Anda di halaman 1dari 6

KONFLIK KERJA DAN STRES KERJA

DI PT. AJINEX INTERNATIONAL

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

AVINDA DEVIANA ISMAWATI

NIM. 52102030019

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM MOJOPAHIT

MOJOKERTO

2023
Sejarah Perusahaan / Instansi
Pada Tahun 1908 seorang professor dari Universitas Tokyo yang bernama Kikunae Ikeda
menemukan rasa ke-5 yaitu Umami (gurih) dengan mencipatakan bumbu rasa dari bahan Kombu
(rumput laut) yang menjadi cikal bakal MSG (Monosodium Glutamate). Dia mendapatkan paten
untuk memproduksi hasil penelitian tersebut.
Pada Tahun 1909 Profesor Kikunae Ikeda bertemu dengan seorang pengusaha bernama
Saburosuke Suzuki, dan tertarik untuk bekerja sama memproduksi MSG (Monosodium
Glutamate) dengan mendirikan pabrik di Kawasaki Jepang. Produk yang dihasilkan mendapat
respone yang bagus dari masyarakat sehingga produk yang dihasilkan banyak yang di beli dan
dikonsumsi untuk membuat hidangan masakan keluarga menjadi nikmat.
PT. Ajinomoto Indonesia berdiri pada tahun 1969 di Jakarta, perusahaan PMA
(Penanaman Modal Asing) berikut pada tahun 1970 mendirikan pabrik pertama kalinya di
Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Dengan banyak merekrut tenaga kerja Indonesia untuk mengembangkan PT. Ajinomoto
Indonesia menjadi perusahaan yang maju di Indonesia. Investasi yang ditanamkan dari
Ajinomoto Jepang ke Indonesia sangat banyak karena potensi pasar yang bagus berikut sumber
daya alam yang melimpah.
Produk utama yaitu penyedap rasa MSG (Monosodium Glutamate) AJINOMOTO,
dengan pemasaran dilakukan di seluruh wilayan Indonesia. Dengan perkembangan waktu dan
kebutuhan pangan yang harus dipenuhi, varian produksi yang dihasil semakin bertambah sesuai
dengan kebutuhan kesukaan konsumen yang ada di Indonesia, mulai dari MASAKO, SAJIKU,
SAORI dan MAYUMI dimana produk-produk bumbu masakan yang telah dihasilkan oleh PT.
Ajinomoto Indonesia saat ini.
Pada tahun 1987 berdiri pabrik yang ke dua yaitu PT. Ajinex International yang
memproduksi MSG (Monosodium Glutamate) untuk pangsa pasar Eksport. Banyak negara-
negara muslim di dunia yang menggunakan produk MSG (Monosodium Glutamate) dari PT.
Ajinex International karena pemenuhan sertifikasi halal sudah didapatkan. Sehingga eksport
MSG (Monosodium Glutamate) yang dilakukan sesuai dengan pemenuhan aturan yang berlaku.
Pada tahun 2012 mendirikan pabrik Ajinomoto yang ke tiga di Kabupaten Karawang
dengan khusus produksi Masako, Sajiku dan Saori (saos tiram). Pabrik Ajinomoto Karawang
berdiri untuk memenuhi permintaan bumbu masakan yang semakin bertambah produksinya
berikut varian yang diminati oleh konsumen Indonesia semakin banyak.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan PT. Ajinomoto Indonesia maka pemenuhan
aturan-aturan (regulasi) yang telah di undangkan oleh Pemerintah harus bisa di jalankan oleh
perusahaan yang melakukan aktivitas produksi di seluruh wilayah Indonesia.
Produk-produk yang di hasilkan oleh PT. Ajinomoto Indonesia juga berkembang sesuai
dengan kebutuhan pasar di Indonesia berikut di dunia.
1. Pada Tahun 1989 Produk MASAKO mulai diluncurkan dan dipasarkan ke seluruh
wilayah Indonesia dengan varian rasa daging ayam dan daging sapi.
2. Pada Tahun 1999 Produk SAJIKU mulai diluncurkan dan dipasarkan ke seluruh
wilayah Indonesia dengan berbagai varian tepung bumbu siap saji. Berikut varian bumbu siap
saji yang bisa cepat di buat dan di hidangkan berikut dinikmati oleh seluruh keluarga di dunia.
Varian Produk SAJIKU sampai saat ini cukup banyak dimana menu makanan yang ada di
Indonesia bisa dibuat dengan varian yang di tawarkan oleh Produk Sajiku, Bumbu Rendang,
Rawon, Sop Sayuran, Kare, Capcay, Sayur Asem, Nasi Goreng, Soto Ayam dan banyak lainnya.
Sehingga Ibu-Ibu Rumah Tangga yang akan memasak bisa banyak menu yang bisa di sajikan
untuk keluarga tercinta.
3. Pada tahun 2005 Produk SAORI mulai diluncurkan dan dipasarkan ke seluruh
wilayah Indonesia dengan varian Saos Tiram dan Saos Oriental.
4. Pada Tahun 2012 Produk Mayumi (Mayonese) mulai diluncurkan dan dipasarkan
ke seluruh wilayah Indonesia dengan varian rasa pedas dan original untuk menemani salad dan
cocolan yang kita buat di rumah.
Ajinomoto Group memiliki filosofi yang juga digunakan sebagai selogan dan
mutu. Filosofi tersebut yaitu “ menyiptakan kehidupan yang lebih baik secara
global dengan memberikan kontribusi bagi kemajuan yang lebih berarti dalam
bidang makanan dan kesehatan, serta berkarya bagi kehidupan”. Hal tersebut
selaras dengan logo yang tertera pada setiap kemasan produk Ajinimoto yaitu
“ Eat Well, Live Well”. PT. Ajinomoto Indonesia dan PT. Ajinex Internasional
merupakan industri yang tidak menghasilkan limbah non ekonomis (Zero
Emission). Hal tersebut terbukti tahun 2009, pabrik mojokerto PT. Ajinomoto
Indonesia mendapatkan penghargaan program Zero Emission dari Ajinomto
Co.Inc Japan. Penghargaan tersebut diberikan karena PT. AJinimoto Indonesia
tidak hanya berfokus pada produk pangan
saja, tetapi juga mengolah seluruh hasil samping yang berasal dari proses
pengolahan, sehingga dapat dimanfatkan secara maksimal menjadi produk
baru yang memiliki nilai jual. Beberapa produk hasil produksi mleiputi pupuk
cair( Amina dan AJIFOL), produk pakan ternak ,(AJITEIN dan FML),
kompos , gypsum.dll
Pengertian Konflik Kerja
Menurut Husein (2010:718) mengatakan bahwa konflik adalah sebagai sesuatu perselisihan atau
perjuangan diantara dua pihak yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara terbuka
dan atau menganggu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya. Menurut
Sunyoto (2012:218) menjelaskan bahwa konflik adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih
anggota organisasi atau kelompok- kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan
bersama-sama, atau karena mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang mengalami
ketidaksepakatan tersebut mencoba menjelaskan duduk persoalan dari pandangan mereka. Perlu
disadari bahwa konflik terjadi dikarenakan adanya perbedaan pandangan. Konflik kerja adalah
ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota- anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi
atau perusahaan) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan
kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau
persepsi. Pada dasarnya proses konflik bermula pada saat satu pihak dibuat tidak senang
oleh, atau akan berbuat tidak menyenangkan, kepada pihak lain mengenai suatu hal yang oleh
pihak pertama dianggap penting.
Berdasarkan paparan konflik kerja yang dijabarkan oleh para tokoh, maka dapat disimpulkan
bahwa konflik kerja dapat diartikan sebagai adanya perbedaan pendapat antara dua orang atau
lebih yang menyebabkan timbulnya pertentangan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Indikator Konflik Kerja
Menurut Fitriana (2013:192) indikator konflik kerja adalah sebagai berikut:
b. Kesalahan komunikasi
Apabila seseorang atau lebih menerima informasi yang berbeda atau tidak sama dengan
sumber informasi sehingga terjadi perbedaan mendasar dalam mempersepsikan isi dari persepsi
tersebut.
c. Perbedaan tujuan
Apabila seseorang atau lebih memiliki ketidaksamaan dalam memandang tujuan- tujuan yang
hendak dicapai sehingga terjadi pertentangan dalam menyikapi tujuan-tujuan tersebut.
d. Perbedaan dalam penilaian atau persepsi
Perbedaan dalam penilaian antara anggota dalam suatu organisasi, seringkali disertai oleh
perbedaan-perbedaan dalam sikap, ketidaksesuaian nilai, persepsi, yang juga dapat menimbulkan
konflik kerja.
e. Interdepensi aktivitas kerja (ketergantungan)
Terdapat adanya interdepensi aktivitas kerja, apabila seseorang atau lebih saling tergantung satu
sama lain dalam menyelesaikan tugas mereka masing- masing. Konflik akan terjadi apabila
seseorang dari mereka diberi tugas secara berlebihan dan apabila salah seorang pegawai atau
lebih harus menunggu atau menggantungkan pekerjaannya kepada pegawai lain.
f. Kesalahan dalam afeksi (emosi)
Apabila seseorang memperlakukan rekan kerjanya menjadi tidak nyaman dalam
pekerjaan, terutama suasana hati atau hal perasaan
Jenis-jenis Konflik Kerja
Menurut Handoko (dalam Nawawi, 2010) membedakan konflik menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Konflik dalam diri individu
Terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan, yang dia harapkan
untuk melaksanakannya, bila berbagai pekerja saling bertentangan, atau bila individu diharapkan
untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
b. Konflik antar individu dalam organisasi
Dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering dilakukan oleh perbedaan- perbedaan
kepribadian. Konflik ini juga berasal dari konflik antar peranan (seperti antar manager dengan
bawahan).
c. Konflik antar individu dengan kelompok
Yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh individu mungkin dihukum atau
diasingkan oleh kelompok kerja karena melanggar norma kelompok.
d. Konflik antar kelompok
Karena terjadi pertentangan antar kelompok.
Stres Kerja
Pengertian Stres Kerja
Menurut Triatna (2015:139) menyatakan bahwa stres adalah adalah suatu keadaan seseorang
dimana kondisi fisik dan psikisnya terkena gangguan dari dalam atau luar dirinya sehingga
mengakibatkan ketegangan dan menyebabkan munculnya perilaku tidak biasa (yang
dikategorikan menyimpang) baik fisik, sosial, maupun psikis.
Menurut menurut Husein (2010:44) menyatakan bahwa stres sebagai suatu kondisi ketegangan
yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang pekerja. Stres kerja harus
ditangani dengan baik karena karyawan cenderung stres kerja akan merasakan frustasi, emosi
dan merasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga dapat memicu adanya kegagalan dalam
organisasi karena dapat menganggu satu sama lain dalam mengerjakan tugas.
Indikator Stres Kerja
Indikator stres kerja jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan depresi,
ketidakharmonisan dalam berteman, menurunnya produktivitas kerja dan sebagainya. Dalam
bekerja persaingan yang ketat akan membuat orang mengalami stres, terutama salah satu
penyebabnya adalah beban pekerjaan yang menumpuk
Contoh Kasus Konflik dan Stress Kerja di PT. Ajinex International

a. Konflik antar individu


Konflik karena sentimen antaranggota tim
Sentimen antara anggota tim bisa menjadi penyebab konflik yang umum terjadi di tempat
kerja.
Boleh dikatakan, penyebab utama dari konflik seperti ini adalah perbedaan kepribadian
dari masing-masing karyawan yang terlibat.
Ketika tidak teratasi dengan baik, kemungkinan problem ini akan membuat proses kerja
tidak menjadi efektif seperti sebelumnya.
Tidak menampik juga kalau hal ini bisa membuat problem-problem turunan lain.

Konflik karena pertentangan ide


Konflik ini merupakan salah satu problem yang baik karena menunjukkan sisi
produktivitas dari sebuah organisasi. Selain itu, pertentangan ide bisa berpotensi untuk
menjadi ruang lahirnya ide yang lebih baik.
Ketika pertentangan ide terjadi dengan intensitas yang sangat tinggi, tidak jarang suasana
tim menjadi tidak kondusif. Akan lebih parah lagi apabila konflik ini malah membuat
produktivitas tim terganggu.

Anda mungkin juga menyukai