Anda di halaman 1dari 19

Dampak Pornografi dan Seks

BebasTerhadap Prestasi Akademik


Oleh : Siti Frivanty-Pelajar pada SMA
Negeri 43 Jakarta
(Harapan III Lomba Menulis Artikel
Populer Hukum dan HAM Tingkat Pelajar
SMU/Sederajat Se-Jabodetabek untuk
tema: Tolak Perilaku Seks Bebas di
Kalangan Pelajar)

Estimasi Indonesia akan


menjadi negara maju dinyatakan
oleh McKinsey Global Institute.
McKinsey menyatakan bahwa pada
tahun 2030, GDP Indonesia bisa
menempati urutan nomor 7 dunia.
Hal tersebut ditunjang oleh
peningkatan kelas menengah1 dari
45 juta orang pada tahun 2013
menjadi 135 juta orang pada tahun
2030. Dalam jangka panjang

1
Indonesia on the right track menuju
negara maju, namun dalam jangka
pendek banyak terdapat
permasalahan yang dapat
menyebabkan target menjadi
developed country sulit untuk
direalisasikan.

Kendala utama yang dapat


menghalangi target untuk menjadi
negara maju yaitu terkait dengan
penduduk sebagai subjek
pembangunan. Titik fokusnya
mengarah kepada kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) sebagai aktor
utama dalam pembangunan.
Kualitas SDM yang rendah dapat
menyebabkan produktivitas dan
daya saing bangsa secara
keseluruhan ikut menurun.

2
Faktanya, SDM Indonesia
belum terlalu unggul, salah satu
tolok ukurnya yaitu Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang
terdiri dari beberapa indikator.
Secara umum, pada tahun 2015
Indonesia menempati urutan IPM
ke-110 dari 188 negara, hal ini
mengindikasikan kualitas SDM di
Indonesia tergolong dalam kategori
sedang (UNDP, 2015).

SDM yang berkualitas dapat


diwujudkan dengan melakukan
investasi pendidikan. Tuntutan
peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan merupakan hal mutlak
yang diperlukan. Tindakan tersebut
diperlukan mengingat pada tahun
2020- 2030, Indonesia akan
mengalami bonus demografi,

3
dimana jumlah penduduk usia
produktif mencapai 2/3 dari total
jumlah penduduk (Adioetomo,
2005). Tanpa persiapan yang
matang, penduduk produktif
tersebut akan menjadi beban
pemerintah karena akan
menimbulkan pengangguran,
kemiskinan, kesenjangan, dan
kriminalitas.

Agar dalam jangka panjang


beban pemerintah tidak bertambah,
pendidikan (baik dasar, menengah,
atas, dan tinggi) perlu ditingkatkan
mutunya. Selain kualitas, karakter
siswa agar menjadi generasi yang
unggul juga perlu dibentuk sehingga
siswa dapat berprestasi dan
terhindar dari bentuk-bentuk

4
kenakalan remaja yang memberikan
dampak negatif.

Potret Kenakalan Remaja di


Indonesia: Pornografi dan Seks
Bebas

Kenakalan remaja dapat


dimulai dari tindakan coba-coba
yang kemudian bisa menimbulkan
perilaku menyimpang. Seberapa
besar penyimpangan yang terjadi
menentukan kadar kenakalan
remaja yang diperbuat dan
seberapa besar dampak yang
ditimbulkan. Menurut Elida Prayitno
(2006: 8), tingkah laku negatif bukan
merupakan ciri perkembangan
remaja yang normal, karena remaja
yang berkembang positif akan
memperlihatkan perilaku yang baik.

5
Beberapa literatur yang
terkait dengan kenakalan remaja
(Maria: 2007, Kienhuis: 2009,
Joanna dalam Ruby: 2009, dan Willis
dalam Sujoko 2011: 2) menjelaskan
bahwa jenis kenakalan yang
dilakukan oleh remaja di bawah usia
17 tahun sangat beragam, mulai
dari perbuatan yang bersifat amoral
maupun anti sosial. Perbutaan
tersebut dapat berupa berkata
jorok, mencuri, merusak, kabur dari
rumah, indisipliner di sekolah,
membolos, membawa senjata
tajam, merokok, berkelahi dan
kebut-kebutan di jalan sampai pada
perbuatan yang sudah menjurus
pada perbuatan kriminal atau
perbuatan yang melanggar hukum,
seperti pembunuhan, perampokan,
pemerkosaan, seks bebas,

6
pemakaian obat-obatan terlarang
dan tindak kekerasan lainnya yang
sering diberitakan di media masa.

Ruang lingkup dalam artikel


ini akan difokuskan pada pornografi
dan seks bebas. Beberapa jenis
kenakalan yang dilakukan remaja
antara lain: (1) siswa makin gemar
menyimpan video porno, bahkan
kerap mengunggahnya ke media
sosial (Bali Post, 27 Februari 2015);
dan (2) siswa kelas VII SMP 163
Pejaten tewas setelah terjatuh dari
lantai 4 gedung sekolah karena
berniat menghindari razia ponsel
(Liputan 6, 10 Oktober 2014).

Berdasarkan survey Synovate


Research tentang perilaku seksual
remaja (15-24 tahun) di Kota

7
Jakarta, Surabaya, Bandung, dan
Medan hasilnya 44% responden
mengaku sudah punya pengalaman
seks pada umur 16-18 tahun, serta
16% sudah mempunyai pengalaman
seks pada umur 13-15 tahun, selain
itu 40% tempat yang menjadi
favoritnya adalah di rumah, 26%
dilakukan di rumah kos, dan 26%
dilakukan di hotel.

Perkembangan teknologi
informasi yang cepat memberikan
multiplier effect terhadap
pertumbuhan warung internet
(warnet) di Indonesia. Ironisnya
dengan menjamurnya warnet, tidak
dapat dimanfaatkan oleh sebagian
besar remaja untuk mendapatkan
informasi dan ilmu pengetahuan.
Saat ini, warnet (terutama yang

8
memiliki bilik atau semi tertutup)
menjadi salah satu tempat untuk
mengakses pornografi dan
melakukan aktivitas yang mengarah
kepada aktivitas seks bebas.

Pengaruh Pornografi Terhadap


Prestasi Akademik

Fenomena bonus demografi


harus dioptimalkan dengan
menciptakan generasi unggul yang
memiliki prestasi. Prestasi akademik
dapat diukur dengan suatu
pencapaian tingkat keberhasilan
tentang suatu tujuan, karena suatu
usaha belajar telah dilakukan oleh
seseorang secara maksimal
(Setiawan, 2006). Salah satu
indikator prestasi akademik yaitu
nilai ulangan harian, UTS dan UAS,

9
nilai rapor, dan nilai Ujian Nasional
(UN). Makin tinggi skor yang
diperoleh, artinya tingkat
keberhasilan dan kesuksesan yang
diraih makin baik. Sebaliknya, makin
rendah skor yang diperoleh, artinya
tingkat kegagalan makin tinggi
karena (biasanya) akan sulit untuk
melanjutkan ke sekolah atau
kampus yang unggul.

Prestasi akademik
diintrepretasikan sebagai output
yang menggambarkan keberhasilan
seorang pelajar atau mahasiswa,
sedangkan perilaku menyimpang
yang mengarah kepada pornografi
dan seks bebas diasumsikan sebagai
faktor penghambat untuk
berprestasi secara akademik. Dua
hal yang kontradiktif tersebut saling

10
terkait dan dapat menciptakan
image seorang remaja jika
dibandingkan dengan remaja yang
lainnya.

Nilai akademik dipengaruhi


oleh kepribadian dan kerja keras
tiap individu. Pribadi yang sering
melakukan perilaku menyimpang
dan atau tindakan kenakalan
lainnya dapat memengaruhi
prestasi akademik di sekolah. Akibat
penyimpangan dan kenakalan yang
telah disebutkan di atas, banyak
diantara mereka yang tidak sanggup
mengikuti pelajaran, hilang
kemampuan untuk konsentrasi,
malas belajar, patah semangat dan
sebagainya. Tidak sedikit pula yang
telah jatuh kepada kelakuan yang

11
lebih berbahaya lagi (Daradjat,
1973: 356).

Pornografi diawali oleh rasa


keingintahuan yang tinggi terhadap
seks, di sisi lain pendidikan seks
yang diperoleh di lingkungan
keluarga sangat minim. Pornografi
dapat mengubah pikiran secara
otomatis, tidak fokus dengan apa
yang menjadi kewajibannya
disekolah, kehilangan semangat
belajar, dan malah membuat siswa
tersebut kecanduan dalam
melakukan hal-hal yang negatif yang
mengarah kepada seks pranikah,
seperti: berciuman, ciuman lidah,
memegang payudara, memegang
penis, menyentuh vagina, hubungan
seksual, dan seks oral (Santrock,
2007: 258).

12
Upaya Penanggulangan dan
Tindakan Pencegahan Terhadap
Pornografi dan Seks Bebas

Pornografi dan seks bebas


dapat diakses dan dilakukan baik di
rumah maupun di tempat lain yang
memungkinkan. Akses untuk
pornografi menjadi mudah karena
media untuk menonton film porno
pun sangat banyak, bahkan dari
telepon genggam. Aktivitas
mengakses situs porno dapat
menyita waktu karena akan
memberikan trade off sehingga
seseorang tidak melakukan aktivitas
lainnya, terutama belajar.

Jenis kenakalan lain akibat


dampak dari pornografi yang paling
banyak dilakukan yaitu seks bebas.

13
Hal ini bisa terjadi baik dengan atau
tanpa sepengetahuan orang tua. Hal
ini dapat terjadi karena kurangnya
pengawasan, terutama terhadap
siswa yang memiliki jam beredar
yang lebih banyak di luar rumah.

Pornografi dan seks bebas


berpengaruh terhadap nilai
akademik. Agar kedua perilaku
menyimpang tersebut tidak
berdampak buruk terhadap nilai
akademik, perlu upaya
penanggulangan dan tindakan
pencegahan sebagai berikut.

Tabel 1.

Upaya Penanggulangan dan


Tindakan Pencegahan Terhadap
Pornografi dan Seks Bebas

14
15
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa jenis
perilaku menyimpang berupa
pornografi dan seks bebas
kecenderungannya makin
meningkat. Hal tersebut
menyebabkan dampak (baik secara
langsung maupun tidak langsung)
terhadap pola tumbuh kembang
remaja, terutama menyebabkan
prestasi akademik menjadi turun.

Pornografi dan seks bebas


utamanya disebabkan oleh era
keterbukaan saat ini dan lemahnya
pengawasan orang tua dan guru
terhadap perilaku anak juga masih
minim. Padalah, anak usia sekolah
merupakan asset bangsa dalam
menghadapi fenomena bonus

16
demografi. Berdasarkan artikel yang
telah diuraikan di atas, saya
mengajukan beberapa
rekomendasi, antara lain:

1. Tiap individu sebaiknya lebih


selektif dalam memilih teman dan
aktivitas pergaulan sehari-hari.
Selain itu, kita perlu berusaha
semaksimal mungkin untuk tidak
menyalahgunakan teknologi untuk
hal yang negatif.

2. Pornografi dan aktivitas seks


bebas memengaruhi nilai dan
prestasi akademik. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan nilai akademik,
peran orang tua dalam mengawasi
anak sebaiknya lebih intesif dalam
implementasinya.

17
3. Sekolah (dan guru) dapat
mengambil tindakan dengan
mengeluarkan kebijakan yang
dianggap perlu untuk mengurangi
siswa dapat mengakses pornografi
di sekolah dan meminimalisir ruang
gerak siswa untuk melakukan seks
bebas (dana atau tindakan lain yang
menjurus) di lingkungan sekolah.

----
DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, Sri Moertiningsih Setyo. (2005). Bonus Demografi:
Menjelaskan Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk
dengan Pertumbuhan Ekonomi. Depok: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Daradjat, Zakiah. (1973). Perawatan Jiwa untuk Anak-anak, Cet
2. Jakarta: Bulan Bintang.
Grant, J.E. & Kim, S.W. (2003). Comorbidity of Impulse Control
Disorders in Pathological Gamblers. USA: The Oxford Handbook
of Impulse Control Disorder.
Panggabean, Edward. (2014, Oktober 10). Hindari Razia Hp,
Siswa SMP 163 Tewas Terjatuh dari Lantai 4. Liputan 6.
http://m.liputan6.com/news/read/2117178/hindari- razia-hp-
siswa-smp-163-tewas-terjatuh-dari-lantai-4. Diakses pada 28
November 2016.
Prayitno, Elida. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja.
Padang: FIP UNP.

18
Rahman, Aried dan Gusniarti, Uly. (2008). Hubungan Antara
Kenakalan Remaja dengan Prestasi Belajar. Jurnal Penelitian
Psikologi UII. Volume 1.
Santrock. (2007). Remaja (Edisi Kesebelas Jilid 1). Jakarta:
Erlangga.
Sarwono, Sarlito W. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sumantika, Ian. (2015, Februari 27). Simpan Video Porno,
Prilaku Siswa Mengkhawatirkan.
Bali Post Portal Berita.
http://balipost.com/read/headline/2015/02/27/30519/simpa
n-video-porno-prilaku- siswa-mengkhawatirkan.html. Diakses
pada 28 November 2016.
Suryabrata, Sumadi. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Synovate Reseaech. (2004). Perilaku Seksual Remaja. Kompas
Cyber Media, Jumat, 28 Januari 2005.
UNDP. (2015). Human Development Report 2015, Work for
Human Development. New York: United Nations Development
Programme 1 UN Plaza.

19

Anda mungkin juga menyukai