkan
kehijauan, wanita mengalami sakit di perut bagian bawah, perdarahan saat ber
hubungan seksual, hingga keluar darah yang sangat banyak ketika haid, sakit a
tau memar di bagian testis lelaki. Penyakit ini juga bisa menyebabkan kemma
Sifilis atau raja singa disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala penyakit raj
43
pertama, tidak akan mengalami rasa sakit apapun. Kemudian, mulai merasa ny
eri di area kemaluan dan mulut. Rasa sakitnya bisa bertahan selama 6 minggu
sebelum hilang sama sekali. Tehapan kedua terjadi gejala fisik berupa ruam, p
ilek, dan rambut rontok. Tahapan terakhir biasanya terjadi setelah bertahun-tah
un terinfeksi dan semakin parah. Penyakit infeksi menular seksual ini akan me
ngga kelumpuhan. Dengan memerikasakan diri sejak dini ketika gejala sifilis
f) HIV/AIDS
an seksual tanpa pengaman. Selain itu, juga bisa tertular melalui kontak denga
n darah yang terinfeksi, seperti jarum suntik. Virus penyebab infeksi menular
ebih lemah. Hal ini menyebabkan penderitanya lebih rentan terkena infeksi da
n penyakit lain karena sistem imun yang lemah. HIV tidak ada obatnya, namu
uat pengidap HIV bisa hidup lebih lama dan memiliki kehidupan normal seper
h tahapan akhir dari infeksi virus HIV yang membuat tubuh penderitanya tida
k lagi bisa melawan virus mematikan. Orang dengan HIV biasanya tidak menu
44
g) Trichomoniasis
Penyakit ini disebabkan oleh parasite kecil yang disebut trichomonas vag
inalis (TV). Sangat mudah menular melalui hubungan seksual dan banyak ora
ng yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Wanita yang mengala
mi trichomoniasis akan mengalami rasa nyeri atau gatal di sekitar vagina dan s
akit ketika buang air kecil. Cairan vagina menjadi berwarna kekuningan dan e
ncer dengan bau tidak sedap. Pada pria, peyakit ini jarang menampakkan gej
alanya. Tetapi jika mengalami sakit saat buang air kecil, cairan penis yang ber
warna putih, atau kulup yang bengkak, kemungkinan besar adalah gejala dari t
richomoniasis.
h) Kutu kelamin
Kutu kelamin biasanya ditemukan pada rambut kemaluan, namun juga bis
a ditemukan pada rambut ketiak, jenggot, hingga alis. Kutu kemaluan merayap
dari rambut ke rambut dan bisa berpindah jika seseorang melakukan kontak de
ngan area genital yang memiliki kutu. Gejala yang bisa terlihat adalah rasa gat
al dan ditemukan kutu atau telur kutu di rambut kemaluan. Kutu rambut biasan
ya bisa diobati dengan krim khusus atau shampoo medis untuk menghilangkan
i) Kudis
Kudis disebabkan oleh tungau yang masuk kedalam lapisan kulit. Menular
45
terasa sangat gatal ketika malam hari. Rasa gatalnya bisa terjadi pada area ke
maluan, diantara dua jari, ketiak, payudara, hingga pergelangan tangan dan ka
ki.
a) Perempuan
1) Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus, mulut
atau bagian tubuh ang lain, tonjolan kecil – kecil, diikuti luka yang
2) Cairan tidak normal yaitu cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan,
Sakit pada saat buang air kecil yaitu IMS pada wanita biasanya tidak
4) Sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa sakit yang hilang muncul
b) Laki – laki
1) Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus, mulut
atau bagian tubuh yang lain, tonjolan kecil – kecil, diikuti luka yang
46
2) Cairan tidak normal yaitu cairan bening atau bewarna berasal dari
pembukaan kepala penis atau anus. Sakit pada saat buang air kecil
yaitu rasa terbakar atau rasa sakit selama atau setelah urination.
f. E- book
1. Pengertian Ebook
Ebook berasal dari dua kata dasar bahasa inggris, yaitu “e”
Ebook atau bisa disebut buku elektronik ini selin praktis juga
47
lain.
lagi.
konvensional.
hari.
mata lelah.
49
B. Kerangka Konsep
Pendidikan Kesehatan
Pengetahuan
Media E-Book Remaja
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Antara
: Variabel Dependen
50
C. Definisi Oprasional
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian dilakukan sebelum peneliti melakukan tahapan atau atau pro
n juga metode yang digunakan untuk menganalisis dan juga menghimpun berbaga
52
53
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
permasalahan kesehatan gigi dan mulut sebesar 24%. Berdasarkan jenis kelamin
laki-laki 24,8% dan perempuan 27,1%. Selain itu, Berdasarkan tempat tinggal, di
8,6% dan di perdesaan 7,5%. Berdasarkan data riskesdas tahun 2018, masyarakat
masyarakat. Karies gigi adalah salah satu yang sangat umum ditemukan.
prevalensi karies gigi pada anak-anak umur 3-4 tahun di Indonesia mencapai
81,5%. Setengah dari 75 juta balita Indonesia mengalami karies gigi dan
Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut
berada dalam kondisi bebas dari bau mulut, kesehatan gusi dan gigi, tidak adanya
plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki
kekuatan yang baik. Karies gigi adalah suatu penyakit infeksi dalam rongga mulut
yang merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada anak-anak dan orang
dewasa. Lubang yang terlihat pada gigi secara klinis (karies) merupakan proses
akhir dari penyakit ini. Rerata waktu dari mulai terjadinya lesi awal hingga
terjadinya lubang gigi pada anak-anak adalah sekitar 18 ± 6 bulan. Karies gigi
7
8
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal mendasar bagi kesehatan secara umum.
Kesehatan mulut yang buruk akan menyebabkan kehilangan gigi dan kesehatan
sistemik individu, kehilangan gigi oleh lubang yang tidak dirawat atau trauma
akan mengganggu fungsi dan aktivitas di rongga mulut, yang akan berdampak
Pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali wajib dilakukan
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan utama melakukan pemeriksaan
gigi secara rutin yaitu untuk melakukan pembersihan karang gigi dan dapat
Pembersihan karang gigi yang dilakukan secara rutin dapat menjaga kesehatan
berupa karies atau erosi gigi dapat terdeteksi secara dini, maka dapat segera
dilakukan perawatan yang tepat, sehingga tidak akan berkembang menjadi lebih
parah. (20)
didalam rongga mulut seseorang bebas dari kotoran, seperti plak dan calculus.
Apabila kebersihan gigi dan mulut terabaikan akan terbentuk plak padagigi geligi
dan meluas keseluruh permukaan gigi. Kondisi mulut yang selalu basah, gelap
bahwa didalam mulut seseorang bebas dari kotoran seperti debris, plak dan karang
9
gigi. Plak akan selalu terbentuk pada gigi geligi dan meluas keseluruh permukaan
periodontitis dan juga bau mulut. Dapat dilakukan dengan cara membersihkan
gigi dan mulut dari sisa makanan yang tertinggal di antara gigi, kebersihan gigi
dan mulut dapat tercapai dengan baik untuk mencegah terjadinya penyakit gigi
dan mulut perlu dilakukan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan
mengatur pola makan, tindakan secara kimiawi dan tindakan secara mekanis (sikat
gigi) berupa pembersihan rongga mulut dan gigi dari sisa makanan, bakteri
untuk bakteri dalam pembentukan plak. Makanan yang lunak dan mudah
b) Tindakan kimiawi
digunakan dalam pasta gigi, obat kumur, juga secara topical untuk
dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
Secara umum, anak dapat menyikat gigi tanpa pengawasan orang tuanya mulai
umur 9 tahun, akan tetapi sampai umur 14 tahun sebaiknya orang tua selalu
memeriksa apakah anak dapat menyikat gigi dengan baik dan benar. (25)
1) Menyiapkan sikat gigi dan pasta yang mengandung flour merupakan salah
satu zat yang dapat menambah kekuatan pada gigi. Banyaknya pasta
permukaan gigi).
4) Berikan perhatian khusus pada daerah pertemuan antara gigi dan gusi.
5) Lakukan hal yang sama pada semua gigi atas bagian dalam. Ulangi
gerakan yang sama untuk permukaan bagian luar dan dalam semua gigi
6) Untuk permukaan bagian dalam gigi rahang bawah depan, miringkan sikat
gigi. Setelah itu, bersihkan gigi dengan gerakan sikat yang benar.
7) Bersihkan permukaan kunyah dari gigi atas dan bawah dengan gerakan-
berulang- ulang.
gusi, karena akan menyebabkan email gigi rusak dan gigi terasa ngilu.
10) Setelah menyikat gigi, berkumurlah 1 kali saja agar sisa fluor masih ada di
gigi.
11) Sikat gigi dibersihkan dengan air dan disimpan tegak dengan kepala sikat
di atas.
12) Waktu menyikat gigi sebaiknya setiap setelah makan kita menyikat gigi,
tapi hal ini tentu saja agak merepotkan. Hal yang terpenting dalam
memilih waktu menyikat gigi adalah pagi hari sesudah makan dan malam
Beberapa penyakit gigi dan mulut yang biasa terjadi bila mengabaikan
dari pernafasan. Bau yang tidak sedap diakibatkan oleh bebasnya Volatile
terjadi setelah ka- ries gigi yang prevalensi lebih dari 75% populasi dunia.
(29)
pada permukaan gigi, tetapi dapat juga disebabkan faktor non-plak dan
plak tersebut antara lain infeksi bakteri, jamur, virus, lesi genetik, dan
gingiva. Selain itu con- toh lain dari gingivitis yang diinduksi non-plak,
4) Karies gigi
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan
keras gigi. Penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan keras gigi.
Penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. Lubang gigi disebabkan oleh
beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena
adalah :
rumah terhadap karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel
adalah pit dan fissure pada permukaan oklusal molar dan premolar.
Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak yang mudah
gigi dan mulutnya. Plak gigi tidak dapat dibersihkan hanya dengan
(4) Waktu
karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang silih berganti.
normal karena kapasitas buffering dari air liur dan kandungan mineral
dapat tetap terlarut selama dua jam. Sejak gigi rentan selama periode
membentuk perilaku seseorang. Menurut Ignatia dkk, perilaku kebersihan gigi dan
kebersihan gigi dan mulut. Menjaga kebersihan gigi dan mulut pada usia
sekolah merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kesehatan sejak dini. (33)
suatu acara penyuluhan, seminar kesehatan dan lain sebagainya. Karena dari
usia dini, karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan
serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat memengaruhi
diberikan pada anak usia sekolah. Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu kelompok
yang sangat strategis untuk penanggulangan kesehatan gigi dan mulut. (35)
kesehatan gigi dan mulut. Hal ini sejalan dengan penelitian Tumanggor et al. yang
analisis, sintesis, dan evaluasi. Anak sekolah dasar sudah tahu dan memahami
hanya saja aplikasi dalam kegiatan sehari-hari yang kurang tepat saat dilakukan.
