Anda di halaman 1dari 46

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

FEB UNLA

ANALISIS STRUKTUR
MODAL

13
Sumber :
Agus Harjito, Martono, Edisi 2, “Manajemen Keuangan”,
Ekonisia, Yogyakarta, Cetakan Kedelapan ,2012.

Tujuan :
Mahasiswa mampu memahami dan menghitung Analisis
Struktur Modal, mencakup :
1) Pengertian Struktur Modal,
2) Teori Struktur Modal,
3) Perhitungan Biaya Modal dalam kaitannya dengan
Struktur Modal dan Nilai Perusahaan, dengan
menghitung return obligasi, return saham biasa, dan
return bersih perusahaan.
2
PENGERTIAN STRUKTUR MODAL

TEORI STRUKTUR MODAL

KETIDAKSEMPURNAAN PASAR & ISU INSENTIF

3
PENGERTIAN STRUKTUR MODAL

• Struktur Modal (capital structure) merupakan


perbandingan pendanaan jangka panjang
perusahaan, yang ditunjukan oleh perbandingan
hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.
• Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari modal
sendiri tersebut di atas, berasal dari : 1)modal saham,
2)laba ditahan dan 3)cadangan.

• Jika pendanaan dari modal sendiri tersebut diatas


masih kurang (defisit), maka dapat diupayakan
pendanaan dari luar yaitu berupa hutang (debt
financing). 4
PENGERTIAN STRUKTUR MODAL

• Dalam pemenuhan kebutuhan dananya, perusahaan


harus mencari pendanaan yang efisien, agar
perusahaan memiliki struktur modal yang optimal.
• Struktur Modal yang Optimal adalah struktur modal
yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal
keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga
dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

5
TEORI STRUKTUR MODAL

• Dalam teori stuktur modal diasumsikan bahwa


perubahan struktur modal berasal dari penerbitan
obligasi dan pembelian kembali saham biasa atau
penerbitan saham baru.
• Selanjutnya dilakukan pengkajian ;
1) bagaimana pengaruh perubahan struktur modal
tersebut terhadap nilai perusahaan,
2) Apakah ada pengaruh struktur modal terhadap harga
saham perusahaan (sebagai pencerminan nilai
perusahaan). Jika ada, bagaimana struktur modal
yang optimal bagi perusahaan.
6
TEORI STRUKTUR MODAL

• Dalam analisis struktur modal, digunakan beberapa


asumsi :
1) Tidak ada pajak penghasilan,
2) Tidak ada pertumbuhan,
3) Pembayaran seluruh laba kepada pemegang
saham berupa dividen,
4) Perubahan struktur modal terjadi dengan
menerbitkan obligasi dan membeli kembali
saham biasa atau dengan menerbitkan saham
baru.
7
TEORI STRUKTUR MODAL

• Untuk menghitung besarnya biaya modal dalam


kaitannya dengan struktur modal dan nilai
perusahaan, dapat dilakukan perhitungan-
perhitungan sebagai berikut :
1) Menghitung return obligasi,
2) Menghitung return saham biasa,
3) Menghitung return bersih perusahaan,
*ingat bahwa :
 biaya modal = return yg diharapkan investor
 Sehingga, menghitung biaya modal = menghitung
return modalnya.
8
TEORI STRUKTUR MODAL
1) Menghitung return obligasi,
I dimana :
ki = … …

ki = return dari obligasi


B
I = bunga hutang obligasi tahunan
[I = %bunga x Rp.hutang]
B = nilai pasar obligasi (hutang) yang beredar
2) Menghitung return saham biasa,
dimana :
ke = E
… …

ke = return dari saham biasa


S
E = laba untuk pemegang saham [E = O - I]
O = laba operasi bersih
S = nilai pasar saham yang beredar
9
TEORI STRUKTUR MODAL

3) Menghitung return bersih perusahaan,


dimana :
O
ko = ko = return bersih perusahaan (sebesar
… ……

V biaya rata2 minimal)


O = laba operasi bersih
V = total nilai perusahaan
• Perlu diketahui bahwa : nilai perusahaan = nilai
obligasi + nilai pasar saham, atau V = B + S.
• Sedangkan ko merupakan tingkat kapitalisasi total
perusahaan dan diartikan sebagai rata-rata
tertimbang biaya modal. Oleh karena itu Ko dapat
diformulasikan sbb : 10
TEORI STRUKTUR MODAL

B S
ko = ki + ke
… …… … ……

… …

B+S B+S

• Jika terjadi perubahan ki, ke dan ko tersebut di atas,


dimana leverage keuangan mengalami perubahan,
maka dapat dianalisis dengan beberapa pendekatan,
sbb :
1) Pendekatan Laba Operasi Bersih,
2) Pendekatan Tradisional, dan
3) Pendekatan Modigliani and Miller.
11
TEORI STRUKTUR MODAL

1) Pendekatan Laba Operasi Bersih ;


• Dikemukakan oleh David Durand pada tahun
1952.
• Menggunakan asumsi bahwa investor memiliki
reaksi yg berbeda terhadap penggunaan hutang
perusahaan.
• Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata2
tertimbang bersifat konstan berapapun tingkat
hutang yang digunakan oleh perusahaan.
• Untuk melihat dampak laba operasi bersih
terhadap laba perusahaan. Kita lihat contoh
kasus A. 12
TEORI STRUKTUR MODAL

Contoh Kasus A (Pendekatan Laba Operasi Bersih)


PT. MAKMUR mempunyai hutang (B) sbsr Rp 7,000,000 dengan tingkat bunga sebesar 15%
Laba Oprs.Bersih (O) Rp 8,000,000 dgn tingkat kapitalisasi total (ko) sebesar 20%
Saham yang beredar berjumlah 10,000 lembar.
Dari data tersebut, hitunglah :
1) Nilai Total Perusahaan
2) Laba (Return) Untuk Pemegang Saham
3) Tingkat Return Saham (Modal Sendiri)
4) Harga Saham per Lembar
13
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

Rp 33,000,000
4) Hrg Saham per Lmbr = = Rp 3,300
10000 14
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

Rp 33,000,000
4) Hrg Saham per Lmbr = = Rp 3,300
10000 15
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

Rp 33,000,000
4) Hrg Saham per Lmbr = = Rp 3,300
10000 16
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

Rp 33,000,000
4) Hrg Saham per Lmbr = = Rp 3,300
10000 17
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

Rp 33,000,000
4) Hrg Saham per Lmbr = = Rp 3,300
10000 18
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

Rp 33,000,000
4) Hrg Saham per Lmbr = = Rp 3,300
10000 19
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

Rp 33,000,000
4) Hrg Saham per Lmbr = = Rp 3,300
10000 20
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

Rp 33,000,000
4) Hrg Saham per Lmbr = = Rp 3,300
10000 21
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 8,000,000
Tingkat Kapitalisasi Total (Ko) = 20%

1) Nilai Total Perusahaan (V) :


O ===> Rp 8,000,000
Ko = 20% =
.

V V
O Rp 8,000,000
V = = = Rp 40,000,000
Ko 20%
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 7,000,000 -
[I = %bunga x Rp.hutang] Nilai Pasar Saham (S) = Rp 33,000,000

2) Laba (Return) untuk Pemegang Saham Biasa (E):


O - I
Rp 8,000,000 - ( 15% x Rp 7,000,000 ) = Rp 6,950,000

3) Sehingga, tingkat return saham (modal sendiri) yang disyaratkan (ke) :


E Rp 6,950,000
ke = = = 21.06%
S Rp 33,000,000

4) Hrg Saham per Lmbr Rp 33,000,000


= Rp 3,300
(S : jumlah lembar) = 10000 22
TEORI STRUKTUR MODAL

2) Pendekatan Tradisional ;

• Pada pendekatan tradisional diasumsikan terjadi


perubahan struktur modal yang optimal dan
peningkatan nilai total perusahaan melalui
penggunaan financial leverage (hutang : modal
sendiri atau B : S).
• Sebagai contoh, lihat kasus B sebagai berikut :

23
TEORI STRUKTUR MODAL

Contoh Kasus B (Pendekatan Tradisional)


PT. MAKMUR pada awal berdirinya menggunakan modal hutang obligasi
(B) sebsar Rp 45,000,000 dengan tkt bunga 5%
dan mendapatkan Laba Operasi Bersih (O) Rp 15,000,000 per tahun.
Keuntungan yang disyaratkan dari pemilik 11% per tahun.
Jumlah saham yg beredar sejumlah 12,750 lembar.
Dari data tersebut, hitung :
1) tingkat kapitalisasi keseluruhan (ko)
2) harga saham per lembar

24
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 15,000,000
Bunga Hutang (I) 5% x Rp 45,000,000 = Rp 2,250,000 -
Laba Tersedia utk Pemgang Saham = O - I = Rp 12,750,000
Keuntungan per Tahun yang Disyaratkan = 11% :
Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 45,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = Rp 160,909,091
soal
1) Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (Ko)
O Rp 15,000,000
Ko = = = 9.32%
V Rp 160,909,091

2) Harga per Lembar Saham


Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
= Rp 9,091
Jml Saham Beredar 12,750 25
soal
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 15,000,000
Bunga Hutang (I) 5% x Rp 45,000,000 = Rp 2,250,000 -
Laba Tersedia utk Pemgang Saham = O - I = Rp 12,750,000
Keuntungan per Tahun yang Disyaratkan = 11% :
Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 45,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = Rp 160,909,091
soal
1) Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (Ko)
O Rp 15,000,000
Ko = = = 9.32%
V Rp 160,909,091

2) Harga per Lembar Saham


Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
= Rp 9,091
Jml Saham Beredar 12,750 26
soal
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 15,000,000
Bunga Hutang (I) 5% x Rp 45,000,000 = Rp 2,250,000 -
Laba Tersedia utk Pemgang Saham = O - I = Rp 12,750,000
Keuntungan per Tahun yang Disyaratkan = 11% :
Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 45,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = Rp 160,909,091
soal
1) Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (Ko)
O Rp 15,000,000
Ko = = = 9.32%
V Rp 160,909,091

2) Harga per Lembar Saham


Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
= Rp 9,091
Jml Saham Beredar 12,750 27
soal
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 15,000,000
Bunga Hutang (I) 5% x Rp 45,000,000 = Rp 2,250,000 -
Laba Tersedia utk Pemgang Saham = O - I = Rp 12,750,000
Keuntungan per Tahun yang Disyaratkan = 11% :
Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 45,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = Rp 160,909,091
soal
1) Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (Ko)
O Rp 15,000,000
Ko = = = 9.32%
V Rp 160,909,091

2) Harga per Lembar Saham


Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
= Rp 9,091
Jml Saham Beredar 12,750 28
soal
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 15,000,000
Bunga Hutang (I) 5% x Rp 45,000,000 = Rp 2,250,000 -
Laba Tersedia utk Pemgang Saham = O - I = Rp 12,750,000
Keuntungan per Tahun yang Disyaratkan = 11% :
Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 45,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = Rp 160,909,091
soal
1) Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (Ko)
O Rp 15,000,000
Ko = = = 9.32%
V Rp 160,909,091

2) Harga per Lembar Saham


Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
= Rp 9,091
Jml Saham Beredar 12,750 29
soal
TEORI STRUKTUR MODAL
Laba Operasi Bersih (O) = Rp 15,000,000
Bunga Hutang (I) 5% x Rp 45,000,000 = Rp 2,250,000 -
Laba Tersedia utk Pemgang Saham = O - I = Rp 12,750,000
Keuntungan per Tahun yang Disyaratkan = 11% :
Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
Nilai Pasar Hutang (B) = Rp 45,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = Rp 160,909,091
soal
1) Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (Ko)
O Rp 15,000,000
Ko = = = 9.32%
V Rp 160,909,091

2) Harga per Lembar Saham


Nilai Pasar Saham (S) = Rp 115,909,091
= Rp 9,091
Jml Saham Beredar 12,750 30
soal
TEORI STRUKTUR MODAL

3) Pendekatan Modigliani dan Miller (MM approach) ;

• MM approach menentang pendekatan tradisional


dengan menawarkan pembenaran perilaku tingkat
kapitalisasi perusahaan yang konstan.
• MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh
pemegang saham tidak berubah walaupun struktur
modal perusahaan mengalami perubahan.
• hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian
struktur modal antara hutang & modal sendiri selalu
terdapat perlindungan atas nilai investasi.

31
TEORI STRUKTUR MODAL
3) Pendekatan Modigliani dan Miller (MM approach) ;
-----lanjutan----
• Asumsi-asumsi yang digunakan MM adalah :
1) Pasar modal adalah sempurna dan investor
bertindak rasional,
2) Nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas
semua investor sama,
3) Perusahaan memiliki risiko usaha yang sama,
4) Tidak ada pajak.
• Pendapat MM didukung adanya proses arbitrase,
yaitu proses mendapatkan dua aktiva yg pada
dasarnya sama dan membelinya dengan harga
termurah serta menjual lagi dengan harga lebih
tinggi. 32
TEORI STRUKTUR MODAL

Contoh Kasus C (Pendekatan MM)


Terdapat dua perusahaan A dan B, dgn laba operasi bersih (O) msg2 Rp 80,000,000
Perusahaan A keseluruhan modalnya merupakan modal sendiri, dengan
keuntungan yang disyaratkan (Ke) yaitu sebsr 15%
Perusahaan B adalah perusahaan yang sebagian modalnya berupa Obligasi (B)
sebesar Rp 240,000,000 dengan bunga sebesar 12% dan keuntungan
yang disyaratkan pemegangnya 16%
Dari data tersebut di atas :
Hitung tingkat kapitalisasi keseluruhan (ko) kedua perusahaan !

