Anda di halaman 1dari 3

REVIEW JURNAL

Membangun Self-Love Pada Anak Usia Remaja Menggunakan Teori


Judul
Filsafat Stoikisme Marcus Aurelius
Jurnal Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Vol. & Hal. Volume 2, Halaman 105-114
Tahun 2022
Penulis Alvary Exan Rerung, Rosinta Sakke Sewanglangi, Sandi Alang Patanduk
Tanggal 2 Desember 2022
Reviewer Zabrina Rara Andini 11020122115

Artikel ini berfokus pada anak usia remaja yang dikenal belum dapat
mengelola pikirannya dengan baik sehingga mudah strees, yang mana
banyak sekali dari kalangan remaja yang melakukan tindakan irrasional
Tujuan dengan keadaan stress tersebut. Artikel ini menawarkan menggunakan teori
Penelitian filsafat Stoa dari Marcus Aurelius tentang bagaimana mencintai diri sendiri
dan mengatasi emosi negatif dengan benar. Tujuan ditulisnya artikel ini
berharap agar terimplementasinya teori stoicism kepada remaja tangguh
untuk menjalani kehidupan yang tidak akan terhindar dari masalah ini.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa dimana seseorang bertumbuh secara fisik dan psikis. Masa remaja
juga kerab disebut sebagai masa labil sebab belum stabilnya emosi
dan belum mampu memutuskan sesuatu dengan baik, itulah sebabnya
masa remaja sangat rentan mengalami stres ketika menemukan masalah
yang dianggap sulit. Stres yang berlebihan dapat memicu depresi dan
Latar
bahkan dapat berakhir dengan bunuh diri. Salah satu cara yang dapat
Belakang
dilakukan sebagai tindakan pencegahan bunuh diri adalah mencintai
diri sendiri dengan mengutamakan nalar dan rasionalitas dalam
mengambil keputusan termasuk dalam mengatasi emosi yang sifatnya
negatif. Pengendaliandiri merupakan konsep dasar teori filsafat Stoa
yang dikemukakan Marcus Aurelius yaitu dikotomi kendali. Stoisisme
menjelaskan bagaimana mengendalikan emosi negatif dengan melihat
hal-hal yang dapat dikembalikan dengan hal-hal yang tidak dapat
dikendalikan..
Subjek Anak Usia Remaja
Penelitian

1
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif deskriptif.
Data yang diperoleh tersebut dipaparkan dalam variabel-variabel sehingga
hasilnya semakin akurat dan holistik. Data-data yang dimaksudkan ditelusuri
melalui literatur terdahulu dengan menitikberatkan pada lensa (perspektif)
Metode pengendalian pikirian yang ditawarkan oleh Marcus Aurelius. Selain itu,
penelitian pendekatan yang digunakan adalah studi pustaka. Studi pustaka yang
digunakan berupa artikel jurnal nasional, buku-buku terpercaya, dan berita
online terpercaya. Secara khususpenulis menggunakan literatur
filsafat stoa dan mengenai kajian bunuh diri. Studi pustaka sangat
dibutuhkan karena menjadi kunci pembanding dan penguat hasil penelitian.
1. Bunuh Diri
tindakan bunuh diri terjadi itu karena dipengaruhi oleh
Hasil kompleksitas masalah yang menghampiri di belakangnya.
penelitian Kompleksistas masalah itulah yang menjadi pendorong kuat dan
tidak mungkin semua orang tahu Selain itu, faktor lain seperti
kehilangan, kegagalan, citra diri yang rusak, frustasi, dan lain-lain. Hal-
hal inilah yang semakin memupuk keinginan seseorang untuk
melakukan tindakan bunuh diri. Klompeksitas masalah yang ada
kemudian menjadi seperti kawah yang hendak meledak keluar dari
dalam diri pelaku bunuh diri
2. Mengenal Marcus Aurelius
Marcus Aurelius merupakan salah seorang kaisar Romawi pada
tahun 161-160 Masehi. Ia lahirpada 26 April 121 di Roma, Italia dengan
nama Marcus Annius Verus. Ia dikenal sebagai filsuf Stoic melalui buku
yang ia tulis, yaitu Meditations. Ia memiliki minat yang sangat besar
terhadap stoikisme, yang merupakan sebuah filosofi yang menekankan
pada takdir, logika dan pengendalian diri.
3. Filsafat Stoa Marcus Aurelius
Stoisisme merupakan salah satu aliran filsafat yang bersifat practical
dan bisa diterapkanpada kehidupansehari-hari. Stoisisme membantu
dalam menjalani kehidupan dengan lebih tenteram, dan tidak
mudahterganggu oleh hal-hal negatif, kesialan, tekanan pekerjaan
hingga perilaku orang yang adadisekitarkita (lingkungan soisal). Filsafat
ini mengajarkan untuk memfokuskan diri pada hal-hal yang dapat
kita kendalikan. Para filsuf stoa memberikan penekanan yang lebih
pada pengendalian emosi-emosi negatifyang muncul dalam diri seseorang
4. Refleksi Terhadap Anak Usia Remaja
Usia remaja adalah usia yang rentan, Masa remaja juga kerab disebut
sebagai masa labil sebab belum stabilnya emosi dan belum mampu
memutuskan sesuatu dengan baik. Marcus Aurelius menawarkan self
love agar pada saat seseorang dihampiri oleh pergumulan yang berat,
mereka tidak mudah kecewa dalam skala berlebihan yang bisa
menyebabkan depresi. Hal tersebut pemantik utama seseorang berani
memilih tindakan membunuh dirinya sendiri. Self Love yang

