PENDAHULUAN
Profesor Kikunae Ikada adalah seorang ahli kimia dan guru besar yang
berasal dari Univeritas Tokyo Imperal Jepang, yang mana pada tahun 1908
penemuan besarnya mengenai sumber rasa gurih dari kaldu rumput laut (kombu)
tahun 1909 mulai diproduksi sebuah produk penyedap yang diberi nama Umami
dengan merk dagang AJI-NO-MOTO .Mulai tahun tersebut pula produk Umami
mulai diperjualkan secara komersial pada masyarakat Jepang.Hingga saat ini, AJI-
NO-MOTO telah dipergunakan selama 100 tahun dan beredar luas hampir di 100
konsumen.
sebuah perusahaan yang diberi nama PT Ajinomoto Indonesia pada tahun 1969
tahun. Hingga saat ini produk AJI-NO-MOTO tetap bertahan dan terus
1
2
Produk yang dihasilkan dari kedua perusahaan tersebut adalah sama. Hanya saja,
permintaan produk untuk pasar domestik saja. Hingga saat ini, Ajinomoto Group
Medan.
Tahun Kegiatan
2014 Mayumi Pedas dan Saori Saus Asam Manis mulai dipasarkan
2015 Sajiku Sayur Sop dan Sajiku Sayur Asem mulai dipasarkan
Ajinomoto Group memiliki filosofi yang juga digunakan sebagai slogan dan
global dengan memberikan kontribusi bagi kemajuan yang lebih berarti dalam
selaras dengan logo yang tertera pada setiap kemasan produk Ajinomoto yaitu
hanya berfokus pada pengolahan produk pangan saja, tetapi juga mengolah
seluruh hasil samping yang berasal dari proses pengolahan, sehingga dapat
4
dimanfaatkan secara maksimal menjadi produk baru yang memiliki nilai jual.
Beberapa produk olahan hasil samping produksi meliputi pupuk cair (Amina dan
AJIFOL), produk pakan ternak (AJITEIN dan FML), Kompos, Gypsum, dan lain
sebagainya.
Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang merupakan syarat
wajib bagi setiap perusahaan dimana setiap perusahaan memiliki visi dan misi
yang berbeda, tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Visi dan misi memiliki
peranan yang sangat penting, karena visi dan misi merupakan landasan dasar
Indonesia.
1. Visi
2. Misi
PT Ajinomoto Indonesia.
5
a. Seiri – Ringkas
b. Seiton – Rapi
c. Seiso – Resik
d. Seiketsu – Rawat
dan Rapi.
e. Shitsuke – Rajin
a. Senyum
b. Sapa
c. Salam
bagian dan posisi dalam perusahaan. Menurut Suparjati (2008), struktur organisasi
dikoordinasikan secara formal. Dalam hal ini struktur organisasi dalam suatu
mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi yang diterapkan
spesifikasi yang dibutuhkan posisi-posisi yang ada.Oleh sebab itu, tidak menutup
kemungkinan untuk seorang pekerja memiliki lebih dari satu pemimpin yang ahli
dibagi lagi ke dalam beberapa seksi yang lebih spesifik terhadap tugas dan
Ajinomoto Indonesia jabatan tertinggi atau biasa disebut dengan pejabat lini
diisi oleh para pekerja setiap seksi yang memiliki garis koordinasi antar seksi yang
8
dimaksudkan tiap-tiap seksi memiliki fungsi dan tujuan yang sama dan memiliki
hubungan satu dengan yang lain karena berada di bawah satu departemen yang
Gambar 3.
Vice Precident
Director
Factory Manager
Food Ingredient
H-5,6Prufication
kedisiplian antar karyawan dapat terjalin karena setiap seksi saling berhubungan
dan juga tidak ada pembeda antara tugas pokok yang harus dikerjakan dan tugas
yang berupa bantuan.Selain itu juga terjalinnya rasa saling dihargai dikarenakan
Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi lini dan fungsional adalah proses
pihak. Selain itu, tidak jarang muncul kejenuhan pada karyawan akibat
1.3Personalia
banyak.Menurut Sirait (2006) tenaga kerja merupakan salah satu factor produksi
atau sumber daya yang sangat penting untuk menghasilkan barang dan jasa yang
tenaga kerja mulai dari sistem perekrutan hingga penjaminan tenaga kerja. PT
berjumlah 2175 pekerja yang terdiri dari 908 pekerja regular untuk PT Ajinomoto
Indonesia, 107 pekerja regular untuk PT Ajinex Internasional, dan 1160 pekerja
outsourcing dan pekerja kontrak. Pekerja regular merupakan pekerjaan tetap yang
perusahaan asal, dan pegawai kontrak memakai seragam berwarna cream tua.
dan level karyawan. Berikut adalah uraian level manajemen dan karyawan :
karyawan biasa.
11
a. Foremen (F) untuk karyawan fieldnon shift atau supervisor (S) untuk
non lapang pada setiap divisi. Karyawan tersebut sebagai kepala sub
bawahannya.
c. Change Head
Change Head atau yang disebut sebagai asisten kepala bagian yang
jika berhalangan.
per bulan yang disesuaikan dengan jabatan yang dimiliki masing-masing pekerja,
baik tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja tidak langsung. Karyawan
pergudangan, petugas maintenance Air Conditioner (AC), dan berbagai tugas lain
karyawan yang masih dalam masa training dan belum menjadi pegawai
ini disesuaikan dengan pekerjaan karyawan. Rincian pembagian level tenaga kerja
karyawan non lapang. Karyawan lapangan meliputi karyawan lapangan shift dan
karyawan non shift. Karyawan lapangan shift merupakan karyawan yang berkerja
lapangan non shift adalah karyawan yang bekerja di lapangan dengan mengikuti
jam kerja yang telah ditentukan yaitu 8 jam kerja mulai pukul 08.00 WIB sampai
dengan 16.00 WIB dengan hari kerja Senin sampai dengan Jum’at. Karyawan
lapangan non shift merupakan karyawan yang bertugas di departemen fisik dan
karyawan lapanganshift ini dibagi menjadi 3 shift waktu kerja dan waktu istirahat
Pemberian upah atau gaji merupakan salah satu hak yang harus diberikan
perusahaan terhadap karyawan atas pekerjaan yang telah dilakukan.Upah atau gaji
adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja
Upah bulanan adalah upah yang diberikan kepada karyawan pada akhir
di Mojokerto dan berdasarkan jabatan serta prestasi yang diraih oleh karyawan.
Upah bulanan yang diberikan kepada karyawan tetap yang besarnya berkisar
dari gaji pokok, tunjangan, uang transportasi, uang makan, dan lain-lain. Upah
harian biasanya diberikan kepada karyawan berdasarkan jumlah hari kerja setiap
satu minggu sekali.Jumlah upah yang diberikan juga tetap berdasarkan UMR,
masa kerja, jabatan, dan juga prestasi kerja. Besar upah harian yang diberikan PT
Upah lembur diberikan kepada pekerja yang melakukan kerja lembur. Upah
diberikan dengan berdasarkan perhitungan jam kerja diluar 8 jam kerja. Upah
lembur yang diberikan dihitung per jam. Upah lembur tersebut akan dijumlahkan
dengan gaji pokok, dan lain-lain sehingga totalnya merupakan gaji yang diterima.
1.4 Produksi
jumlah dan kualitas dari bahan baku akan mempengaruhi produk yang dihasilkan.
Bahan baku yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu bahan baku utama dan
bahan baku pendukung. Jumlah dan kualitas dari bahan baku utama dan bahan
baku dan standar terhadap produk akhir, dimana standar ini memiliki tingkatan
15
yang lebih ketat jika dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
memproduksi MSG adalah sumber gula yang nantinya akan difermentasi. Jenis
alam yang ada di Indonesia. Adapun sumber gula yang digunakan dalam proses
lain.
Bahan baku utama yang digunakan adalah tetes tebu (cane molasses) yang
Glutamate (MSG). Tetes tebu yang digunakan merupakan hasil samping industri
pembuatan gula yang masih mengandung glukosa tetapi tidak dapat dikristalisasi
lagi menjadi gula. Penampilan fisik dari tetes tebu adalah berupa cairan berwarna
kecoklatan, beraroma karamel, kental dengan pH sekitar 5,5 – 5,6. Tetes tebu
dikatakan sedikit bersifat agak asam karena adanya asam asam organik bebas
Tetes tebu digunakan sebagai bahan baku utama dalam proses produksi MSG
oleh PT Ajinomoto Indonesia karena tetes tebu memiliki kandungan gula yang
realit tinggi yaitu sekitar 4060%. Selain itu tetes tebu ini juga mudah diperoleh
16
karena pabrik gula di Jawa Timur banyak seperti pabrik gula di Malang,
harga tetes tebu relatif murah.Harga tetes tebu ini bergantung pada jumlah gula
semakin mahal harga dari tetes tebu tersebut. Harga rata-rata dari tetes tebu ini
Indonesia adalah tetes tebu yang telah memenuhi spesifikasi dari AJIS. Berikut
merupakan standar tetes tebu PT Ajinomoto Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4
Parameter Nilai
Warna 0,02 - 2
2. Tepung Tapioka
Ajinomoto Indonesia karena glukosa pada tetes tebu yang dihasilkan semakin
tapioka ini digunakan sebagai alternatif bahan baku untuk memenuhi standar
17
1. Beet Molasses
Beet molasses merupakan hasil samping pengolahan gula yang tebuat dari
beet, yaitu ubi bit merah (red beet/beet root) sejenis umbi-umbian yang banyak
tumbuh subur di daerah subtropis. Beet Molasses memiliki fungsi yang sama
seperti tetes tebu yaitu sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan bakteri
fermentasi namun penggunaannya hanya dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini
disebabkan kualitas dari Beet Molasses yang lebih baik daripada tetes tebu yaitu
kadarglukosanya yang lebih tinggi. Disamping itu, harga beli Beet Molases saat
ini juga lebih mahal karena jenis ini hanya dapat ditemukan dinegara empat
musim, yang biasanya Beet Molasses di impor dari negara Mesir, Ukraina, dan
Rusia.
Ajinomoto Indonesia menggunakan bahan utama tetes tebu dan bahan baku
menjadi glukosa) dan juga beet molasses. Penggunaan ketiga bahan baku tersebut
dengan proporsi cane molasses : tepung tapioka : beet molasses sebesar 50 – 70%
: 25-40% : 5-15%. Proporsi ini tergantung pada ketersediaan dan harga dari bahan
glukosa
Asal bahan Pabrik Gula di Jawa Lampung dan Impor dari Negara
dari Rusia
Thailand
Proporsi ini tergantung pada ketersediaan dan harga dari bahan baku di pasaran.
Seperti yang diketahui bahwa penggilingan tebu pada pabrik gula hanya
berlangsung dua kali dalam setahun maka untuk mengantisipasi kurangnya tetes
tebu sebagai bahan baku, PT Ajinomoto Indonesia membeli tetes tebu dalam
B. Bahan Pendukung
kualitas yang baik. Adapun bahan pendukung yang digunakan adalah sebagai
berikut :
pembuatan MSG. Asam sulfat yang dalam bentuk larutan ini digunakan pada
hingga pH mencapai 3,3. Asam sulfat ini diperoleh dari PT Petro Kimia Gresik,
Jawa Timur yang kemudian ditampung dalam tangki penampungan yang terbuat
NaOH diperoleh dari PT Industri Soda Kimia dalam bentuk padatan kristal yang
3. Amoniak (NH3)
pada proses fermentasi. Penggunaan pada proses fermentasi ini adalah sebagai
Larutan amoniak diperoleh dari PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kijang yang
kemudian disimpan dalam tangki yang terbuat dari carbon steel yang diatur secara
impuritiesatau kotoran dan penyerapan warna coklat kehitaman dari cairan MSG.
yakni :
c. Bernilai ekonomis
Karbon aktif dipasok dari PT Intan Prima Surabaya dalam bentuk serbuk
selama proses fermentasi. Adanya buih dapat mengurangi kadar sel dan autolisis
serta menaikkan beban agitasi sehingga harus dicegah. Anti buih yang digunakan
memiliki pH relatif rendah yang merupakan poliglikol asam lemak jenuh yang
aman untuk manusia.Anti buih dipasok dari Jepang dengan merk dagang AZ.
proses fermentasi pada produksi MSG. Fungsi dari vitamin dan mineral dalam
H2PO4, MnSO4,
MgSO4, dan FeSO4.Semua bahan tersebut dipasok dari Jepang dalam bentuk
Resin juga merupakan bahan pendukung dalam produksi MSG. Bahan ini
digunakan untuk mengabsorbsi warna cairan induk yang berasal dari unit
Selain itu, resin juga digunakan dalam proses pengolahan air. Resin penukar ion
8.Koagulan (Aronvis)
pada proses dekalsifikasi dan hasil dari penambahan koagulan ini akan
9. Air
• Mix Water (MW) terdiri dari 80% PW dan 20% IW. Air inilah yang
menjadi dua macam yaitu air dengan suhu 10oC dan suhu 15oC. Air CW
• Cooling Tower Water (CTW) berasal dari air MW yang suhunya dikontrol
• River Water (RW) air yang masih banyak menggunakan kontaminan dan
mineral.
10. Enzim
(PolioksEtilen Fatty Aster) yang digunakan dalam proses fermentasi sebagai zat
antibiotin untuk mengurangi kelebihan kandungan biotin dalam tetes tebu. HSC
(HytloCuper Cell) digunakan sebagai filter dalam proses pemisahan padatan dan
dari unsur penyebab kesadahan air yaitu Ca dan Mg. PG (Propylen Glycol)
didapatkan di Indonesia.
sistem, mulai dari treatment bahan baku sampai proses fermentasi menggunakan
sistem batch sedangkan dari proses isolasi sampai purifikasi terjadi secara sistem
kontinyu.
untuk menghasilkan produk. Ciri-ciri proses batch adalah dimana selama proses
berlangsung tidak ada massa yang masuk (input) dan massa yang keluar (output).
Sedangkan proses kontinyu, selama proses berlangsung akan ada aliran masuk dan
keluar. Pada sistem kontinyu setelah beberapa saat akan terjadi keadaan lunak
(steady state), hal ini disebabkan pada sistem tersebut tidak terjadi akumulasi.
Oleh karena itu untuk proses kontinyu akan dibutuhkan alat-alat yang tidak terlalu
besar. Namun dalam sistem kontinyu akan dibutuhkan alat pengendalian yang
lebih ketat dibandingkan sistem batch. Perpindahan kedua sistem ini dari batch ke
hasil dari proses batch dan mencukupi untuk dialirkan pada proses kontinyu
25
dengan basis per jamnya. Adapun kapasitas produksi yang dihasilkan ± 65.000-
70.000 ton/tahun, dengan asumsi tetes tebu yang dibutuhkan sekitar 4.000-6.000
A. Pretreatment
baku. Proses ini bertujuan untuk memecah beberapa komponen bahan baku yang
bersifat kompleks. Selain itu proses ini berfungsi untuk menghilangkan komponen
pengotor yang terdapat dalam bahan baku yang akan digunakan. Proses ini terdiri
dari dekalsifikasi untuk bahan baku tetes tebu, sakarifikasi untuk bahan baku
tapioka dan pada bahan baku beet molasses tidak ada proses
1. Dekalsifikasi
Glutamate (MSG). Adapun dampak buruk dari adanya kalsium adalah akan
pipa yang dapat mengganggu aliran bahan dan menghambat laju perpindahan
panas. Kemudian pada saat fermentasi akan menyebabkan tekanan osmotik cairan
tinggi sehingga tidak akan dihasilkan hasil yang maksimal dan akan mengganggu
Glutamate (MSG).Bahan baku yang masuk ke dalam proses ini adalah tetes tebu
hal ini terjadi karena pada proses pembuatan gula digunakan bahan yang
Proses dekalsifikasi dilakukan dalam suatu tangki reaktor yang terdiri dari
beberapa unit proses yang mana lebih mengutamakan proses pengendapan. Proses
ini dilakukan dengan memasukkan tetes tebu pada tangki yang kemudian akan
dilewatkan steam dengan suhu 60oC. Kemudian setelah masuk pada tangki
menambahkan H2SO4 90%. Pada tangki reaktor terdapat agitator yang berguna
Dari tangki dekalsifikasi tetes tebu yang telah mengalami perlakuan dipompa
kedalam tangki sedimentasi untuk pemisahan antara tetes dengan endapan. Tetes
dengan kadar kalsium yang rendah 80ppm atau yang disebut dengan TCM
(Treated Cane Molasses) akan dialirkan menuju tangki stock TCM yang siap
endapannya dimana endapan ini sering disebut dengan gypsum yang nanti yang
Tetes yang berda di bagian atas pada tangki pengendapan akan dialirkan ke
keluar dan masuk ke dalam tangki penampung. TCM ini nantinya akan
2. Sakarifikasi
untuk mengubah pati menjadi glukosa. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kadar
glukosa yang rendah pada TCM (Treated Cane Molases). Pati dari tapioka perlu
diubah menjadi glukosa karena bakteri yang digunakan dalam proses fermentasi
ditambahkan enzim α amylase sebanyak 1% dari volume, H2SO4 dan NaOH untuk
uap panas hingga mencapai suhu 90oC selama 2 jam untuk mencapai kondisi
dengan menambahkan H2SO4 dan suhu 55-80oC selama 40 jam sehingga bisa
menghasilkan glukosa.
Glukosa
Liquefaction Saccharification
pada Treated Cane Molasses (TCM) untuk menambah kadar glukosa didalamnya
B. Fermentasi
Proses fermentasi harus dilakukan dalam kondisi yang steril dan aseptis sehingga
29
terhadap bahan, medium, dan alat fermentor yang digunakan pada proses
fermentasi. Proses sterilisasi bahan dilakukan secara terpisah karena setiap bahan
memiliki karakteristik yang berbeda, kecuali TCM hasil dekalsifikasi dan glukosa
secara terpisah karena memiliki karakteristik yang berbeda. Bahan yang telah
disterilisasi menggunakan suhu yang sangat tinggi perlu didinginkan agar suhu
menghasilkan asam glutamat dengan substrat glukosa yang telah disterilisasi dan
(TCM), glukosa yang dihasilkan dari proses sakarifikasi, dan beet molasses yang
antifoam sebagai zat pemecah buih yang dihasilkan pada proses fermentasi, asam
fosfat (H2PO4) sebagai sumber fosfat pada media dan juga untuk mengontrol pH,
C6H12O6+NH3+3/2 O2 C5H9O4N+CO2+3H2O+energi
Brevibacteriumlactofermentum
Terdapat 2 macam fermentor yang digunakan dalam proses fermentasi yaitu seed
fermentor dan main fermentor. Seed fermentor berguna untuk pertumbuhan awal
bakteri.Seed fermentor yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu first seed
fermentor dan second seed fermentor. Pada first seed fermentor bakteri
bakteri, proses ini dilakukan selama 24 jam dengan proses penambahan TCM,
glukosa, dan vitamin yang berguna sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan dan
continous artinya dalam proses fermentasi secara berkala dalam waktu tertentu
produk yang dihasilkan yang berupa Hakko Broth (Asam glutamat yang
bercampur media/cairan induk) diambil dan ada penambahan media baru. Cairan
ke dalam fermentor sehingga tekanan udara dalam fermentor meningkat dan akan
Ada banyak hal yang perlu dikontrol dalam proses fermentasi diantaranya
pH 7-8, suhu 31,5oC, oksigen terlarut 510%, laju aerasi dan agitasi. Pengontrolan
Control (TRC), Pressure Recorder Control (PRC), Flow Rate Recorder Control
merupakan alat sensor dan panel control yang bekerja secara otomatis untuk
C. Isolasi
yang masih bercampur dengan cairan fermentasi hakko broth (HB). Kemudian
mengandung asam glutamat dipisahkan dari bahan lain yang tidak diinginkan,
yang terdapat dalam cairan induk (mother liquor). Tahap isolasi terdiri dari 5
proses utama yang dapat memisahkan HB, antara lain asidifikasi, separasi,
1. Asidifikasi
Pada proses ini cairan hasil fermentasi yang mengandung asam glutamat dan
masih bercampur dengan media dan organisme atau biasa disebut HB/Hakko
32
Broth dialirkan dari fermentor melalui Heat Exchanger (HE) untuk menurunkan
suhu broth dari 40oC menjadi 25oC ke dalam tangki kristalisasi I. Pada proses ini
ditambahkan H2SO4 untuk membuat kondisi isoelektris yaitu sekitar 3,2-3,4 pada
memiliki ukuran besar sehingga memiliki volume yang besar pula dengan begitu
diharapkan dapat mengurangi jumlah kristal yang lolos ke cairan induk. Apabila
spesifikasi yang lebih kecil akan menyebabkan kristal asam glutamate sulit
dipisahkan dari cairan induk pada proses separasi, sehingga bisa menurunkan
Agar bentuk dan kecepatan pembentukan kristal dapat sesuai dengan yang
Kecepatan pembentukan kristal dipengaruhi oleh derajat lewat jenuh, jumlah inti
proses, setelah proses kontinyu maka seeding tidak perlu dilakukan lagi.
2. Separasi
33
Separasi ini dilakukan untuk memisahkan kristal asam glutamat yang masih
bercampur dengan sisa cairan fermentasi. Proses ini dilakukan dengan alat Super
Decanter Centrifuge (SDC). Kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis
besar akan mendapat gaya yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi
Hasil pemisahannya berupa asam glutamat (GH1) dan larutan induk (GM1)
yang masih mengandung sedikit asam glutamate, sisa-sisa mikroba dan sisa
Decanter Centrifuge (SDC). Proses ini memisahkan asam glutamate (GH2) dari
3. Pencucian
sisa cairan yang masih melekat pada kristal asam glutamat (GH1) dari hasil
menyemprotkan air pada kristal asam glutamat dimana laju air harus dikontrol
supaya tidak terjadi loss kristal asam glutamat. Air hasil pencucian pertama dan
glutamat. Proses ini akan menghasilkan kristal GH3 dan GM3. GM3 yang
34
hingga konstrasinya menjadi dua kali lipat dan kembali dilakukan hidrolisis
asam sulfat dilakukan hingga pH menjadi 0-0.5 dan dengan suhu 110oC. Hasil
proses hidrolisis kemudian dibawa ke mixing tank dan didaur ulang menuju ke
proses asidifikasi.
4. Pengubahan Kristal
maksimum 2,5% dengan waktu tinggal 30 menit. Jika transformasi kristal terjadi
pada kondisi suhu yang semakin tingggi maka kelarutan kristal β yang dihasilkan
Pada tangki unit pengubah kristal akan keluar kristal dengan suhu tinggi,
fase liquid GM4. Larutan GM4 kemudian di recycle menuju ke mixing tank
bersama dengan GH3. Sedangkan hasil filtrasi GH4 merupakan asam glutamate
35
yang sudah terisolasi akan dimasukkan ke tangki reaksi untuk dilakukan proses
5. Netralisasi
asam dan basa. Tujuan proses netralisasi adalah menstabilkan molekul asam
Kristal asam glutamat yang telah terbentuk dilarutkan dalam air, kemudian larutan
mencapai pH 6,7-7,2. Proses ini dilakukan pada kondisi suhu 90oC.Pada proses ini
asam glutamat akan diubah menjadi monosodium glutamat monohidrat atau biasa
disebut neutral liquor (NL) yang kemudian akan menuju tahap purifikasi.
D. Purifikasi
bahan pengotor (impurities). Pada tahap ini ada 3 proses yang dilakukan yaitu :
1. Dekolorisasi
perlu dihilangkan supaya MSG yang dihasilkan berwarna putih karena pada
dilakukan dengan menambahkan karbon aktif kedalam NL. Karbon aktif yang
pada temperatur 85oC selama 1 jam yang bertujuan untuk mematikan bakteri
yang masih ada. Pada tangki dekolorisasi terdapat control pH yang bertujuan
pada niagara filter untuk memisahkan kembali NL yang telah jernih dari
karbon aktif yang telah mengikat kotoran-kotoran sisa media fermentasi. Pada
Liquor 1 (FL1). FL1 dialirkan pada mixing tank dengan suhu 60oC dan
tank dengan suhu 60oC dan dilakukan penambahan active carbon. Kemudian
Hasil sisa filtrasi bersama FL3 dan heavy liquor dari proses filtrasi pertama
Hasil akhir dari proses ini adalah MSG dalam bentuk liquor yang berwarna
bening. Selain itu, juga terdapat hasil samping dari karbon aktif yang tidak
37
dapat digunakan lagi disebut dengan cake atau NAC (non activ carbon) yang
pada proses selanjutnya akan digunakan sebagai bahan baku batu bata.
2. Kristalisasi II
menguapkan sebagian besar air yang yang masih terkandung di dalam FL.
Prinsip dari proses kristalisasi II ini adalah membuat larutan MSG pada
dialirkan pada Heat Exchanger sehingga terjadi pemanasan hingga suhu 60-
yang dilakukan saat seeding point dengan kondisi ph 4,5-6. Semakin tinggi
suhu pemanasan yang digunakan maka kristal yang terbentuk akan lebih
besar. Proses ini dilakukan selam 4-5 jam yang dilakukan secara
jam untuk pembentukan kristal lebih lanjut. Kristal yang terbentuk ditampung
(LC), Regular Crystal (RC), Fine Crystal (FC) yang mana kristal yang
3. Separasi II
mengandung kadar air yang cukup tinggi, sedangkan larutan induk atau
liquor 2 yang sudah tidak bisa dikristalkan lagi ini akan dikirim ke seksi
E. Pengeringan
Kristal MSG hasil separasi II memiliki kadar air 4-5%, sedangkan standar yang
telah ditetapkan oleh AJIS (Ajinomoto Japan International Standar)kadar air yang
ditetapkan harus kurang dari 0,2%. Oleh karena itu perlu adanya proses
Kristal Monosodium Glutamate yang masih dalam bentuk Kristal basah (wet
crystal) memiliki kadar air sebesar 4-6% sehingga perlu dilakukan proses
fluidized dryer. Flash dryer digunakan untuk mengeringkan kristal MSG basah
dalam hitungan milisekon. Fluidized dryer digunakan untuk kristal MSG kering
dengan berat yang relatif ringan. Kristal MSG basah dialirkan dari bawah bersama
udara panas dengan temperatur 120-130oC. Kristal MSG akan dialirkan menuju
fluidized dryer dengan cara menghembuskan udara kering pada blower dengan
kecepatan 1800 rpm dan temperatur udara 100-110oC selama 8 jam. Udara panas
yang dipakai harus memiliki tekanan uap air yang lebih kecil dari bahan yang
dikeringkan supaya terjadi transfer uap air dari bahan ke udara untuk mencapai
diuapkan dan semakin lama air dari bahan semakin berkurang yang pada akhirnya
menggunakan refrigerant propylane glycol pada suhu 30oC selama 15 menit dan
selanjutnya dilakukan uji kualitas atau mutu warna Kristal MSG dengan
menggunakan Absorbance Index (AI). Kristal yang telah memenuhi standard nilai
F. Pengayakan
meshayakan yang berbeda beda. Alat yang digunakan dalam proses pengayakan
a. Large Crystal (LC) merupakan kristal MSG yang lolos pada ayakan
berukuran ±30 mesh dan akan tertahan pada ayakan berukuran ±40 mesh.
