Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHU

LUN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu

perusahaan besar yang sangat terkenal di Indonesia. Perusahaan ini

bergerak di bidang pengolahan makanan dan minuman yang

didirikan pada tahun 1971 dan memiliki cabang hampir di semua

daerah di Indonesia dengan mencanangkan suatu komitmen untuk

menghasilkan produk makanan olahan bermutu, aman, dan halal

untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa,

praktis, aman dan halal dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas

Indofood untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.

Indofood adalah perusahaan makanan perdana di Indonesia,

dan menguasai pasaran dalam negeri melalui berbagai produknya,

termasuk mi instan, tepung terigu, berbagai merek minyak dan

lemak nabati, makanan bayi, serta makanan ringan. Indofood juga

memproduksi produk bumbu makanan. Merek- merek yang

memainkan peranan penting dalam menopang stabilitas bisnis


Indofood dan kekuatan fundamental Indofood antara lain mi instan

Indomie, Supermi, Sarimi dan Sakura, minyak sayur Bimoli dan

Sunrise, margarin Royal Palmia dan Simas, makanan ringan Chiki,

Chitato dan Jet-Z, produk makanan bayi Promina dan Sun, serta

kecap Indofood dan Piring Lombok (www.indofood.com).


PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. cabang Bandung

didirikan pada bulan Mei tahun 1992 dengan nama PT. Karya

Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT.

Sanmary Food Manufacturing Company Ltd. yang berpusat di

Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Beberapa

tahun kemudian, yaitu pada tahun 1994, perseroan ini mengubah

namanya menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, yang khusus

bergerak dalam bidang pengolahan mi instan. Perubahan nama ini

disebabkan adanya penggabungan beberapa anak perusahaan yang

berada di lingkup Indofood Group menjadi empat divisi utama, yaitu

Divisi Produk Konsumen Bermerek, yang mencakup mi instan,

bumbu penyedap makanan, makanan ringan, serta nutrisi dan

makanan khusus, kemudian Divisi Bogasari, Divisi Minyak dan

Lemak Nabati, serta Divisi Distribusi (Media Indofood, September-

November 2005)

Salah satu tanda keberhasilan PT. Indofood Sukses Makmur


cabang

Bandung yaitu diperolehnya sertifikat sistem manajemen mutu ISO

9002 pada bulan Desember 1998, yang diserahkan di Jakarta pada

tanggal 3 Maret 1999. Kemudian terjadi perubahan nama dari PT.

Indofood Sukses Makmur menjadi PT. Indofood Sukses Makmur,


Tbk. Huruf tambahan pada nama tersebut merupakan singkatan dari

kata “Terbuka”, yang sekaligus menunjukkan perusahaan ini telah

go public.

Saat ini, Indofood adalah perusahaan pembuat mi instan

terbesar dan pembuat bumbu terbesar di dunia, dengan kapasitas

produksi sekitar 13 milyar bungkus mi dan 3,6 juta ton tepung terigu

per tahun. Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di

Indonesia. Produk yang menjadi andalan dari perusahaan ini


adalah produk mi instan yang dikenal dengan merek “Indomie”.

Sekitar tahun 1990-an perusahaan ini menguasai produksi mi instan

di seluruh Indonesia, dengan segala sumber bahan dasar yang

bermutu dan didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia maupun

dari luar negeri. Produk mi instan lain sempat dipasarkan, tetapi

tetap kalah dibandingkan dengan Indomie (www.indofood.com).

Mulai sekitar tahun 2004, persaingan semakin tajam.

Produsen makanan lain mulai mengadakan berbagai inovasi produk

dan mulai menyaingi Indomie, baik dari segi rasa, kemasan, maupun

bentuk mi. Misalnya Mie Sedaap keluaran Wings Group, kini sudah

menguasai 15 % pangsa mi instan. Produsen lainnya seperti Mi

Gaga, atau Selera Rakyat dari ABC, Salami, dan Alhamie juga

mulai mendapat pangsa pasar walaupun tidak segencar Mie Sedaap

(www.pengusaha.rad.net.id).