33
TEORI STRUKTUR MODAL
Perusahaan A Perusahaan B
(Saham) (Obligasi)
Laba Operasi (O) = Rp 80,000,000 Rp 80,000,000
Bunga Obligasi (I) = Nilai Obligasi x Bunga 12% = 0- Rp 28,800,000 -
Laba yg Tersedia utk Pemegang Saham ( E ) = O - I = Rp 80,000,000 Rp 51,200,000
Keuntungan yg Disyaratkan (Ke) = 15% : 16% :
Nilai Saham Pasar (S) = E : Ke = Rp 533,333,333 Rp 320,000,000
Nilai Pasar Hutang (B) = 0+ Rp 240,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = S + B = Rp 533,333,333 Rp 560,000,000
Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (ko) = O : V = 15.00% 14.29%
Rp 80,000,000
Perusahaan A =
Rp 533,333,333

Rp 80,000,000
Perusahaan B = 34
Rp 560,000,000
TEORI STRUKTUR MODAL
Perusahaan A Perusahaan B
(Saham) (Obligasi)
Laba Operasi (O) = Rp 80,000,000 Rp 80,000,000
Bunga Obligasi (I) = Nilai Obligasi x Bunga 12% = 0- Rp 28,800,000 -
Laba yg Tersedia utk Pemegang Saham ( E ) = O - I = Rp 80,000,000 Rp 51,200,000
Keuntungan yg Disyaratkan (Ke) = 15% : 16% :
Nilai Saham Pasar (S) = E : Ke = Rp 533,333,333 Rp 320,000,000
Nilai Pasar Hutang (B) = 0+ Rp 240,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = S + B = Rp 533,333,333 Rp 560,000,000
Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (ko) = O : V = 15.00% 14.29%
Rp 80,000,000
Perusahaan A =
Rp 533,333,333

Rp 80,000,000
Perusahaan B = 35
Rp 560,000,000
TEORI STRUKTUR MODAL
Perusahaan A Perusahaan B
(Saham) (Obligasi)
Laba Operasi (O) = Rp 80,000,000 Rp 80,000,000
Bunga Obligasi (I) = Nilai Obligasi x Bunga 12% = 0- Rp 28,800,000 -
Laba yg Tersedia utk Pemegang Saham ( E ) = O - I = Rp 80,000,000 Rp 51,200,000
Keuntungan yg Disyaratkan (Ke) = 15% : 16% :
Nilai Saham Pasar (S) = E : Ke = Rp 533,333,333 Rp 320,000,000
Nilai Pasar Hutang (B) = 0+ Rp 240,000,000 +
Nilai Total Perusahaan (V) = S + B = Rp 533,333,333 Rp 560,000,000
Tingkat Kapitalisasi Keseluruhan (ko) = O : V = 15.00% 14.29%
Rp 80,000,000
Perusahaan A =
Rp 533,333,333

Rp 80,000,000
Perusahaan B = 36
Rp 560,000,000
TEORI STRUKTUR MODAL

• Menurut MM, situasi di atas (contoh kasus C), tidak


dapat berlangsung terus karena akan terjadi proses
arbitrase yang menjadikan kedua nilai perusahaan sama.
• Perusahaan B tidak akan memiliki nilai lebih tinggi karena
perusahaan tersebut memiliki struktur modal yang
berbeda dengan perusahaan A.
• Menurut perhitungan MM, investor di perusahaan B
akan memperoleh keuntungan yang sama tanpa
peningkatan risiko keuangan dengan cara
menginvestasikan dananya di perusahaan A.
• Transaski arbitrase ini terus berlangsung sampai
membuat nilai total kedua perusahaan sama.
37
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR
& ISU INSENTIF

• Dengan menggunakan asumsi bahwa pasar modal


adalah sempurna, maka proses penyeimbangan
pasar akan menjamin kebenaran (validity) pendapat
MM, yaitu bahwa biaya modal dan penilaian
keseluruhan perusahaan tidak tergantung kepada
struktur modalnya.
• Jika digunakan dasar bahwa pasar modal adalah
tidak sempurna yang menyebabkan proses
penyeimbangan harga pasar tidak tergantung pada
keuntungan yang disyaratkan dan risiko
sistematisnya. 38
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR & ISU INSENTIF

