Dosen Pengampu :
Oleh :
KELAS A
2022
A. LATAR BELAKANG
Pada jaman sekarang apalagi selama pandemi hingga tahun ini sedang
marak-maraknya isu kesehatan mental, banyak kasus negatif yang lebih
menjerumus atau tentang isu mental. Di dunia sekarang ini tidak hanya
kesehatan fisik yang terus dijaga, namun juga kesehatan mental. Banyak orang
yang mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya. Menurut WHO, pada saat
memperingati hari kesehatan mental sedunia yang bertepatan pada bulan
oktober, mencatat bahwa banyak masyarakat hingga 1 miliar orang yang hidup
di dunia dengan memiliki gangguan mental. Tidak saja pada saat pandemic
Covid-19, marak kasus kesehatan mental di dunia yang lebih mempengaruhi
kehidupan manusia. 1
Catatan yang dimiliki WHO pada tahun 2020 saja prosentase masyarakat
yang mengalami gangguan kecemasan cukup tinggi dan meningkat, dapat
dikatakan masyarakat hidup dalam gangguan mental, dan banyak juga yang
mengalami depresi yang memiliki prosentase 28 persen. Menurut WHO,
seseorang dapat dikatakan memiliki gangguan mental ketika fungsi yang ada di
dalam tubuhnya terutama psikisnya terganggu. Seperti fungsi pikirannya,
regulasi emosionalnya, hingga perilaku yang dimunculkan orang tersebut.
Gangguan-gangguan yang sedang marak terjadi adalah kecemasan, bipolar,
depresi, trauma, gangguan makan, dan salah satunya adalah gangguan yang
mempengaruhi harga diri dan konsep diri seseorang. Seperti orang yang
mengalami pelecehan seksual, bullying, brokenhome, atau masalah yang lain,
sangat rentan dan beresiko akan mengalami salah satu gangguan mental, namun
dengan tingkatan yang berbeda. Banyak juga orang yang tidak terpenuhi apa
keinginannya mengalami gangguan mental. 2
Di Indonesia sendiri pada tahun 2021, Kementrian Kesehatan Indonesia
menemukan 19 juta penduduk Indonesia berusia 15 tahun keatas mengalami
gangguan emosional. Banyak juga stigma-stigma negative yang muncul juga
1
https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/10/160200923/hari-kesehatan-mental-sedunia-who-
sebut-1-miliar-orang-hidup-dengan?page=all
2
https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/20/193000823/who--hampir-1-miliar-orang-di-dunia-
alami-gangguan-kesehatan-mental?page=all
mengenai kesehatan mental yang tersebar di masyarakat. Contoh seperti
seseorang yang mengalami pelecehan seksual justru menyalahkan korban,
padahal korban yang seharusnya dilindungi, dari sini banyak korban
bermunculan dan mengalami gangguan mental. Salah satu gangguan mental
yang dialami oleh korban pelecehan seksual, korban KDRT, korban bullying, dan
masih banyak lagi yang mengakibatkan rendahnya Self-Esteem seseorang
korban tersebut.
Self-Esteem sendiri merupakan bagian terpenting bagi diri seorang individu
dalam kehidupan, salah satunya tentang trauma yang dialami yang akan
mempengaruhi self-esteem tersebut. Self-esteem ini juga sering dialami oleh
seorang remaja hingga dewasa awal yang masih membutuhkan adaptasi dan
juga masih mencari jati dirinya, ketika seseorang tersebut mengalami gangguan
mental maka akan bermasalah dalam dirinya, dan biasanya rendahnya self-
esteem ini yang muncul. Usia dewasa dan remajaini sering kali kurang
menghargai adanya kelebihan di dalam dirinya sendiri atau bahkan tidak
menyadarinya. Self-esteem merupakan istilah yang merujuk untuk
mendeskripsikan nilai personal seorang individu, terhadap dirinya sendiri.
Dengan kata lain, self-esteem merujuk pada cara seseorang menghargai,
mengapresiasi, dan menyukai diri sendiri. 3
Dengan banyaknya dan maraknya kasus gangguan mental salah satunya
tentang rendahnya sel-esteem yang dialami seseorang terutama usia remaja,
diperlukannya wawasan lebih untuk masyarakat memahami tentang hal seperti
ini. Begitu juga dengan remaja itu sendiri, jika memang pernah mengalami
hingga mengganggu dikehidupannya alangkah lebih baiknya mencari solusi ke
orang yang lebih tepat.
Hal-hal yang dapat menanggulangi atau memperbaiki self-esteem seseorang
yang rendah adalah dengan memberikan bantuan agar individu tersebut dapat
menghargai dirinya dan self-esteem yang stabil. Biasanya self-esteem ini dapat
ditingkatkan kembali dengan konseling dan terapi. Terapi yang dapat digunakan
dalam penelitian ini adalah hypnoterapi, menurut APA (American Psychological
3
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/jb/article/view/189
Association) hipnoterapi dapat digunakan untuk menangani kasus psikologis
sudah tidak hanya kasus fisik saja, seperti phobia, meningkatnya stress, depresi,
dan masih banyak lagi. Hipnoterapi ini bekerja dengan cara atau melalui alam
bawah sadar seseorang, dengan memberikan sugesti-sugesti yang ada dan
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Seseorang yang mengalami
gangguan pada mentalnya apalagi mengalami kekerasan, bullying, masalah di
rumahnya pasti memiliki permasalahan dalam self-esteemnya. Dengan begitu
diharapkannya dengan terapi ini dapat meningkatkan self-esteem seseorang. 4
Dengan menggunakan hypnoterapi yaitu menggunakan beberapa sugesti
yang telah diterapkan, dengan begitu ada beberapa Teknik terapi yang dapat
diterapkan melalui hipnoterapi ini salah satunya adalah Teknik Forgiveness.
Teknik terapi ini merupakan salah satu pendekatan yang merujuk pada kognitif
dan perilaku seseorang, di mana Teknik ini mengarahkan seseorang tersebut
untuk membangun proses belajar memaafkan diri sendiri atau menerima
keadaan diri sendiri. Dalam Teknik ini memiliki beberapa tahapan yang
membantu seorang subjek atau klien untuk melakukannya, dan diharapkan
setelah melakukan terapi ini masalah tentang self-esteem yang rendah bisa
teratasi. 5
Dalam penelitian ini, peneliti memilih subjek siswa-siswi SMK karena dalam
rentang usia tersebut banyak kasus yang menimbulkan self-esteem rendah
karena usia remaja usia di mana seorang anak membutuhkan jati diri mereka.
Dan juga tuntutan seorang siswa-siswi SMK berbeda dengan siswa-siswi SMA
yang memiliki perbedaan konsep di sekolahnya.
Dengan begitu peneliti melihat fenomena atau kasus yaitu Self-esteem di
tingkat sekolah kejuruan, yang di dalamnya terdapat fenomena siswa-siswi yang
kemungkinan memiliki gangguan pada self-esteemnya. Peneliti memilih
hipnoterapi dengan Teknik forgiveness sebagai asesmennya, karena dirasa
cukup mempu menanggulangi self-esteem seseorang yang rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah benar-benar efektif
menggunakan Teknik ini. Serta agar masyarakat atau pembaca dan peneliti
4
https://elibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.11.50.07065.pdf hlm 15-17
5
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/963/2/BAB%201.pdf hlm 10
memahami perlunya self-esteem yang cukup dalam kehidupan, dan mengetahui
bagaimana cara menanggulangi ketika self-esteem tersebut rendah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah menggunakan hipnoterapi atau sugesti mampu meningkatkan self-
esteem seseorang?
2. Bagaimana efektivitas penggunaan hipnoterapi yang menggunakan teknik
forgiveness therapy untuk menangani siswa yang memiliki self-esteem
rendah?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui apakah hipnoterapi dapat diterapkan dalam kasus self-
esteem seseorang yang rendah. Serta apakah memiliki efektivitas yang cukup
atau tidak menggunakan hipnoterapi dengan Teknik forgiveness.
D. MANFAAT
Hasil penelitian ini mampu memberikan informasi dalam bidang Pendidikan
tentang Teknik terapi yang mampu menanggulangi gangguan yang dialami
seseorang tentang self-esteemnya. Dengan dihasilkannya penelitian ini juga
memberikan pandangan kepada ilmuwan psikologi tentang ilmu pengetahuan
yang membahas tentang self-esteem. Serta manfaat bagi pembaca dan penulis
adalah menambah wawasan baru tentang apa yang dipaparkan oleh artikel ini
mengenai self-esteem beserta cara memperbaikinya.
E. HIPOTESIS
Ha : terdapat Efektivitas Penggunaan Hipnoterapi Teknik Forgiveness
Therapy untuk Menangani Rendahnya Self Esteem Siswa SMK.
Ho : tidak terdapat Efektivitas Penggunaan Hipnoterapi Teknik Forgiveness
Therapy untuk Menangani Rendahnya Self Esteem Siswa SMK.
F. LANDASAN TEORI
1. VARIABEL TERIKAT
Dalam psikologi, istilah self-esteem digunakan untuk
menggambarkan perasaan subjektif seseorang secara keseluruhan tentang
nilai atau nilai pribadi. Dengan kata lain, self-esteem dapat didefinisikan
sebagai seberapa besar anda menghargai dan menyukai diri sendiri terlepas
dari keadaannya. self-esteem anda ditentukan oleh banyak faktor termasuk
Self-confidence, Feeling of security, Identity, Sense of belonging, Feeling of
competence. Istilah lain yang sering digunakan secara bergantian dengan
self-esteem yaitu self-worth, self-regard, and self-respect.
self-esteem memengaruhi proses pengambilan keputusan, hubungan,
kesehatan emosional, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Ini juga
mempengaruhi self-esteem, karena orang-orang dengan pandangan yang
sehat dan positif tentang diri mereka memahami potensi mereka dan
mungkin merasa terinspirasi untuk menghadapi tantangan baru. Orang
dengan self-esteem yang normal :
- Memiliki pemahaman yang kuat tentang keterampilan mereka.
- Mampu menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain karena mereka
memiliki hubungan yang sehat dengan diri mereka sendiri.
- Memiliki harapan yang realistis dan sesuai dengan diri mereka sendiri dan
kemampuan mereka.
- Memahami kebutuhan mereka dan mampu mengekspresikannya.
Orang dengan Self Esteem rendah cenderung merasa kurang yakin
dengan kemampuan mereka dan mungkin meragukan proses pengambilan
keputusan mereka. Mereka mungkin tidak merasa termotivasi untuk
mencoba hal-hal baru karena mereka tidak percaya bahwa mereka mampu
mencapai tujuan mereka. Mereka yang memiliki Self Esteem rendah
mungkin memiliki masalah dengan hubungan dan mengekspresikan
kebutuhan mereka. Mereka mungkin juga mengalami tingkat kepercayaan
diri yang rendah dan merasa tidak dicintai dan tidak layak. 6
Self Esteem memiliki ciri sebagai berikut :
- Menyukai diri sendiri, membuat komentar positif tentang diri sendiri.
- Terasa berharga.
- Tidak merasa dia harus pandai dalam segala hal.
- Tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
- Memberikan pujian yang tulus dengan mudah.
- Accepting of others.
6
Kendra Cherry, 2021 ,What Is Self-Esteem, https://www.verywellmind.com/what-is-self-esteem-
2795868, diakses pada 22 juni 2022.
- Menerima tantangan dan mengambil risiko yang diperhitungkan.
- Peduli bagaimana perasaan orang lain.
- Menoleransi frustrasi dengan baik dan fleksibel.
- Mendengarkan dengan baik.
