Semester: 6
a. Kuttab, Sejarah Pendidikan Kuttab Kemunculan kuttab sudah dikenal jauh sebelum Islam
hadir atau pada masa jahiliyah. Sebelum Islam hadir, kuttab sebenarnya telah ada di negeri
Arab, namun belum terlalu dikenal. Adapun penduduk Mekah (Arab) yang mula-mula belajar
menulis dan membaca huruf Arab di kuttab adalah Sufyan bin Umayyah bin Abdul Syams dan
Abu Qais bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Keduanya belajar dari Bisyr bin Abdul Malik
yang beliau juga belajar kepada Hirah. Kuttab dalam fase awal hanya berbentuk ruangan di
rumah seorang guru.
Saat agama Islam datang, orang-orang Islam yang pandai menulis dan membaca, semuanya
dipekerjakan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai penulis wahyu. Dengan demikian yang banyak
belajar di lembaga kuttab mereka dari golongan kaum dzimmi. Hal ini semakin menyebar
terutama setelah terjadinya perang Badar. Ketika Islam semakin meluas, orang yang pandai
membaca dan menulis semakin banyak. Sehingga memunculkan pemikiran untuk mengenalkan
kepada mereka terutama anak-anak kaum muslimin tentang al- Qur’an. Dengan demikian, mata
pelajaran di kuttab pun bertambah dengan pelajaran membaca al-Qur’an. Seiring berjalannya
waktu, jumlah siswa di kuttab semakin bertambah banyak, sehingga membutuhkan tempat baru
yang bisa menampung siswa. Maka, tempat yang dipilih ialah serambi masjid atau bilik- bilik
yang berhubungan dengan masjid. Selain kuttab yang berada di serambi masjid, ada juga kuttab
yang berbentuk madrasah yang memiliki gedung sendiri sehingga mampu menampung banyak
siswa. Kuttab semacam ini mulai berkembang karena adanya pengajaran yang khusus bagai
anak-anak keluarga kerajaan, para pembesar, dan pegawai istana yang diasuh oleh mu’addib
(pengajar).
Penggagas yang mulai mengembangkan bentuk pengajaran yang khusus mengarah pada
pembentukan kuttab umum adalah Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi.Jika pada awalnya kuttab hanya
diajarkan menulis dan membaca huruf arab serta membaca al Qur’an, maka ketika jumlah kuttab
semakin banyak mulai dikembangkan pula kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Pada abad ke-2 Hijriyah, ketika kuttab telah meluas ke berbagai negara muslim,
kurikulum ditekankan pada pengajaran al-Qur’an dan hadits yang menyangkut keimanan (tauhid)
dan akhlak, di samping tetap tidak ditinggalkan pelajaran dasar yakni membaca dan menulis.
Sejarah mencatat ada dua jenis kuttab, yakni: Pertama, kuttab yang ada pada zaman sebelum
Islam dan diteruskan pada saat Islam hadir di jazirah Arab. Kuttab jenis ini mengajarkan baca
tulis dengan teks syair-syair Arab sebagai dasar pembelajarannya dan sebagian besar gurunya
berasal dari orang-orang non-muslim. Kedua, adalah jenis kuttab yang mengajarkan baca tulis
dengan pondasi dasarnya adalah al-Qur’an dan prinsip-prinsip Islam lainnya, dan seluruh
gurunya adalah muslim.
b. Sejarah Halaqoh, Kegiatan halaqoh sudah bermula sejak Nabi Muhammad SAW mulai
menyebarkan dakwahnya. Kala itu beliau menggunakan metode halaqoh sebagai metode
pendidikan yang digunakan dalam mengajari para sahabat-sahabat yang mula-mula masuk islam.
Di dalamnya Nabi Muhammad SAW mengajarkan para sahabat berbagai macam ajaran islam.
Barulah setelah banyak orang memeluk Islam, Nabi Muhammad SAW kemudian menjadikan
rumah Al-Arqam bin Abil Arqom sebagai tempat pertemuan dengan para sahabat dan
pengikutnya. Rumah Al-Arqam itulah tempat pendidikan Islam yang pertama dalam sejarah
pendidikan Islam.
Seiring berjalannya waktu, dakwah yang dibawa Nabi Muhammad SAW semakin luas dan
berkembang. Saat beliau masih hidup, islam sudah tersebar ke seluruh jazirah Arab. Sepeninggal
beliau, islam makin berkembang pesat. Kekuasannya sudah meliputi wilayah syam, afrika utara,
mesir, dan berbagai wilayah lainnya.
Ketika islam tersebar luas, maka metode pendidikan islam yaitu halaqoh pun turut tersebar.
Halaqoh menjadi salah satu metode utama yang dipakai oleh system islam kala itu. Karenanya
bisa dikatakan halaqoh memiliki sejarah yang sangat panjang dan merupakan salah satu hal
penting dalam penyebaran islam.
c. Sejarah berdirinya majlis, sejarah kelahirannya, Majelis Taklim merupakan lembaga
pendidikan tertua dalam Islam, sebab sudah dilaksanakan sejak zaman Rasulullah saw. sekalipun
tidak disebut dengan Majelis Taklim. Rasulullah saw. menyelengarakan sistem taklim secara
priodik di rumah sahabat Arqam di Mekah di mana pesertanya tidak dibatasi oleh usia dan jenis
kelamin.
Di kalangan anak-anak pada zaman Nabi juga dikembangkan kelompok pengajian khusus yang
disebut al-kuttab, mengajarkan baca al-Quran, yang pada masa selanjutnya menjadi semacam
pendidikan formal untuk anak-anak, karena di samping baca al-Quran juga diajarkan ilmu agama
seperti fikih, tauhid, dan sebagainya.
Pada priode Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata dalam masyarakat,
penyelengaraan pengajian lebih pesat. Rasulullah saw duduk di Masjid Nabawi memberikan
pengajian kepada sahabat dan kaum muslimin ketika itu. Dengan cara tersebut Nabi saw telah
berhasil menyiarkan Islam, dan sekaligus berhasil membentuk karakter dan ketaatan umat. Nabi
saw juga berhasil membina para pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan
perjuangan bersenjata membela dan menegakkan Islam, tetapi juga terampil dalam mengatur
pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat.
Pada masa puncak kejayaan Islam, terutama di saat Bani Abbas berkuasa, Majelis Taklim di
samping dipergunakan sebagai tempat menimba ilmu, juga menjadi tempat para ulama dan
pemikir menyebarluaskan hasil penemuan atau ijtihadnya. Barangkali tidak salah bila dikatakan
bahwa para ilmuan Islam dalam berbagai disiplin ilmu ketika itu merupakan produk dari Majelis
Taklim.
Sementara di Indonesia, terutama di saat-saat penyiaran Islam oleh para wali dahulu, juga
mempergunakan Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwah. Dengan demikian, Majelis
Taklim juga merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Barulah kemudian seiring
dengan perkembangan ilmu dan pemikiran dalam mengatur pendidikan, di samping Majelis
Taklim yang bersifat non-formal, tumbuh lembaga pendidikan yang formal, seperti pesantren,
madrasah, dan sekolah.
d. Sejarah berdirinya Masjid, Masjid yang pertama dibangun dalam sejarah Islam adalah
Masjid Quba, yang didirikan oleh Nabi Muhammad pada 28 September 622 di kawasan
pinggiran Yatsrib, Madinah.
Masjid Quba bentuknya masih sangat sederhana, di mana tiangnya terbuat dari batang pohon
kurma dan atapnya pun dari pelepah daun kurma.
Setelah Masjid Quba, yang didirikan ketika Rasulullah dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke
Madinah, di tahun yang sama, dibangun masjid kedua, yaitu Masjid Nabawi.
Masjid yang awalnya juga berpenampilan sederhana ini diperluas serta dipermegah pada 706,
dan kini menjadi masjid terbesar kedua di dunia.
e.Khan
Sejarah Khanqah di Suriah
Nur al-Din adalah pelindung besar pertama dari struktur sufi, dia membangun dan
menghadiahkan khanqah kepada kelompok sufi di wilayah kekuasaannya. Di Damaskus,
khanqah terletak di dalam maupun di luar tembok kota. Di bawah Zangid, khanqah terletak
sangat terpusat di Damaskus Tua, dekat Masjid Umayyah. Khanqah sangat umum ditempatkan di
dekat Madrasah yang didedikasikan untuk pelindung yang sama dengan khanqah. Tujuan utama
khanqah adalah untuk pendidikan hukum.
Sebagian besar, termasuk khanqah Nur al-Din, termasuk rumah perawatan. Namun, terdapat
keterkaitan yang mendalam antara pendidikan dan agama di bangunan sufi, pada akhir periode
Mamluk perbedaan antara bangunan keagamaan dan pendidikan menjadi kabur
f. Ribath, dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam salah satunya dikenal lembaga pendidikan
ribath, zawiyah dan khanaqoh. Lembaga pendidikan ini bermula dari tempat – tempat kumpul
para tentara Islam, di mana ditempat itu sering terjadi percakapan strategi, agama dan
pembahasan masalah jihad, yang kemudian dalam perkembangan sejarahnya menjadi suatu
lembaga pendidikan tersendiri, dimana lembaga pendidikan bukan membahas masalah jihad
dalam peperangan, tapi jihad fi nafsi, yaitu jihad memerangi hawa nafsu.
g. Sejarah Berdirinya Madrasah, Kata madrasah berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat
atau wahana untuk mengenyam pendidikan. Madrasah di Indonesia merupakan hasil
perkembangan modern pendidikan pesantren yang secara historis,eksis jauh sebelum Belanda
menjajah Indonesia . Lembaga pendidikan Islam yang pertama ada adalah pesantren.
Pada awal abad ke-20, madrasah-madrasah dengan sistem berkelas (klasikal) mulai muncul di
Indonesia. Menurut penelitian Mahmud Yunus, pendidikan Islam pertama kali memiliki kelas
dan memakai bangku, meja, dan papan tulis adalah Madrasah Adabiyah (Adabiyah School) di
Padang.
Madrasah Adabiyah adalah madrasah pertama di Minangkabau, bahkan di Indonesia, didirikan
oleh Syeikh Abdullah Ahmad pada tahun 1909. Madrasah ini hidup sampai tahun 1914,
kemudian diubah menjadi HIS Adabiyah pada tahun 1915, yang merupakan HIS pertama di
Minangkabau yang memasukkan pelajaran agama Islam dalam pengajarannya.
2. Konsep dari Kuttab, Halaqoh, Majelis, Masjid, Khan, Ribath, Madrasah
a. Konsep Pendidikan Kuttab, Kurikulum pendidikan kuttab memuat ilmu-ilmu yang diajarkan
pada mulanya sederhana saja, yakni: 1) Belajar menulis dan membaca, 2) Membaca al-Qur'an
dan menghafalkannya, 3) Belajar pokok-pokok ajaran agama Islam, seperti puasa, cara
berwudhu, sholat, dan sebagainya.
b. Konsep Pendidikan Halaqoh, Menurut bahasa, halaqah berarti lingkaran. Nuryani, metode
halaqah adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang ustadz atau kiai
dengan cara duduk di hadapan santrinya sambil membacakan materi kitab. Para santri yang
mengikuti pembelajaran ini duduk dalam bentuk setengah lingkaran dan bersaf-saf.
c. Konsep Pendidikan di Majlis, Majelis Ta’lim merupakan salah satu lembaga pendidikan
islam non formal yang dalam pengajarannya diajarkan pengetahuan mengenai islam baik itu
masalah aqidah, fiqh ataupun sejarah, menanamkan akhlak luhur dan mulia, meningkatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan jama’ahnya serta memberantas kebodohan umat
islam agar dapat memperoleh kehidupan yang bahagia dan sejahtera dan di ridhai oleh Allah swt.
a. Kuttab, adalah tempat pendidikan yang utama, walaupun tidak ada batasan umur bagi anak-
anak yang masuk ke kuttab, namun umumnya para orang tua memasukkan anaknya ke lembaga
pendidikan kuttab pada usia 5 - 7 tahun.
b. Halaqoh, diterjemahkan dari bahasa Inggris-Halaqah dalam terminologi Islam mengacu pada
pertemuan atau pertemuan keagamaan untuk mempelajari Islam dan Al-Qur'an. Umumnya, ada satu
atau lebih pembicara utama yang menyajikan topik halaqah yang ditunjuk sementara yang lain
duduk di sekitar mereka dan mendengarkan.
c. Majlis, atau Diwaniyah adalah ruang penyambutan tamu untuk orang asing di rumah-rumah
tradisional Arab. Sebagian besar, majelis terletak bersebelahan dengan jalan dan merupakan satu-
satunya ruang di rumah yang tidak satu atap dengan rumah.
d. Masjid, merupakan tempat salat bagi umat Islam. Masjid biasanya tertutup bangunan, tetapi
bisa menjadi tempat salat dilakukan, termasuk halaman luar. Awalnya masjid adalah tempat salat
sederhana bagi umat Islam, dan mungkin merupakan ruang terbuka daripada bangunan.
e. Khan, aslinya adalah sebuah gelar bagi penguasa berdaulat atau militer, yang banyak dipakai
oleh bangsa Mongolia yang tinggal di utara Tiongkok dan kemudian suku-suku turkic nomadik abad
pertengahan. "Khan" juga dijadikan gelar dalam konfederasi Xianbei for their chief between 283 and
289.
f. Ribath, merupakan lembaga sufi yang lebih fleksibel, karena di dalamnya berisi orang-orang
miskin, orang-orang tua atau janda yang tidak mampu membiayai dirinya yang ingin mendekatkan
diri pada Allah, di samping orang-orang yang khusus ingin mendekatkan diri pada-Nya.
g. Madrasah, merupakan sebuah kata dalam bahasa Arab yang artinya sekolah. Asal katanya yaitu
darasa yang artinya belajar. Di Indonesia, madrasah dikhususkan sebagai sekolah yang
kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran tentang keislaman.
a. Kuttab, Contoh pendidikan Kuttab yaitu: 1) Belajar menulis dan membaca, 2) Membaca al-
Qur'an dan menghafalkannya, 3) Belajar pokok-pokok ajaran agama Islam, seperti puasa, cara
berwudhu, sholat, dan sebagainya.