• Pada keadaan tersebut, “leverage” mungkin


memiliki pengaruh atas nilai keseluruhan perusahaan
dan biaya modalnya.
• Namun demikian, ketidaksempurnaan ini tidak hanya
harus cukup besar (materil), tetapi juga harus searah.
Misalnya besarnya transaksi membatasi proses
arbitrase seperti telah dikemukakan sebelumnya.
Jadi arbitrase hanya akan terjadi sampai dengan
batas yang ditetapkan oleh biaya transaksi.
Walaupun demikian, pengaruh bersih dari
ketidaksempurnaan ini tidak dapat diduga
sebagaimana arahnya. 39
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR & ISU INSENTIF

• Adapun argumen-argumen utama yang menentang


proses arbitrase MM adalah :
1) Adanya biaya kebangkrutan
2) Adanya biaya agensi
3) Hutang dan insentif bagi efisiensi manajemen
4) Batasan-batasan institusional
5) Biaya-biaya transaksi
6) Pengaruh pajak terhadap perusahaan.
40
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR & ISU INSENTIF

Contoh Kasus D
Perusahaan A dan B memiliki laba operasional bersih
(nett operating income) yang besarnya sama,
yaitu masing-masing sebesar Rp 16,000,000
Perusahaan B memiliki hutang Rp 40,000,000
dengan bunga hutang sebesar 12%
Perusahaan A tidak mempunyai hutang.
Jika tarif pajak dr keuntungan 40%
1)Hitung Total laba Tersedia Untuk pemegang Saham !
2) Sampaikan Kesimpulan atas perhitungan tersebut !
41
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR & ISU INSENTIF

1) Total Laba yang Tersedia untuk Pemegang Saham


Perusahaan A Perusahaan B

Laba Operasi Bersih Rp 16,000,000 Rp 16,000,000


Bunga Hutang Rp - - Rp 4,800,000
Keuntungan Sebelum Pajak Rp 16,000,000 Rp 11,200,000
Pajak dari Keuntungan Rp 6,400,000 - Rp 4,480,000
Laba yang Tersedia untuk Pemegang Saham Rp 9,600,000 Rp 6,720,000
Total Laba Tersedia untuk Pemegang Saham
Rp 9,600,000 Rp 11,520,000
(Laba Tersedia + Bunga Hutang)

42
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR & ISU INSENTIF

1) Total Laba yang Tersedia untuk Pemegang Saham


Perusahaan A Perusahaan B

Laba Operasi Bersih Rp 16,000,000 Rp 16,000,000


Bunga Hutang Rp - - Rp 4,800,000
Keuntungan Sebelum Pajak Rp 16,000,000 Rp 11,200,000
Pajak dari Keuntungan Rp 6,400,000 - Rp 4,480,000
Laba yang Tersedia untuk Pemegang Saham Rp 9,600,000 Rp 6,720,000
Total Laba Tersedia untuk Pemegang Saham
Rp 9,600,000 Rp 11,520,000
(Laba Tersedia + Bunga Hutang)

43
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR & ISU INSENTIF

1) Total Laba yang Tersedia untuk Pemegang Saham


Perusahaan A Perusahaan B

Laba Operasi Bersih Rp 16,000,000 Rp 16,000,000


Bunga Hutang Rp - - Rp 4,800,000
Keuntungan Sebelum Pajak Rp 16,000,000 Rp 11,200,000
Pajak dari Keuntungan Rp 6,400,000 - Rp 4,480,000
Laba yang Tersedia untuk Pemegang Saham Rp 9,600,000 Rp 6,720,000
Total Laba Tersedia untuk Pemegang Saham
Rp 9,600,000 Rp 11,520,000
(Laba Tersedia + Bunga Hutang)

44
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR & ISU INSENTIF

2) Kesimpulan

Perbedaan/Selisih keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham antara perusahaan A dan B
sebesar Rp 11,520,000 - Rp 9,600,000 = Rp 1,920,000
Hal ini bisa terjadi karena investor perusahaan B (pemegang obligasi) akan menerima pemba-
yaran bunga sebesar Rp 4,800,000 sebelum dikurangi pajak, sementara investor pada
perusahaan A (pemegang saham) akan menerima dividen setelah dikurangi pajak, sehingga
Investor di perusahaan A akan menerima laba lebih kecil.

45
okitomas70@gmail.com

segala puji hanya milik Tuhan


46

Anda mungkin juga menyukai