MEDITATION
PENDAHULUAN
Buku Meditations dibagi menjadi Duabelas bagian yang mencatat berbagai
periode kehidupan Marcus Aurelius. Setiap buku tersebut tak memiliki urutan
kronologis dan ditulis hanya untuk dirinya sendiri. Buku Meditations ini sudah
diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan telah diterbitkan di berbagai negara,
salah satunya adalah di Indonesia. Buku Meditations diterbitkan di Indonesia oleh
Noura Books Publishing pada April 2021. Diceritakan bahwa Marcus Aurelius tidak
memiliki niat untuk menerbitkan tulisan-tulisannya. Karya ini pun sebenarnya tidak
memiliki judul resmi. Jadi, “Meditations”atau Perenungan adalah salah satu dari
beberapa judul yang diberikan kepada koleksi karya Marcus ini. Tulisan-tulisan ini
berbentuk kutipan-kutipan yang panjangnya bervariasi, dari satu kalimat sampai ada
juga yang sepanjang paragraf.
Buku Meditations ini mengajarkan tentang hidup selaras dengan alam dan
memberikan gambaran-gambaran dasar tentang aliran hidup Stoa. Dinarasikan oleh
Marcus dengan memberi imajinatif effect kepada para pembacanya dan memberikan
keuinakan tersendiri untuk buku ini. Buku ini menghantarkan kita kepada perjalanan
stoik untuk hidup yang lebih tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan-
persoalan mendasar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam buku ini juga Marcus
mengajarkan kepada kita,jika kita terjebak dalam keadaan situasi tertentu,kita harus
dapt menarik diri dan mulai memikirkan apa yang penting untuk kita lakukan
selanjutnya; bukan malah memikirkan masalah yang kuta alami,karena mahluk hidup
atau kita manusia itu sendiri selalu terikat dengan hukum alam,darinya itu kita harus
hidup selaras dengan alam.
Dua penulis terkenal berkebangsaan indonesia yang juga cinta dengan aliran
stoikisme juga berkomentar terkait Karya Marcus Aurelius ini. Diantaranya yakni
Henry Manampiring dan juga Fahruddin Faiz. Yang dimana Henry manampiring
dengan karyanya yang terkenal yakni Filosofi Teras; yang juga mengajarkan kepada
kita jalan hidup stoik yang bebas dengan pengendalian diri. Henry disini menegaskan
bahwa dari buku ini kita belajar bahwa kaisar yang paling berkuasa pada zamannya-
pun harus bergelut untuk menguasai dirinya sendiri. Di dalam jurnal pribadi Kaisar
Marcus Aurelius ini kita belajar sosok manusia biasa yang harus melawan
kecemasan,kekecewaan,kegetiran,dan hawa nafsuyang juga adalah perjuagan kita
sehari-hari. Kita juga melihat langsung bagaimana filsafat stoik membantu sang
penguasa dunia belajar menguasai dirinya, dan katanya hal ini relevan untuk kita
semua sekarang. Fahruddin Faiz sendiri merupakan penulis dari bukunya yang
terkenal yaitu Menghilang menemukan diri sejati. Buku ini memberikan gambaran
kongkret terkait prinsip hidup Fahruddin Faiz: ‘Mengalir namun tidak tenggelam’.
Untuk mereka yang memimpikan kebahagiaan,kedamaian,harmoni,dan kemerdekaan
sejati. Buku ini merupakan rujukan yang tak boleh begitu saja kita dilewatkan
tuturnya.
Di awal Buku Meditation ini menceritakan bagaimana orang orang penting
berperan dalam memberi sekian banyak pengaruh serta memotivasi untuk terus
berkembang pada Marcus. Dalam jurnal pribadi miliknya dimana ia mnceritakan
kakeknya verus yang senantiasa mengajarinya etika etika dan terkait pengendalian
diri. Peranan penting Ayah Marcus juga membawanya kepada sifat rendah hati dan
sebagaimana seorang Lelaki yang memmiliki karakter yang tegas. Dari
Ibunya,Marcus banyak diajar tentang kesalihan dan sifat sifat baik serta bagaimana
pikiran juga tetap terjaga,juga tentunya memiliki sifat yang rendah hati,dan lebih jauh
lagi; menarik diri sejauh jauhnya dari kebiasaan orang orang kaya raya.
Alexander mengajarkannya untuk tetap rendah hati,dan tidak menegur mereka
yang kacau tata bahasanya atau terdengar aneh dalam pengucapannya,lebih jauh lagi
untuk tidak mencari kesalahan kesalahan kecil darinya. Dari Maximus,ia belajar untuk
bersikap lembut namun tetap bermartabat,tak pernah menunjukan rasa kaget ataupun
keterkejutan,tidak bersifat terburu buru atau ragu-ragu; tak pernah menunda dalam
menyelesaikan suatu hal; untuk tidak merasa bingung,tertawa basa basi untuk
menutupi kekesalannya serta lebih jauh lagi beliau mampu bergurau dengan cara cara
yang menynangkan hati.
Kisah Marcus sendiri dimulai pada saat dia merenung di malam hari,merenungi
bagaimana kita menjadi manusia yang lebih baik dan tentang bagaimana hal hal yang
terjadi di kehidupan kita ini tidak menggangu ketenagan batin kita. Hal mendasar
yang diajarkan oleh Marcus bahwa kita bisa belajat kepada siapapun; tidak terbatas
hanya kepada saudara kita,Orang Tua kita,belajar hanya saat berada di sekolah,kita
bisa belajar kepada sesiapun orang. Marcus Aurelius juga menyarankan bahwa kita
harus bisa membentengi diri kita dengan sutu prinsip bahwa kita tak boleh terganggu
oleh prinsip dari setiap orang karena masing masing darinya juga memiliki karakter
yg juga berbeda-beda pula. Semua hal boleh terjadi tapi kita harus tenang dengan diri
kita. Dalam penjelasannya ia mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan
bertetangga,kita tak perlu memikirkan apa yang tetangga pikirkan tentang kita atau
apa yang tetangga kita bicarakan terkait kita karena itu bisa menggangu dalam fokus
kita. Lebih daripada itu Jangan biarkan pikiranmu menggagumu. Selalu tanamkan
bahwa apapun yang dikatakan atau yang dilakukan orang lain,aku harus tetap menjadi
orang baik. Anggap seolah olah dirimu adalah emas yang tetap emas di tengah tengah
banyaknya perak.
Jurnal pribadi miliknya ini ditulis terutama sebagai sumber bimbingan pribadi
dan refleksi filosofis untuk kaisar sendiri, tetapi pengaruhnya yang bertahan lama dan
popularitasnya yang meluas telah menjadikannya salah satu karya besar filsafat
Stoa. Buku ini dibagi menjadi dua belas buku, masing-masing terdiri dari renungan
dan renungan singkat tentang berbagai aspek kehidupan, seperti kematian, makna
keberadaan, hubungan manusia, dan sifat alam semesta. Sepanjang pembahasan
bukunya, Marcus menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang bajik, terlepas
dari gangguan duniawi dan berfokus pada kebijaksanaan, keadilan, dan
ketabahan. Marcus mendorong pembaca untuk memupuk ketenangan pikiran,
menerima apa pun yang terjadi dan berfokus pada apa yang ada dalam kendali
seseorang. Selain wawasan filosofisnya, Meditasi juga terkenal karena
penggambarannya tentang Marcus sebagai Kaisar Filsuf Stoa. Ini memberikan
pandangan sekilas yang unik ke dalam pikiran dan nilai-nilai dari salah satu pemimpin
paling kuat dalam sejarah Romawi dan mengungkapkan peran sentral yang dimainkan
Stoicisme dalam membentuk karakter dan pandangan dunia kaisar. Karya tersebut
terus dibaca dan dipelajari secara luas oleh para sarjana dan pembaca umum, dan
dianggap sebagai salah satu karya dasar filsafat Barat khususnya pada aliran stoisisme
Gaya dari buku ini masih terbilang mudah di baca walaupun merupakan
terjemahan dari bahasa ingris ke bahasa indonesua. Pembahasannya yang iconic
memberikan kesan dan perspektif stoic yang mudah untuk kita pahami. Walaupun
buku ini sudah ditulis sejak abad pertama Masehi,namun buku ini masih relevan
untuk kita baca hingga saat ini.
Terakhir,buku Meditations ini bagaikan aliran yang mampu menghayutkan para
pembacanya seperti dibawa untuk mengarahkan perahu kehidupannya yang singkat
untuk menyetujui bahwa hidupnya berada di antara kepingan kecil entitas sebuah
kesatuan semesta. Juga melalui buku ini,Marcus mengajarkan kepda pembaca bahwa
kodrat alam semesta telah sewajarnya berjalan secara natural,peruntukan dan alasan
penciptaanya,tetapi jika ada yang keluar dari kodratnya,maka yang harus kita lakukan
adalah menyikapinya secara netral dengan pengendalian penuh,bebas,dengan damau
dalam pikiran, dan tanpa tekanan
Tentang Penulis
MARCUS AURELIUS,merupakan seorang kaisar romawi pada 161-180 Masehi.
Dia terlahir dengan nama Marcus Annius Verus pada 26 April 121 di Roma,Italia.
Markus dikenal dengan ajaran stoik yang dimana merupakan Kaisar Roma sekaligus
seorang filsuf pada abad 100. Kepopuleran Marcus tak lain juga karena lewat buku
yang ditulisnya yaitu Meditation. Dimana buku ini merupakan jurnal pribadi Marcus
yang kemungkinan besar ditulus selama masa kampanye militernya di Eropa Tengah
pada tahun 171-175. Marcus Aurelius lahir pada masa pemerintahan Hadrian dari
keponakan kaisar, praetor Marcus Annius Verus, dan merupakan ahli waris Domitia
Calvilla. Ayahnya meninggal ketika dia berusia tiga tahun, maka itu ia dibesarkan
oleh ibu dan kakeknya. Setelah putra angkat Hadrian, Aelius Caesar, meninggal pada
tahun 138, kaisar mengadopsi paman Marcus Antoninus Pius sebagai ahli waris
barunya
Selain disibukkan oleh kewajibannya sebagai sang kaisar,Marcus juga sangat
rutin dalam menyediakan waktu setiap malam untuk perenungan/meditation;
termenung lama sekali dalam keheningan,dan lalu menuliskan refleksi filosofisnya
dalam satu catatan harian yang kelak dikumpulkan menjadi satu buku yang sekarang
berjudul Meditation. Adapun tokoh stoik yang banyak memberi pengaruh terhadap
Marcus yakni Epictetos yang meruapakan tokoh stoik yunani abad awal abad ke 1
Masehi. Banyak anggapan bahwa Marcus sebagai contoh ideal dari utopia Plato
tentang sosok Philosopher-King(Raja Filsuf). Hal ini sejalan dengan figur Marcus
sendiri yang sangat menggemari filsafat dan terkhusus pada aliran Stoicism/Stoa.
Ketika Antoninus meninggal dan Marcus resmi naik takhta sebagai kaisar, dia
diberi nama Marcus Aurelius Antoninus Augustus. Bagi banyak generasi di Dunia
Barat,Marcus Autrilius merupakan simbol Golden of Age bagi Kekaisaran Romawi.