Oleh karena itu, khususnya sejak dua tahun terakhir, dominasi

Indomie di pasaran mulai menurun karena konsumen mulai melirik

mi instan merek lain. Menurut Manager Personalia PT. Indofood

Sukses Makmur, Tbk cabang Bandung, penjualan Indomie di daerah

Bandung memperlihatkan angka penurunan sekitar 40% terhitung

sejak tahun 2004. Penurunan penjualan ini otomatis berdampak pada


menurunnya pendapatan perusahaan sehingga pada akhir tahun 2005

terjadi pemutusan hubungan kerja pada 250 orang karyawan pabrik

Indomie cabang Bandung. Selain itu, produsen Indomie

memutuskan untuk memasang iklan di televisi bahwa untuk

pembelian lima bungkus Indomie diberikan bonus satu bungkus,

padahal harga Indomie sudah termasuk murah


(www.pengusaha.rad.net.id). Gejala ini menggambarkan upaya

Indofood untuk meraih kembali pangsa pasar Indomie.

Baik naik atau turunnya penjualan tergantung juga kepada

persepsi konsumen terhadap produk tertentu. Persepsi konsumen

mengenai suatu produk sangat menentukan bagaimana penilaian

konsumen terhadap produk tersebut, apakah baik atau buruk, sesuai

atau tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Persepsi adalah proses

bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi, dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler, 2000).

Persepsi konsumen mengenai mi instan Indomie juga akan

menentukan bagaimana citra merek (brand image) Indomie di mata

mereka. Brand image sendiri sebenarnya adalah kumpulan

keyakinan atas suatu merek (Kotler, 2003). Berbagai atribut-atribut

yang melekat pada produk dengan merek tertentu ditawarkan oleh

produsen kepada konsumen. Ketertarikan terhadap tawaran atribut-

atribut tersebut memungkinkan konsumen ingin mencoba produk

yang ditawarkan sehingga konsumen memiliki pengalaman.

Kemudian pengalaman-pengalaman konsumen dengan atribut-

atribut inilah yang akan diseleksi oleh proses persepsi yang terus
berulang sehingga membentuk keyakinan tertentu terhadap mi instan

Indomie. Misalnya seorang konsumen tertarik ketika melihat iklan

mi instan dengan merek Indomie yang memperlihatkan bahwa

Indomie memiliki rasa yang lezat, kemudian ia tertarik untuk

mencoba. Setelah mencoba, ia mempersepsikan bahwa Indomie

rasanya benar-benar enak, dan proses ini terus berulang, maka akan

terbentuk keyakinan yang positif terhadap rasa Indomie.


Kekuatan brand image dan kualitas dari tingkat penerimaan

produk, serta informasi yang disampaikan kepada konsumen yang

bersangkutan sangat menentukan penerimaan konsumen pada

produk tersebut. Brand Image Indomie sebenarnya telah lama

melekat pada konsumen, bahkan konsumen seringkali menyebut

produk mi instan lain dengan sebutan “Indomie”. Untuk

membangun suatu brand image, haruslah menggunakan suatu

strategi, agar produsen dapat menonjolkan atribut-atribut yang

melekat pada produk itu. Produsen Indomie menggunakan sejumlah

alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar

sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran.

McCharty (dalam Kotler, 2003) mengklasifikasikan alat-alat itu

menjadi empat kelompok yang luas (4 P) yaitu produk (product),

harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Melalui

penilaian terhadap keempat aspek inilah maka konsumen dapat

menentukan apakah ia yakin atau tidak terhadap produk yang

ditawarkan, sehingga dapat menentukan bagaimana perilakunya di

masa yang akan datang.

Konsumen Indomie bisa berasal dari semua kalangan, baik

dari segi usia maupun tingkat perekonomian. Namun konsumen


yang menjadi target pemasaran perusahaan juga bergantung kepada

area tempat dipasarkannya Indomie. Misalnya untuk di area

kompleks perumahan, tentu target pemasarannya adalah para ibu

rumah tangga. Sedangkan di sekitar area kampus, tentu target

pemasarannya adalah mahasiswa, terutama mahasiswa yang tinggal

di kos dan bermukim di sekitar kampus.


Mahasiswa yang tinggal di kos biasanya lebih memilih

makanan yang praktis, mudah didapat, serta mudah cara

penyajiannya. Hal ini berkaitan dengan kesibukan para mahasiswa,

serta karakteristik mereka yang terkadang kurang memperhitungkan

nilai gizi yang terkandung dalam makanan, yang penting makanan

tersebut dapat tersaji dengan cepat dan terasa mengenyangkan.

Produk mi instan merupakan salah satu produk yang paling digemari

sebagai menu alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan makanan

sehari-hari bagi para mahasiswa ini. Namun produk mi instan yang

ditawarkan tidak hanya mi instan Indomie. Saat ini semakin banyak

produk mi instan merek lain yang beredar di pasaran dan siap

bersaing dengan Indomie dengan segala atribut yang juga mereka

tawarkan. Image mahasiswa terhadap salah satu produk tentu sangat

menentukan keyakinan mereka terhadap produk tersebut dan apakah

produk itu menjadi pilihan mereka atau tidak.

Oleh karena itu maka peneliti mengadakan wawancara

singkat terhadap 20 orang mahasiswa yang kos di lingkungan

Universitas “X” Bandung yang sudah pernah mengkonsumsi mi

instan Indomie, kemudian ditanyakan mengenai pendapat mereka

terhadap produk tersebut. Ketika ditanyakan mengenai keyakinan


mereka terhadap rasa Indomie, 80 % yakin bahwa Indomie memiliki

rasa yang lezat dibanding mi instan lain, sedangkan 20% lainnya

yakin bahwa mi instan merk lain lebih enak. Kemudian 65% yakin

bahwa rasa Indomie cukup variatif, sedangkan sisanya sebanyak

35% yakin bahwa rasa Indomie kurang variatif. Dari seluruh varian

Indomie, 45% yakin bahwa variasi rasa tersebut


tersedia di banyak tempat yang menjual Indomie, sedangkan 55%

lainnya yakin bahwa variasi rasa tersebut tidak tersedia di banyak

tempat atau sulit ditemukan.

Mengenai kemasan Indomie, 35% yakin bahwa kemasannya

cukup menarik, 35% yakin kemasan mi instan merk lain lebih

menarik, dan 30% lainnya yakin bahwa kemasan Indomie biasa saja,

sama seperti mi instan merk lainnya. Harga Indomie dibandingkan

dengan mi instan lain, 25% yakin Indomie lebih murah, 10 % yakin

Indomie lebih mahal, sedangkan 65% responden yakin bahwa harga

Indomie standar atau sama saja dengan mi instan lainnya. Mengenai

besarnya ukuran isi Indomie dibanding mi instan lainnya, 60% yakin

bahwa Indomie lebih kecil, 40% yakin bahwa ukuran Indomie sama

saja dengan mi instan lain. Dilihat dari iklan, 30% responden yakin

bahwa iklan Indomie lebih menarik, 55% yakin bahwa iklan mi

instan lain lebih menarik, sedangkan sisanya 15% dari responden

yakin bahwa iklan Indomie sama saja dengan iklan mi instan

lainnya.

Ketika ditanyakan apakah responden pernah mencoba mi

instan lain selain Indomie, 100% menjawab pernah dan ketika

ditanyakan alasannya, 50% responden menjawab karena iklan,


25% karena rasa mi instan lain lebih sesuai dengan selera, 10%

menjawab karena diberi tahu oleh orang lain mengenai mi instan

merk lain, 10% menjawab karena melihat di supermarket dan

tertarik ingin mencoba, sedangkan sisanya 5% menjawab karena isi

mi instan lain lebih banyak.

Dari data yang diperoleh di atas, menunjukkan bahwa

mahasiswa yang kos di lingkungan Universitas “X” Bandung

memiliki brand image tertentu mengenai Indomie. Namun

dengan adanya produk pesaing, maka tidak menutup


kemungkinan adanya brand image lain selain Indomie, sehingga

mempengaruhi image mereka terhadap Indomie. Hal ini mendorong

peneliti untuk mengadakan penelitian guna memperoleh gambaran

yang lebih mendalam mengenai brand image Indomie pada

mahasiswa yang kos di lingkungan Universitas “X” Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di

atas, maka ingin diketahui “Bagaimana gambaran brand image

Indomie pada mahasiswa yang kos di lingkungan Universitas “X”

Bandung?”

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud penelitian

Memperoleh gambaran tentang brand image Indomie pada

mahasiswa yang kos di lingkungan Universitas “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan penelitian

Memperoleh paparan yang lebih rinci dan mendalam tentang


brand image

Indomie pada mahasiswa yang kos di sekitar Universitas “X” Bandung.


1.4 Kegunaan

1.4.1 Kegunaan teoretis:

1.) Menjadi acuan bagi penelitian berikutnya yang berkaitan

dengan brand image Indomie.


2.) Menambah informasi tentang brand image bagi bidang

ilmu psikologi konsumen yang telah ada.

