I DENGAN CHEPALGIA di
RUANGAN MULTZAM RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
KABUPATEN ACEH UTARA
Disusun Oleh:
INTAN FASNIA
2214901037
Telah diisetujui dan disahkan oleh pembimbing, Laporan Praktek Stase KMB Prodi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Teknologi dan Sains Universitas Bumi
Persada Lhokseumawe TA.2023/2024 di RSU Cut Meutia Aceh Utara.
Telah di Setujui
A. DEFINISI
Cephalgia merupakan nyeri dikepala. Cepha berarti kepala dan ischialgia
artinya nyeri. Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan
dapat terjadi akibat banyak sebab. Sakit kepala adalah rasa sakit atau tidak
nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal dari struktur sensitif terhadap
rasa sakit.
B. ETIOLOGI
Cephalgia atau nyeri kepala suatu gejala yang menjadi awal dari berbagai
macam penyakit. Cephalgia dapat disebabkan adanya kelainan organ-organ
dikepala, jaringan sistem persarafan dan pembuluh darah. Sakit kepala kronik
biasanya disebabkan oleh migraine, ketegangan, atau depresi, namun dapat juga
terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan spondilosis servikal,
penyakit gigi atau mata, disfungsi sendi temporomandibular, hipertensi,
sinusitis, trauma, perubahan lokasi (cuaca, tekanan) dan berbagai macam
gangguan medis umum lainnya
C. KLASIFIKASI
Sakit kepala dapat diklasifikasikan menjadi sakit kepala primer, sakit kepala
sekunder, dan neuralgia kranial, nyeri fasial serta sakit kepala lainnya. Sakit
kepala primer dapat dibagi menjadi migraine, tension type headache, cluster
head ache dengan sefalgia trigeminal/autonomik, dan sakit kepala primer
lainnya. Sakit kepala sekunder dapat dibagi menjadi sakit kepala yang
disebabkan oleh karena trauma pada kepala dan leher, sakit kepala akibat
kelainan vaskular kranial dan servikal, sakit kepala yang bukan disebabkan
kelainan vaskular intrakranial, sakit kepala akibat adanya zat atau withdrawal,
sakit kepala akibat infeksi, sakit kepala akibat gangguan homeostasis, sakit
kepala atau nyeri pada wajah akibat kelainan kranium, leher, telinga, hidung,
dinud, gigi, mulut atau struktur lain di kepala dan wajah, sakit kepala akibat
kelainan psikiatri.
D. PATOFISIOLOGI
Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab memicu nyeri
kepala yaitu (Lance, 2000) peregangan atau pergeseran pembuluh darah;
intrakranium atau ekstrakranium, traksi pembuluh darah, kontraksi otot kepala
dan leher (kerja berlebihan otot), peregangan periosteum (nyeri lokal),
degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi pada akar nervus servikalis
(misalnya, arteritis vertebra servikalis), defisiensi enkefalin (peptida otak mirip-
opiat, bahan aktif pada endorfin).
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala itu sendiri yang merupakan penyakit
utama atau nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural-organik.
Menurut ICHD-2 nyeri kepala primer dibagi ke dalam 4 kelompok besar yaitu:
1. Migraine
2. Tension Type Headache
3. Cluster Headache dan Chronic Paroxysmal Hemicrania
4. Other primary headaches
E. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan salah satu dari komponen
proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam menggali
permasalahan dari pasien meliputi pengumpulan data tentang status
kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan
berkesinambungan (Muttaqin, 2011). Berdasarkan Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI) terdapat 14 jenis subkategori data yang
harus dikaji meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi dan cairan, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, neurosensory, reproduksi dan seksualitas, nyeri dan
kenyamanan, integritas ego, pertumbuhan dan perkembangan, kebersihan
diri, penyuluhan dan pembelajaran, interaksi social, serta keamanan dan
proteksi (PPNI, 2016)
Pengkajian pada pasien cephalgia menggunakan pengkajian
mengenai nyeri akut meliputi ; identitas pasien, keluhan utama, riwayat
kesehatan, riwayat kesehatan dahulu atau sebelumnya, riwayat kesehatan
sekarang, dan riwayat kesehatan keluarga.
Pengkajian mendalam terhadap nyeri yaitu, perawat perlu mengkaji
semua faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis,
psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Cara pendekatan yang
digunakan dalam mengkaji nyeri adalah dengan prinsip PQRST yaitu
provokasi adalah faktor yang memperparah atau meringankan nyeri.
Quantity adalah kualitas nyeri misalnya tumpul, tajam, merobek.
Region/radiasi adalah area atau tempat sumber nyeri Severity adalah skala
nyeri yang dirasakan pasien dapat dinilai dengan skala 0-5 atau skala 0-10.
Timing adalah waktu terjadinya nyeri, lamanya nyeri berlangsung, dan
dalam kondisi seperti apa nyeri itu muncul (s. Mubarak Wahit Iqbal, 2015)
Pengkajian pada nyeri akut adalah sebagai berikut:
a) Gejala dan tanda mayor
(1) Subjektif: mengeluh nyeri
(2) Objektif: tampak meringis, bersikap protektif (mis. Waspada,
posisimenghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit
tidur.
2. Diagnosis keperawatan
(sign), dan gejala (symptom) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Label diagnosis terdiri dari deskriptor atau penjelas dan fokus diagnostik.
diagnostik.
nyeri akut terdiri dari agen pencedera fisiologis, agen pencedera kimiawi,
dan minor. Tanda dan gejala pada nyeri akut terdiri dari tanda mayor yaitu
dan gejala minor yaitu, tekanan darah meningkat, pola napas berubah,
proses sistematis yang terdiri atas tiga tahap yaitu analisis data,
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Adapun diagnosa keperawatan yang
akan diteliti pada penelitian ini yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
3. Perencanaan keperawatan
ditingkatkan) dan luaran negatif (perlu diturunkan) (Tim Pokja SLKI DPP
PPNI, 2018)
derajat atau tingkatan, membaik artinya menimbulkan efek yang lebih baik,