(34)
Menurut Potter & Perry dalam Iswandani, kebersihan gigi permanen yang
tumbuh pada anak usia sekolah dasar harus diperhatikan karena peralihan dari gigi
susu menjadi gigi permanen memiliki resiko tinggi untuk terkena karies. Anak-
anak usia sekolah dasar (9-12 tahun) yang telah memiliki gigi permanen belum
terbiasa menyikat gigi dengan baik dan benar namun mereka telah memiliki
pemahaman yang baik akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Mengingat masih tingginya angka penyakit gigi dan mulut di Indonesia, terutama
angka karies gigi dan juga sering sakit gigi yang secara tidak langsung
berhubungan erat dengan perilaku dalam perawatan gigi dan mulut. Keadaan
kebersihan gigi dan mulut anak lebih buruk dikarenakan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-
anak umumnya senang makan gula-gula dan apabila anak terlalu sering makan
mengalami karies. Selain itu juga tingkat kesadaran untuk memelihara kesehatan
gigi dan mulut oleh anak-anak sendiri juga masih tergolong rendah, yang mana
hal ini juga dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
perkembangan individu terdiri dari aspek fisik maupun aspek non fisik. Aspek
fisik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dilihat dari berat badan,
tinggi badan dan motorik individu sedangkan aspek non fisik dilihat dari
mengalami perkembangan yang berbeda- beda. Seorang individu akan ada yang
mengalami perkembangan yang cepat dan bahkan juga ada yang mengalami
lingkungan. (37)
childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak untuk
kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah, bahwa salah satu
tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak
lagi egosentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa telah ada sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut
periode intelektual. Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa masa usia sekolah ini
sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa
ini secara relatif anak-anak mudah untuk dididik daripada masa sebelumnya dan
sesudahnya. (38)
sekolah dasar yang berusia diantara 6-11 tahun berada pada fase kanak-kanak
tengah. Fase kanak- kanak tengah, anak memiliki kemampuan dasar berhitung,
menulis, serta membaca. Fase perkembangan anak SD dapat dilihat dari beberapa
empat aspek yaitu system syaraf, otot-otot, kelenjar endokrin dan struktur
mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Ini
akan terlihat dari pola penyesuaian diri anak secara umum ketika berada di
dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan anak.
19
anggota tubuhnya seperti menggerakan tangan dan kaki dengan baik. Otot-
otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat, sehingga berbagai aktivitas fisik
dilakukan secara lebih akurat dan cepat. Disamping itu, anak juga semakin
2.6.2 Kognisi
tingkatan yang berbeda- beda dimulai dari usia 7-12 tahun ke atas. Pada
fase ini, perkembangan kognitif anak berada dalam dua fase yaitu pertama
20
fase operasional konkret adalah fase ketika usia anak antara 7 sampai 11
tahun dan kedua fase operasional formal adalah fase ketika usia anak
berbeda-beda, ada yang cepat dan ada juga yang lambat. Perbedaan
ini merupakan hasil revisi yang dilakukan oleh Anderson dan Kratwohl
2.6.3 Sosial-ekonomi
21
hari dari penghasilan yang di dapat selain itu dapat didasarkan pada tinggi
2.6.4 Sosio-emosional
dengan norma-norma yang berlaku pada kelompok tradisi dan moral. Pada
maupun saat bermain di luar kelas. Selain dengan keluarga, anak juga
menjalin hubungan dengan anak- anak lain dan orang dewasa. (46)
sosial anak. Jika anak telah dapat berhubungan dan memiliki emosi postif
dengan orang lain maka anak akan lebih mudah untuk berinteraksi sosial
dengan orang lain. Oleh karena itu perkembangan emosi dan sosial sering
2.6.5 Bahasa
menuju pada tahapan yang lebih baik, pertumbuhan lebih banyak berkenan
bahasa yang dialami oleh peserta didik, tentunya seorang guru sangat perlu
bahasa pada anak serta narasi percakapan yang dikeluarkan anak. Bahasa
interaksi sosial dari para pelaku bahasa yang beragam, karena bahasa
sendiri merupakan salah satu alat bantu untuk berinteraksi dengan manusia
agama dan moral anak usia dini antara lain: anak besikap imitasi
(imitation) yakni mulai menirukan sikap, cara pandang serta tingkah laku
orang lain, anak bersikap inernalisasi yakni anak sudah mulai bergaul
yang memiliki karakteristik sikap dan perilaku anak dilandasi oleh implus
biologis dan social. Perkembangan moral dan agama anak usia 5–6 tahun
Kata game berasal dari Bahasa Inggris yang berarti permainan. Permainan
adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada menang
dan ada kalah. Permainan adalah salah satu jenis kegiatan bermain dimana
aksi sesuai dengan aturan pada permainan. Game edukasi merupakan permainan
yang dirancang atau dibuat untuk merangsang daya pikir termasuk meningkatkan
konsentrasi dan memecahkan masalah. Game edukasi menjadi salah satu jenis
penggunanya melalui suatu media unik dan menarik. Target pengguna untuk
aplikasi ini biasanya anak-anak. Oleh karena itu tantangan dan kesesuaian antara
materi dengan kemampuan anak menjadi faktor yang sangat penting dalam
game edukasi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini :
3) Keakuratan (Accuracy)
4) Kesesuaian (Appropriateness)
5) Relevan (Relevance)
6) Objektifitas (Objectives)
anak. Faktanya, game mempunyai fungsi dan manfaat positif bagi anak, di
pengarahan dan aturan, latihan memecahkan masalah dan logika, melatih saraf
mengamati dan belajar yang kemudian melahirkan tindakan dan prilaku. Edukasi
sebenarnya tidak jauh berbeda dari belajar yang dikembangkan oleh aliran
diinterpretasikan berbeda dari learning yang bermakna belajar. Dan istilah ini
26
dari sekedar belajar. Secara umum anak usia dini merupakan anak yang berada
pada usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi
perkembangan anak sehingga disebut Golden Age. Anak usia dini sedang dalam
tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun
mental. Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat
anak usia dini, maka anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan
psikologis. (51)
Game edukasi digital tidak untuk dibedakan dan dibandingkan dengan game
refleksi dan pemahaman karena hasil kombinasi antara pembelajaran dan game.
Sifat yang immersive dalam game dapat digunakan untuk membuat pengalaman
pengguna sebagai aktor di dalam game. Melalui cara ini anak-anak belajar cara
digunakan untuk menumbuhkan minat belajar dan motivasi. Game edukasi digital
ilmu merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia. Dengan
1) Puzzle Konstruksi
menjadi beberapa model. Mainan rakitan yang paling umum adalah balok-
3) Puzzle Lantai
Puzzle lantai adalah puzzle yang terbuat dari karet atau busa
sehingga baik untuk alas bermain anak dibandingkan harus bermain diatas
keramik. Puzzle lantai memiliki desain yang sangan menarik dan tersedia
dan melatih kemampuan berpikir anak. Puzzle lantai sangat mudah dan
tahan lama.
4) Puzzle Angka
kerja otak.
5) Puzzle Transportasi
Fungsinya selain untuk melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak
kendaraan. Selain itu anak akan lebih kreatif, imajinatif, dan cerdas.
29
6) Puzzle Logika
7) Puzzle Geometri
panjang, dan lain sebagainya), selain itu anak akan dilatih untuk
tersebut.
1) Spelling Puzzle
Yaitu puzzle yang terdiri dari gambar dan huruf-huruf acak untuk
2) Jigsaw Puzzle
5) Crossword Puzzle
dari kata Medium yang secara harfiah berarti perantara atau pembawa pesan dari
pengirim pesan. Secara lebih luas, pengertian media dalam proses pembelajaran
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
gambar yang bertujuan untuk mengasah daya fikir, melatih kesabaran dan
membiasakan kemampuan berbagi. Selain itu, media puzzle juga dapat disebut
permainan edukasi karena tidak hanya untuk bermain tetapi juga mengasah otak
32
dan melatih antara kecepatan pikiran dan tangan. Oleh karena itu, media puzzle
adalah salah satu bentuk permainan yang edukatif. Dalam permainan puzzle
membutuhkan ketelitian dan ketepatan, dan anak akan dilatih untuk memusatkan
58 Tahun 2009 yang dibuat dari Diknas, hasil raker (rapat kerja) yang dibuat oleh
guru dan kepala sekolah yang membahas tentang pemecahan tema selama satu
Berbagai barang bekas telah berhasil didaur ulang oleh guru menjadi alat
dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, melalui kegiatan bermain anak diajak
seluruh tubuhnya. Dengan demikian, pada saat pembelajaran siswa tidak hanya
Potensi tersebut dapat dilihat dari kegiatan bermain sambil belajar, seperti
pendapat bahwa belajar sambil bermain telah memberikan kesempatan bagi anak
belajar secara menyenangkan. Selain itu, anak usia prasekolah merupakan suatu
34
fase yang sangat penting dan berharga dan merupakan masa pembentukan dalam
periode kehidupan manusia (a noble and malleable phase of human life) oleh
karenanya masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age). (56)
Artinya: “Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS An-Nahl ayat 78).
Allah SWT memberikan fasilitas yang sangat luar biasa bagi manusia yakni
berupa pendengaran, penglihatan dan hati. Selain itu, manusia lahir tidak
Makna Hadits diatas yaitu sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia
yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi dan kemampuan
dengan konteks.
1) Mengasah otak
36
Puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak siswa, melatih
menjadi gambar.
3) Melatih nalar
sesuai logika
4) Melatih kesabaran
suatu tantangan.
5) Pengetahuan
dan bentuk maka siswa dapat belajar tentang warna-warna bentuk yang
BAB III
Fase perkembangan
anak
Permainan Edukasi
Board Game POD (Media
Crossword Puzzle of Dentist)
Pengetahuan
Kesehatan Gigi dan
Media Puzzle Mulut
39
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Antara
: Variabel Dependen
3.3.2.1 Ada hubungan permainan edukasi (media puzzle) terhadap Kesehatan Gigi
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
dengan tipe pre-test dan post-test group desain. Kuisioner sebagai alat ukur untuk
dentist).
4.2.1 Lokasi
4.2.2 Waktu
crossword of dentist)
41
42
terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik
kesimpulan. Jadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3
SDN. Mangkura 2 Makassar yang terdaftar sebagai siswa aktif pada saat
4.4.2 Sampel
Makassar yang terdaftar sebagai siswa aktif pada periode saat penelitian
n=
1 + Ne2
65
1 + 65 (0,05)2
43
65
1 + (0,1625)
65
1.1625
= 55,91 ~ 56 orang
Keterangan:
N = Ukuran populasi
Jumlah Pilihan = 2
Jumlah pernyataan = 15
43
44
Rumus umum
= 30 – 15
= 15
Kategori (K) = 2
= 15/2
= 7,5
= 30 – 7,5
= 22,5
Baik : >22,5
Kurang : <12,5
44
45
A .Kriteria inklusi
POD
B. Kriteria Eksklusi
45
46
Skala
No Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Cara mengukur dan alat ukur
Ukur
1. Penggunaan Aplikasi 1) Memperlihatkan Indikator Penilaian : Aplikasi Board Game POD Ordinal
Board Game POD gambar puzzle - Mudah digunakan (Media Crossword Puzzle of
(Media Crossword manipulatif sebagai - Mudah dioperasikan Dentist) yang telah di uji
Puzzle of Dentist) contoh untuk anak. - Fleksibel (aplikasi validasi oleh statistik dengan
2) Melepaskan dapat digunakan menggunakan kuesioer dan uji
kepingan puzzle dimana dan kapan fungsional oleh peneliti dan
tersebut dari saja) pembuat aplikasi dengan
4) Kemudian mengajak
menyusun puzzle.
5) Beri tantangan
melakukannya
papan dasar.
48
No Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Cara Mengukur dan Alat Ukur Skala Ukur
Penggunaan berupa video mengenai dibagi dalam kategori kuesiner sebanyak 15 pernyataan
Aplikasi Board penggunaan Aplikasi baik, cukup, dan yang dijawab dengan 2 pilihan Ya
Game POD (Media Board Game POD (Media kurang dan Tidak Ordinal
operator (peneliti).
4.6 Alat dan Bahan
4.6.1 Alat
- Handphone
- Laptop
4.6.2 Bahan
- Alat Tulis
- Kuota Data
- Power Point
- Kuesioner
pada salah satu kebutuhan SDN. Mangkura 2 Makassar dalam hal ini
49
50
fungsional.
puzzle of dentist)
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang peroleh dari
Hasil penelitian disajikan dalam tabel berdasarkan hasil uji yang telah
dilakukan.
4.9 Alur Penelitian
Mendapatkan izin dari SDN Mangkura 2 Makassar dan izin penelitian dari Komisi Etik.
Aplikasi
Penggunaan aplikasi
Analisis Data
Penyajian Data
Kesimpulan
52
BAB V
POD (Media Crossword Puzzle Of Dentist) sebagai media edukasi kesehatan gigi
dan Mulut Siswa dengan melibatikan sebanyak 60 sampel dalam hal ini yang
penelitian diarahkan untuk mengisi pre-test terlebih dahulu yang telah disajikan
oleh peneliti sebelum dilakukan penggunaan aplikasi Board game POD (Media
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui rata-rata atau yang palig dominan
53
54
responden.
Makassar mengenai Kesehatan gigi dan mulut. Dari tabel diatas diketahui bahwa
mengenai aplikasi board game POD (Media Crossword puzzle of dentist) terjadi
yang tinggi.
55
karena data berjumlah lebih dari 50, sedangkan untuk jumlah sampel yang kurang
semua kelompok perlakuan yang berarti data terdistribusi normal. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menjawab hipotesis penelitian, uji yang
digunakan adalah uji t berpasangan (Paired sample t-test) dikarenakan data yang
berdistribusi normal.
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa data Uji Paired sample t test dilakukan
Crossword Puzzle Of Dentist) sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut
56
siswa kelas 3 SDN Mangkura 2 Pada taraf signifikan 5% jika nilai p < 0,05
Jika nilai p > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antar
kelompok perlakuan. Hasil uji paired sample t-test memiliki nilai p (0,000) < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Aplikasi Board Game POD
(Media Crossword Puzzle Of Dentist) sebagai media edukasi kesehatan gigi dan
Hasil penelitian ini berasal dari SDN Mangkura 2 khususnya pada siswa
pengetahuan mengenai Kesehatan gigi dan mulut melalui aplikasi board game
menjadi sampel.
diberikan edukasi mengenai aplikasi board game POD (Media Crossword puzzle
rendah, namun setelah diberikan edukasi mengenai aplikasi board game POD
Kesehatan gigi dan mulut hal tersebut dibuktikan dari total 60 responden
Tabel 5.3 Menunjukkan bahwa Hasil uji paired sample t-test memiliki
nilai p (0,000) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Aplikasi
Board Game POD (Media Crossword Puzzle Of Dentist) sebagai media edukasi
efektif dalam Meningkatkan Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Kelas 3
SDN Mangkura 2 Makassar hasil yang sama diperoleh pada penelitian yang
dilakukan oleh Santoso Berdasarkan analisis data dan hasil kegiatan validasi ahli
media, ahli materi, ahli teknonlogi dan pengguna (siswa), serta hasil uji coba
lapangan awal dan uji lapangan utama maka dapat dikatakan bahwa game
monopoly layak dan efektif sebagai media pendidikan kesehatan gigi berbasis
android dan efektif dalam meningkatan pengetahuan dan sikap kesehatan gigi di
bahwa Hasil pengolahan data setelah dilakukan intervensi didapatkan rata – rata
pengetahuan kelompok game puzzle kegi (kesehatan gigi) lebih besar dari
( 8,27%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa game puzzle kegi lebih efektif
menggunakan game puzzle kegi (kesehatan gigi) ini bisa dijadikan alternatif
58
memperhatikan beberapa hal, yaitu: a) memiliki lebih dari satu media yang
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Aplikasi Board Game
6.2
59
60
6.3 Saran
6.2.2 Penelitian selanjutnya, diharapkan memiliki sasaran bukan hanya dari siswa
SD melainkan juga dari siswa jenjang Pendidikan yang lebih tinggi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
61
62
Baiturrahmah. 2018;1(2):97–101.
11. Musiafa Z, Kom S, Kom M. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Fak Kesehat Masy.
2017;8(2):108–17.
12. Afiati R, Adhani R, Ramadhani K. Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut Terhadap Status Karies Gigi Anak Tinjauan Berdasarkan Pengetahuan,
Tingkat Pendidikan, dan Status Sosial di TK ABA. J Kedokt Gigi [Internet].
2017;2(1):56–7.
13. Miftah M. Fungsi, Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Belajar Siswa.2013;1(2):95-97.
14. Nurmala I, Rahman F, Nugroho A, Erlyani N, Laily N, Yulia A. Promosi
Kesehatan. 2018. 51 p.
15. Arsyad. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Pada Murid Kelas IV
dan V SD. World Dev [Internet]. 2018;1(1):1–15.
16. Sari E, Ulfiana DP. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Dengan
Metode Permainan Simulasi Ular Tangga Terhadap Perubahan Pengetahuan,
Sikap Dan Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah Di SD Wilayah
Paron Ngawi. Rev Bras Ergon [Internet]. 2017;9(2):10.
17. Erri Wahyu Puspitarini DWPAPN. Game Edukasi Berbasis Android Sebagai
Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. J I M P - J Inform Merdeka
Pasuruan. 2016;1(1):46–58.
