Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAJEMEN STRATEJIK

FORMULASI STRATEGI PADA PERUSAHAAN PT INDOFOOD

DOSEN PENGAMPU :
Rebi Fara Handika, SE., M.Sc

Disusun Oleh : Kelompok 1


Rakotovao Nasoaviniavo Sarah Lynda (1910538001)
Atiqa Fadhillah Isra (2010531003)
Meisa Ersya Suryani (2010532020)
Zalfa Nada Salsabila (2010532024)
Rahman Syarif Masri (2010533012)

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2023
A. Latar Belakang PT Indofood
Pada mulanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., adalah perusahaan
bernama PT Panganjaya Intikusuma yang didirikan pada 1990 dan memulai usahanya
dalam bidang makanan ringan. Setelah berubah menjadi Indofood, perusahaan tersebut
memiliki berbagai kegiatan usaha yang telah beroperasi sejak awal dasawarsa 1980-an.
PT Indofood CBP Sukses Makmur—sebelumnya bernama Indofood Sukses
Makmur—adalah perusahaan hasil merger Panganjaya Intikusuma, anak usaha Salim
Group, dan Sanmaru Food Manufacturing pada 1 Maret 1994. Sanmaru Food
Manufacturing Co. Ltd berdiri lebih awal pada 1970 dan bergerak dalam bidang
makanan dan minuman. Perusahaan yang didirikan Djajadi Djaja, Wahyu Tjuandi,
Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma ini mengoperasikan pabriknya pada 1972 dan
menghasilkan produk bernama Indomie, yang kelak menjadi legenda. Indomie
merupakan singkatan dari "Indonesia mie."
Kemudian pada 31 Oktober 1987, Sanmaru mendirikan cabang Semarang dan
diresmikan oleh menteri Perindustrian Ir. Hartanto dan Menteri Tenaga Kerja
Soedomo. Sebelum bergabung menjadi Indofood, Sanmaru sempat memakai sarana
produksi yang dimiliki Salim Group untuk membuat Indomie. Sarana produksi tersebut
muncul setelah Sudono Salim, pemilik Salim Group, berinvestasi besar-besaran di
industri mie instan dengan mendirikan PT Sarimi Asli Jaya pada 1977, dengan produk
mi instan bermerek Sarimie.
Kerja sama penggunaan fasilitas Salim Group itu dilakukan dengan membentuk
usaha patungan di bawah bendera PT Indofood Interna pada 1984. Pembagian
sahamnya, Liem memegang 42,5 persen dan sisa 57,5 persen dikuasai Djajadi. Salim
Group, melalui bendera Indofood, juga mengakuisi produsen Supermie PT Lima Satu
Sankyu yang berdiri pada 1968. Seperti namanya, perusahaan patungan antara Sjarif
Adil Sagala dan Eka Widjaya Moeis dengan Sankyu Shokushin Kabushiki Kaisha
(Jepang) ini menghasilkan mi instan dengan jenama Supermi.
Pada 1977, perusahaan itu berganti nama menjadi PT Lima Satu Sankyu
Indonesia. Kemudian, pada 1989, setelah berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN), ia diambil alih Indofood Group dan berubah nama lagi menjadi PT Lambang
Insan Makmur dengan 100 persen sahamnya dikuasai PT Indofood International
Corporation.
Pada 1 Oktober 2009, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berganti nama
menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Dalam beberapa dekade ini, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total
Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses
produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi
produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap
kategori bisnisnya. Untuk kategori produk konsumen bermerek, PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Divisi Noodle merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya
tersebar di 17 kota di Indonesia seperti Jakarta, Tangerang, Cibitung, Bandung,
Cirebon, Semarang, Surabaya, Bandar Lampung, hingga Makassar.
Selain di dalam negeri, Divisi Noodle juga memiliki pabrik di Filipina, Cina,
