PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peletakan dasar peradaban Islam yang dilandasi oleh wahyu
pertama yang diterima Rasulullah Saw berisi perintah membaca
Iqra pada abad ke tujuh, telah menjadi tolak ukur kemajuan
peradaban suatu bangsa, yang ditandai dengan masyarakatnya
yang gemar membaca. Semakin banyak orang yang membaca
maka peradaban akan semakin cepat tersebar dan berkembang
dalam suatu masyarakat, dan itu akan kita jumpai dengan
beredarnya berbagai macam buku dari berbagai macam disiplin
ilmu.
Kata iqra muncul ditengah-tengah masyarakat yang sejak
berabad-abad
menyembah
patung
berhala
(pagan),
hidup
yang
[1]
kata
arab
ini
perpustakaan,
biasanya
tapi
pada
digunakan
masa
untuk
Islam
klasik
menunjuk
penyebutan
secara
umum
istilah
Perpustakaan
(Library)
bahasa
Belanda
Bibliotheek.
Menurut
istilah
perpustakaan
pada
masa
Islam
klasik
dan
masa
masa
pertengahan
dimulai
dari
jatuhnya
kota
[2]
BAB II
PEMIKIRAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM
IBNU SAHNUN DAN AL-QABISI
I. Ibn Sahnun
A. Biografi Ibn Sahnun
Ibn Sahnun merupakan salah seorang tokoh pendidik
angkatan pertama dikalangan umat Islam, nama lengkapnya
adalah Abu Abdillah Muhammad bin Abd Said Sahnun bin Said
bin Habib bin Hilal bin Bakkar bin Rabiah at-Tanukhi, lebih
terkenal dengan sebutan Ibnu Sahnun, Sahnun berarti seekor
burung yang memiliki pendangan tajam, dijuluki sahnun
karena ketajaman pemikirannya, yang dilahirkan dari keluarga
ilmiah pada tahun 202 H. di kota Gadat, pusat kebangkitan
[3]
dan
dasar-dasar
membaca.
Orang
tuanya
sangat
kecerdasan
dan
kesungguhan
anaknya.
Ayahnya
juga
kepada
ulama
Mesir
lainnya,
sampai
[4]
kepada
kita
bahwa
Ibnu
Sahnun
memiliki
penting
untuk
menghubungkan
manusia
dengan
untuk
membentuk
kepribadian
anak
agar
memiliki
[5]
kurikulum
pendidikan
kepada
dua
bagian,
yaitu
[6]
Ibnu Sahnun
untuk
anak
didik
maka
tidak
menjadi
menuyediakan
waktu
khusus
untuk
[7]
untuk
mendengarkan
(mengulang),
menegaskan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Pendidik
[8]
merupakan
cara
terakhir
dilaksanakan
yang
[9]
ketika
membahas
tentang
pelaksanaan
hukuman
suatu
dialognya
bersama
Saad,
Ibnu
Sahnun
sebagai
alat
untuk
mendidik
kecuali
bila
[10]
Hukuman hendaknya
kasih sayang.
b.
c.
d.
Tidak boleh memukul lebih dari tiga kali, kecuali atas izin
orang tua anak yang bersangkutan.
e.
Hendaknya
memukul
dengan
alat
yang
tidak
Sahnun
juga
memberikan
saran
untuk
b.
kecil.
c.
Hendaknya
tidak
sembarangan
dalam
memberikan
hukuman.
Ibnu Sahnun memahami betul tentang bahaya memberikan
hukuman yang tidak terkendali terhadap perkembangan jiwa
anak sehingga ia memberi batasan-batasan atau persyaratan
bagi pelaksanaan hukuman sebagai alat paedagogis, yang
[11]
akan
di
dalam
kelas,
karena
mendapat
hukuman,
[12]
penghukum
potensial
secara
efektif
dan
berkemanusiaan?
e.
f.
g.
itu
dapat
menghilangkan
motivsi
yang
dapat
petunjuk
seperti misalnya
jangan dan
tidak.9
II. Al-Qabisi
A. Biografi Al-Qabisi
[13]
al-Qabisi,
akan
tetapi
karena
pamannya
selalu
dari
Barat
dunia
Islam
tempat
beliau
3.
4.
5.
6.
[14]
7.
dalam
bidang
pendidikan
berparadigma
fiqh
[15]
dengan
karyanya Musnad
al-
yang
menceritakan
bahwa
beliau
buta,
meskipun
kebutaannya.
menglami
berbeda
Namun
kebutaan
ada
pendapat
yang
semenjak
dalam
mengatakan
kecil.
Tetapi
[16]
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tradisi iqra dan kuttab yang telah dibiasakan oleh Rasulullah
Saw membuahkan hasil dengan adanya kecintaan umatnya
untuk mendalami berbagai disiplin ilmu dan itu tertuang dalam
buku-buku yang dihasilkan oleh para cendikiawan muslim yang
tersimpan dalam perpustakaan.
Untuk
mempelajari
meningkatkan
dan
minat
mengulas
dan
berbagai
[17]
konsentrasi
disiplin
ilmu
dalam
maka
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Raja
M., Pendidikan
Abad
Keduapuluh
dengan
Latar
Belakang
[18]
al- Adawy, Ibrahim Ahmad. Rasyid Ridha al-Imamul Mujtahid, Kairo: AlMuassah al-Mishriyyah al-Ammah li al-Talif wal Anfa wa al-Nasyr,
t.th
al-Numy, Abdullah al-Amin. Kaedah dan Tekhnik Pengajaran Menurut
Ibnu Khaldun dan Al-Qabisy. Jakarta: t.pt., 1995.
Amin, Qasim. Tahrir al-Marah. Kairo: Dar al-Maarif al-Islamiyyah, t,th
Asmuni, Yusran. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan pembaharuan
dalam Dunia Islam. Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1996.
Echols, John, M.M., An English- Indonesia Dictionary, diterjemahkan
oleh Hasan Shadily dengan judul Kamus Inggris-Indonesia.
Jakarta: Gramedia, 1988.
Jalaluddin, Psikologi Agama . Cet.I; Jakarta: Grafindo Persada, 1996.
al- Jumbulati, Ali. Dirasatun Muqaranatun fit Tarbiyyatil Islamiyyah, terj.
M. Arifin, dengan judul Perbandingan Pendidikan Islam. Jakarta:
Rineka Cipta, 1994.
Langgulung, Hasan. Pendidikan dan Peradaban Islam; Suatu Analisa
Sosio-Psikologi, Jakarta, Pustaka Al-Husna, 1985.
Mursi, Muhammad Abdul Alim. Al-Targhib fi al-Talim fi Alamil alIslamy, diterjemahkan oleh Majid Khan dengan judul Westernisasi
dalam Pendidikan Islam. Jakarta: Fikahati Aneska, 1992.
Susanto A., Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2009
[19]
MAKALAH
Oleh :
Moch Hata
KELAS C
DOSEN PENGAMPU :
DR. E R A W A D I, M.Ag
[20]
2015
[21]