18. Ali CM, Endryansyah. Penerapan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Listrik
Kelas X SMKN 1 Jetis Mojokerto. J Pendidik Tek Elektro [Internet].
2015;04(02):367–74.
19. Nurmala, Ira; Rahman, Fauzie; Nugroho, adi; Erlyani, Neka; Laily, Nur; Yulia
Anhar V. Promosi Kesehatan. 2018. 51 p.
20. Arsyad. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Pada Murid Kelas IV
dan V SD. World Dev [Internet]. 2018;1(1):1–15.
63
21. Liza, Laisa ; Diba F. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Orang Tua Terhadap
Kesehatan Gigi dan Mulut. 2020. p. 185–6.
22. Ermawati T, Yani RWE, Syafriadi M. Improving oral and dental health
through counseling to elementary school students in Jember. J Community
Serv Empower. 2021;2(1):1–7.
23. Abdat M, Jernita T. Oral Health Knowledge and Attitude, Oral Health Status
in Elderly and Its Impact on General Well-Being. Dentika Dent J.
2018;21(01):21–8.
24. Widayati N. Faktor yang Berhubungan dengan Karies Gigi Pada Anak Usia 4-
6 Tahun. J Berkala Epidem. 2014;2(2):204.
25. Pariati, Lanasari N. Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap Terjadinya Karies
pada Anak Sekolah Dasar Di Makassar. Med Kes Gigi. 2021;2(1):4.
26. Safela S, Purwaningsih E, Isnanto. Systematic Literature Review : Faktor yang
Mempengaruhi Karies Gigi pada Anak Sekolah Dasar. J Ilmiah Kep Gigi.
2021;2(2):336.
27. Senjaya AA. Buah Dapat Menyebabkan Gigi Karies. J Ilmu Gizi.
2014;5(1):15-16
28. Suryani L. Gambaran Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan
Mulut pada Murid Kelas V Di Min 9 Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda
Aceh. J Biotik. 2017;5(2):150-151.
29. Widayati N. Faktor yang Berhubungan dengan Karies Gigi pada Anak Usia 4-
6 Tahun. J Berkala Epidem. 2014;2(2):197-198.
30. Santi AUP, Khamimah S. Pengaaruh Cara Menggosok Gigi Terhadap Karies
Gigi Anak Kelas IV Di SDN Satria Jaya 03 Bekasi. J Umj. 2019;1(1).
31. Alwinda P, Bintang G, Radinal S, dkk. Pengetahuan Penangan Halitosis dalam
Masalah Kesehatan Mulut. J Farm Kom. 2016;3(2):85-89.
32. Asmawati. Perbandingan Indeks Kalkulus yang Mengonsumsi Air Minum Isi
Ulang dan Air Sumur di Desa Matawoi Kecamatan Mowila. J Kes Gigi.
64
2018;1(1):3.
33. Tetan D, Adam AM, Jubhari EH. Penyakit Gingiva: Induksi Plak dan Induksi
Non Plak. J Makass Dent. 2021;10(1):88-89.
34. Rahmawati, Maliga I, Kesuma EG, Hasifah H. Mulut dalam Mencegah Karies
Gigi Anak Usia Sekolah. The Relationship of Dental and Oral Health
Knowledge Level in Preventing Dental Carries of School Age Children.
2021;12(November):157–67.
35. Gayatri WR. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Anak SDN Kauman 2 Malang. J Health. 2017;2(2):202-204.
36. Listrianah. Indeks Karies Gigi Ditinjau dari Penyakit Umum dan Sekresi Saliva
pada Anak DI Sekolah Dasar Negeri 30 Palembang 2017. JPP.
2017;12(2):136.
37. Nuriyah E, Edi IS, Ulfah SF. Karies gigi ditinjau dari pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut pada siswa sekolah dasar. Indones J Heal Med. 2022;2(2):167–
79.
38. Dianmartha C, Kusumadewi S, Kurniawati DPY. Pengetahuan Terhadap
Perilaku Perawatan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Usia 9-12 Tahun Di
Sdn 27 Pemecutan Denpasar. ODONTO Dent J. 2018;5(2):110.
39. Yusmanijar, Abdulhaq M. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan
Gigi dan Mulut dengan Perilaku Perawatan Gigi dan Mulut Pada Anak Usia
Sekolah 7-9 Tahun di SD Islam Al Amal Jaticempaka. 2019. p. 1–3.
40. Worang, Pangemanan W. Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan
Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Di TK Tunas Bhakti Manado. 2014. p. 1–2.
41. Sosial K, Kinerja DAN. Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk 1.
2009;2(1):1–118.
42. Oktavia LS, Neviyarni, Irdamurni. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar :
Kajian Untuk Siswa Kelas Rendah. J Pendidik Tambusai. 2021;5(1):1823–8.
43. Sabani F. Perkembangan Anak-anak Selama Masa Sekolah Dasar.
65
2019;8(2):89–100.
44. Khaulani F, S N, Irdamurni I. Fase Dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah
Dasar. J Ilm Pendidik Dasar. 2020;7(1):51.
45. Istiqomah H, Suyadi S. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Sekolah
Dasar Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Di Sd Muhammadiyah
Karangbendo Yogyakarta). El Midad. 2019;11(2):155–68.
46. Marinda L. Piaget dan Problematika Pada Pendahuluan. J An-Nisa J Kaji
Peremp Keislam. 2020;13(1):116–52.
47. Bujuri DA. Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan
Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Literasi (Jurnal Ilmu
Pendidikan). 2018;9(1):37.
48. Riani HP. Perkembangan Kognitif Anak Dan Remaja Di Tengah Popularitas
Aplikasi Tik Tok : Studi Selebgram. 2021;8(1):111–21.
49. Atikah AN, Rasyid H. Dampak Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap
Keterampilan Sosial Anak. 2018;7(2):111-113.
50. Tusyana E, Trengginas R. Analisis Perkembangan Sosial-Emosional Tercapai.
Abstrak. J Iventa [Internet]. 2019;3(1):18–26.
51. Ilham I. Perkembangan Emosi Dan Sosial Pada Anak Usia Sekolah Dasar. eL-
Muhbib J Pemikir dan Penelit Pendidik Dasar. 2020;4(2):162–80.
52. Pgmi P, Sunan UIN, Yogyakarta K. Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah
Karang Bendo Yogyakarta. Julrissani. 2020;4(1):72–87.
53. Syafril S, Islam U, Raden N, Lampung I, Education I. Pengembangan Nilai-
Nilai Moral dan Agama Anak Usia Dini. 2018;(December).
54. Delima Rosa, Arianti Nevi PB. Pengembangan Aplikasi Permainan Edukasi
untuk Anak Pra Sekolah Menggunakan Pendekatan Child Centered Design.
2016. p. 13–6.
55. Fithri DL, Setiawan DA. Analisa Dan Perancangan Game Edukasi Sebagai
Motivasi Belajar Untuk Anak Usia Dini. Simetris J Tek Mesin, Elektro dan
66
LAMPIRAN 1
PERSURATAN
68
69
70
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI
A. Alat
- Handphone - Laptop
B. Bahan
- Alat Tulis
- Kuota Data
71
- Power Point
- Kuesioner
- Pre-Test Kelas 3A
- Sosialisasi Kelas 3A
73
- Post-Test Kelas 3A
74
- Pre-Test Kelas 3B
- Sosialisasi Kelas 3B
75
- Post-Test Kelas 3B
76
LAMPIRAN KUESIONER
Identitas Responden
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian :
- Bacalah pernyataan dengan teliti
- Pilih “YA” jika Anda setuju dengan pernyataan pada setiap poin
kuesioner dibawah ini
77
- Pilih “TIDAK” jika Anda tidak setuju dengan pernyataan pada setiap
poin kuesioner dibawah ini
- Responden wajib mengisi semua pernyataan yang telah disediakan
- Bila ada yang kurang dipahami dari pernyataan yang ada pada kuesioner
dapat ditanyakan ke peneliti
1. Saya memelihara kesehatan gigi dan mulut agar gigi menjadi bersih dan
sehat
A. Ya
B. Tidak
2. Menyikat gigi dilakukan sebanyak 2 kali sehari
A. Ya
B. Tidak
3. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur
A. Ya
B. Tidak
4. Saya datang ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
A. Ya
B. Tidak
5. Pasta gigi yang digunakan sebaiknya mengandung flour
A. Ya
B. Tidak
6. Tujuan menyikat gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan
A. Ya
B. Tidak
7. Saya rutin menyikat gigi secara teratur untuk mencegah gigi rusak
A. Ya
B. Tidak
78
12. Tujuan menjaga kebersihan gigi dan mulut agar terhindar dari bau mulut
A. Ya
B. Tidak
13. Saya rutin membersihkan karang gigi agar terhindar dari gusi berdarah
A. Ya
B. Tidak
14. Gigi berlubang dapat menyebabkan gusi bengkak
A. Ya
B. Tidak
15. Saya rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk mencegah
terbentuknya karang gigi
A. Ya
B. Tidak
79
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi (r) pada setiap pernyataan,
dari hasil perhitungan korelasi akan didapatkan suatu koefisien korelasi (r) yang
digunakan untuk mengukur validitas suatu item dan untuk mengetahui item tersebut
layak digunakan atau tidak, biasanya dilakukan uji signifikansi (α ) sebesar 0,05.
Apabila jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 responden sehingga diperoleh
nilai r tabel (α = 0,05, derajat bebas (df)), sehingga 40 - 2 = 38 maka diperoleh r-tabel
sebesar 0.312. Pertanyaan disebut valid apabila nilai p-value hasil pengujian lebih
kecil daripada 0.05 atau r hitung lebih besar daripada r-tabel.
1. Uji Validitas Variabel X
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel X
Variabel X R-Hitung R-Tabel P-Value Keterangan
Pertanyaan 1 0.560 0.312 0.000 Valid
Pertanyaan 2 0.656 0.312 0.000 Valid
Pertanyaan 3 0.640 0.312 0.000 Valid
Pertanyaan 4 0.460 0.312 0.003 Valid
Pertanyaan 5 0.784 0.312 0.000 Valid
Pertanyaan 6 0.656 0.312 0.000 Valid
Pertanyaan 7 0.401 0.312 0.010 Valid
80
Tabel (). menunjukan hasil uji validitas setiap pernyataan pada variabel X.
Hasil p-value yang diperoleh untuk seluruh pertanyaan menunjukkan nilai p-value
yang lebih kecil daripada 0.05. Ini menunjukkan bahwa pertanyaan 1 hingga 15 valid
digunakan sebagai alat ukur. Pada nilai r-hitung yang diperoleh pada setiap
pertanyaan lebih besar daripada r-tabel pada 40 sampel penelitian. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap pertanyaan pada variabel X valid digunakan sebagai alat
ukur penelitian ini.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kehandalan dari sebuah alat ukur. Uji
reliabilitas yang dilakukan pada instrumen atau faktor yang dinyatakan valid,
sedangkan untuk yang tidak valid tidak dilanjutkan keuji reliabilitias. Dalam
pengukuran reliablitias menggunakan Alpha Croanbach dengan menggunakan SPSS.
Ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan apabila
1. 0,00 sampai 0,20 berarti kurang handal
2. 0,21 sampai 0,40 berarti agak handal
3. 0,41 sampai 0,60 berarti cukup handal
4. 0,61 sampai 0,80, berarti handal
5. 0,81 sampai 1,00, berarti sangat handal.
Hasil dari uji reliabilitas disajikan dalam tabel 2. sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
81
Alpha
Variabel Keterangan
Croanbach
Variabel X 0.854 Sangat Handal
LAMPIRAN 4
HASIL PENGUJIAN FUNGSIONAL
LAMPIRAN 5
TAMPILAN SOURCE CODE APLIKASI BOARD GAME POD
LAMPIRAN 6
87
Jenis Kelamin
Pre-test
Post-test
Tests of Normality
N Correlation Sig.
Pre_test -
Pair 1 -4.733 2.201 .284 -5.302 -4.165 -16.661 59 .000
Post_test
89
Uji Validitas
Correlations
Per 1 Per 2 Per 3 Per 4 Per 5 Per 6 Per 7 Per 8 Per 9 Per 10 Per 11 Per 12 Per 13 Per 14 Per 15 Total
Per Pear
1 son
Corr 1 .538** .279 .095 .562** .538** -.081 .538** .370* .179 .221 .279 .179 .562** -.065 .560**
elatio
n
Sig.
(2-
.000 .081 .560 .000 .000 .619 .000 .019 .268 .170 .081 .268 .000 .689 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Per son
2 Corr .538** 1 .221 .250 .480** 1.000** -.095 1.000** .306 .126 .167 .221 .126 .480** -.076 .656**
elatio
n
Sig.
(2-
.000 .170 .120 .002 .000 .560 .000 .055 .439 .304 .170 .439 .002 .639 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
90
Pear
Per son
3 Corr .279 .221 1 .095 .562** .221 .279 .221 .370* .466** .538** .279 .466** .562** .370* .640**
elatio
n
Sig.
(2-
.081 .170 .560 .000 .170 .081 .170 .019 .002 .000 .081 .002 .000 .019 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Per son
4 Corr .095 .250 .095 1 .320* .250 .095 .250 .172 .189 .250 .095 .189 .320* .172 .460**
elatio
n
Sig.
(2-
.560 .120 .560 .044 .120 .560 .120 .288 .243 .120 .560 .243 .044 .288 .003
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear .562** .480** .562** .320* 1 .480** -.046 .480** .698** .424** .480** .562** .424 1.000**
**
-.037 .784**
Per son
5 Corr
elatio
n
91
Sig.
(2-
.000 .002 .000 .044 .002 .780 .002 .000 .006 .002 .000 .006 .000 .822 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Per son
6 Corr .538** 1.000** .221 .250 .480** 1 -.095 1.000** .306 .126 .167 .221 .126 .480** -.076 .656**
elatio
n
Sig.
(2-
.000 .000 .170 .120 .002 .560 .000 .055 .439 .304 .170 .439 .002 .639 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Per son
7 Corr -.081 -.095 .279 .095 -.046 -.095 1 -.095 .370* .753** .221 -.081 .466** -.046 .806** .401*
elatio
n
Sig.
(2-
.619 .560 .081 .560 .780 .560 .560 .019 .000 .170 .619 .002 .780 .000 .010
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
92
Pear
Per son
8 Corr .538** 1.000** .221 .250 .480** 1.000** -.095 1 .306 .126 .167 .221 .126 .480** -.076 .656**
elatio
n
Sig.
(2-
.000 .000 .170 .120 .002 .000 .560 .055 .439 .304 .170 .439 .002 .639 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Per son
9 Corr .370* .306 .370* .172 .698** .306 .370* .306 1 .607** .306 .370* .260 .698** -.053 .643**
elatio
n
Sig.
(2-
.019 .055 .019 .288 .000 .055 .019 .055 .000 .055 .019 .105 .000 .747 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear .179 .126 .466** .189 .424** .126 .753** .126 .607** 1 .378* .179 .543** .424** .607** .680**
Per son
10 Corr
elatio
n
93
Sig.
(2-
.268 .439 .002 .243 .006 .439 .000 .439 .000 .016 .268 .000 .006 .000 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Per son
11 Corr .221 .167 .538** .250 .480** .167 .221 .167 .306 .378* 1 .221 .378* .480** .306 .586**
elatio
n
Sig.
(2-
.170 .304 .000 .120 .002 .304 .170 .304 .055 .016 .170 .016 .002 .055 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Per son
12 Corr .279 .221 .279 .095 .562** .221 -.081 .221 .370* .179 .221 1 .179 .562** -.065 .441**
elatio
n
Sig.
(2-
.081 .170 .081 .560 .000 .170 .619 .170 .019 .268 .170 .268 .000 .689 .004
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
94
Pear
Per son
13 Corr .179 .126 .466** .189 .424** .126 .466** .126 .260 .543** .378* .179 1 .424** .607** .617**
elatio
n
Sig.
(2-
.268 .439 .002 .243 .006 .439 .002 .439 .105 .000 .016 .268 .006 .000 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Per son
14 Corr .562** .480** .562** .320* 1.000** .480** -.046 .480** .698** .424** .480** .562** .424** 1 -.037 .784**
elatio
n
Sig.
(2-
.000 .002 .000 .044 .000 .002 .780 .002 .000 .006 .002 .000 .006 .822 .000
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear -.065 -.076 .370* .172 -.037 -.076 .806** -.076 -.053 .607** .306 -.065 .607** -.037 1 .403**
Per son
15 Corr
elatio
n
95
Sig.
(2-
.689 .639 .019 .288 .822 .639 .000 .639 .747 .000 .055 .689 .000 .822 .010
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Pear
Tot son
al Corr .560** .656** .640** .460** .784** .656** .401* .656** .643** .680** .586** .441** .617** .784** .403** 1
elatio
n
Sig.
(2-
.000 .000 .000 .003 .000 .000 .010 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .010
tailed
)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Rehabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.854 15
96