Namun,Marcus mengalami banyak peristiwa sulit selama masa pemerintahannya
diantaranya peperangan dengan Kekaisaran Partia,suku barbar yang mengancam
wilayah kekuasaan Marcusdi perbatasan utara,dan munculnya wabah antonine yang
mematikan. Ketika negerinya mengalami krisis ekonomi akibat wabah penyakit dan
Perang Marcommanic, Marcus melakukan berbagai penyesuaian anggaran yang
mengejutkan, seperti melelang permata dan rupa-rupa aset Kekaisaran, termasuk rela
menjual harta-benda pribadinya demi sekadar memberi makan beberapa rakyatnya
yang kelaparan di pinggir jalan.(sumber: gramedia.com). Marcus meninggal akubat
serangan wabah ini pada 17 Maret 180 di Vindobona,yang kini dikenal sebagai kota
Wina,Australia.
Berpikirlah tentang berapa banyak tabib (dokter) yang meninggal setelah mereka
tertular oleh para pasien yang sakit; dan berapa banyak ahli astrologi yang mati
setelah dengan sombongnya meramalkan tentang kematian orang lain; dan berapa
banyak Filsuf yang mati setelah berbicara tanpa henti tentang kematian atau
kekekalan dalam hidup; dan berapa banyak pahlawan yang mati setelah berhasil
membunuh ribuan orang; dan berapa banyak kaum tiran yang mati setelah
menggunakan kekuasaan mereka dengan penuh keangkuhan untuk membuat orang
lain hidup menderita, seolah-olah mereka tak akan pernah mati; dan berapa banyak
kota yang bisa dikatakan telah mati(tak beroprasi) dimana kota-kota yang tak
terhitung jumlahnya. Pikirkan juga orang-orang yang kau kenal sendiri, satu demi
satu: seorang pria menguburkan pria lain yang telah meninggal dunia, lalu pria
lainnya menguburkannyadan semua ini terjadi dalam waktu singkat. Kesimpulannya?
Selalu amati betapa pendek dan tak bernilainya kehidupan manusia ini; kemarin
masih dalam ruh,kemarin masih dalam bentuk sperma besoknya sidah menjadi mumi
atau debu yang tidak ada harganya lagi.
Kesimpulan
Marcus Aurelius dalam setiap perenungannya selalu melibatkan sang ilahi dan
berpikir tentang akan adanya suatu kematian yang akan datang kapan saja dan dimana
saja. Namun berpikir terhadap kematian yang berlebihan juga tak berarti apa-apa;
lebih daripada itu bahwa kehidupan ini harus tetap dijalani dengan baik sebagai mana
adanya. Hidup selaras dengan alam,dan memikirkan tentang awal kita diciptakan
sampai pada akhir kehidupan kita. Kematian dari jasad kita bukanlah hal yang sia-sia;
dan ini akan selalu terurai dengan hukum alam. Baikhalnya dengan kapsitas bumi
yang menampung dari miliaran umat manusia tentu akan bermasalah jika thukum
alam tak berlaku dalam hal ini kematian,dan bumi ini akan dipenuhi dengan
banyaknya penduduk yang ada. Juga akan ada orang-orang yang lebih baik yang akan
hidup menggantikan kita,dengan prinsip hukum alam yang berlaku. Karena juga pada
dasarnya kematian juga merupakan bagian dari kehidupan selanjutnya. Intinya, jangan
kita bertingkah seolah olah akan hidup selama ribuan tahun apalagi sampai narsis
terhapap ketenaran,pikirkan bahwa kematian ada disekitarmu; hal diluar batasmu
yang tak dapat kamu kontrol,selagi kita masih diberkahi untuk hidup dan selagi kita
masih punya kekuatan serta kemampuan,pilihlah untuk menjadi orang yang lebih
baik.
Daftar Pustaka
Sellars, J. (2012). Marcus Aurelius in Contemporary Philosophy. Dalam A Companion to Marcus
Aurelius (hlm. 532--544). John Wiley & Sons, Ltd.
https://www-gotquestions-org.translate.goog/Marcus-Aurelius.html?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x _tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://www.gramedia.com/best-seller/review-buku-meditations-karya-marcus-aurelius/