2. VARIABEL BEBAS
Forgiveness merupakan kesediaan meninggalkan kesalahan yang
dilakukan oleh seseorang yang telah menyakiti hati atau melakukan suatu
perbuatan salah pada orang lain. Forgiveness merupakan sikap seseorang
yang telah disakiti untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap
orang yang menyakiti, tidak adanya keinginan untuk menjauhi pelaku.
Sebaliknya muncul keinginan untuk berdamai dan berbuat baik terhadap
orang yang menyakiti. Walaupun orang yang telah menyakiti telah berbuat
hal yang menyakitkan terhadap kita. Selain itu McCullough menjelaskan
bahwa forgiveness adalah proses perubahan tiga dorongan dalam diri
individu terhadap pelaku. Dikatakan bahwa forgiveness merupakan
peningkatan prososial kearah lain, yaitu rendahnya dorongan untuk
menghindari pelaku, rendahnya dorongan untuk menyakiti atau membalas
dendam. Terhadap pelaku, dan meningkatkan dorongan untuk bertindak
positif atau membina hubungan kembali terhadap pelaku positif.
Forgiveness merupakan suatu bentuk manifestasi tindakan dalam
menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi dalam berinteraksi
dengan orang lain. Individu yang memiliki sikap forgiveness mendatangkan
sukacita memberikan kesehatan baik psikis maupun fisik. Memperbaiki
hubungan dengan orang lain, memberikan perhatian terhadap
kesejahteraan orang lain serta merupakan bentuk tindakan moralitas.
Forgiveness merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh
manusia. Kemampuan untuk memaafkan merupakan tindakan mulia dan
memiliki pengaruh yang amat besar dalam perkembangan kualitas
kepribadian manusia, sebab berdampak pada kebahagiaan pskologis bagi
diri sendiri maupun bagi orang lain.9 dan merupakan kesediaan untuk
meninggalkan kekeliruan masa lalu yang menyakitkan, tidak lagi mencari-
cari nilai dalam amarah kebencian dan menepis keinginan untuk menyakiti
orang lain atau diri sendiri.
Dimensi dan Proses Forgiveness
Dimensi forgiveness yang dikemukakan merupakan penjelasan lebih
jauh mengenai definisi McCollough, forgiveness merupakan proses
perubahan tiga dorongan dalam diri individu terhadap transgressor. Tiga
dorongan tersebut adalah avoidance motivations, revenge motivations, dan
bnevolance motivations, yang selanjutnya juga menjadi dimensi forgiveness.
Penjelasan dari ke tiga dimensi yang mendasari forgiveness adalah sebagai
berikut:
a. Avoidance motivations
Ditandai dengan individu yang menghindar atau menarik diri dari
pelaku.
b. Reveng motivation
Ditandai dengan dorongan individu untuk membalas perbuatan
pelaku yang ditujukan kepadanya. Dalam kondisi ini, individu tersebut
marah dan berkeinginan untuk membalas dendam terhadap pelaku.
Ketika individu dilukai oleh individu lain/pelaku, maka yang terjadi
dalam dirinya adalah peningkatan dorongan untuk menghindar dan
membalas dendam.
Selain dimensi dari forgiveness yang ada 3 terdapat 4 tahap
forgiveness, tahap-tahap tersebut di antaranya:
1. Uncovering Phase
Sebelum pihak yang terluka atau korban bermaksud untuk
memaafkan pelaku, maka ia harus terlebih dahulu mengakui bahwa
dirinya telah diakui. Pada saat korban mengakui perasaan marah, ia
harus melepaskan perasaan marahnya dan tidak mengingatnya. Fase
ini membantu korban menyadari bahwa respon-respon ini bersifat
self- defeating dan self-hurting. Hal ini hanya akan membuat korban
merasa dilukai kedua kalinya. Karena yang pertama adalah saat
peristiwa yang melukai terjadi dan yang kedua saat ia membiarkan
perasaanya dikuasai dengan perasaan-perasaan yang negatif.
