Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Dika mugni

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048686034

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4111 PENGANTAR BISNIS

Kode/Nama UPBJJ :24 UPBJJ BANDUNG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL

JAWABAN
1.Hierarki kebutuhan Maslow adalah teori psikologi yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow
dalam makalahnya, "A Theory of Human Motivation", di Psychological Review pada tahun 1943.[1]
Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak
cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal
yang memotivasi.
 Konsep Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi terhadap perilaku
monyet.[3] Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih
diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[3] Contohnya jika individu merasa haus,
maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga.[3] Individu dapat hidup tanpa
makanan selama berminggu-minggu.[3] Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa
hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.
 Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik.Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan,
minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan). Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.Manusia
yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia
akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu
terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah
gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar
maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa
lapar yang dirasakannya.Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan
rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)

Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut Maslow
sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.[6] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini
diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-
daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan
dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak
diejek, tidak direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari
kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total.

Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs)

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan
akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.[6] Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan
untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan
pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan
untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan
meKebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)

Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas untuk mengejar
kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise.[2] Maslow menemukan
bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan
yang lebih rendah dan lebih tinggi.

Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk
membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain.[3] Pada tahap ini, seseorang
mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya.
Contoh Dalam Manajemen Perusahaan
Pada teori hirarki kebutuhan maslow juga membahas dari sisi manajemen dalam
organisasi/perusahaan. Kebutuhan fisik/fisiologis yang harus dipenuhi karyawan di suatu perusahaan
adalah upah minimum/standar gaji minimum.

Karyawan mencari pekerjaan pada sebuah perusahaan pastilah gaji/upah yang akan menjadi alasan
utama. Sebelum kebutuhan dasar ini terpenuhi maka karyawan akan sulit untuk berkembang apalagi
memberikan prestasi dan kontribusi besar pada perusahaan. Oleh karena menurut teori hierarki
kebutuhan maslow maka perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dasar dari para
karyawannya. Hal ini juga dapat menjadi motivasi awal bagi karyawan untuk bekerja lebih giat dan
memperbaiki citra perusahaan di mata angakatan kerja.

2.a.Konsep Produksi (Production Concept)

Konsep produksi bertitik tolak dari anggapan bahwa konsumen ingin produk yang harga murah dan
mudah didapatkan di mana-mana. Produsen yang menganut konsep ini, akan membuat produksi
secara masal, menekan biaya dengan efisiensi tinggi. Sehingga harga pokok produksi bisa ditekan dan
harga jual lebih rendah dari pesaing.
Produsen tipe ini akan mendistribusikan hasil produksinya ke seluruh pelosok agar mudah diproleh
konsumen. Konsep ini merupakan konsep awal dari produsen untuk menguasai pasar. Konsep ini
akan sangat berhasil, jika memang belum banyak saingan dan konsumen belum memperhatikan
kualitas.
Pokoknya yang penting bagi konsumen adalah terpenuhinya kebutuhan (needs). Masalah wants
belum diperhatikan.
b. Konsep Penjualan (Selling concept)
Pada konsep ini, produsen membuat barang, kemudian harus menjual barang itu dengan berbagai
teknik promosi. Hal yang penting ialah adanya kegiatan promosi secara maksimal. Paham dari konsep
ini adalah konsumen pasti mau membeli barang, bila mereka dirancang untuk membeli. Dan promosi
besar-besaran merupakan ciri khas dari selling concept. Premis yang mendasari konsep ini adalah:
• Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak penting. Oleh karena itu, harus
didorong untuk membeli.
• Konsumen dapat dipengaruhi melalui stimulasi promosi.
• Tugas produsen mendorong penjualan.g Concept) c. Konsep Pemasaran (marketing concept)
Pada konsep pemasaran, produsen tidak hanya membuat barang, tidak pula asal melancarakan
promosi. Tapi produsen memusatkan perhatian pada selera konsumen, produsen memperhatikan
needs dan wants dari konsumen. Jadi produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan konsumen
saja, tapi juga memperhatikan apa keinginan konsumen. Konsumen juga tidak hanya sekedar
membeli fisik barang, tapi mengharapkan sesuatu yang lain yang diharapkan setelah membeli barang
tersebut. Jika hal ini dapat terpuaskan maka kegiatan marketing perusahaan akan mencapai sukses.
Premis yang mendasari konsep pemasaran ini adalah:
• Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan needs dan wants-nya.
• Konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan needs dan want-nya.
• Tugas organisasi adalah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta
mengembangkan program pemasaran yang efektif.

d. Konsep Kemasyarakatan, memiliki rasa tanggung jawab (Responsibility) atau berwawasan sosial
(Societal Marketing Concept) Tingkat orientasi pada rasa tanggung jawab sosial dan kemanusiaan
didasarkan atas banyaknya kritik dan sorotan dari luar perusahaan. Baik yang datang dari pemerintah
maupun dari masyarakat melalui lembaga konsumen atau LSM. Maka perusahaan harus memiliki
rasa tanggung jawab moral untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggungjawab
sosial ini dalam arti luas, harus menghasilkan barang yang baik, tidak merusak kesehatan masyarakat.
Menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab, selalu menjaga kebersihan air dan
kebersihan udara dari ancaman polusi, mengurangi kebisingan mesin pabrik. Semua ini harus
dilakukan dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yang baik dan tenteram dengan penuh rasa
tanggung
jawab. Tidak mementingkan keuntungan perusahaan semata.
.3. Pada umumnya penjualan personal secara individual dapat digunakan dengan menjual secara langsung
kepada pembeli secara individu. Jelaskan mengenai tahapan penjualan personal
Pengertian personal selling menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny A
Rusly (2002 : 313) Personal selling adalah sebuah penawaran yang diakukan secara lisan untuk
melakukan penawaran kepada calon konsumen supaya dapat menciptakan suatu hubungan baik dan
menciptakan suatu penjualan antara kedua pihak. Menurut Sistaningrum (2006:100) dalam Dellamita,
Fauzi, dan Yulianto (2014), adalah bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam
suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Pendapat lain
yang dikemukakan oleh Okyere, Agypong, dan Nyarku (2011) dalam Ering dan Pandowo (2015)
menyatakan bahwa Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dengan menganalisa
spesifikasi keperluan dan masalah yang diperlukan konsumen dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk tersebut serta memberikan presentasi yang akan pengetahuan dari yang dibutuhkan.
Berdasarkan dari pengertian yang ada di atas dapat diketahui bahwa penjualan pribadi adalah
melakukan penjualan secara langsung kepada calon konsumen. Penjualan pribadi ini dilakukan
dengan memberikan penawaran terhadap pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan tanpa
adanya hubungan dengan penawaran dari iklan karena memberikan penjelasan secara langsung ke
pembeli dengan mengindentifikasikan keperluan yang dinginkan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai