Anda di halaman 1dari 19

DIRI SOSIAL

Komponen SELF menurut


WILLIAM JAMES

Diri secara Material

Diri secara Spiritual

Diri secara Sosial


memori
baik
abstrak
maupun
Cara
• kongkrit SKE
mengge
tentang MA
neralisa
dirinya DIRI:
sikan
serta
sesuatu
kontrol
ke
thd
dalam
pemros
fungsi
esan SKE
kognitif
informa MA:
seseora
si yg
ng
relevan
untuk
tentang
selanjut
dirinya
nya
SKEMA DIRI
memba
wanya
A. KONSEP DIRI
 Asumsi seseorang tentang kualitas
kepribadiannya, yg disimpan dan diolah
oleh skema diri menjadi konsep diri.
 Mengandung pemahaman tentang
karakteristik dan evaluasi dr masing-
masing karakteristik tsb, baik dlm
kelebihan maupun kekurangan.
1. Konsep Diri berdasar Penilaian
Orang Lain
 William James
 pengetahuan ttg diri seseorang sangat dipengaruhi
pengalaman sosial seseorang.

 Charles Hurton
 “melihat cermin diri” (looking glass self) : suatu cara
menilai diri sendiri melalui bercermin dari orang lain.

 Walaupun pd akhirnya tidak selamanya penilaian orang lain


tentang diri seseorang selalu akurat,krn pd akhirnya
sikap,nilai,dan skema diri seseorang akan mengubah dan
mencerna informasi yg diterima dari orang lain.
2. Perbandingan Sosial dalam Menilai
Diri
o Melalui perbandingan sosial, kita dapat menilai
kemampuan,pikiran,dan sifat kita dengan cara
membandingkan dgn orang lain.

3 tujuan utama (Wood, 1989):

Penilaian Peningkatan Kemajuan


diri diri diri
o Festinger
 Memfokuskan perbandingan sosial pd penilaian
diri,yaitu setiap orang ada kebutuhan dasar untuk
menilai dirinya.
 Misalnya: untuk mengukur apakah saya orang yg
bersahabat/tdk, maka sikap orang lain thd sayalah yg
menjadi tolok ukurnya.
 Setelah seseorang menilai dirinya, maka dia akan
berusaha mensahkan dan mencari alasan bahwa
pilihannya benar dan kemampuannya baik.
o Biasanya kita membandingkan diri kita hanya dengan
sesuatu atau seseorang yg sejenis atau sama dengan
kita dlm hal atribut-atribut yg sesuai seperti usia, jenis
kelamin, dan pengalaman (Goetheels & Darley, 1987).
3. Persepsi Diri
 “Teori Daryl Bem”
Seseorang akan mengetahui sikap, emosinya sebagian melalui
hasil menduga-duga dari pengamatan thd perilakunya serta situasi
yg menyertainya. Sedangkan orang lain lebih suka menduga
karakteristik tentang dirinya berdasar apa yg dia lakukan daripada
apa yg tidak dia lakukan.
 Efek Penilaian yg Berlebihan:
Terkadang kita menilai diri kita berdasar apa yg kita lakukan,
misalnya: kita suka volunteer, kita menganggap altruis.
Pengahargaan dari dalam diri merupakan motivasi intrinsik.
 Reward Dari Luar akan berpengaruh thd perilaku seseorang,
namun fungsi reward dlm memotivasi seseorang sangat tergantung
pada bagaimana orang itu menerimanya. Reward dapat menjadi
kontrol ketika seseorang motivasi intrinsiknya rendah,
penghargaan diri yg rendah, sehingga disebut motivasi eksternal.
4. Ketidaksadaran sebagai Penyebab
Perilaku
 Apabila kita akurat menilai penyebab perilaku kita,
maka kita mampu menyaring informasi yg salah
tentang kita yg orang lain coba berikan kepada kita.
 Tetapi para peneliti menunjukkan bahwa seringkali

orang salah menentukan penyebab perilaku mereka.


Penjelasan orang-orang tentang perilakunya bisa
jadi berdasarkan bukan pada informasi pribadi
melainkan dari intuisi mereka yg belum tentu benar.
Bias-bias dalam Memori
Autobiografis
a. Diri (Self) sebagai ego yg totalitarian.
 Ada keajegan tertentu dalam cara orang memproses dan
mengingat informasi yg berkaitan dengan diri sendiri.
 Greenwald (1980) menunjukkan bahwa diri (self) bertindak
sebagai ego totalitarian yg memproses informasi sosial dlm hal
yg terbias.
 3 bias pokok:
▪ Egosentris
▪ Konservatisme Kognitif
▪ Bias untuk diri sendiri (self serving bias)
b. Efek Barnum
 Kecenderungan untuk menganggap umum
hal-hal dari kepribadian kita yg bersifat
spesifik (penilaian secara stereotype).

c. Bias-bias yg lebih disukai


 Kebanyakan orang menganggap
penggambaran diri sendiri yg disukai lebih
akurat daripada yg tidak disukai.
5. Atribusi Emosi
 Dua aspek penting : Arousal dan Petunjuk Kognitif
 Stanley (1964) menunjukkan bahwa kita memberi label pada
keadaan emosional kita tergantung pd dua faktor:
 Keberadaan dorongan psikologis
 Petunjuk-petunjuk kognitif dalam lingkungan yg memberitahu kita
bagaimana seharusnya kita merasakan.
 Umpan balik yang salah
 Kesulitan dlm menginterpretasi reaksi fisiologik seseorang dapat meningkat apabila
seseorang menerima informasi yg salah tentang reaksi tubuh mereka.
 Penelitian Valins (1966) : Merekam detak jantung mahasiswa pada saat keadaan ekstrim
(lambat dan cepat). Stimulus untuk reaksi cepat adl gambar porno dan stimulus untuk
reaksi lambat adl gambar yg tidak menarik. Ketika dihadirkan gambar yg biasa dan
diperdengarkan rekaman jantungnya yg cepat, maka ia menganggap gambar itu menarik,
dan sebaliknya. Subjek tidak diberitahu bahwa itu adalah rekaman. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek menggunakan sensasi internal atau apa yg mereka pikir sensasi internal sbg
sumber informasi tentang penyebab perilaku mereka
B. HARGA DIRI
4 macam Diri

Diri Ideal – Diri – Diri Wajib –


Diri Ideal
Orang Lain Kewajiban Orang Lain

o Keempat macam diri ini mewakili standar pribadi seseorang


/penuntun diri.
o Kita semua mempunyai perbedaan antara konsep diri aktual
dengan penuntun diri kita.
o Higgins dkk (1989) menunjukkan bahwa kalau terjadi perbedaan
antara yg aktual dengan ideal, akan menekankan harga diri
seseorang dan membawa kepada kesedihan, ketidakpuasan, serta
kemungkinan depresi.
Meningkatkan Harga Diri
 Williams James (1981)
 harga diri sbg kesuksesan seseorang dibagi aspirasi seseorang.
 cara untuk meningkatkan harga diri adalah menurunkan aspirasi. 
Kenyataannya tidak semudah itu dlm prakteknya, karena banyak kegiatan kognitif
sebenarnya mempunyai dua tujuan: (1) membuat orang merasa lebih baik thd
dirinya- meningkatkan harga diri, dan (2) meningkatkan impresi-impresi
seseorang yg diberikan kepada orang lain -presentasi diri.

