Anda di halaman 1dari 11

Bab VI

Nilai Berita
“Katakan bahwa kau tidak mencintaiku.
Ketika kau mengenalku sebagai pengusaha kambing.”
(Hakeem, Pangeran Kerajaan Zamundi,
Dalam film “The Prince”)

A. Apa itu “News Value”?


Apakah semua peristiwa pantas diberitakan? Mengapa sebuah
peristiwa pantas dijadikan berita?
Tentu saja setiap peristiwa, sekecil apapun, memiliki fakta dan
data, sehingga dapat diceritakan kepada orang lain. Jadi, setiap
peristiwa, bagaimanapun bentuk dan keberadaannya, bisa dijadikan
berita.
Bisa atau dapat dijadikan berita bukanlah alasan sebuah
peristiwa pantas dijadikan berita. Orang banyak tidak akan membaca
sebuah surat kabar, tidak akan medengar radio atau menonton televisi,
jika berita yang disampaikan hanya mengenai setiap peristiwa yang
bisa diberitakan. Orang membaca, mendengar atau menonton sebuah
laporan atau cerita tentang peristiwa, manakala laporan peristiwa
tersebut mempunyai sesuatu.
Laporan peristiwa yang mempunyai sesuatu membuat orang
ingin mengetahuinya. Sesuatu, membuat orang ingin mengetahui
tentang sebuah peristiwa. “Sesuatu” yang menyebabkan sebuah
peristiwa pantas dijadikan berita. Sesuatu yang menyebabkan laporan
tentang peristiwa mempunyai nilai bagi orang banyak. Sesuatu
tersebut biasa disebut dengan “nilai berita” atau “news value”.

55
Semua definisi berita yang banyak dikemukakan para ahli
memuat tentang sesuatu tersebut. Robert Tyrell, sebagai contoh,
mengemukakan bahwa berita adalah informasi yang baru, menarik
perhatian, mempengaruhi orang banyak, membangkitkan selera untuk
mengetahui. (1981:56).
Peristiwa itu baru, menarik, besar, penting dan sebagainya.
Maka peristiwa itu pantas diliput untuk dijadikan berita. Kata sifat
yang dimiliki oleh peristiwa tersebut menentukan peristiwa itu bernilai
(atau tidak bernilai) untuk dijadikan berita.

B. Dimana Letak Nilai Berita?


Pada bagian terdahulu telah dibahas mengenai peristiwa,
fenomena, fakta dan data. Manakah yang mengandung nilai untuk
diberitakan? Manakah yang mengandung nilai berita? Atau,
dimanakah terletaknya nilai berita?
Di atas telah dikemukakan bahwa peristiwa yang baru, yang
menarik, yang penting dan sebagainyalah yang pantas diberitakan.
Artinya, sifat-sifat baru, menarik dan sebagainya tersebut berada di
dalam peristiwa.
Tapi, kualitas (dalam bentuk kata sifat) tersebut “diberikan”
oleh orang yang memahami peristiwa. Orang yang tidak memahami
peristiwa tidak mungkin memberikan sesuatu penilaian terhadap
peristiwa. Kalaupun orang yang tidak memahami peristiwa mencoba
memberikan penilaian, maka penilaian tersebut tentu salah.
Jurnalis melakukan peliputan untuk memahami peristiwa.
Dengan memahami peristiwa, jurnalis punya penilaian terhadap
peristiwa tersebut. Penilaian bahwa peristiwa tersebut “baru”,
“penting” dan sebagainya sangat terkait dengan pemahaman jurnalis
terhadap peristiwa.

56
Berarti, nilai berita ada dalam ‘pemahaman terhadap peristiwa”
atau di dalam data. Data tentang peristiwa dikumpulkan oleh jurnalis.
Data tersebutlah yang mengandung “nilai berita”. Data tersebutlah
yang menyebabkan berita menjadi bernilai atau tidak bernilai bagi
orang banyak.
Perhatikan setiap orang membaca atau mendengar atau
menonton berita. Tidak setiap berita “menarik” bagi setiap orang.
Tidak semua berita “penting” bagi semua orang.
Berita tertentu penting bagi orang tertentu. Berita “Kenaikan
Gaji Pegawai Negeri” penting bagi pegawai, karena dalam berita itu
terkait kepentingannya. Berita tersebut mungkin tidak penting bagi
seorang anak sekolah, bagi seorang perajin tenunan ikat, bagi
pengusaha tambak udang dan seterusnya.
Berita tentang kenaikan gaji pegawai negeri memuat
seperangkat data. Ada data tentang "pernyataan mentri keuangan
mengenai kenaikan gaji", ada data tentang nama mentri keuangan, dan
lain-lain. Namun, tidak semua, data dalam berita itu penting bagi
pegawai. Misalnya data tentang nama mentri keuangan. Banyak
pegawai yang tidak mengetahui, tidak peduli atau tidak menganggap
penting data tentang nama mentri keuangan. Karena data yang
penting bagi mereka bukan data nama, melainkan data “pernyataan
kenaikan gaji” dari mentri tersebut.
Banyak sekali data yang bisa dikumpulkan dari sebuah
peristiwa. Tapi tidak semua data tersebut mengandung “nilai berita”.
Data yang mengandung nilai beritalah yang menentukan peristiwa
tersebut pantas diberitakan.
Ada peristiwa “orang memancing”. Peristiwa tersebut
mengandung banyak data, ada data orang, data perlengkapan, data
lokasi, data ikan, data suasana, data waktu, dan banyak lagi. Peristiwa
“orang memancing” tidak pantas diberitakan, kalau data di dalam
peristiwa tersebut tidak mengandung “nilai berita”. Peristiwa itu baru
pantas diberitakan, jika ada data yang mengandung nilai.

57
Jika yang memancing itu orang biasa, peristiwa tidak bernilai
untuk diberitakan. Tapi kalau yang memancing itu orang terkenal,
peristiwa itu bernilai. (Ingat berita televisi di era Suharto, ketika
presiden memancing dengan seorang konglomerat). Orang terkenal,
atau prominance, menyebabkan peristiwa itu bernilai untuk
diberitakan.
Jika yang memancing itu orang biasa, tapi dia memancing
dengan perlengkapan yang tidak biasa, misalnya memancing ikan
tertentu menggunakan umpan seekor kambing. Peristiwa ini menjadi
menarik diberitakan karena data ”umpan seekor kambing” mempunyai
nilai “aneh”, tidak biasa atau “luar biasa” dan “langka”.
Demikian seterusnya. Setiap data yang mengandung suatu nilai
berita, akan menyebabkan peristiwa orang memancing punya nilai
untuk dilaporkan kepada orang lain. Sebagai contoh:
Orang memancing ikan di Kutub Utara.
Orang memancing ikan paus atau memancing ikan hiu.
Orang memancing dari kapal selam.
Orang memancing dimakan ikan (ikan hiu misalnya).
Dari contoh-contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai berita berada dalam data.

C. Aktualitas
Semua akademisi dan praktisi sepakat bahwa peristiwa yang
aktual pantas diberitakan. Nilai aktualitas yang terdapat dalam data
peristiwa yang menyebabkan peristiwa tersebut punya nilai untuk
diberitakan. Aktual bisa terdapat hanya dalam sebuah data, dapat juga
dalam semua data dalam peristiwa, artinya peristiwa tersebut secara
keseluruhan menjadi aktual.
Aktual disebut juga dengan hangat dan sebagian jurnalis
mengartikannya baru. Pertanyaannya adalah, bagaimana data
peristiwa yang dikatakan aktual? Bagaimana peristiwa yang hangat?

58
Aktualitas dapat ditinjau dari dua sudut pandang. Pertama
aktualitas berdasarkan persepsi masyarakat, kedua aktualitas
berdasarkan pemahaman jurnalis. Aktualitas berdasarkan persepsi
masyarakat adalah data yang dikandung peristiwa tersebut menjadi
perbincangan atau dibicarakan oleh sejumlah besar anggota
masyarakat. Suatu peristiwa yang diperbicangkan, dibicarakan,
didiskusikan di tengah masyarakat, adalah peristiwa yang aktual.

Peristiwa yang diperbincangkan oleh masyarakat secara luas


antara lain adalah peristiwa yang menyangkut kepentingan umum.
Kenaikan tarif angkutan, kenaikan harga kebutuhan pokok, bencana
alam, wabah penyakit, perang dan peristiwa yang melibatkan sejumlah
besar orang. Ketika peristiwa tersebut menjadi perbicangan, maka
peristiwa tersebut menjadi aktual. Tapi ketika masyarakat berhenti
membicarakannya, maka peristiwa tersebut tidak aktual lagi.
Peristiwa yang aktual menurut orang banyak disebut juga
peristiwa yang aktual secara primer. Aktualitas primer berlaku secara
umum, baik bagi masyarakat, maupun bagi jurnalis.
Aktualitas berdasarkan pemahaman jurnalis, atau aktualitas
berdasarkan kerangka pemikiran jurnalis dapat dibagi ke dalam tiga
jenis, yaitu aktualitas primer, aktualitas sekunder dan aktualitas
tersier.
Pertama, aktualitas primer yaitu nilai aktual yang terkandung
dalam peristiwa yang diakui secara umum oleh masyarakat, sehingga
masyarakat memperbincangkannya. Aktualitas primer juga terkait
dengan sebuah peristiwa yang muncul tiba-tiba dengan menarik
perhatian orang banyak. Sebuah kecelakaan lalulintas yang merenggut
banyak nyawa adalah peristiwa yang mempunyai aktualitas primer.

59
Kedua aktualitas sekunder, yaitu aktualitas yang diangkat
berdasarkan pemahaman jurnalis. Sebuah peristiwa yang diaktualkan
oleh jurnalis dari sebuah peristiwa yang tidak atau belum menjadi
pembicaraan umum. Peristiwa ini lebih banyak berbentuk peristiwa di
bawah permukaan. Hanya jurnalis dan orang tertentu yang memahami
adanya peristiwa ini.
Dalam contoh kecelakaan lalulintas di atas, ada faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya sebuah kecelakaan. Faktor-faktor
tersebut bisa diselidiki dan diangkat ke permukaan oleh jurnalis.
Misalnya tentang kondisi kendaraan yang sebenarnya sudah tidak
layak pakai, tapi dipaksakan memakainya. Data ini adalah data aktual.
Namun hanya orang tertentu yang akan mengetahuinya. Jika jurnalis
memberitakan data ini, maka yang diangkat oleh jurnalis adalah
aktualitas sekunder.
Masih dalam contoh tersebut, jika jurnalis mengangkat akibat
kecelakaan tersebut terhadap keluarga korban yang terlantar, atau
tentang peristiwa kecelakaan lain yang mirip sehingga diperoleh
sebuah “tipe kecelakaan yang berulang”, dan sebagainya. Maka data
yang diangkat tersebut adalah data yang mengandung aktualitas
sekunder.
Jenis ketiga adalah aktualiltas tersier, yaitu aktualitas yang
dimunculkan dari peristiwa masa lalu. Peristiwa primer ataupun
peristiwa sekunder yang sudah berlalu dan menjadi peristiwa masa
lalu dapat diaktualkan kembali oleh jurnalis. Sebuah peristiwa yang
sudah menjadi sejarah dapat diangkat kembali menjadi sesuatu yang
aktual.

60
Aktualitas tersier dapat disebabkan oleh momentum yang
sesuai dengan peristiwa, atau karena data peristiwa memang menarik
diberitakan kembali. Peristiwa yang terjadi pada tanggal yang sama di
masa lalu, menjadi aktual untuk diberitakan kembali. Peristiwa
penting tentang seseorang di masa lalu, menjadi aktual diberitakan
pada saat memperingati ulang tahunnya, atau memperingati
kematiannya dan sebagainya. Hal yang sama juga aktual untuk sebuah
organisasi, lembaga atau negara. Buku sejarah, laporan perjalanan,
catatan petualangan adalah peristiwa dengan aktualitas tersier.
Mengapa sebuah peristiwa atau data memiliki nilai aktual?
Atau, apa yang menyebabkan sebuah peristiwa atau data bernilai
aktual?

Para ahli jurnalistik mengemukakan seperangkat nilai berita


yang kadang-kadang disebut sebagai unsur dari aktualitas. Ada yang
menganggap bahwa nilai-nilai tersebut menyebabkan data atau
persitiwa aktual, sehingga pantas diberitakan. Ada anggapan lain
bahwa aktualitas adalah bagian dari nilai-nilai yang ada tersebut.
Nilai-nilai tersebut adalah:
- menarik (interesting)
- penting (importance), orang penting (prominance)
- baru (new), terakhir (recent event)
- proksimitas (proximity)
- menonjol (significance)
- keluarbiasaan (spectacular)
- efek, akibat (effect)
- langka (seldom)
- konflik (conflict)
- aneh, ganjil (curiousity)
- menyentuh/menarik rasa kemanusiaan (human interest)
- minat, kesenangan (hobby)

D. Menarik (Interesting)

61
Sebuah data atau sebuah peristiwa yang menimbulkan daya
tarik bagi orang menjadi pantas diberitakan. Nilai menarik terkait
dengan banyak nilai lain, atau nilai menarik sebenarnya juga
terkandung dalam nilai-nilai lainnya. Nilai menarik sebenarnya
mengandung dalam nilai:
- penting
- baru
- proksimitas
- langka, jarang terjadi
- efek atau akibat
- menonjol
- luar biasa
- konflik
- aneh, ganjil
- menyentuh/menarik rasa kemanusiaan
- minat, kesenangan
Setiap peristiwa yang mengandung salah satu atau beberapa
nilai tersebut dengan sendirinya menjadi menarik. Tidak ada peristiwa
yang mempunyai daya tarik tanpa memiliki nilai lain di dalamnya.
Daya tarik, atau menariknya sebuah peristiwa bisa bersifat
umum bisa bersifat khusus. Ada peristiwa yang menarik bagi semua
orang, ada peristiwa yang hanya menarik bagi sebagian orang.
Bencana alam, misalnya, menarik bagi semua orang (yang normal).
Peristiwa tersebut menarik secara universal. Pertandingan catur,
misalnya, adalah peristiwa yang hanya menarik bagi sebagian orang.
Nilai aktual dan nilai menarik adalah nilai peristiwa yang
terikat dengan nilai lainnya. Sebuah peristiwa tidak akan aktual atau
menarik kalau tidak ada nilai berita yang lain.

62
Ada yang berpendapat bahwa nilai berita hanya aktual dan
menarik. Berita yang aktual dan menariklah yang akan bernilai bagi
pembaca pendengar atau pemirsa. Nilai-nilai lain bukanlah nilai
berita, tapi hanya kata sifat yang mendukung sebuah aktualitas atau
daya tarik. Jadi, berita adalah laporan tentang peristiwa yang (bernilai)
aktual dan menarik.

Rangkuman
* Tiap peristiwa, sekecil apapun, memiliki fakta dan data dan
bisa dijadikan berita.
* Tidak semua peristiwa pantas diberitakan. Nilai berita
menyebabkan peristiwa pantas diberitakan.
* Kata sifat yang dimiliki oleh peristiwa menentukan peristiwa
itu bernilai (atau tidak bernilai) untuk dijadikan berita.
* Jurnalis melakukan peliputan untuk memahami peristiwa.
* Nilai berita ada dalam ‘pemahaman terhadap peristiwa” atau
di dalam data.
* Peristiwa yang aktual pantas diberitakan. Aktual
disebut juga hangat dan sebagian jurnalis mengartikannya
baru.
* Ada dua aktualitas, berdasarkan persepsi masyarakat dan
berdasarkan pemahaman jurnalis.
* Aktualitas primer berlaku secara umum, baik bagi
masyarakat, maupun bagi jurnalis.
* Aktualitas primer yaitu terkandung dalam peristiwa
diperbincangkan masyarakat.
* Aktualitas sekunder diangkat berdasarkan pemahaman
jurnalis.
* Aktualiltas tersier dimunculkan dari peristiwa masa lalu.
- menarik (interesting)
- penting (importance), orang penting (prominance)
- baru (new), terakhir (recent event)
- proksimitas (proximity)

63
- menonjol (significance)
- keluarbiasaan (spectacular)
- efek, akibat (effect)
- langka (seldom)
- konflik (conflict)
- aneh, ganjil (curiousity)
- menyentuh/menarik rasa kemanusiaan (human interest)
- minat, kesenangan (hobby)
* Nilai aktual dan nilai menarik adalah nilai peristiwa yang
terikat dengan nilai lainnya. Sebuah peristiwa tidak akan
aktual atau menarik kalau tidak ada nilai berita yang lain.
* Jadi, berita adalah laporan tentang peristiwa yang (bernilai)
aktual dan menarik.

Istilah penting
News value, nilai berita,
peristiwa yang pantas diberitakan,bernilai atau tidak bernilai
kualitas dalam bentuk kata sifat
Nilai aktualitas
persepsi masyarakat, pemahaman jurnalis
aktualitas primer, aktualitas sekunder dan aktualitas tersier.
menarik (interesting); penting (importance), orang penting (prominance); baru
(new), terakhir (recent event); proksimitas (proximity); menonjol
(significance); keluarbiasaan (spectacular); efek, akibat (effect); langka
(seldom); konflik (conflict); aneh, ganjil (curiousity); menyentuh/menarik rasa
kemanusiaan (human interest); minat, kesenangan (hobby)
daya tarik diberitakan, nilai menarik
menarik secara universal

64
Latihan dan Diskusi
1. Kumpulkan beberapa jenis berita dari halaman pertama sebuah
surat kabar. Berilah penilaian terhadap seluruh data yang ada dalam
setiap berita. Buatlah skala penilaian sendiri. Tentukan mana
peristiwa yang memiliki nilai paling tinggi. Bandingkan dengan
dengan penyusunan judul pada surat kabar tersebut. Sudahkah
peristiwa paling bernilai diletakkan pada posisi yang tepat?
2. Buatlah pemetaan sebuah peristiwa yang sedang terjadi. Lakukan
peliputan. Kumpulkan data yang paling bernilai menurut Anda.
Buat laporan hasil peliputan. Diskusikan di kelas semua yang Anda
lakukan. Minta tanggapan teman Anda tentang : peta, proses
peliputan, dan nilai berita pada data yang Anda peroleh.

3. Lakukan liputan bersama pada beberapa peristiwa. Diskusikan


tentang nilai berita pada semua peristiwa yang diliput. Diskusikan
dengan obyektif. Tentukan mana hasil liputan yang pantas
dijadikan Head Line.

65

Anda mungkin juga menyukai