±40 mesh dan akan tertahan pada ayakan berukuran ±60 mesh.
c. Fine Crystal (FC) merupakan kristal MSG yang lolos pada ayakan
berukuran ±100 mesh dan akan tertahan pada ayakan berukuran ±150
mesh. Kristal FC terbagi menjadi dua yaitu FC-A dan FC-B. Kristal FC-A
ukuran yang lebih besar dari kristal FC-A, kristal ini didapat dari ayakan
#40
#60
#100
FCB FCA RC LC
kristal tersebut. Misalnya kristal FC yang digunakan untuk bahan tambahan pada
bumbu mie instan atau industri sejenis, hal ini dikarenakan ukuran kristal yang
kecil. Kemudian berdasarkan pasar, kristal ukuran RC adalah jenis kristal yang
maupun FC.
G. Pengemasan
produk dari pengaruh luar agar tidak rusak.Selain itu juga untuk meudahkan
sedemikian rupa agar tetap aman meskipun terjadi kontak dengan MSG. Tahapan
1. Proses penimbangan
MSG curah yang dikemas dalam karung besar berukuran 800 dimasukkan
2. Proses Pengemasan
menjadi 2 yaitu:
42
produk MSG. Bahan pengemas ini terdiri dari dua lapis, yaitu
produk yaitu :
a. Small Size
dalam setiap kemasan. Misalnya pada kemasan berwarna kuning dan hijau
digunakan pada produk MSG dengan berat 0,9 g. Kemasan kalender warna
nila digunakan pada produk MSG dengan berat 2g. Sedangkan pada
distribusi produk. Dalam satu lembar kemasan tipe kalender terdiri dari 20
43
kemasan kecil yang mempunyai berat sama. Pada jenis kemasan ini, MSG
b. Medium Size
yaitu kemasan putih pack (PTPA), 50 g, dan 100 g. Pada jenis kemasan ini,
c. Big Size
yaitu 250g dan 500g.Pada jenis kemasan ini, MSG yang digunakan adalah
regular crystal MSG. Untuk kemasan dengnan ukuran bulk digunakan MSG
3. Proses Kartoning
Kode yang tercantum dalam karton antara lain adalah kode operator, kode line,
tanggal produksi, nomor palet dan nomor karton. Tahap selanjutnya adalah
1.5 Pemasaran
1.5.1 Produk
pangan guna memenuhi kebutuhan skala rumah tangga sampai dengan industri
lingkungan kerja.
Crystal) baik dalam negeri maupun luar negeri. Ketiga jenis kristal ini tidak hanya
berbeda secara fisik saja namun juga ketajaman rasanya, sehingga fungsi dari
ketiga jenis kristal ini juga berbeda. Untuk ketajaman rasa, kristal LC memiliki
rasa yang lebih tajam dibandingkan kristal RC dan FC. Kristal FC biasanya untuk
45
bahan tambahan pada bumbu mie instan karena ukuran kristalnya sangat kecil dan
kristal yang banyak dijumpai untuk pemenuhan pasar domestik, sedangkan kristal
ukuran LC yang biasa diekspor ke luar negeri seperti Afrika yang merupakan
• Calender Type
seperti bentuk kalender, yaitu dalam 1 lembar terdiri dari 20 kemasan kecil
• Bag Type
Pengemasan tipe bag diproses secara satu per satu atau tiap kemasan. Pada tipe
Produk MSG yang dipasarkan di dalam negeri atau pasar domestik (DOM)
dari beberapa negara seperti Bangladesh dan negara Timur Tengah lainnya
Calendar
Jambu
Calender
1.5.2 Harga
dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Penentuan harga di
47
Karton Pack
(Rp)
1.5.3 Promosi
promosi merupakan media untuk mengenalkan suatu produk atau jasa yang baru
48
atau memperkuat brand image suatu produk yang telah ada. Kegiatan promosi
a. Advertising
Promosi iini dilakukan melalui iklan di media massa seperti televisi, radio,
secara langsung.
b. Personal Selling
c. Sales Promotion
Indonesia.
Sales, Ind. Pemasarannya meliputi dalam dan luar negeri.Sebagian besar produk
dalam negeri, yaitu sebesar 80% dari produk yang dihasilkan.Kegiatan pemasaran
atau pendistribusian dalam negeri ini dilakukan langsung ke toko agen dengan
49
total 27 tujuan dan kapasitas 5 ton pada setiap tujuannya. Faktor – faktor
Indonesia memiliki pelanggan potensial yang relatif banyak, maka lebih baik
menggunakan perantara.