 Peningkatan Diri VS Pembenaran Diri


Terdapat dua teori yg berlawanan tentang harga diri:
1. Teori Konsistensi Diri
Teori ini menerangkan bahwa orang lebih menyukai informasi sosial yg
memastikan konsep diri mereka, serta mendukung pembenaran diri
2 . Teori Peningkatan Diri
Teori ini menerangkan bahwa orang mencari informasi yg akan meningkatkan
konsep diri mereka.
 Bias-bias Untuk Diri Sendiri
Bias-bias untuk diri sendiri (yg disebut juga bias ego defensif), artinya sebuah
kecenderungan untuk menginterpretasi informasi melalui cara yg mendukung
image diri yg positif.
 Pemeliharaan Harga Diri
Kepercayaan diri dapat dipelihara dengan cara refleksi dan perbandingan. Refleksi
berarti menunjuk pencapaian luar biasa orang-orang yg dihubungkan dengan diri
sendiri.
 Perbandingan Sosial ke Arah yg Lebih Tinggi untuk Peningkatan Diri
Artinya individu berusaha untuk meningkatkan dirinya dengan membandingkan diri
sendiri dengan orang lain yg mempunyai performansi yg lebih rendah tingkatannya.
 Melumpuhkan Diri Sendiri
Artinya berusaha kelihatan lumpuh (misalnya: tidak latihan, menggunakan obat-
obatan, mabuk, tidak berusaha keras sebelum atau ketika peristiwa yg mengancam
ego terjadi).
 Menolak Informasi Negatif
Adalah kecenderungan seseorang untuk mengingat peristiwa-peristiwa yg positif
dan melupakan peristiwa negatif baginya.
 Kompensasi Kegagalan
Cara lain untuk melindungi konsep diri adalah mengkompensasi
kegagalan dengan cara memperkecil kepentingan mereka dan
memperbesar kepentingan bidang kerjanya.
 Mencari Alasan
Orang ketika dihadapkan pada hasil pribadi yg negatif
(misalnya:kegagalan), seseorang akan sering mencari alasan yg
mengangkat atribusi kausal untuk sumber-sumber yg kurang
berperan dalam diri mereka.
Snyder, dkk (1983) mengidentifikasi tiga tipe alasan:
 Saya tidak melakukan  menolak tanggung jawab
 Ah, tak seburuk itu  menginterpretasi hasil dalam kalimat yg lebih halus
 Ya, tetapi…  memberi alasan lain untuk menjelaskan hasil.
Ilusi: Maladaptif & Adaptif
 Ilusi Kekuasaan
Artinya adl: menipu diri sendiri dengan berfikir bahwa dirinya
mempunyai kekuasaan yg lebih dari pada yg sebenarnya.
 Kekuasaan yg dipahami dan depresi, setelah menganalisis atribusi-
atribusi mahasiswa tentang masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Misal : depresi, kesepian, dan rasa malu, maka Anderson &
Arnhoult (1985) menemukan bahwa ada dua faktor yg paling kuat
hubungannya dengan masalah diatas.
 Kemampuan untuk mengendalikan, artinya adalah perasaan bahwa
mahasiswa itu bisa mengendalikan hasil pekerjaannya di masa
depan.
 Locus of Control, artinya dalam melihat perilaku, mahasiswa akan
berdasar pada locus of control internal atau eksternal.
C. PRESENTASI DIRI
 DIRI DALAM INTERAKSI SOSIAL
Presentasi diri atau manajemen impresi adalah proses
mendapatkan atau mempertahankan gambaran yg
positif mengenai diri sendiri. Manajemen impresi
mempunyai dua komponen:

 Motivasi Impresi
Adalah ukuran seberapa besar motivasi untuk
mengendalikan bagaimana orang lain melihat diri kita
untuk menciptakan kesan-kesan tertentu dalam pikiran
orang.

 Konstruksi Impresi
Adalah memilih gambaran tertentu yang kita inginkan
untuk kemudian berperilaku yg sesuai untuk mencapai
tujuan ini.
Strategi-Strategi dalam Presentasi
Diri
 Mencari Muka
Artinya menggunakan taktik seperti memuji orang lain, menjadi
pendengar yg baik, bersikap bersahabat, membantu orang lain, dan
menyeragamkan sikap untuk disukai orang dan dianggap menarik.
 Intimidasi
Artinya menggunakan taktik untuk membangkitkan ketakutan dan
mendapatkan kekuasaan dengan meyakinkan orang bahwa dirinya
berbahaya.
 Promosi Diri
Ketika seseorang mempunyai tujuan yg terlihat kompeten atau dia ahli
dalam bidang tugas tertentu, biasanya yg dipakai strategi promosi diri.
Promosi diri menggambarkan kekuatan mereka dan berusaha untuk
memberi kesan pada orang lain dengan pencapaiannya.
 Memberi Contoh
Seorang teladan mencari integritas proyek atau pekerjaan dan nilai moral
dengan memberi contoh kepada yg lain.
 Membuka Diri
Maksudnya, menunjukkan kepada orang-orang tentang kelemahan atau
ketergantungan dirinya untuk mendapatkan simpati/bantuan.

Anda mungkin juga menyukai