Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

Praktik Pengupahan terhadap Buruh Tandur dengan Sistem Fee For Services
Perspektif Hukum Ekonomi Syariah di Desa Gamongan

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Hukum

Dosen Pengampu: Dr. Nurul Huda, M.H.I

Disusun Oleh:

Siti Niswatun Khasanah (210401141)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN ADAB

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI

2022/2023
A. Latar Belakang
Istilah kerja dalam ilmu ekonomi didefinisikan secara luas. Ada yang
mengatakan bahwa kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan atas dasar
pertimbangan uang atau imbalan yang diperoleh. Sedangkan kegiatan yang dilakukan
atas dasar bersenang-senang untuk hiburan semata tanpa mempertimbangkan uang
atau hasil yang akan diperoleh dari suatu tindakan yang dilakukan tidak dinamakan
sebagai kerja. Sebagian ahli ekonomi membagi tenaga kerja menjadi dua, yaitu tenaga
kerja produktif dan tenaga kerja tidak produktif. Tenaga kerja produktif adalah tenaga
kerja yang menambah nilai material, seperti pekerja di sektor pertanian dan
manufaktur. Sedangkan tenaga kerja tidak produktif adalah tenaga kerja yang tidak
menambah nilai material. Namun, dalam konsepsi modern semua tenaga kerja
dianggap produktif apabila pekerjaan yang dilakukan menghasilkan pendapatan.1
Sehingga, seorang pekerja atau tenaga kerja atau biasa disebut buruh adalah mereka
yang tidak mempunyai alat produksi untuk menghasilkan barang, tetapi mempunyai
tenaga untuk bekerja dan menjalankan alat produksi yang akan menghasilkan barang
sesuai keinginan. Kerjasama seperti ini dalam Islam disebut ijarah.

Al-ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwadhu (ganti). Menurut
pengertian syara’, al-ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat
dengan jalan pengganti. Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang
atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.2 Maka dapat dikatakan bahwa dalam ijarah
terdapat tiga unsur pokok yaitu, pihak-pihak yang bertransaksi, adanya perjanjian
dan adanya materi yang diperjanjikan berupa kerja dan ujrah (upah). Pada pinsipnya
setiap orang yang bekerja akan mendapat imbalan dari apa yang dikerjakannya dan
masing-masing tidak akan dirugikan. Sehingga terciptalah suatu keadilan di antara
keduanya. Upah merupakan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi
pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasa sesuai perjanjian. Upah adalah hak
orang yang telah bekerja atau seorang buruh sebagai imbalan atas tenaga yang telah

1
M. S. Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar (Fundamental of Islamic Economic System), (Kencana
Prenadamedia Group, 2012), hlm. 185.
2
Harun Santoso dan Anik, “Analisis Pembiayaan Ijarah pada Perbankan Syariah”, Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, Vol. 01, No. 02, (Juli, 2015), hlm. 107.
diberikan dalam proses produksi dan kewajiban pemberi kerja untuk membayarnya.3

Desa Gamongan merupakan salah satu desa di Kecamatan Tambakrejo,


Kabupaten Bojonegoro yang masyarakatnya memiliki mata pencaharian berbeda-
beda. Ada yang sebagai pedagang, petani, buruh tani, buruh bangunan, maupun
pekerja di perantauan. Namun, rata-rata masyarakatnya adalah petani yang mata
pencahariannya dari sawah atau lahan pertanian lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sundari, salah satu buruh tani
sekaligus warga desa Gamongan menyatakan bahwa, ada beberapa istilah buruh tani
yang digunakan oleh masyarakat desa Gamongan yaitu, buruh harian, buruh
borongan, buruh derep (pengupahan saat panen), dan buruh tandur (menamam padi).
Tandur adalah cara menanam padi dengan berjalan membungkuk mundur agar padi
yang sudah ditanam tidak terinjak. Untuk buruh tandur dibutuhkan sekelompok ibu-
ibu yang bekerja di sawah orang yang ingin menanam padi saat musimnya tiba.
Terkadang buruh tandur hanya dilakukan oleh satu sampai dua orang tergantung
kesepakatan dengan pemilik sawah. Hal ini biasa disebut sebagai buruh tandur
borongan dengan sistem pengupahan yang disesuaikan dengan luas sawahnya.
Kemudian ada juga buruh tandur yang dibayar dengan sistem upah per-jam.
Biasanya pembayaran upah sistem ini dibayarkan dengan jumlah Rp50.000,00 per
orang jika waktu yang dibutuhkan untuk menanam padi sampai jam 12 siang.
Namun, apabila jam 10 mereka sudah selesai upah yang diperoleh untuk setiap orang
hanya Rp30.000,00. Akan tetapi, tidak jarang ada yang membayar upah dengan
sistem jasa. Sistem jasa adalah sistem pergantian jasa dari buruh tandur dengan
pemilik sawah yang ditanami padi. Dengan kata lain, buruh tandur juga memiliki
sawah yang harus ditanami padi dan kemungkinan akan membutuhkan jasa buruh
tandur lain maka, pemilik lahan pertanian yang sawahnya sudah ditanami padi akan
mengikuti kegiatan tanam padi di sawah buruh tandur tersebut.
Menanam padi atau orang Jawa biasa menyebutnya tandur, dimulai setiap
jam enam pagi dan diakhiri pada saat sawah sudah selesai ditanami. Tidak heran jika
terkadang tanam padi atau tandur bisa kekurangan dan kelebihan wineh pari (padi
yang baru akan ditanam). Apabila kekurangan, maka akan meminta kelebihan dari

3
Roni Hidayat, Hendra Karunia, Anisa Hasanah, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Upah Kerja Buruh
Tani dengan Sistem Derep”, Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 1, No. 1, hlm. 29.
petani lain yang memiliki wineh pari lebih, dan petani tersebut memberikannya
dengan sukarela tanpa paksaan. Apabila terdapat kelebihan, maka akan diberikan
kepada orang lain yang kekurangan. Dapat dilihat bahwa masyarakat desa hidup
dengan saling tolong menolong antar sesama yang membutuhkan. Dalam proses
penanaman padi, ternyata masih ada juga pemilik sawah yang menanam padi sendiri
tanpa menggunakan jasa buruh tandur. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang
memengaruhi, salah satunya untuk menghemat biaya pengeluaran.4

Dalam hal ini, yang menjadi fokus masalahnya adalah pengupahan buruh
tandur dengan sistem jasa (fee for services). Upah yang dibayarkan harus sesuai
dengan yang dikerjakan. Namun, melihat bahwa setiap masyarakat di desa
Gamongan memiliki ukuran sawah yang berbeda-beda, sehingga pengupahannya
terkadang belum sesuai dengan apa yang diinginkan antara pemilik sawah dengan
buruh tandur. Sehingga dari awal diperlukan adanya perjanjian dan kesepakatan
dalam sistem pengupahannya. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
praktik pengupahan dengan sistem jasa di desa Gamongan, dan akan dibahas dalam
proposal dengan judul penelitian: “Praktik Pengupahan terhadap Buruh Tandur
dengan Sistem Fee For Services Perspektif Hukum Ekonomi Syariah di Desa
Gamongan.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pertanyaan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana praktik pengupahan terhadap buruh tandur dengan sistem fee for
services di Desa Gamongan?
2. Bagaimana tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap praktik pengupahan buruh
tandur dengan sistem fee for services di Desa Gamongan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui praktik pengupahan terhadap buruh tandur dengan sistem fee
for services di Desa Gamongan.

4
Wawancara dengan Ibu Sundari Salah Satu Buruh Tani dan Warga Desa Gamongan, Kecamatan Tambakrejo,
Kabupaten Bojonegoro pada hari Sabtu 15 April 2023.
2. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap praktik
pengupahan buruh tandur dengan sistem fee for services di Desa Gamongan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan ilmu
pengetahuan dalam ekonomi Islam yang berkaitan dengan muamalah khususnya
pada praktik pengupahan buruh tandur dengan sistem upah jasa dengan jasa (fee
for services).
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas terutama
petani dalam rangka pengetahuan hak dan kewajiban buruh tani, serta dapat
dijadikan pertimbangan untuk melaksanakan praktik pengupahan dengan tidak
mengabaikan nilai-nilai Islam.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Ijarah
Ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwadh (ganti, upah atau
imbalan). Upah (ujrah) merupakan imbalan yang diterima seseorang atas
pekerjaan yang telah dilakukan. Ijarah adalah akad pemilikan manfaat dengan
imbalan yang secara bahasa didefinisikan sebagai hak untuk memperoleh manfaat.
Manfaat bisa berupa jasa atau tenaga orang lain, dan bisa pula manfaat yang
berasal dari suatu barang/benda. Semua manfaat jasa dan barang dibayar dengan
sejumlah imbalan tertentu.5 Dengan kata lain, ijarah adalah suatu jenis akad untuk
mengambil manfaat dengan jalan pengganti.
Adapun definisi Ijarah menurut beberapa ulama fiqh antara lain:6
a. Menurut Hanafiyah, ijarah adalah akad atas suatu kemanfaatan dengan
pengganti.
b. Menurut Malikiyah dan Hanabilah, ijarah adalah kepemilikan manfaat yang
bersifat mubah dalam waktu tertentu dengan pengganti.
c. Menurut Syafi’iyah, ijarah adalah akad atas suatu manfaat yang mengandung
maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan
pengganti tertentu.
5
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.114.
6
Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muamalah dari Klasik hingga Kontemporer, (Malang: UIN-Maliki Press, 2018),
hlm. 49.
d. Menurut Syaikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah, ijarah adalah akad atas
manfaat yang diketahui dan disengaja untuk memberi dan membolehkan
dengan imbalan yang diketahui ketika itu.
e. Menurut Muhammad Al-Syarbini Al-Khatib, ijarah adalah pemilikan manfaat
dengan adanya imbalan dan syart-syarat.
f. Menurut Sayyid Sabiq, ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil
manfaat dengan jalan memberi penggantian.
Dengan demikian dari beberapa pendapat para ulama dapat disimpulkan
bahwa ijarah adalah akad pengalihan hak manfaat atas barang/jasa melalui upah
tanpa diikuti kepemilikan barang tersebut.
2. Dasar Hukum Ijarah
Dasar hukum ijarah adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, dan Undang-
Undang.
a. Al-Qur’an
1) Q.S At-Talaq ayat 6
۟ ُ‫ ۢ ٍل فََأنفِق‬M‫ت َح ْم‬
‫وا‬ ۟ ُ‫ضيِّق‬
ِ ‫وا َعلَ ْي ِه َّن ۚ َوِإن ُك َّن ُأ ۟ولَ ٰـ‬ َ ُ‫ضٓارُّوه َُّن لِت‬ َ ُ‫ْث َس َكنتُم ِّمن ُوجْ ِد ُك ْم َواَل ت‬ ُ ‫َأ ْس ِكنُوه َُّن ِم ْن َحي‬
‫ُوف ۖ َوِإن‬ ۟ ‫ ر‬M‫و َره َُّن ۖ َوْأتَ ِم‬MM‫ ْعنَ لَ ُك ْم فََٔـاتُوه َُّن ُأ ُج‬M ‫ض‬
ٍ ۢ ‫ ر‬M‫ُوا بَ ْينَ ُكم بِ َم ْع‬ َ ْ‫ ْعنَ َح ْملَه َُّن ۚ فَِإ ْن َأر‬M ‫ض‬
َ َ‫َعلَ ْي ِه َّن َحتَّ ٰى ي‬
‫ض ُع لَ ٓۥهُ ُأ ْخ َر ٰى‬
ِ ْ‫تَ َعا َسرْ تُ ْم فَ َستُر‬
Artinya: “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah
ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya
sampai mereka melahirkan kandungannya, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak) mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka;
dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya.” (Q.S At-Talaq [65] : 6).
2) Q.S Al-Qasas ayat 26
ِ َ‫ت ِإحْ َد ٰىهُ َما ٰيََٓأب‬
ُ‫ت ٱ ْستَْٔـ ِجرْ هُ ۖ ِإ َّن َخ ْي َر َم ِن ٱ ْستَْٔـ َجرْ تَ ْٱلقَ ِوىُّ ٱَأْل ِمين‬ ْ َ‫قَال‬
Artinya: Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai
ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang
yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat dan dapat dipercaya.” (Q.S Al-Qasas [28] : 26).
b. As-Sunnah
‫وا َعلَ ْي ِه َّن‬ ۟ ُ‫ت َح ْم ۢ ٍل فََأنفِق‬ ۟ ُ‫ضيِّق‬
ِ ‫وا َعلَ ْي ِه َّن ۚ وَِإن ُك َّن ُأ ۟ولَ ٰـ‬ َ ُ‫ْث َس َكنتُم ِّمن ُوجْ ِد ُك ْم َواَل ت‬
َ ُ‫ضٓارُّ وه َُّن لِت‬ ُ ‫َأ ْس ِكنُوه َُّن ِم ْن َحي‬
‫رْ تُ ْم‬MM‫اس‬ َ ‫ُوف ۖ َوِإن تَ َع‬ ۟ ‫ ر‬MM‫و َره َُّن ۖ َوْأتَ ِم‬MMُ‫ ْعنَ لَ ُك ْم فََٔـاتُوه َُّن ُأج‬MM‫ض‬
ٍ ۢ ‫ ر‬MMْ‫ُوا بَ ْينَ ُكم بِ َمع‬ َ ْ‫ ْعنَ َح ْملَه َُّن ۚ فَِإ ْن َأر‬MM‫ض‬
َ َ‫َحتَّ ٰى ي‬
‫ض ُع لَ ٓۥهُ ُأ ْخ َر ٰى‬
ِ ْ‫فَ َستُر‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Al Abbas bin Al Walid Ad
Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Wahb bin Sa'id bin Athiah
As Salami berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Zaid
bin Aslam dari Bapaknya dari Abdullah bin Umar ia berkata, “Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Berikanlah upah kepada pekerja
sebelum kering keringatnya.” (HR. Ibnu Majah).
c. Ijma’
Semua umat sepakat, tidak ada seorang ulama pun yang membantah
kesepakatan ijma’ ini, sekalipun ada beberapa orang di antara mereka yang
berbeda pendapat, tetapi tidak dianggap.7 Berdasarkan ijma’ tentang ijarah,
sesuai dengan riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Nasai bahwa umat
Islam pada masa sahabat telah berijma’ bahwa ijarah diperbolehkan sebab
bermanfaat bagi manusia.
d. Undang-Undang
Salah satu hak buruh adalah upah. Upah merupakan bentuk imbalan
yang diberikan kepada buruh atas apa yang dilakukan. Bab 1 Pasal 1 angka 30
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa “Upah
adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/jasa yang telah atau akan dilakukan.”8
3. Rukun dan Syarat Ijarah
F. Metode Penelitian
Metode merupakan cara kerja atau langkah untuk memahami objek sasaran
yang diteliti. Metode dipilih untuk digunakan dalam memperoleh data secara akurat
dan relevan. Data tersebut disusun secara sistematis untuk dianalisa sesuai tujuan
diadakannya penelitian.
1. Jenis Penelitian

7
Hendi Suhendi, Op.cit, hlm. 113-115.
8
Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu
suatu penelitian secara langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang
benar-benar dapat dipercaya sebagai bahan kajian data. Dalam penelitian ini
penulis melakukan studi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang
konkrit mengenai praktik pengupahan buruh tandur dengan sistem fee for services
perspektif hukum ekonomi syariah di Desa Gamongan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan
untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok.9
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Gamongan Kecamatan Tambakrejo
Kabupaten Bojonegoro. Peneliti memilih lokasi ini karena berdasarkan
pengamatan, di Desa Gamongan masih banyak yang melakukan pengupahan
buruh tandur dengan sistem upah jasa (fee for services). Namun, yang menjadi
permasalahan adalah terkait perbedaan ukuran sawah yang dimiliki para buruh
tandur tersebut. Sehingga, penelitian ini akan membahas praktik pengupahan
terhadap buruh tandur dengan sistem fee for services.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli tanpa perantara. Data primer dapat berupa opini orang secara
individual atau kelompok, hasil observasi melalui pengamatan peneliti, dan
wawancara. Disini data yang peneliti dapatkan merupakan hasil wawancara
langsung dengan salah satu masyarakat Desa Gamongan yang juga bekerja
sebagai buruh tandur yaitu ibu Sundari.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil studi pustaka yang
diambil dari buku, jurnal, internet, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan

9
http://repository.iainkudus.ac.id/800/6/FILE%206%20BAB%20III.pdf
permasalahan penelitian.10 Peneliti menggunakan sumber data ini sebagai
referensi tambahan yang berupa jurnal, buku, dan internet.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Obervasi adalah pengamatan langsung suatu objek untuk memperoleh
data dan informasi terkait masalah yang akan diteliti. Observasi didefinisikan
sebagai proses melihat, mengamati, dan mencermati suatu kegiatan guna
mencari data dan informasi yang akhirnya mendapatkan kesimpulan dari
proses pengamatan tersebut. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan
lingkungan yang diamati, aktivitas yang berlangsung, individu atau kelompok
yang terlibat, dan perilaku yang terjadi.11 Peneliti akan mengamati praktik
pengupahan sistem jasa di Desa Gamongan dengan perbedaan ukuran sawah.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan terkait masalah
penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung atau tatap muka yang
dilakukan pewawancara dengan narasumber. Pewawancara adalah orang yang
menentukan materi, kapan dimulai dan diakhirinya sebuah wawancara.
Sedangkan narasumber adalah orang yang dimintai keterangan dan
diperkirakan menguasai serta memahami data, informasi, atau fakta suatu
objek penelitian.12 Narasumber utama adalah ibu Sundari dan beberapa buruh
tandur lainnya sebagai narasumber pendukung.
c. Dokumentasi
Menurut KBBI, dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan,
pengolahan, dan penyimpanan data dan informasi dalam suatu dokumen.
Dokumentasi dapat juga diartikan sebagai pengumpulan bukti melalui gambar,
rekaman video, rekaman suara dan lain sebagainya. Maka, disimpulkan bahwa
dokumentasi adalah kegiatan yang sistematis dalam melakukan pengumpulan,

10
Etta Mamang Sangadji & Sopiah, Metode Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian, (Yogyakarta:
ANDI, 2010), hlm. 171-172.
11
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers. 2015), hlm. 131-132.
12
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 111.
pencarian, dan penyediaan dokumen untuk mendapat keterangan informasi
dan bukti berdasarkan masalah penelitian.13
6. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, data dituangkan dalam bentuk kualitatif dan akan
diolah menggunakan teknik analisis data dengan memberikan pemaparan
gambaran situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.14
7. Teknik Analisa Data
Teknik Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data kualitatif.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan mengolah dan
memilah data, serta menemukan apa yang penting dan dapat dipelajari kemudian
menyimpulkannya. Analisis data kualitatif yaitu prosedur penilaian yang
menghasilkan data deskriptif berupa keterangan tertulis atau lisan dari perilaku
seseorang yang dapat diamati. Teknik analisi data dilakukan melalui beberapa
tahapan yakni, identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi.15
G. Sistematika Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA

13
https://www.detik.com/bali/berita/d-6409573/dokumentasi-adalah-mengenal-fungsi-kegiatan-dan-
jenisnya#:~:text=Dikutip%20dari%20Kamus%20Besar%20Bahasa,koran%2C%20dan%20bahan%20referensi
%20lain.
14
Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 39.
15
Baiti Nurjanah, Skripsi: Sistem Pengupahan Buruh Tani Berdasarkan Prinsip Keadilan dan Kelayakan,
(Lampung: IAIN Metro, 2021), hlm. 55.

Anda mungkin juga menyukai