1. Self-concept
Konsep diri adalah sekumpulan keyakinan yang kita pegang tentang diri kita sendiri. Kita
dapat mengatakan dengan cepat dan percaya diri apakah kita ramah atau pemalu, suka
berpetualang atau menyukai hal monoton, aktif atau canggung.
2. Self-schemas
Dalam sederetan informasi tentang diri mereka sendiri, kebanyakan orang lebih memah
ami konsep pada beberapa atribut yang lebih jelas tentang dirinya sendiri daripada oran
g lain. Kualitas-kualitas yang membuat orang yakin disebut skema-diri: struktur afektif ko
gnitif yang mewakili kualitas diri dalam domain tertentu.
4. Self-esteem
Representasi mental tentang diri melibatkan harga diri, yaitu evaluasi yang kita buat dari
diri kita sendiri. Individu tidak hanya memikirkan seperti apa dirinya, tetapi juga dengan
bagaimana mereka menilai kualitas-kualitas itu. Harga diri (self-esteem) merupakan hal y
ang sangat penting karena dapat membantu individu mempertahankan well-being yang
dimilikinya, menetapkan tujuan yang tepat, menikmati pengalaman positif, dan berhasil
mengatasi situasi sulit (Christensen, Wood, & Barrett, 2003; Creswell et al., 2005; Somm
er & Baumeister , 2002; Wood, Heimpel, & Michela, 2003).
B. SELF-REGULATION
Pengaturan diri mengacu pada cara orang mengendalikan dan mengarahkan tindakan, emosi,
dan pikiran mereka sendiri, terutama bagaimana orang merumuskan dan mengejar tujuan; i
ni mencakup kontrol eksekutif tingkat tinggi atas proses tingkat rendah yang bertanggung ja
wab atas perencanaan dan pelaksanaan perilaku.
5. Self-Focus
Pengaturan diri juga dipengaruhi oleh arah atensi, termasuk apakah atensi menuju langsung ke dala
m diri atau ke luar kepada lingkungan (Duval & Wicklund, 1972; Silvia &Duval, 2001). Ketika fokus pa
da diri kita sendiri, suatu keadaan yang disebut kesadaran diri (Wicklund & Frey, 1980), kita mengeva
luasi perilaku kita terhadap suatu standar dan kemudian berusaha untuk memenuhi standar tersebu
t.
6. Threats to Self-Regulation
Beberapa keadaan secara terus-menerus membahayakan kemampuan untuk mengatur diri sendiri. S
alah satu syaratnya adalah pengucilan sosial. Ketika individu telah ditolak oleh kelompok sosial, mere
ka lebih sulit melakukan tugas-tugas berikutnya. Orang tersebut lebih cepat menyerah dari tugas yan
g membuat frustrasi, tidak dapat perform dengan baik, dan menunjukkan kontrol diri yang kurang ba
ik (Baumeister, DeWall, Ciarocco, & Twenge, 2005).
Meskipun emosi hedonis mencirikan perspektif jangka pendek, emosi sadar diri sesuai untuk perspe
ktif jangka panjang dan dapat membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam pengendalia
n diri (Giner-Sorolla, 2001).
Regulasi diri tergantung pada bertahannya kekhawatiran yang relevan dengan diri sendiri. Ini termas
uk kebutuhan untuk sense of self yang akurat, sense of self yang konsisten, memperbaiki diri, dan se
nse of self yang positif.
1. Self-Referencing
2. Social Projection