Anda di halaman 1dari 23

Penggunaan Bahasa Jurnalistik dalam Berita

Kelompok 4
Bagus Syahla (1800330)
Fuji Kania (1804434)
Iis Karlina (1800605)
Helmi Nitimiharjo (1800318)
Rendi Sutami (1800328)
Sita Lestari (1807038)
Penggunaan Bahasa
Jurnalistik
Bahasa dalam media massa bisa membawa dampak baik dan buruk terhadap Bahasa Indonesia.
Baik: Dapat digunakan sebagai pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Pembinaan:
menyosialisasikan apa yang telah dibentuk oleh pusat bahasa. Pengembangan: Pengembangan
istilah dalam beberapa bidang.
Penggunaan Bahasa Jurnalistik

Buruk: dapat merusak bahasa Indonesia jika tidak mengindahkan bahasa yang baik, jelas, dan benar.
Misalnya: pemakaian singkatan dan akronim yang tidak berdisiplin, penggunaan ejaan dan tanda baca
yang kurang tepat, penyerapan kata dan istilah asing yang kurang memperhatikan kaidah dan norma
bahasa yang baku, susunan kalimat yang kurang baik, kurang konsisten dalam pemakaian kalimat efektif.
Contoh
Namun kabar baiknya saat ini ini
sudah banyak surat kabar yang
dengan sengaja menyediakan tenaga
ahli bahasa untuk menyunting
tulisan yang akan dimuat.
Berdasarkan perkembangan bahasa Indonesia, istilah
penyunting disepadankan dengan kata bahasa Inggris
editor atau redactor. Kata yang pertama diturunkan dari
bahasa Latin editus, edere, yang berarti menghasilkan
atau mengeluarkan ke depan umum. Adapun kata yang
kedua juga dijabarkan dari perkataan Latin redigere yang
bermakna 'membawa kembali lagi'.
Penyunting dapat didefinisikan sebagai orang yang
mengatur memperbaiki revisi merubah isi dan gaya naskah
wartawan serta menyesuaikan dengan suatu pola yang
dibakukan untuk kemudian membawanya ke depan umum
dalam bentuk terbitan.

Penulis atau wartawan penyunting pembaca harus


memiliki keselarasan.
Apa itu berita?
Dalam pengertian sederhana, berita adalah
fakta atau 'informasi' yang ditulis oleh
wartawan dan dimuat/ dipublikasikan di
media pers, baik itu surat kabar, majalah,
tabloid, radio, atau televisi.
Berita menurut para ahli
Noctlife, ahli Mitchell V.
komunikasi Charnley. Chilton R.
“If a dog bites man, its not a news.
“News is anything timely that
interest a number of person''. Rush,
Berita adalah segala sesuatu “News is usually stimulating
But if a man bites a dog is news”.
yang hangat atau aktual dan
Jika seekor anjing menggigit seorang menarik perhatian sejumlah infomation, form wich the ordinary
orang.
manusia, hal itu bukan berita. human being derives satifaction or

Sebaliknya, jika manusia menggigit stimulation”. Definisi berita Chilton R.

anjing Itu adalah sebuah Rush ini bertolak dari apa yang

berita. sebenarnya dicapai oleh suatu berita,


yaitu berupa rangsangan (stimulation)
dan kepuasan (satisfaction).

Berita(news) merupakan kepanjangan dari north (utara), east (timur), west


(barat), dan south (selatan). Artinya, berita itu adalah segala sesuatu yang
terjadi di utara, terjadi di timur, terjadi di barat, dan terjadi di selatan, yang
mampu menarik perhatian pembaca.
Berita yang disiarkan dalam media massa
tidak selalu sama.
Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3
Berita biasanya menyangkut manusia baik
karena keberhasilannya, kegagalan,
kehebatannya, kebodohannya atau karena
ketenarannya.
Menulis berita memerlukan pengetahuan, keterampilan.
dan latihan yang terus- menerus.

Menulis merupakan Berita yang dituliskan Menulis berita perlu


keterampilan yang
itu perlu mempertimbangkan
memerlukan pengetahuan
tentang sistem yang bisa atau dikomunikasikan kualitas berita, apakah
lazim digunakan serta melalui media massa ada nilainya dan dan
memerlukan penguasaan kata yang mempunyai
yang cukup untuk mewadahi penting disampaikan
aturan-aturan tersendiri;
gagasan; atau tidak;

Pentingnya Diperlukan Memperlukan


mempertimbangkan kecepatan dan mempertimbangkan
calon pembaca atau kecekatan berkenaan dengan panjang
tulisan.
pendengar berita;
Kriteria sebuah berita

Kejadian itu merupakan suatu Kejadian itu baru


fakta (imajinasi dan cerita dari Kejadian yang jarang
mulut ke mulut tidak layak
Contoh:
terjadi dan mengherankan
dijadikan berita) merupakan bahan berita
Contoh:
yang baik
Contoh:

Tidak sesuai fakta: Berita yang Sering terjadi: Berita artis


berasal dari gosip ibu-ibu
Berita lama: Berita yang
sudah selesai kasusnya, cerai, berita razia kendaraan,
komplek
berita yang sudah tidak berita cuaca
sesuai dengan zaman
Kriteria sebuah berita

Sesuai Seler
Penting dan ternama Skandal dan Kejadian dalam Konsumen:
Contoh: persengketaan lingkungan sendiri
Contoh: Contoh:

Bukan skandal dan Tidak dalam lingkungan


Tidak penting dan tidak persengketaan: Berita yang sendiri: Berita pembunuhan
ternama: Berita tidak ada hubungannya wartawan dari negara lain
tetangganya teman yang dengan skandal dan
melahirkan persengketaan
Harus diingat!
Keberhasilan sebuah berita sama sekali tidak diukur dari
keberhasilan penulis atau wartawan.
Dengan menjalankan ketujuh kriteria berita tersebut syarat berita
yang baik sudah terpenuhi. Namun harus dibarengi dengan bahasa
yang jurnalis dan komunikatif, karena betapa pun baiknya topik
sebuah berita belum tentu menjadi baik jika tidak disajikan dengan
bahasa yang tidak baik.
Pada dasarnya wartawan yang baik adalah peneliti
yang baik (supriyadi, 1997: 123). Sebaliknya, peneliti
yang baik (terutama ilmu-ilmu sosial) bekerja seperti
apa yang dilakukan oleh wartawan yang baik. Liputan
jurnalistik yang bermutu mau tidak mau dan harus
akan menerapkan prinsip-prinsip penelitian, dalam hal
ini penelitian kualitatif.
Seringkali ada anggapan bahwa pekerjaan meneliti semata-mata
hanya tugas orang-orang yang berkiprah dalam bidang penelitian dan
penegmbangan (research and development) baik pada Lembaga
tertentu maupun dunia akademik. Ada anggapan bahwa bidang
Garapan dan cara kerja wartawan berbeda dengan peneliti .
pandangan ini kurang tepat, sebab keduanya sulit dibedakan.

Pengecualian:
 Tidak semua tipe penelitian cocok untuk diterapkan dalam melakukan
liputan jurnalistik
 Ilmuan itu siapa? Dalam banyak hal, wartawan juga ilmuwan dalam
bidangnya. Bahkan dinegara-negara maju, banyak peneliti jempolan
dari bidang keilmuwan lain yang terjun kedalam dunia jurnalistik.
Dalam studi kualitatif, hal-hal tersebut dinamakan catatan lapangan
(fieldnotes). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membawa
catatan lapangan, yaitu:
 Usahakan seakurat dan serinci mungkin
 Bedakan antara deskripsi dan komentar kita
 Gunakan kalimat aktif jika perlu misalnya: “saya lihat….” Agar
memudahkan kembali dalam penulisan
 Kutiplah kata-kata penting apa adanya, seperti: “Oh….”,
“Hmmm…,” dll untuk memperkaya bahan laporan.
Apakah alat perekam diperlukan?
Rekaman akan memberikan informasi yang cukup
lengkap tentang apa yang dikatakan oleh subjek.
Akan tetapi, banyak waktu harus dikeluarkan
untuk menyalin atau mendengarkan kembali hasil
rekaman. Selain itu, foto-foto juga diperlukan,
bukan untuk sekedar bahan ilustrasi laporan
melainkan akan membantu wartwan ketika
melihat kembali hasil liputannya.
Jika peneliti kualitatif butuh berbulan-bulan dilapangan, wartwan
mungkin hanya beberapa jam atau hari saja. Waktu yang terbatas
ini memaksa wartawan untuk berbuat lebih cepat tetapi cermat.
Keterampilan seseorang dalam menuliskan kembali apa yang
dilihat, dibaca, dan didengarnya sangat menentukan kualitas
tulisannya.

Hasil liputan sejumlah wartawan dari berbagai harian tentang suatu


peristiwa yang sama biasanya berbeda-beda. Ada yang menarik,
ada yang begitu kering.
Sekembali dari lapangan, peneliti kualitatif biasanya langsung
menuliskan hasil pengamatan atau wawancaranya. Hal ini penting,
sebab semakin lama ditunda, nilai informasi atau berita dan hasil
pengamatan akan berkurang.
Laporan atau reportase pada dasarnya adalah
berita. Akan tetapi, dalam pengertian pers
reportase memiliki pengertian sedikit berbeda
dengan berita langsung. Reportase merupakan
jenis tulisan yang berisi laporan tentang suatu
peristiwa, keadaan, dan lain-lain atas dasar
observasi atau pengamatan langsung di
lapangan.
Jika peneliti kualitatif butuh berbulan-bulan dilapangan, wartwan
mungkin hanya beberapa jam atau hari saja. Waktu yang terbatas
ini memaksa wartawan untuk berbuat lebih cepat tetapi cermat.
Keterampilan seseorang dalam menuliskan kembali apa yang
dilihat, dibaca, dan didengarnya sangat menentukan kualitas
tulisannya.

Hasil liputan sejumlah wartawan dari berbagai harian tentang suatu


peristiwa yang sama biasanya berbeda-beda. Ada yang menarik,
ada yang begitu kering.
Sekembali dari lapangan, peneliti kualitatif biasanya langsung
menuliskan hasil pengamatan atau wawancaranya. Hal ini penting,
sebab semakin lama ditunda, nilai informasi atau berita dan hasil
pengamatan akan berkurang.
Jenis Reportase

Straight Reporting Investigative Reporting Interpretative Reporting

Participle Reporting Keberhasilan dan kualitas


seorang wartawan akan teruji
dari sejauh mana
keberhasilannya menulis
reportase.
Terima kasih

Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai