Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TUGAS QUIZ DAN UTS ILMU KEBUDAYAAN GAYO

Nama : Rizqi M. Saifan


NPM : 210201002
Prodi : Ekonomi Manajemen
Jurusan : Ekonomi
Tanggal Dikumpulkan : 08 Mei 2022
Dosen Pengampu : Dr. Joni MN, M.Pd.B.I
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas limpahan

kenikmatannya saya dapat menyelesaikan makalah ini pada sebelum batas waktu

yang telah ditentukan. Shalawat serta salam tak lupa pula saya junjungkan kepada

Nabi kita yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Wa Ta’ala.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Quiz dan UTS “Bapak Dr. Joni MN,

M.Pd.B.I” dari mata kuliah “Ilmu Kebudayaan Gayo”. Saya selaku penulis menyadari

bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna baik dalam segi bahasa, penyusunan,

maupun pengetikan, dan lain-lain, untuk itu saya mengharap kritik dan saran terkait

makalah ini agar kedepannya makalah saya bisa menjadi lebih baik lagi.

Sekali lagi saya selaku penulis mengucapkan maaf dan terimakasih serta memohon

maaf sebesar-besarnya kepada para pembaca makalah ini.


Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Takengon, 08 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suku Gayo adalah salah satu etnis yang mendiami dataran tinggi Gayo

yang berada di wilayah tengah Provinsi Aceh. Suku Gayo Mayoritas

menduduki tiga Kabupaten di Provinsi Aceh Tengah yaitu Kabupaten Aceh

Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues 1. Mayoritas

masyarakat gayo menganut agama Islam dan merupakan penganut agama

Islam yang taat.

Suku Gayo memiliki keberagaman budaya seperti kebanyakan suku

lainnya. Budaya dan masyarakat suku Gayo ibarat daging dan tulang yang

tidak dapat dilepaskan satu dengan yang lainnya. Kegiatan masyarakat

Gayo tidak lepas dari budaya yang berlaku di tanah Gayo.

Namun sayangnya dengan masuknya pengaruh global secara perlahan

budaya Gayo mulai luntur di kalangan remaja. Hal ini tentunya sangat

disayangkan. Jadi, sebagai pemuda-pemudi yang mencintai budaya etnisnya


1
Nurul Akhmad, Ensiklopedia Keragaman Budaya, (Semarang : Alprin, 2020), hal. 84.
sudah menjadi tugas kita menghindari budaya suku Gayo luntur dari

kalangan masyarakat kita, seperti kebanyakan suku lainnya dapat dipastikan

tidak ada yang senang melihat adat, budaya serta sukunya luntur dari

kehidupannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti dapat

merumuskan beberapa masalah, yaitu :

1. Bagaimana keterkaitan nilai-nilai luhur budaya Gayo dan bangsa

nusantara dengan konsep dasar negara Republik Indonesia?

2. Mengapa penting untuk melestarikan budaya bangsa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari uraian pada rumusan masalah, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keterkaitan nilai-nilai luhur budaya Gayo dan

bangsa nusantara dengan konsep dasar negara Republik Indonesia.

2. Untuk mengetahui pentingnya untuk melestarikan budaya bangsa.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterkaitan Antara Nilai-Nilai Luhur Budaya Gayo dan Bangsa

Nusantara Dengan Konsep Dasar Negara Republik Indonesia

Seperti yang kita ketahui, sebagai sebuah negara bangsa (nation-

state) Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang khas dan membudaya

di masyarakat seperti gotong-royong, saling tolong menolong, ramah,

santun, toleran, dan perduli terhadap sesama. Nilai-nilai luhur tersebut

pada akhirnya dijadikan rujukan untuk membentuk ideologi negara,

yaitu Pancasila yang secara umum dibangun atas nilai-nilai luhur yang

telah mengakar dan membudaya di masyarakat jauh sebelum

Indonesia menjadi negara kesatuan. Budaya daerah adalah budaya

yang menggambarkan keadaan dan sifat di setiap daerah.

Mengabaikannya bukan termasuk cara melestarikan budaya daerah di

sekitar kita.
Pelestarian budaya merupakan upaya perlindungan dari kemusnahan

atau kerusakan warisan budaya, seperti dikutip dari buku

Kemenbudpar bertajuk "Kebijakan Pelestarian dan Pengembangan

Kebudayaan". Maksud dari melestarikan budaya adalah agar nilai-nilai

luhur budaya, yang ada di dalam suatu tradisi dapat tetap

dipertahankan, meskipun telah melalui proses perubahan bentuk

budaya.

Seperti kebanyakan suku lainnya suku Gayo juga memiliki berbagai

jenis budaya Gayo yang diterapkan dalam berbagai kegiatan sehari-

hari seperti kegiatan bercocok tanam, perikanan, pernikahan dan

upacara kematian adat istiadat ini berupa : Munomang dalam bercocok

tanam, Munginte dalam pernikahan, Tukem dalam upacara kematian

tentunya hal ini mengandung nilai yang terkait dengan konsep dasar

negara Republik Indonesia seperti Pancasila.

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, pandangan dan falsafah

hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses

penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara


dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Nilai-nilai

luhur yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang

digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar yang diakui secara

universal dan tidak akan berubah oleh perjalanan waktu.

Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai

Pancasila harus menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan

menyelenggarakan negara, termasuk menjadi sumber dan pedoman

dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti

perilaku para penyelenggara negara dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintah negara, harus sesuai dengan

perundangundangan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang

nilainilainya bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa,

maka nilai-nilai tersebut merupakan perwujudan dari aspirasi. Dengan

Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena

pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan

keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga perbedaan


apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang

dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu

keseragaman yang kokoh.

Yang terkandung dalam budaya Gayo juga memiliki nilai pancasila

yang mengandung lima nilai. Seperti nilai ketuhanan, nilai

kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.

1. Nilai Ketuhanan

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan “roh” sekaligus

dasar dari keempat sila lainnya. Ketuhanan Yang Maha Esa

bermakna bahwa Bangsa Indonesia adalah Negara yang

monotheisme percaya terhadap Tuhan yang satu bukan

sebaliknya. Dengan kata lain, negara Indonesia berlandaskan

agama.

Nilai ketuhanan yang maha esa terkandung dalam budaya

mangan berguru yang dilaksanakan didalam sinte mungerje

dimana masyarakat bersama-sama berdoa untuk kehidupan

pengantin di masa yang akan datang. Didalam adat mungerje


juga dianjurkan untuk melakukan shalat istikarah sebelum

menerima pinangan saat munginte nantinya.

Masyarakat Gayo dikenal sebagai masyarakat yang taat akan

agama dengan mayoritas pemeluk agama Islam. Masyarakat juga

kerap melakukan shalat jamaah saat terjadi gerhana baik itu

gerhana matahari maupun gerhana bulan. Masyarakat juga kerap

melakukan doa bersama saat ada sanak saudara maupun

masyarakat yang meninggal dunia, budaya ini dikenal sebagai

budaya nenggari, nujuh dan empat puluh hari.

2. Nilai Kemanusiaan

Nilai yang terkandung dari sila kedua pancasila adalah nilai

kemanusiaan. Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusia yang

adil dan beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan

martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, yang diwujudkan

dalam semangat saling menghargai, toleran, yang dalam perilaku

sehari-hari didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta

untuk kepentingan bersama. Dengan mengimplementasikan sila


kedua ini diharapkan bahwa permaslahan yang dialami bangsa

saat ini seperti tidak adanya toleransi, konflik antar golongan,

pengangguran, kemiskinan, mafia kasus, korupsi, diskriminasi

dan kesenjangan sosial, tindakan kekerasan, baik secara vertikal

maupun horizontal, dapat teratasi.

Nilai kemanusian yang terkandung didalam budaya Gayo yaitu

dengan diadakan kegiatan tukem yaitu mengunjungi keluarga

maupun sanak saudara yang sedang tertimpa musibah kematian.

Masyarakat beramai-ramai datang untuk menghibur dan

membantu keluarga almarhum atau almarhumah sebelum jenazah

dikebumikan. Masyarakat saling bantu-membantu untuk

melaksanakan sunnah muakad dalam mengurus jenazah mulai

dari memandikan, mengafankan sampai menguburkan jenazah.

3. Nilai Persatuan

Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman suku,

agama, bahasa, budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya

NKRI, dimulailah komitmen bersama untuk terus membentengi


keberagaman itu untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil,

dan sejahtera. Itulah makna yang terkandung dari sila persatuan

Indonesia. Sesuai dengan konstitusi tujuan negara ialah

berkewajiban memberikan perlindungan kepada segenap tumpah

darah Indonesia dan seluruh isinya dengan semangat persatuan

tersebut. Perlakuan yang sama pada seluruh warga dimananapun

berada haruslah dilakukan oleh pemerintah tanpa memandang

latar belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya. Warga

negara dalam semangat kebersamaan seharusnya melakukan

tindakan yang tetap menunjukkan sikap dan perbuatan yang

NKRI untuk kebahagiaan dan kemajuan bersama. Semangat

persatuan inilah yang harus terus dijaga agar NKRI tetap eksis,

dan dapat menjadi kuat karena terbangun dari jalinan

keberagaman yang harmonis.

Nilai persatuan yang terkandung dalam budaya Gayo tercermin

dalam kegiatan ronda yang diadakan disetiap wilayah kampung

guna menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat.


Masyarakat secara bergantian menjaga pos ronda yang telah

dibangun bersama.