Masako merupakan produk yang fisiknya tidak mudah rusak dan tahan lama,
adalah tipe saluran distribusi 2 level. Menurut (Tamuntuan, 2013), pada saluran
besar.Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar, kepada agen dan
50
tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani agen dan
yaitu jalur darat dan jalur laut. Pendistribusian yang menggunakan jalur darat ini
terdiri dari 16 tujuan meliputi beberapa kota, yaitu Surabaya, Malang, Madura,
jalur laut terdiri dari 17 tujuan yang meliputi Jayapura, Makasar, Samarinda,
pemasaran yang dilakukan ini mencapai 758 kali pengiriman dalam 1 bulan yang
Mojokerto.
MSG dari H5, dan Film dari F.I 1 adalah untuk pengemasan MSG Ajinomoto.
1. Mendata penerimaanmaterial
51
52
yaitu:
b. Ballpoint
dituju.
53
Supplier, MSG dari H5, danFilm dari F.I 1 adalah mampu mendata material yang
sistem RFWMS (Sistem khusus yang digunakan Ajinomoto untuk kegiatan proses
informasi dari penelpon dan menindaklanjuti informasi atau pesan yang diterima
melaksanakan tugas.
10. Jika pihak terkait tidak berada ditempat dan tidak terdapat pesan
ini yaitu:
a. Perangkat telepon
b. Ballpoint
c. Notes Kecil
55
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelas dari
dengan baik.
Ajinomoto Mojokerto.
56
belakang mesin.
permukannsheet stensil.
7. Menggeser kunci pengepres kertas yang ada di kanan kiri baki kertas,
8. Menyetel kunci penyetel pada posisi angka, sesuai yang kita hendaki.
akan turun dan menekan stensil yang ada dalam baki kertas.
dahulu. Apabila posisi kertas belum benar atau belum sesuai dengan
ini yaitu:
1. Mesin stensil
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelas dari
58
pembimbing PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan telah mempelajari mata kuliah
mesin kantor.
menggandakan informasi dalam bentuk softcopy untuk data pihak FI.2 (Food
3. Meletakkan kertas pada kaca tempat fotocopy, dengan bagian tepi atas
ini yaitu:
a. Mesin Fotocopy
9. Personalia di Lapangan
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelas dari
60
mesin kantor.
Ajinomoto Indonesia.
DepartemenICI.
61
diarsip.
DepartemenF.I2 .
a. Ballpoint
b. Stipo
c. Outnerarsip
d. Perforator
8. Personalia di Lapangan
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelas dari
62
pembimbing PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan telah mempelajari mata kuliah
Ajinomoto Indonesia.
tahap yaitu:
2. Kemudian melihat tampilan menu yang berada di sisi kiri dan pilih
inbound produk.
produk.
b. Ballpoint
c. WI-FI
6. Personalia di Lapangan
sekali.
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelasdari
pembimbing PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan telah mempelajari mata kuliah
Indonesia.
adalah untuk mengecek data barang produksi yang ada di sistem RFWMS sama
tidaknya dengan barang yang dilapangan dan agar informasi dari General
sistem inboundproduk.
SAP
c. Ballpoint
9. Personalia di Lapangan
bulan sekali.
66
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelas dari
Indonesia.
kemasan MSG.
diproduksi :
Ingredient Control.
67
(MSG).
Glutamat (MSG).
b. Kalender
c. Outner
6. Personalia di Lapangan
F.I 2 yang terdiri dari 2 orang Material Control dengan latar belakang
bulan sekali.
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelas dari
pembimbing PKL
PT Ajinomoto Indonesia.
b. Mesin Printer
c. WI-FI
d. Ballpoint
e. Telepon
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelas dari
cara membuat GSN (Good Shipping Note) sampai pada tahap pencetakan GSN
PT Ajinomoto Indonesia.
Indonesia.
tertinggi
7. Personalia di Lapangan
F.I 2 yang terdiri dari 2 orang Material Control dengan latar belakang
bulan sekali.
katakan tidak ada, karena sudah mendapatkan pengarahan yang cukup jelas dari
pembimbing PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan telah mempelajari mata kuliah
72
kesekretariatan yang mana didalamnya termasuk cara membuat data melalui Ms.
Excel.
karyawan melalui Ms. Excel sampai pada proses pencetakan lembar absensi
karyawan.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
tahun 1969 dan mulai beroperasi tahun 1970. Tahun 1987 PT Ajinex
telah di dapatkan pengalaman baru yang di peroleh dari praktek secara langsung
Lapangan.
Indonesia.
3.2Saran
dan para peserta PKL (Praktik Kerja Lapangan) yang akan datang.
Ajinomoto Indonesia.
dengan baik.