Anda di halaman 1dari 3

PANORAMA KEHIDUPAN

Puisi Siti Halimah

Angin bertiup kearah sang penghidupan


Menikmati panorama dipagi hari,
Merasakan sejuknya alam yang damai.

Para burung mulai keluar dari rumahnya,


Berterbangan dan mulai mencari apa yang harus dia cari

Awan hitam yg menyelimuti,


Kini berubah menjadi Awan Biru Keindahan
dan menjadi Langit yg menakjubkan.

Lukisan-Lukisan yg menghiasi Langit Pagi,


menambah kedamaian hati
dan membuat mata menjadi Kagum.

Itulah Tuhan,
Sang Pencipta abadi.
Menciptakan segala rupa,
dan menikmati hasil karyanya tentang
Indahnya Panorama Kehidupan.
PELABUHAN HIDUP
Dhena Maysar Aslam

Gelap yang kelam akan tiba dengan sendirinya


Raga dan ruhmu akan lepas sejenak melayang menjadi mimpi
Kibasan angin gelap merasuk menusuk setiap rongga kehidupan
Perlahan namun sengit, menjamahi apa yang ada
Terlupa sudah memori palsu itu
Hanya terlewat takkan abadi
Jiwa murka selalu ditengahi suka
Perangai buruk akan terbentuk

Kelam berubah
Muram kalah
Suram tak terjamah

Tanda mulai mengatas


Imaji jadi pasti

Teori akan jadi kondisi sesungguhnya


Terpikir dan terukir di pelipis mata
Hilang sekejap namun akan kembali mengenda
LUKISAN BERNYAWA
Oleh Rara Mu’asyroh

Mata itu belum jua lelah menatapku


bernyanyi dalam alam
bersenang dalam detik-detik berpulangnya
menatap tajam semakin dalam
mengingatkan pada masa kelam

Bibir merah tanpa diucap


peluh menetes tanpa keringat
ku sentuh walau tangan tak meraba
ku lihat kosong tapi ada sosok jauh yang mengintai
tetes bening nyatak bisa ku rasa
pilu itu tak bisa ku nikmati

Mati rasa? ya kuyakin itu yang benar terjadi


aku melihat bayangan yang tak pernah ku sadari
aku mendengar tak ku resapi
aku bertanya walaupun tak bersyarat
seketika riuh berbernada parau
ketika detik itu telah tiba
ku sadari,
aku laksana lukisan yang tak berbuat apa-apa

Anda mungkin juga menyukai