Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

TEORI STRUKTUR MODAL 1


(Pendekatan Laba Bersih dan Laba Operasi Bersih)

o Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan


o Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan
o Struktur finansial / keuangan merupakan kombinasi / bauran dari segenap pos yang masuk
ke dalam sisi kanan (pasiva) neraca keuangan perusahaan
o Struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pendanaan jangka panjang yang
digunakan perusahaan saja.
o Jadi hubungan struktur keuangan dengan struktur modal
Struktur Keuangan – Hutang Lancar = Struktur Modal

Tujuan Pokok manajemen struktur modal adalah :


Menciptakan suatu bauran / kombinasi sumber dana permanen sedemikian rupa, sehingga
mampu memaksimumkan harga saham perusahaan.
Menciptakan bauran pendanaan yang dapat meminimumkan hutang modal dan memaksimumkan
modal

Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal :


1. Laju pertumbuhan dan kemantapan penjualan di masa yang akan datang
Semakin tinggi pertumbuhan dan semakin stabil penjualan di masa yang akan datang,
kecenderungan meleverage semakin besar
2. Struktur kompetitif dalam industri
Semakin kompetitif persaingan dalam industrinya, semakin kecil kecenderungan perusahaan
untuk menggunakan hutang jangka panjang dalam struktur modalnya.
3. Susunan aset dari perusahaan sendiri
Perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa aset tetap biasanya lebih banyak
menggunakan modal sendiri dalam struktur modal
4. Resiko bisnis yang dihadapi perusahaan
Semakin besar resiko bisnis yang dihadapi perusahaan, semakin kecil kecenderungan untuk
mengadakan leverage.

5. Status kendali dari pemilik dan manajemen


Dengan bertambahnya saham biasa yang beredar, kendali para pemilik (sebelumnya)
semakin berkurang. Untuk mengantisipasi biasanya untuk menambah modal menggunakan
leverage.
6. Sikap para kreditor modal terhadap industri perusahaan
Semakin baik persepsi para kreditor terhadap industri dan perusahaan semakin mudah
perusahaan untuk mendapatkan hutang.

Dalam teori-teori struktur modal, ada 2 faktor yang disorot


1. K0 atau biaya modal yang harus ditanggung perusahaan
2. P0 atau harga saham perusahaan yang tengah berlaku di bursa

Teori Struktur modal yang dipelajari adalah teori struktur modal pada pasar modal yang
sempurna dan tidak ada pajak, baru kemudian teori struktur modal pada pasar yang sempurna
dan ada pajak.

Pada teori struktur modal pada pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, ada 4
pendekatan yang akan dipelajari, yaitu :
1. Pendekatan laba operasi bersih (NOI approach)
2. Pendekatan laba bersih (NI approach)
3. Pendekatan klasik (Traditional approach)
4. Pendekatan modigliani – Miller (modigliani – miller position)

Dalam teori ini, asumsi yang digunakan :


1. Tidak ada pajak perseroan / pribadi dan tidak ada biaya kebangkrutan
2. Rasio hutang dan modal sendiri perusahaan diubah dengan pengeluaran hutang untuk
membeli kembali saham atau pengeluaran saham untuk pembayaran hutang.
3. Perusahaan mempunyai kebijakan membayarkan 100% dari laba setiap tahunnya sebagai
dividen.
4. Perkiraan nilai distribusi probabilitas subyektif dari perkiraan laba operasi di masa yang
akan datang untuk masing-masing perusahaan adalah sama untuk semua investor di
pasar.
Laba operasi setiap tahunnya diperkirakan tidak akan tumbuh
Perkiraan nilai distribusi probabilitas dari laba operasi yang diharapkan untuk periode
yang akan datang adalah sama dengan operasi sekarang.
Hutang dianggap bersifat permanen.

Dalam mempelajari teori struktur modal, ada 3 macam tingkat hasil pengembalian yang
berbeda :
1. Tingkat hasil pengembalian atas hutang
C
K i=
Vd
Dimana :
Ki = tingkat hasil pengembalian atas hutang
C = beban bunga tahunan (cupon)
Vd = nilai pasar hutang yang beredar

2. Tingkat hasil pengembalian atas modal sendiri


E
Ks=
P0
Dimana :
Ks = tingkat hasil pengembalian atas modal sendiri
E = laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa
P0 = nilai pasar saham yang beredar

3. Tingkat kapitalisasi secara keseluruhan


O
K0=
Vt
Dimana :
K0 = tingkat kapitalisasi secara keseluruhan (WACC)
O = laba operasional
Vt = total nilai perusahaan

Ko didefinisikan seabagai bi modal rata-rata tertimbang, maka


K o =K i
{ Vd
} {
V d + Po
+K s
Po
V d + Po }
1. PENDEKATAN LABA BERSIH (NI)
Pendekatan laba bersih menganalisais pengaruh perubahan hutang terhadap total nilai
perusahaan dan tingkat kapitalisasi menyeluruh, dengan asumsi EBIT dan tingkat
kapitalisasi ekuitas (Ke) konstan. Dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutang
dengan biaya hutan (Kd) yang konstan.
Karena Ke dan Kd konstan maka semakin besar jumlah hutang (leverage ) yang digunakan
perusahaan biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) semakin kecil, selanjutnya nilai
perusahaan akan meningkat