Nigeria, Arab Saudi, Suriah, dan Malaysia. Produknya mi instan dengan merek
Indomie, Supermi, Sarimi, dan Sakura dalam berbagai rasa.
Ada juga Divisi Dairy yang dijalankan oleh PT Indolakto, anak perusahaan
ICBP, dan merupakan salah satu produsen terkemuka di Indonesia untuk produk susu
ultra-high temperature (UHT), susu steril dalam botol, krimer kental manis (sweetened
condensed creamer atau SCC), evaporated milk, susu pasteurisasi, susu UHT multi-
cereal, minuman mengandung susu, susu bubuk, es krim, dan mentega.
Selanjutnya, ada divisi makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi & makanan
khusus, minuman, serta kemasan. Dalam kategori bisnis distribusi, perusahaan
mendistribusikan sebagian besar produk konsumen Indofood dan anak-anak
perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga.
Terakhir, dalam kategori agribisnis, perusahaan memiliki Divisi Perkebunan
yang mengelola lebih dari 300.000 hektare perkebunan di Indonesia, serta
mengoperasikan 27 pabrik kelapa sawit, tiga lini produksi karet remah, dua lini
produksi karet lembaran, dua fasilitas pengolahan/penyulingan gula, satu pabrik kakao,
dan satu pabrik teh.
B. Penerapan Generic Strategies
Michael Porter’s Generic Strategies
1. Cost Leadership
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi
produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah.
Penerapan cost leadership pada PT Indofood dapat dilihat dari proses
produksinya. Satu proses produksi dapat digunakan untuk berbagai produk. Hal ini
membuat biaya produksi menjadi lebih hemat.
Ketika Indofood memproduksi bumbu dapur, bumbu tersebut dapat digunakan
untuk berbagai produk, seperti mie instant nya yaitu Indomie, Supermi, Sarimi, Pop
Mie, dll. Lalu untuk bumbu racik berbagai rasa, berbagai macam snack seperti chitato,
cheetos, Qtela, dll.
Pada produksi minyak, dapat digunakan untuk minyak pada mie instant nya,
minyak sayur pada Bimoli, dll.
Pada produksi tepung, dapat digunakan untuk produk tepung seperti taj mahal,
segitiga biru, kunci biru, dll. Serta untuk bahan baku pembuatan mie dan pasta.
2. Product Differentiation
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk
sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan
produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan
untuk menarik minat sebesar- besarnya dari konsumen potensialnya. Penggunaan
strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama (durable)
dan sulit ditiru oleh pesaing.
Produk indofood memiliki perbedaan produk dari pesaingnya dari salah satunya
dari segi rasa :
• Indomie
Produk indomie memiliki differensiasi produk dengan pesaing, indomie
memiliki berbagai varian rasa nusantara yang tidak dimiliki oleh produk
pesaingnya. Contoh rasa soto lamongan, soto padang, rendang, sambal matah.
• Chitato
Produk chitato memiliki differensiasi produk dengan pesaing, chitato memiliki
rasa yang berbeda dari produk pesaingnya. Contoh rasa mango sticky rice,
salted egg, Rendang.
• Susu indomilk
Susu indomilk memiliki differensiasi produk dari pesaingnya. Indomilk
memiliki rasa yang berbeda dari pesaingnya, contohnya indomilk rasa banana.
• Bumbu racik
Bumbu racik memiliki differensiasi produk dari pesaingnya. Bumbu racik
memiliki banyak varian rasa seperti bumbu racik sayur sop, lodeh, asem, nasi
goreng.
• Promina
Produk promina memiliki differensiasi produk dari pesaingnya. Promina
memiliki rasa yang berbeda seperti rasa pisang, jeruk, dan rasa ketan hitam.
• Ichi ocha
Produk ichi ocha memiliki differensiasi produk dari pesaingnya. Ichi ocha
memiliki rasa yang berbeda seperti rasa thai tea yang tidak dimiliki produk lain.
• Palmia
Palmia memiliki differensiasi produk dari pesaingnya. Palmia memiliki 2 jenis
margarin, yaitu margarin butter palmia.
3. Focus
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu
segmen pasar yang lebih sempit. Strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok
pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk — barang atau
jasa — tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik,
excellent delivery.
PT Indofood berkonsentrasi pada produksi makanan instant dan berbagai
kebutuhan bahan dapur. Mulai dari mie instant, pasta, minyak dapur, margarin, bumbu
instant, snack, susu, hingga air dalam kemasan.
Karena PT Indofood berfokus pada industri makanan, maka satu proses
produksi dapat menghasilkan beberapa jenis produk. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya dalam cost leadership. Mulai dari produksi tepung, lalu menjadi bahan
baku produksi mie instant dan pasta. Produksi minyak, lalu menjadi bahan pelengkap
mie instant. Produksi bumbu, menjadi bahan pelengkap snack dan mie instant. Produksi
susu, menjadi bahan pelengkap margarin.
C. Penerapan Grand Strategies
Seperti yang kita ketahui, PT. Indofood terutama produk mie instannya memiliki
keunikan rasa dan promosi iklan yang mengusung tema nusantara. Hal ini yang mendasari
kami bahwa PT. Indofood menggunakan strategi diferensiasi karena keunikan dan cakupan
pasar yang luas terhadap produk mie instannya. Strategi yang digunakan PT. Indofood
adalah Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy) dari Fred R. David.
Strategi ini menghendaki perusahaan melakukan pengawasan lebih terhadap distributor
(Forward Integration Strategy), pemasok (Backward Integration Strategy), dan/atau para
pesaingnya (Horizontal Integration Strategy).
Strategi Integrasi
1. Integrasi ke depan. Strategic Business Unit (SBU) Noodle, yang membawahi bisnis mie
Indofood, mempunyai sebuah keuntungan dalam proses pendistribusian produk mienya.
Hal tersebut terjadi karena di dalam Indofood terdapat SBU khusus (indomarco) yang
menangani pendistribusian seluruh produk Indofood. Indomarco sudah mempunyai
jaringan distribusi yang sangat luas, mencapai seluruh pelosok tanah air.
2. Integrasi ke belakang. Dalam hal pemasok bahan baku, Indofood bekerjasama dengan
PT Bogasari. PT bogasari, yang menyediakan tepung terigu, merupakan salah satu SBU
dari Indofood. Dalam posisi yang sama sebagai SBU itulah, kerjasama yang kuat terus
terjalin dan membuat SBU Noodle semakin kuat dalam hal bahan baku.
3. Integrasi horizontal. Akuisisi dan merger seolah menjadi strategi yang tidak diperlukan
bagi Indofood, karena Indofood merupakan perusahaan yang besar dengan segala
kelengkapannya. Indofood dalam mengembangkan bisnis mienya, lebih menekankan pada
pertumbuhan organic atau melalui startegi pengembangan produk baru dan strategi
penetrasi pasar secara lebih dalam.
Strategi Intensif
1. Penetrasi pasar. Dalam kaitannya untuk melakukan penetrasi pasar dan melakukan
perlawanan terhadap Mie Sedaap, Indofood melakukan integrated marketing. Pihak
Indomie mengandalkan strategi komunikasi yang saling teintegrasi baik above the line
(ATL) maupun below the line (BTL). Kreativitas pesan yang disampaikan mencerminkan
personifikasi merek Indomie sebagai mie instan keluarga yang lezat dan bergizi. Dalam
iklan versi Gita Gutawa, misalnya, Indomie terlihat mempertegas kembali bahwa
segmentasinya adalah remaja dan keluarga. Sementara itu, mereka juga menggelar kegiatan
Indomie Jingle Dare untuk pelajar SMU, mensponsori acara Indonesian Idol, Mama Mia,
serta kegiatan ibu-ibu PKK.
2. Pengembangan pasar. Indonesia dengan wilayah yang luas dan penduduknya yang besar
merupakan pasar yang menarik. Berdasarkan data, pada tahun 1999 konsumsi mie instan
sebesar 5,2 milyar bungkus. Dengan asumsi pertumbuhan per tahun 10%, maka pada tahun
2007 konsumsi mie instan di Indonesia adalah sebesar 11 milyar bungkus. Salah satu
channel distribusi yang telah dipunyai Indofood adalah warung indomie. Cara yang
digunakan untuk mengefektifkan warung tersebut adalah dengan mengajarkan para
pengelola warung membuat Indomie, men-support warung-warung mereka dengan
spanduk, sekaligus memonitor ketersediaan produk Indomie.
Menurut Ronald, pakar marketing, pengelola warung Indomie merasakan puas atas
dukungan dari pihak Indofood. Warung Indomie hanyalah salah satu contoh tentang
bagaimana Indofood berusaha melakukan pengembangan pasar lebih luas. Contoh yang
lain adalah dengan mendistribusikan produknya sampai ke warung-warung kecil. Dengan
dukungan Indomarco, perusahaan distribusi ilik Indofood, mie-mie milik Indofood tanpa
kesulitan berhasil menembus warung-warung kecil tersebut.
3. Pengembangan produk. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan dalam kondisi
konsumen yang menginginkan variasi rasa beragam, Indofood menanggapinya dengan
melakukan diversifikasi produknya. Pengembangan produk baru tersebut untuk dilakukan
untuk meningkatkan penjualan Indofood dan sekaligus menghadang pergerakan
competitor. Pada tahun 2004, Indofood memanfaatkan Sarimi dan Supermi untuk
menghadang laju Mie Sedaap. Indofood meluncurkan Supermi Sedaaap—yang notabene
punya tipografi brand yang mirip dengan Mie Sedaap. Kalau Mie Sedaap memakai
tagline“Jelas Terasa Sedaapnya,” Supermi Sedaaap memakai tagline “Pasti Sedaaapnya.”
Tak cukup sampai di sana, Indofood juga menyerangnya dengan melempar fighting brand
Mie Sayaaap–Sayap adalah sinonim dari Wings. Tetapi, merek tersebut kemudian mati.
Untuk menghadang kompetitor Indofood meningkatkan belanja iklannya menjadi Rp 11,3
miliar pada 2004. Adapun Mie Sedaap waktu itu belanjanya mencapai Rp 9,9 miliar.
Pada tahun 2006, meluncurkan varian baru, Indomie Goreng Kriuk dengan 3 Diva sebagai
endorser-nya. Padahal, kata “Kriuk” sudah lebih dulu digunakan oleh Mie Sedaap. Pada
tahun 2007, Indofood luncurkan Sarimi Soto Koya, dengan Luna Maya sebagai endorser-
nya. Setelah itu, pada tahun 2008, Indofood meluncurkan Supermi Go: Gobang (goreng
bawang), Gokar (goreng kari), dan Goso (goreng soto). Grand launching tersebut ditandai
dengan dicatatnya event launching Supermi Go “Makan Mie Serentak dengan Peserta
Terbanyak (lebih dari 30 ribu orang)” di rekor MURI.
Strategi Diversifikasi
Strategi Indofood untuk meluncurkan Pop Mie bisa digolongkan kedalam strategi
diversifikasi. Dengan konsep pengemasannya yang berbeda, walaupun merupakan produk
mie juga, Pop Mie menjadi produk hasil diversifikasi. Dari hal tersebut di atas, dapat dibuat
kesimpulan bahwa Indofood telah melakukan strategi diversifikasi konsentrik dengan
menghadirkan Pop Mie ke dalam pasar.
Strategi Defensif

Mengingat kondisi pasar yang belum meyakinkan, ada kalanya saham – saham defensif
diburu orang.
INDF berkonsolidasi sehat menguji resist line nya di 6800. Selama saham ini mampu
bertahan di atas level support 6500, maka terbuka ruang kenaikan kembali menuju 7350
dengan minor target 7025. MACD yang mendatar menunjukan saham ini berada dalam
fase akhir konsolidasinya.
Rekomendasi : Speculative buy di area 6700 – 6825. Stoploss level 6500.

Anda mungkin juga menyukai