Anda di halaman 1dari 2

Nama : Khurotul Ainiya

NIM : 933406419

Matkul/Kelas : Metode Penelitian Kuantitatif/ B

Pengaruh menikah Muda Terhadap Psychological well-being

Latar Belakang

Pernikahan itu sendiri mengandung makna bahwa pernikahan adalah ikatan lahir batin
antara seseorang pria dan wanita sebagai suami istri yang sah dengan memebntuk tujuan
untuk membentuk keluarga yang sejahtera dan kekal. Meskipun dengan begitu tidak semua
pasangan mampu memahami hakikat serta tujuan dari pernikahan yang seutuhnya yaitu
mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Berdasarkan dan Badan Pusat Statistik pada
tahun 2015, perkawinan usia anak di Indonesia, khususnya perempuan yang menikah
sebelum usia 18 tahun sebesar 23%. Menikah muda cenderung lebih tinggi didaerah
pedesaaan dibandingkan dengan daerah perkotaan (Jualianto, 2016). Ada beberapa faktor
yang mendasari seseorang menikah muda yaitu dikarenakan hamil diluar nikah, kemauan
sendiri atau buru-buru menikah dengan pasangannya tanpa memikirkan kedepannya akan
seperti apa.

Setiap kehidupan rumah tangga itu tidak mungkin luput dari yang namanya
permasalahan-permasalahan rumah tangga. Salah satunya yang sering terjadi permasalahan
dalam rumah tangga yakni belum dewasanya pasangan, berpikiran dangkal dalam
penyelesaian masalah tersebut dikarenakan menikah muda. Selain itu pendapatan atau
keuangan seringkali memicu permasalahan dalam pernikahannya. Kebahagiaannya sebelum
menikah dengan sesudah menikah berbeda karena mengalami permasalahan dalam
pernikahannya dan permaslahan tersebut belum perna dialami sebelum menikah.

Individu yang menikah di usia muda mengalami kurang terpenuhinya tugas


perkembangan di usia remaja dan mengakibatkan pernikahan usia muda rentan terhadap
konflik dan masalah karena belum siap memikul tangggung jawab sepenuhnya sebagai
pasangan suami istri. Hal tersebut membuat pasangan yang menikah muda membandingkan
antara kehidupan sebelum menikah tidak pernah pasangan muda alami saat sebelum menikah,
sehingga hal ini membawa pasangan muda sejahtera atau tidaknya dalam menjalankan peran
sebagai pasangan muda dalam pernikahan.

Psychological well-being adalah suatu kondisi individu yang memiliki kemampuan


dalam menentukan keputusan hidupnya secara mandiri, mampu menjalin hubungan yang
positif dengan orang lain, mampu menentukan dan menjalankan arah dan tujuan hidup,
mampu menerima diri secara positif, dan mengembangkan potensinya secara kontinu dari
waktu ke waktu. Psychological well-being memberlakukan pendekatan perkembangan
berdasarkan life spam (tentang hidup). Teori ini menekankan pada perkembangan manusia
sepanjang rentang hindupnya.

Rumusan Masalah

1. Makna menikah muda serta faktor yang mendasari menikah muda


2. Pengertian Psychological well-being
3. Pengaruhnya Menikah muda Terhadap Psychological well-being

Anda mungkin juga menyukai