2
ditawarkan oleh Marcus Aurelius berfokus pada diri sendiri, menerima
diri apa adanya tanpa memikirkan opini orang lainagardapat menciptakan
kebahagiaan dan ketentraman.
Masa remajakerab disebut sebagai masa labil sebab belum stabilnya
emosi dan belum mampu memutuskan sesuatu dengan baik. Itulah
sebabnya masa remaja sangat rentan mengalami stres ketika menemukan
masalah yang dianggap sulit. Stresyang berlebihan dapat memicu depresi
dan bahkan dapat berakhir dengan bunuh diri ketika individu merasa sudah
tidak ada jalan keluar dari masalah tersebut. arcus Aurelius menawarkan self
Kesimpulan
love agar pada saat seseorang dihampiri oleh pergumulan yang berat, mereka
tidak mudah kecewa dalam skala berlebihan yang bisa menyebabkan
depresi. Hal tersebut pemantik utama seseorang berani memilihtindakan
membunuh dirinya sendiri. Self Love yang ditawarkan oleh Marcus
Aurelius berfokus pada diri sendiri, menerima diri apa adanya tanpa
memikirkan opini orang lain agar dapat menciptakan kebahagiaan dan
ketentraman.
1. Penulis mampu memaparkan dengan baik setiap komponen dalam
pembahasan.
Kelebihan 2. Penulis memberikan solusi yang jelas dengan mengeluarkan data
numerik dan Analisa pembuktian dalam pembahasan dimana terdapat
berbagai macam pendapat pro dan kontra mengenai eksistensi
kepemilikan asing dalam perekonomian Indonesia.
3. Setiap data dan informasi dipaparkan secara sistematis dan informatif
sehingga sangat membantu pembaca dalam memahami isi dan tujuan
penulisan jurnal.

1. Terdapat bagian dimana penulis melakukan kesalahan penulisan


Kekurangan seperti
(1) Penulis terlalu banyak meulis hal sama yang berulang, sehingg
menjadikan tulisan bertele dan bertumpuk
(2) Kurang kompleksnya penjelasan terkait penyebab stress,
sehingga terlalu banyak mengangkat isue bunuh diri
(3) Penggunaan Teori Stoicism kurang dipaparkan lebih banyak
sehingga topik terpenuhi oleh topik yang kurang sesuai dengan
judul.

Anda mungkin juga menyukai