Nilai perusahaan
V = Rp
Ke V

Ko
Kd

0
0 Rasio D / V
Rasio D / V

Misalnya : Suatu perusahaan mempunyai hutang sebesar Rp. 1.000 dengan bunga 10% (Rp.
100) per tahun. Laba operasi bersih tahunan dari perusahaan tersebut kin dan dimasa yang
akan datang sebesar Rp. 1.000 (tidak ada pertumbuhan). Laba operasi bersih disini adalah
EBIT. Hasil pengembalian yang dikehendaki atas ekuitas perusahaan (Ks) sebesar 18%.
Dari informasi diatas dengan menggunakan pendekatan NI maka dapat dihitung :
a. Total nilai perusahaan (Vt)
b. Tingkat kapitalisasi menyeluruh (bi modal rata-rata tertimbang / Ko)
Jawab :
O
Ko=
Vt
Perhitungan Nilai Total Perusahaan dengan pendekatan NI
Laba operasi bersih (O) Rp. 1.000,-
Bunga hutang (C) Rp. 100,-
Laba yang tersedia pemegang saham biasa (E) Rp. 900,-
Tingkat kapitalisasi ekuitas (Ks) 0,18
Nilai pasar dari saham (Po) Rp. 5.000,-
Nilai pasar dari hutang (Vd) Rp. 1.000,-
Total nilai perusahaan (Vt) Rp. 6.000,-
O Rp . 1.000
Ko= = =16,67 %
V t Rp . 6.000

Sekarang jika perusahaan menaikkan hutangnya dari Rp. 1.000 menjadi Rp. 3.000, maka
akan menghasilkan
Laba operasi bersih (O) Rp. 1.000,-
Bunga hutang (C) Rp. 300,-
Laba yang tersedia pemegang saham biasa (E) Rp. 700,-
Tingkat kapitalisasi ekuitas (Ks) 0,18
Nilai pasar dari saham (Po) Rp. 3.888,89
Nilai pasar dari hutang (Vd) Rp. 3.000,-
Total nilai perusahaan (Vt) Rp. 6.888,89
O Rp . 1.000
Ko= = =14,52 %
V t Rp . 6.888,89

2. PENDEKATAN LABA OPERASI BERSIH (NOI)


Pendekatan laba operasi bersih menganalisis pengaruh perubahan hutang terhadap nilai
pasar saham perusahaan dan tingkat kapitalisasi ekuitas tersirat (Ks) dengan asumsi EBIT
dan tingkat kapitalisasi keseluruhan (Ko) konstan, untuk semua tingkat leverage.
Menurut teori ini, jika leverage meningkat, maka nilai per lembar saham perusahaan akan
menurun dan tingkat kapitalisasi ekuitas akan naik.
Contoh :
Sama dengan pendekatan NI, tetapi dengan Ko = 15%, dengan hutang Rp. 1.000, maka
hitung :
a. Nilai pasar saham perusahaan (P)
b. Tingkat kapitalisasi ekuitas tersirat (Ks)
Jawab :
Perhitungan nilai pasar saham perusahaan dengan pendekatan laba operasi bersih :
Laba operasi bersih (O) Rp. 1.000,-
Tingkat kapitalisasi keseluruhan (Ko) 0,15
Nilai total perusahaan (Vt) Rp. 6.666,67
Nilai pasar hutang (Vd) Rp. 1.000,-
Nilai pasar dari saham (Po) Rp. 5.666,67
E Rp . 900
Ks= = =15,88 %
P o Rp .5.666,67
Seandainya perusahaan meningkatkan jumlah hutangnya dari Rp. 1.000 menjadi Rp. 3.000
dan menggunakan hasil penerbitan hutang itu untuk membeli kembali sahamnya, maka
hitung :
a. Nilai pasar saham perusahaan
b. Tingkat kapitalisasi ekuitas yang tersirat
Jawab :
Pengaruh perubahan leverage terhadap nilai pasar saham dan tingkat kapitalisasi ekuitas
dengan pendekatan laba operasi bersih :
Laba operasi bersih (O) Rp. 1.000,-
Tingkat kapitalisasi keseluruhan (Ko) 0,15
Nilai total perusahaan (Vt) Rp. 6.666,67
Nilai pasar hutang (Vd) Rp. 3.000,-
Nilai pasar dari saham (Po) Rp. 3.666,67
E Rp .700
Ks= = =19,09 %
P o Rp .3.666,67

Berdasarkan analisis teori ini diperoleh hasil bahwa tingkat kapitalisasi ekuitas (ks) akan
naik seiring dengan meningkatnya tingkat leverage.
Pendekatan ini menyiratkan bahwa penilaian total perusahaan tersebut tidak dipengaruhi
oleh struktur modalnya. Logika dair hasil analisis di atas adalah jika perusahaan menaikkan
tingkat leveragenya, maka perusahaan akan semakin beresiko, jika resiko semakin besar,
maka para investor akan menaikkan tingkat kapitalisasi ekuitas dengan kompensasinya.

Dari kedua teori struktur modal di atas (pendekatan NI dan NOI) dapat disimpulkan bahwa
jika perusahaan menginginkan untuk menaikkan nilai perusahaan dan menurunkan tingkat
kapitalisasinya dapat dilakukan dengan meningkatkan tingkat leveragenya. Kelemahan
utama dari kedua pendekatan ini adalah tidak diperhatikannya resiko dan tidak ada struktur
modal yang optimum, semakin besar hutang, nilai perusahaan semakin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai