Latar Belakang
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan besar yang sangat
terkenal di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan makanan dan
minuman yang didirikan pada tahun 1971 dan memiliki cabang hampir di semua daerah
di Indonesia dengan mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk
makanan olahan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis,
kandungan gizi, rasa, praktis, aman dan halal dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas
Indofood untuk menjamin mutu produk yang selalu prima. Indofood adalah perusahaan
makanan perdana di Indonesia, dan menguasai pasaran dalam negeri melalui berbagai
produknya, termasuk mi instan, tepung terigu, berbagai merek minyak dan lemak
nabati, makanan bayi, serta makanan ringan. Indofood juga memproduksi produk
bumbu makanan. Merek- merek yang memainkan peranan penting dalam menopang
stabilitas bisnis Indofood dan kekuatan fundamental Indofood antara lain mi instan
Indomie, Supermi, Sarimi dan Sakura, minyak sayur Bimoli dan Sunrise, margarin Royal
Palmia dan Simas, makanan ringan Chiki, Chitato dan Jet-Z, produk makanan bayi
Promina dan Sun, serta kecap Indofood dan Piring Lombok. PT. Indofood Sukses
Makmur, Tbk. cabang Bandung didirikan pada bulan Mei tahun 1992 dengan nama PT.
Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT. Sanmary Food
Manufacturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan
Oktober 1992. Beberapa tahun kemudian, yaitu pada tahun 1994, perseroan ini
mengubah namanya menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, yang khusus bergerak dalam
bidang pengolahan mi instan. Perubahan nama ini disebabkan adanya penggabungan
beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group menjadi empat divisi
utama, yaitu Divisi Produk Konsumen Bermerek, yang mencakup mi instan, bumbu
penyedap makanan, makanan ringan, serta nutrisi dan makanan khusus, kemudian
Divisi Bogasari, Divisi Minyak dan Lemak Nabati, serta Divisi Distribusi. Salah satu tanda
keberhasilan PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung yaitu diperolehnya sertifikat
sistem manajemen mutu ISO 9002 pada bulan Desember 1998, yang diserahkan di
Jakarta pada tanggal 3 Maret 1999. Kemudian terjadi perubahan nama dari PT. Indofood
Sukses Makmur menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Huruf tambahan pada nama
tersebut merupakan singkatan dari kata “Terbuka”, yang sekaligus menunjukkan
perusahaan ini telah go public. Saat ini, Indofood adalah perusahaan pembuat mi instan
terbesar dan pembuat bumbu terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi sekitar 13
milyar bungkus mi dan 3,6 juta ton tepung terigu per tahun. Indofood memiliki jaringan
distribusi terluas di Indonesia. Produk yang menjadi andalan dari perusahaan iniadalah
produk mi instan yang dikenal dengan merek “Indomie”. Baik naik atau turunnya
penjualan tergantung juga kepada persepsi konsumen terhadap produk tertentu.
Persepsi konsumen mengenai suatu produk sangat menentukan bagaimana penilaian
konsumen terhadap produk tersebut, apakah baik atau buruk, sesuai atau tidak sesuai
dengan kebutuhan mereka. Persepsi adalah proses bagaimana seorang individu
memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler, 2000). Persepsi konsumen
mengenai mi instan Indomie juga akan menentukan bagaimana citra merek (brand
image) Indomie di mata mereka. Brand image sendiri sebenarnya adalah kumpulan
keyakinan atas suatu merek (Kotler, 2003). Kekuatan brand image dan kualitas dari
tingkat penerimaan produk, serta informasi yang disampaikan kepada konsumen yang
bersangkutan sangat menentukan penerimaan konsumen pada produk tersebut. Brand
Image Indomie sebenarnya telah lama melekat pada konsumen, bahkan konsumen
seringkali menyebut produk mi instan lain dengan sebutan “Indomie”. Untuk
membangun suatu brand image, haruslah menggunakan suatu strategi, agar produsen
dapat menonjolkan atribut-atribut yang melekat pada produk itu. Produsen Indomie
menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar
sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran. McCharty (dalam
Kotler, 2003) mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas (4 P)
yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Namun
konsumen yang menjadi target pemasaran perusahaan juga bergantung kepada area
tempat dipasarkannya Indomie. Saat ini semakin banyak produk mi instan merek lain
yang beredar di pasaran dan siap bersaing dengan Indomie dengan segala atribut yang
juga mereka tawarkan. Image mahasiswa terhadap salah satu produk tentu sangat
menentukan keyakinan mereka terhadap produk tersebut dan apakah produk itu
menjadi pilihan mereka atau tidak.
Perencanaan, Strategis & Analisis SWOT Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Jakarta – Indofood Agri Resources Ltd, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang
sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura, menguasai hingga 64,4 persen saham PT PP
London Sumatera Indonesia Tbk. IndoAgri dan anak usahanya PT Salim Ivomas Pratama
menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan pemegang saham mayoritas
Lonsum yakni First Durango Pte Ltd, Ashmore Investment Management Limited selaku
manajer investasi serta Keluarga Sariaatmadja pada 25 Mei 2007. Senin (28/5/2007).
Grup IndoAgri akan mengakuisi 500.095.000 saham Lonsum yang telah diterbitkan dan
surat utang wajib konversi (Mandatory Convertible Notes/MCN) sebesar US$ 47 juta
yang akan jatuh tempo pada tahun 2009. MCN ini diterbitkan oleh Lonsum dan wajib
dikonversikan dengan harga nominal menjadi 269.343.500 saham baru yang telah
disetor penuh, dengan nilai tunai sekitar Rp 5 triliun. Grup IndoAgri telah menyetujui
untuk menempatkan deposito sejumlah US$ 10 juta pada agen escrow, yang akan
tergantung kepada penyelesaian rencana pengambil-alihan. Setelah penyelesaian
transaksi pengambilalihan dan dengan asumsi bahwa MCN telah dikonversi, maka Grup
IndoAgri akan menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sekitar 64,4
persen dari modal yang telah ditingkatkan. Pada saat penyelesaian transaksi
pengambilalihan, penawaran tender atas sekitar 35,6 persen saham Lonsum
berdasarkan modal yang telah ditingkatkan, harus dilaksanakan pada harga
sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam. Total nilai dari rencana pengambil-
alihan dan penawaran tender akan dibiayai dari dana internal dan pinjaman. Tergantung
kepada evaluasi selanjutnya, sebagian pinjaman kemungkinan dapat dibiayai kembali
dengan modal atau aktifitas fund raising. Rencana akuisisi ini akan didasarkan pada
pelaksanaan due diligence oleh Grup IndoAgri, persetujuan para pemegang saham
IndoAgri, Indofood dan First Pacific Company Limited HKEx:00142, serta seluruh institusi
yang terkait di Indonesia, Singapura dan Hong Kong. Rencana pengambilalihan akan
memperkuat bisnis model perkebunan terpadu Grup IndoAgri, antara lain
mengembangkan usaha inti yaitu perkebunan, memperluas lahan dan perkebunan yang
telah ditanami dengan kelapa sawit, meningkatkan produksi, memenuhi kebutuhan
internal untuk CPO dan menjadi produsen atas bibit kelapa sawit unggul. Direktur
Indofood Thomas Tjhie menyatakan, melalui rencana pengambilalihan ini, realisasi
rencana jangka panjang Grup IndoAgri untuk memiliki 250.000 hektar perkebunan
kelapa sawit akan dapat dipercepat. “Setelah penyelesaian transaksi akuisisi, Grup
IndoAgri akan menjadi salah satu pemilik perkebunan yang terbesar di Indonesia,” ujat
Thomas. Grup IndoAgri adalah perusahaan perkebunan yang terintegrasi dan pengolah
minyak goreng, margarin dan shortenings dengan merek terkemuka. Pada tanggal 31
Maret 2007, Grup IndoAgri memiliki lahan perkebunan sekitar 224.083 hektar,
diantaranya sekitar 74.878 hektar telah ditanami dengan kelapa sawit. Dengan rencana
pengambilalihan ini, total lahan perkebunan dan total lahan yang telah ditanami dengan
kelapa sawit masing-masing akan meningkat menjadi sekitar 387.483 hektar dan sekitar
138.081 hektar. Secara keseluruhan luas lahan yang telah ditanami adalah sekitar
165.000 hektar termasuk tanaman karet dan tanaman lainnya..
Produk
Noodles : Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop
Bihun, Mie Telur Cap 3 Ayam
Dairy (Susu) : Indomilk, Cap Enak, Tiga Sapi, Kremer, Milkuat,
Orchid Butter, Indoeskrim
Snack Foods : Chitato, Chiki, Qtela, Jetz, Cheetos, Lays, Trenz,
Dueto, Wonderland Biskuit
Food Seasonings (Bumbu-bumbu Makanan) : Indofood Bumbu
Racik, Indofood Freiss, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Kecap Piring
Lombok, Maggi, Bumbu Spesial Indofood
Nutrition and Special Food : Promina, Sun, Govit, Provita
Beverages (Minuman) : Ichi Ocha, Cafèla Latte, Club, Tekita,
Fruitamin, Pepsi, Mirinda, 7Up, Tropicana Twister
b) Price
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau
paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan
terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai
hanya sekitar Rp. 1500 – Rp.3.500
c) Places
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus
sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin
diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi
yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada
area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga
setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang
sesingkat mungkin (www.indofood.com). Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga
bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo
(warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai
menu utama)
d) Promotion
1. Tagline : Indomie Seleraku
2. Iklan : Billboard, iklan TV, sponsor acara
3. Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk
setiap Burjo).
Strength, Weakness, Opportunity, and Threaths PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
A. Strength
1. Keahlian dalam cita rasa Indonesia
2. Produksi rendah biaya
3. Jangkauan distribusi luas
4. Kecepatan dalam menjangkau konsumen
5. Brand yang sudah terkenal
B. Weakness
1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan
2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi
C. Opportunity
1. Melakukan ekspansi ke luar negeri
2. Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis
3. Melakukan diversifikasi terhadap produk lain
D. Threaths
1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk
Tentang permintaan pasar terhadap Mie Sedap sangat bagus. Bahkan saat ini
produksinya belum bisa memenuhi permintaan pasar. Indofood tak bisa diam terlalu
lama melihat agresivitas para pesaingnya. Belakangan, aktivitas beriklan, varian anyar,
hingga kegiatan lini bawah aktif digelar demi mempertahankan pangsa pasar sekaligus
gelar sang pemimpin. Enam tahun lalu, Indofood masih menjadi penguasa mutlak pasar
mie instant Indonesia. Bayangkan, ketika itu Indofood menguasai sekitar 90% pangsa
pasar! Sebagai dominant market leader, Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya
sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap dari
WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.
Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap dengan meluncurkan
Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap, dan gimmick ”Beli 5 Gratis 1” dalam
rentang waktu yang cukup panjang. Reaksi Indofood yang cenderung impulsif ini dinilai
para pengamat kurang strategis, terlalu pragmatis, ”terjebak permainan challenger”--
kesalahan yang sering dilakukan oleh bigbrands. Tidak mau tersandung di batu yang
sama untuk kedua kalinya, tahun ini Indofood meluncurkan strategi marketing yang
lebih komprehensif yang lebih menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader.
Hampir semua brand dalam portfolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru
maupun peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye ”Selera
Nusantara” yang lebih modern. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung produk
unggulan Mie Sedaap Soto Ayam—dengan meluncurkan produk Sarimi Soto Koya yang
di-endorse oleh Luna Maya. Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan
produk baru: mie goreng rasa soto (GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar).
Indofood juga menggunakan Slank untuk meng-endorse Supermi—Supermi tampaknya
akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood setelah Indomie yang menyumbang
hampir separuh omset divisi noodle Indofood. Akan halnya Pop Mie, meskipun saat ini
bisa dibilang melenggang sendiri tanpa head oncompetitor, Indofood sudah
mengantisipasinya dengan upaya building brand melalui kampanye dan promosi di
kalangan remaja.
Kekhawatiran Indofood terhadap para pesaingnya sangat dimaklumi. Menurut catatan
MIX, pada 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar 90%. Begitu Mie Sedap
masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga kompetitif, dan promo yang gebyar,
pangsa pasar Indofood mulai goyah. Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun,
diperkirakan menjadi sekitar 75%--25% sisanya diperebutkan oleh pesaingnya. Kini
pangsa pasar Indofood tinggal 70%.
N
o Material Supplier Lokasi
Supermova Jakarta
Respati Jakarta
Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk
melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam
perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing(Pembelian), Ware
House (Gudang), PDQC dan Finance and Accounting. Ke enam bagian ini memegang
peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga produksi dapat berlangsung karena ketersediaan bahan baku
tersebut.
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran),
pressing (pengepresan), slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying(penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan).
Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :
1. Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang
terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa
ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen.
Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata
lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini
berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35oC.
2. Pressing atau Pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin
pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll
press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi
pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll
presssehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak
terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung
dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah
1,12 – 1,18 mm.
3. Slitting atau Pembentukan Untaian
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian
siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke
dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga
terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.
4. Streaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar
dari slitter secara kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang
memiliki tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan
akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65 oC. Tujuannya
adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam
proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang
menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.