2. Desicion Phase
Di fase ini korban mengerti akan dampak dari luka yang
dialaminya dan respon apa yang diberikan. Korban menyadari bahwa
harus ada cara yang lebih baik untuk membantunya menyembuhkan
rasa sakit. Pada tahap ini korban mempertimbangkan pemaafan
sebagai pemilihan respon dan berkomitmen kepada diri sendiri
untuk memaafkan pelaku.
3. Work Phase
Di fase ini, korban mengerti akan dampak dari luka yang
dialaminya dan respon apa yang diberikan. Korban menyadari bahwa
harus ada cara yang lebih baik untuk membantunya menyembuhkan
rasa sakit. Pada tahap ini korban mempertimbangkan pemaafan
sebagai pemilihan respon dan berkomitmen kepada diri sendiri
untuk memaafkan pelaku.
4. Depeening phase
Setelah melakukan tiga fase sebelumnya, korban akan
merasakan bahwa ketika ia memaafkan ia akan menemukan makna
baru dalam peristiwa menyakitkan yang dialaminya, ia juga akan
menyadari bahwa ia juga membutuhkan pemaafan dari orang lain
dan bukan dari diri sendiri saja yang mengalami pendertaan.
G. METODE PENELITIAN
1. RANCANGAN PENELITIAN
a. Pendekatan dan Jenis Penilitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, di mana metode ini
bertujuan untuk menguji pengaruh variabel terikat terhadap variabel
bebas. Biasanya penelitian eksperimen ini menggunakan cara
memberikan pengaruh terhadap subjek yang ada.
b. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam terapi ini adalah variabel terikat yaitu
Self-esteem yang dijadikan tujuan apakah perlu diberikan stimulus atau
tidak. Lalu variabel bebas yaitu hipnoterapi dengan teknik forgiveness
yang digunakan untuk mempengaruhi variabel terikatnya.
c. Lokasi Penelitian
Lokasi yang ingin digunakan untuk penelitian ini adalah sekolah
menengah kejuruan yang ada di Kediri, yaitu SMK Negeri 1, yang terletak
di jalan veteran, kecamatan mojoroto, kota kediri. Tempat yang
ditentukan yaitu di gedung serbaguna yang memungkinkan cukup
digunakan untuk subjek-subjek tersebut.
d. Data dan Sumber
Data yang didapatkan ini termasuk data primer, karena data yang
diperoleh didapatkan secara langsung oleh peneliti kepada subjek.
Bagaimana peneliti mendapatkan mendatagi tempat yang ingin
digunakan penelitian, menentukan subjek dengan menyusun kuesioner
dan menentukan subjek mana yang memenuhi kriteria yang sesuai.
2. POPULASI DAN SAMPEL
a. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMK
dengan rentang usia 15 sampai 18 years old dan memnuhi kriteria yang
telah di tentukan, subjek penelitia ini di dapatkan melalui kuisioner skala
self esteem untuk mengetahui tingkat self esteem pada subjek dan
adanya persetujuan kedua belah pihak.
b. Sampel
sampel yang di gunakan pada penelitian kali ini yaitu non-probability
sample yang hanya di dapatkan dari subjek yang terpilih yang
sebelumnya pengambilan sample ini di lakukan secara acak dan
menyeluruh di tempat yang telah di tentukan, namun hanya subjek yang
memenuhi kriteria yang di jadikan subjek penelitian atau sample
penelitian.
3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa :
1. Wawancara.
2. Observasi.
3. dokumentasi.
4. INSTRUMEN
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini sebagai cara
pengumpulan data yaitu dengan :
a. format kuisioner yang dijadikan pre-test dan post-test
Aitem Bobot
Aspek Indikator Jumalah
F UF %
Mampu
mengontrol 1,7,13 4,10 5 9,1%
tingkah laku
mendapat
Kekuatan 2,8,14 5,11 5 9,1%
penghormatan
pendapat
diterima 3,9 6,12,15 5 9,1%
oranglain
Menerima
16, 24 20 3 5,45%
Kepedulian
Menereima 21,
17 4 7,27%
perhatian 27,29
Keberartian menerima
18, 25 22, 28 4 7,27%
afeksi
mendapatkan
penerimaan 19, 26 23,30 4 7,27%
apa adanya
megikuti etika 31,35,38 33,37,39 6 10,1%
kebajikan mengikuti
32,36 34,40 4 7,27%
norma
41, 47,
Kemampuan Mampu sukses 44,48, 5 9,1%
54
memiliki
42, 49,
tuntutan 45, 50 5 9,1%
53
prestasi
mampu
46, 52,
mengerjakan 43, 51 5 9,1%
55
tugas
Jumlah Total 55 100%
b. SOP Hipnoterapi
5. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain teknik kontrol dan jumlah kelompok.
Dengan desain One-group pre-test Post-test, karena subjek di arahkan untuk
menjadi satu kelompok dan di berikan pre-test sebelum perlakuan dan post-
test setelah diberikanya perlakuan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah perlakua yang di berikan peneliti memiliki efek atau dampak kepada
subjek.
6. RENCANA INTERVENSI
Pengertian Hipnoterapi merupakan suatu cabang
ilmu psikologi dimana ilmu tersebut
mempelajari kegunaan sugesti untuk
menyelesaikan masalah pikiran,
perasaan, dan perilaku. Hipnoterapi
dapat juga dikatakan sebagai salah
satu teknik terapi pikiran
menggunakan hipnotis. Hipnotis bisa
di maknai sebagai ilmu untuk
memberi sugesti atau perintah
kepada pikiran bawah sadar.
A. Pre induction
1. Klien dan penghipnotis
saling memperkenalkan
diri masing – masing
2. Mengajak klien untuk
bercerita tentang
masalahnya.
3. Memberikan beberapa
solusi yang dapat di ambil.
4. Menjelaskan secara singkat
hipnoterapi dengan jelas
dan mudah untuk di
pahami.
5. Meminta persetujuan klien
untuk di lakukan
hipnoterapi.
1. Di tahap Deepening
hypnotherapist akan
menuntun klien untuk
berimajinasi melakukan suatu
kegiatan atau berada di suatu
tempat yang mudah dirasakan
oleh subjek untuk ke trance
level yang lebih dalam.
2. Memastikan klien hanya
mendengar suara
hypnotherapist dengan
memegang tubuh klien dan
memberikan perintah untuk
mendengar suara
hypnotherapist saja.
3. Memastikan bahwa klien
mengerti perintah yang
diberikan oleh hypnotherapist
dengan memerintahkan klien
untuk menggerakkan bagian
tubuhnya.
4. Bimbing klien untuk
berimajinasi ke suatu tempat
yang nyaman untuk klien
dengan menggunakan 5 tahap.
Suggestion
1. menyampaikan pada klien
untuk merilekskan seluruh
tubuh hingga merasa rileks
dan nyaman.
2. sesudah pasien merasa
nyaman mulai dengan
rangkaian kata menjadi
kalimat yang indah dan
mudah diterima klien.
3. Setelah itu menyampaikan
sugesti dengan rangkaian
kata yang sudah biasa di
dengar, agar pasien akan
mudah memahami
dan mudah
mengimajinasikannya
4. Tegaskan kepada klien
untuk fokus hanya pada
perkataan terapis.
5. Kata-kata diulang beberapa
kali hingga klien benar-
benar mengerti dan bisa
memahami.
6. Berikan reinforcement
positif pada klien.
Termination
1. Kaji respon klien :
Membangun sugesti
positif akan membuat
tubuh seorang Client
lebih segar dan rileks,
diikuti dengan proses
hitungan beberapa
detik untuk membawa
Client ke kondisi
normal kembali.
2. Simpulkan hasil
kegiatan.
3. Berikan reinforcement
positif.
4. Lakukan kontrak untuk
kegiatan selanjutnya.
5. Mengahkiri kegiatan
dengan cara yang baik.
HASIL Dokumentasikan tindakan:
1. Respon responden selama
Hypnosis.
2. Tanggal dan waktu pelaksaan
tindakan.