4. Nilai Kerakyatan

Konstitusi mengamanatkan untuk mewujudkan negara yang

demokratis, yang mana kedaulatan diserahkan sepenuhnya

kepada rakyat. Nilai yang terkandung Sila keempat pancasila

adalah pedoman berdemokrasi Indonesia. Namun bagaimana cara

mengimplementasikan demokrasi Indonesia masih dalam tahap

pencarian identitas. Sejak merdeka, Indonesia telah melalui be-

berapa tahapan demokrasi, yaitu demokrasi masa revolusi,

demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi era orde

baru dan demokrasi era reformasi.

Nilai kerakyatan yang terkandung didalam budaya Gayo yaitu

pada kamol sudere yang digelar menjelang berbagai acara seperti

acara mungerje, munginte maupun sunat rasul. Sanak saudara dan

masyarakat kampung berkumpul bersama untuk membagi tugas


dalam acara yang akan diselenggarakan agar acara berlangsung

sukses dan aman.

5. Nilai Keadilan

Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap

warganegara diperlakukan sama tanpa adanya perbedaan suku,

ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun jabatan. Semua

warganegara harus diperlakukan adil oleh negara. Perwujudan

dari sila keadilan sosial ini dapat berupa penegakan mukum

dengan asas keadilan bukan keuangan dan jabatan, tidak ada

tekanan baik fisik maupun mental terhadap rakyat, mendapatkan

kehidupan yang sejahterah atau terbebas dari kemiskinan, dan

kebodohan, serta dari tekanan pihak asing. Pemerintah berpihak

kepada rakyat yang harus dibela, bukan kepada golongan tertentu

yang mempunyai kepentingan. Itulah prinsip keadilan yang

terkandung dalam sila ke-lima.

Namun sesungguhnya prinsip keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia menjadi anak tangga pertama yang harus dipijak


dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam

konteks aturan, kebijakan, tindakan, dan perlakuan yang adil

terhadap rakyatnya dapat membuat masyarakat leluasa

bermusywarah dan bermufakat mencari solusi persoalan.

Tegaknya keadilan membuat bangsa akan lebih mudah dalam

menyatukan kekuatan untuk dapat mewujudkan kemakmurannya

yang bermartabat. Keadilan juga akan mempertebal rasa

kemanusiaan dan saling mencintai sesama ciptaan Tuhan.

Akhirnya keadilan dapat membuat setiap orang tenang beribadah

tanpa harus merasa terancam oleh kelompok lain yang berbeda

keyakinan.

Sila keadilan sosial paling banyak diserap dalam budaya Gayo

yang dicerminkan dalam kegiatan gotong royong. Kegiatan

gotong royong dilakukan dalam berbagai kegiatan seperti

munomang dalam bercocok tanam yaitu masyarakat beramai-

ramai bergotong royong mengerjakan lahan sawah setiap

masyarakat agar cepat selesai. Dalam adat mungerje juga kental


akan gotong royong dimana seluruh kegiatannya melibatkan

banyak masyarakat.

B. Pentingnya Untuk Melestarikan Budaya Bangsa

Agar budaya tidak hilang dan terus ada hingga akhir zaman maka

perlunya melestarikan budaya. Terutama budaya Gayo yang kental akan

unsur-unsur kekerabatan dan gotong royong. Budaya Gayo sangat

membantu masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Maka

dari itu masyarakat secara bersama-sama harus menjaga dan tetap

memegang terguh pada prinsip adat istiadat.

Budaya Gayo dan masyarakat Gayo ibarat daging dan tulang yang

tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Budaya tidak akan

berdirir tanpa adanya masyarakat yang melestarikan, begitu pula dengan

masyarakat yang tidak akan berdiri tanpa adanya budaya Gayo yang

menjaga keberlangsungan kehidupan masyarakat itu sendiri.

Maka dari itu perlu kiranya seluruh lapisan masyarakat mulai dari

tetue kampung hingga muda-mudi untuk menjaga budaya Gayo. Budaya

Gayo harus dilestarikan agar tidak tergerus oleh zaman. Sudah menjadi
tugas kita semua untuk terus mempraktekkan budaya Gayo dan

menjaganya agar anak cucu kita dapat merasakannya juga.


BAB III

PENUTUP

Nilai-nilai pancasila terkandung didalam berbagai kebudayaan didalam

kegiatan masyarakat Gayo. Hal ini tercermin didalam berbagai kegiatan masyarakat

yang masih menganut azas gotong royong, ketuhanan maupun keadilan. Kelima sila

dalam pancasila disadur didalam budaya Gayo. Penting kiranya kita sebagai

masyarakat Gayo untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Gayo agar tidak

tergerus oleh zaman.

Menjaga budaya Gayo bukan hanya tugas orang yang tua saja tetapi juga

menjadi tugas kita bersama. Seluruh lapisan masyarakat harus menjaga budaya Gayo

agar anak cucu dapat merasakan budaya gayo yang kental akan nilai-nilai dalam

pancasila.

Anda mungkin juga menyukai