1.4.2 Kegunaan praktis:

1.) Memberikan informasi kepada PT. Indofood Sukses

Makmur, Tbk mengenai gambaran brand image Indomie

pada mahasiswa yang kos di sekitar Universitas “X”

Bandung

2.) Memberikan informasi kepada PT. Indofood Sukses

Makmur, Tbk mengenai aspek-aspek yang membentuk

brand image positif dan brand image negatif sehingga

dapat ditindaklanjuti dengan meningkatkan atau

mempertahankan aspek-aspek tersebut.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa menempuh pendidikan di perguruan tinggi dapat

berasal dari dalam kota maupun luar kota. Dengan

mempertimbangkan alasan-alasan tertentu, biasanya mahasiswa

yang berasal dari luar kota atau tinggal di tempat yang jauh dari

kampus lebih memilih untuk tinggal di kos yang letaknya tidak jauh

dari Universitas atau Sekolah Tinggi tempat mereka menuntut ilmu,


salah satunya di Universitas “X” Bandung. Sebagai mahasiswa yang

tinggal jauh dari orang tua, mahasiswa yang kos di lingkungan

Universitas “X” Bandung memiliki tuntutan untuk lebih mandiri

dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri, termasuk kebutuhan

akan makanan. Kebanyakan tempat kos biasanya jugatidak

menyediakan masakan seperti yang biasanya ada di rumah, sehingga

mahasiswa yang tinggal di kos cenderung memiliki kebutuhan akan

makanan yang praktis,


cepat dalam penyajiannya, serta enak rasanya. Salah satu produk

yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa ini adalah mi instan;

produk yang termasuk murah, dikemas secara praktis, serta cepat

cara penyajiannya.

Sebagai anggota masyarakat yang memiliki orientasi

konsumtif tinggi, mahasiswa sangat menyadari akan produk atau

merek baru. Mereka secara alami sering mencoba-coba dan banyak

meluangkan waktu di daerah pertokoan. Menurut pandangan umum,

individu muda seringkali membeli suatu produk secara impulsif dan

kurang rasional. Hasil suatu penemuan membuktikan bahwa banyak

responden (berusia 14-25 tahun) membandingkan harga dengan

merek sebelum membeli. Hal ini berlaku pula untuk produk mi

instan. Mahasiswa mempertimbangkan berbagai hal mengenai suatu

produk dengan merek tertentu.

Saat ini produk mi instan dengan berbagai macam merek

telah beredar di pasaran. Dalam hal ini produsen biasanya

menawarkan produk dengan merek tertentu sekaligus atribut-atribut

yang melekat pada produk tersebut sehingga dapat menarik

perhatian konsumen. Salah satu produk mi instan yang terkenal

yaitu mi instan dengan merek Indomie misalnya, ditawarkan oleh


produsen sebagai produk yang lezat, murah, dan praktis cara

penyajiannya. Merek “Indomie“ bertanggung jawab dalam

menciptakan dan memberikan kepuasan kepada konsumen supaya

loyal dan mengkonsumsi berulang-ulang. Informasi tentang merek

dicari oleh mahasiswa melalui berbagai media yang digunakan oleh

perusahaan untuk menyampaikan pengetahuan sekaligus mengenai

atribut yang melekat pada merek tersebut.


Atribut-atribut di atas oleh McCharty (dalam Kotler, 2000)

dikelompokkan melalui keempat alat bauran pemasaran yang

disebut aspek empat P (four Ps) yaitu produk (product), harga

(price), tempat (place), dan promosi (promotion). Product, yaitu

penawaran ‘berwujud’ yang ditawarkan perusahaan kepada pasar,

yang mencakup keragaman produk, kualitas, rancangan, rasa,

bentuk, nama merek, kemasan , dan ukuran produk. Price,

merupakan jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk

produk tertentu. Place, yaitu berbagai kegiatan yang dilakukan

perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi

pelanggan sasaran. Misalnya saluran pemasaran, cakupan pasar,

pengelompokan, lokasi, persediaan, transportasi. Sedangkan aspek

yang ke empat, promotion, merupakan semua kegiatan yang

dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan

mempromosikan produknya kepada pasar sasaran, melalui promosi

penjualan, periklanan, tenaga penjualan, public relation, dan

pemasaran langsung.

Mahasiswa yang kos tentu memiliki persepsi yang berbeda

mengenai produk mi instan mana yang sesuai dengan kebutuhan

mereka. Mahasiswa yang berbeda dapat memiliki persepsi yang


berbeda tentang mi instan Indomie. Persepsi adalah proses

bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi, dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler, 2000).

Persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu produk yang sama

dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu individu, karakteristik

produk seperti kemasan, bentuk, warna, aroma, rasa, dan lain

sebagainya. Persepsi melalui tiga proses yaitu perhatian selektif

(selective
attention), distorsi selektif (selective distortion), dan ingatan atau

retensi selektif (selective retention). Selective attention adalah

sebuah proses dimana mahasiswa menyaring sebagian besar

rangsangan, karena tidak mungkin semua rangsangan dapat

ditanggapi. Selective distortion adalah kecenderungan mahasiswa

untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan

menginterpretasikan informasi itu dengan cara yang akan

mendukung pra-konsepsi mereka. Sedangkan selective retention

adalah kecenderungan mahasiswa untuk mengingat hal-hal baik

yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-

hal baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing. Hal ini

menjelaskan mengapa para pemasar menggunakan drama dan

pengulangan dalam mengirimkan pesan ke pasar sasaran mereka.

Ketiga proses inilah yan menyertai terbentuknya persepsi tertentu

terhadap mi instan Indomie (Kotler, 2000).

Persepsi yang berulang-ulang mengenai Indomie akan

membentuk suatu keyakinan di dalam diri mahasiswa melalui

tindakan dan pembelajaran. Dalam bentuk konkrit, misalnya seorang

mahasiswa yang kos mengkonsumsi Indomie, lalu produk Indomie

tersebut dipersepsi sebagai makanan yang enak dan murah, dan


dikonsumsi berulang-ulang. Persepsi mengenai Indomie inilah yang

akan membentuk keyakinan mahasiswa tersebut terhadap produk

dengan merek Indomie. Keyakinan adalah gambaran pemikiran

yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan mungkin

berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan (faith).

Keyakinan itu membentuk citra produk dan merek, dan orang akan

bertindak berdasarkan citra tersebut. Pengertian citra itu sendiri

merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau

produknya (Kotler, 2000).


Sedangkan citra merek (brand image) adalah kumpulan keyakinan

atas suatu merek (Kotler, 2003). Melalui proses kognitif di atas,

keeempat aspek bauran pemasaran yang ditawarkan oleh produsen,

yaitu product, price, place, dan promotion akan membentuk brand

image tertentu terhadap mi instan Indomie.

Menurut Mc Neal (1982), faktor-faktor yang mempengaruhi

terbentuknya brand image ada tiga faktor. Faktor utama dari image

yang dimiliki mahasiswa adalah pengalamannya. Dalam kehidupan

sehari-hari, mahasiswa yang kos tentunya telah mengenal beragam

merek dari bermacam-macam produk mi instan. Dari beragam

merek tersebut, ada yang memuaskan dan ada yang mengecewakan.

Semua hal ini terekam dalam diri mereka sebagai pengalaman-

pengalaman dan membentuk bagian yang dasar dalam brand image-

nya. Sebuah brand image yang dimiliki seseorang dapat bertahan

hingga bertahun-tahun, tanpa adanya perubahan yang signifikan.

Faktor yang ke dua yaitu pengaruh sosial. Suatu merek dapat

menjadi simbol dari hubungan sosial, misalnya merek mi instan

yang digunakan orang tua mereka mungkin masih digunakan oleh

mereka. Image mahasiswa terhadap Indomie juga dapat dipengaruhi

oleh kelompok yang memiliki kesamaan dengan mereka. Merek


yang digunakan oleh teman dan ternyata sama dengan dirinya, dapat

meningkatkan hubungan persahabatan. Selain itu merek yang

digunakan oleh orang terkenal (seperti artis, tokoh politik),

menyebabkan image mengenai merek semakin positif (sehingga

ingin ditiru). Faktor yang ke tiga yaitu pengaruh pemasaran.

Pemasar adalah pembangun dan pengelola image. Ketika sebuah

produk baru diluncurkan, pemasar akan memutuskan image apa

yang akan
ditampilkan. Melalui iklan penjualan, pengemasan dan promosi
penjualan, image

mengenai mi instan Indomie dapat ditanamkan ke dalam pikiran


mahasiswa.

Mahasiswa yang kos memiliki brand image yang berbeda-

beda mengenai produk Indomie, tergantung pada informasi yang

diterima melalui keempat aspek bauran pemasaran. Informasi

mengenai kelebihan dari keempat aspek tersebut akan membentuk

image yang positif terhadap Indomie. Sebaliknya, kekurangan dari

keempat aspek tersebut akan membentuk image yang negatif

terhadap Indomie.
1.6. Asumsi
1.) Brand Image suatu produk dibentuk oleh 4 aspek, atau lebih

dikenal dengan 4P, yaitu product, price, place, promotion.

2.) Mahasiswa yang kos di lingkungan Universitas “X“

Bandung memiliki brand image yang berbeda-beda

terhadap mi instan Indomie, yang dapat bersifat positif

atau negatif.

B
A
B

P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N

1.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
salah satu perusahaan makanan dan minuman olahan
terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu
cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group
dan telah berdiri sejak tahun 1971. Pada akhir tahun
1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai
bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor
mie instan ke beberapa Negara ASEAN, Timur
Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris,
Jerman, Australia, dan negara – negara di Afrika.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Cabang Palembang didirikan pada tahun 1982 dan
berlokasi di Jl. H.B.R. Motik Km. 8 Sukarami
Palembang. Nama awal dari perseroan ini adalah PT.
Jangkar Jati, kemudian berselang beberapa tahun,
mengalami perubahan nama akibat adanya perubahan
manajemen menjadi PT. Sanmaru Food
Manufacturing Co. Ltd. Selanjutnya pada tahun 1991,
terjadi merger (penggabungan) pabrik – pabrik yang
berada dalam satu group, sehingga berubah nama
kembali mejadi PT Indofood CBP Sukses Makmur.
Perusahaan ini, diikuti dengan penjualan saham ke
masyarakat dengan tujuan go public. Tahun 1996,
pabrik ini menambah akhiran namanya dengan Tbk
(terbuka). PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie
instan dengan produk yang dihasilkan antara lain:
Indomie, Sarimi, Intermie, Supermi, Sakura, dan
Popmie. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di
Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota,
diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang,
Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang,
Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta,
Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik
yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar
produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke
wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga
produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan

I
-
1
I-2

segar serta membantu program pemerintah melalui


pemerataan tenaga kerja lokal.
Kegiatan operasional pertama PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. Dilakukan pada 8 April
1982. Sarana operasional pertama yang dimiliki yaitu
hanya 2 unit mesin produksi. Seiring perkembangan
zaman dan meningkatnya jumlah permintaan akan
mie instan oleh konsumen, akhirnya diputuskan untuk
menambah unit mesin produksi menjadi 10 unit.
Namun dikarenakan penambahan cabang baru maka
terdapat 2 mesin dipindahkan yaitu ke Lampung dan
Medan. Satu unit mesin produksi, biasa disebut line,
merupakan gabungan dari mesin produksi dan mesin
packing.
Tenaga kerja awal yang dimiliki oleh PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yaitu 150
karyawan. Peningkatan jumlah konsumsi dan
permintaan konsumen menyebabkan diperlukannya
peningkatan jumlah tenaga kerja. Sampai tahun 2014
tenaga kerja di PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. mencapai 591 orang.
Perkembangan pabrik hingga tahun 2019 dapat
dikatakan sangat pesat. Hal ini terlihat dari jumlah
permintaan konsumen yang semakin meningkat tiap
bulannya. Perkembangan pabrik juga tidak terlepas
dari kualitas produksi dan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat. Kualitas yang diberikan PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. telah memenuhi
I-3

standar nasional yang telah ditetapkan oleh Deprindag


yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia) yang
dikeluarkan oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional),
ISO 9001 dan ISO 22000 dikeluarkan oleh SGS yang
bersifat internasional serta sertifikat halal dari LPPOM
MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia), Departemen
Kesehatan yang telah diakui secara nasional, telah
menerapkan SMK3L, Management Lingkungan,
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) yang ditetapkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup, dan Industri Hijau oleh
Kementerian Perindustrian. Perkembangan nyata PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang
Palembang salah satunya dapat terlihat dari
perncapaian rekor MURI atas pemasak mie terbanyak.
I-4

Tampak depan PT Indofood CBP Sukses


Makmur Tbk. dapat dilihat pada gambar I-1

GAMBAR I-1 TAMPAK DEPAN PT


INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK.

(Sumber: PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.


Cabang Palembang)

1.2 Lokasi Perusahaan dan Luas Lahan

Berikut ini merupakan lokasi dan luas lahan


perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Cabang Palembang adalah salah satu perusahaan yang
khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan
berlokasi di Jl.
H.B.R. Motik Km.8, Kecamatan Alang – Alang Lebar,
Kota Palembang. Pabrik ini terletak berdekatan
dengan beberapa pabrik/ industri lainnya seperti PT.
Interbis dan United Tractors dan beberapa industri/
pabrik lainnya. Skema lokasi pabrik dapat dilihat pada
Gambar I-2. 8

10 9 6

5
I-5

4
2 3

GAMBAR I-2 LOKASI PT INDOFOOD CBP


SUKSES MAKMUR TBK.

(Sumber: PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.


Cabang Palembang)
I-6

Keterangan :

1. Jl. Jend. 6. United Tractors


Sudirman
7. Jl. H.B.R. Motik
2. Jl. Demang
8. H.M. Sampoerna
Lebar Daun
9. PT. Indofood CBP SM Tbk.
3. Jl. Basuki
Rahmat 10. PT. Interbis

4. Jl. Kol. H.
Burlian

5. Punti Kayu
I-7

Lokasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.


Cabang Palembang sangat strategis karena terletak
tidak jauh dari pusat kota sehingga tidak diperlukan
waktu yang lama untuk menempuhnya dengan
kendaraan pribadi ataupun dengan angkutan
kota/umum. Lokasi pabrik dapat dikatakan sangat
strategis karena dapat ditempuh melalui beberapa
jalur. Jalur yang dapat ditempuh tersebut antara lain
melalui Jl. Kol. H. Burlian, Jl. Jend. Sudirman, dan
beberapa jalur alternatif lainnya.
Dalam menjalankan proses produksinya,
perusahaan memiliki luas lahan  2,92 Ha, dengan
luas bangunan seluruhnya  10,146 m2, meliputi:
1. Gudang penyimpanan 6. Koperasi

2. Gudang produksi 7. Kantin

3. Gudang material 8. Masjid

4. Gedung kantor dan administrasi 9. Pos Satpam

5. Unit pengolahan limbah

1.3 Ketenagakerjaan

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Palembang pada


awal operasionalnya memiliki tenaga kerja sebanyak 150 orang.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk daj permintaan pasar
maka produksi mie juga ditingkatkan guna mencukupi semua
permintaan pasar. Oleh karena itu dibutuhkan penambahan jumlah
tenaga kerja. Pada tahun 2019 perkembangan jumlah
ketenagakerjaan telah mencapai 591 orang yang terbagi menjadi 7
I-8

orang di bidang manager, 27 orang sebagai supervisor, 49 orang


sebagai dan 508 orang sebagai operatif. Perbandingan tenaga kerja
laki - laki dan perempuan yang ada di perusahaan sebanding
dengan 50:50.
Tenaga kerja pada bagian produksi ini dituntut
fleksibel atau dapat mengerjakan semua pekerjaan
pada bagian operatif, sehingga jika ada pekerja yang
tidak masuk kerja, maka pekerja lain dapat
menggantikan posisi tersebut dan proses produksi
tetap dapat berjalan seperti biasa. PT PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. juga memberikan jaminan
sosial kepada para tenaga kerjanya sepeti BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

1.4 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi yang ditunjukkan oleh PT


Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah realistik,
spesifik, dan meyakinkan yang merupakan
penggambaran citra nilai, arah, dan tujuan untuk masa
depan perusahaan. Visi PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. adalah “Perusahaan Total Food
Solutions”. Diperlukan empat misi dalam
mewujudkan visi perusahaan tersebut yaitu:
1. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara
berkelanjutan,

2. Meningkatkan kompetensi karyawan,


proses produksi dan
teknologi kami,
3. Memberikan kontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan
I-9

secara berkelanjutan,
4. Meningkatkan stakeholder’s value secara
berkesinambungan.

1.5 Waktu Kerja

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Palembang hanya


memiliki ketentuan bagi pekerja yaitu 40 jam/ minggu dengan
pembagian waktu sebagai berikut:
A. Bagian Kantor: terdapat 2 pilihan waktu kerja yaitu
 Senin – Jumat, karyawan bekerja mulai dari pukul 08.00 – 17.00

TUJUAN PENDIRIAN PERUSAHAAN

Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah (1)
memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal
maupun pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya transportasi; (3)
selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang
selalu kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam pelestarian
lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Perencanaan, Startegis & Analisis SWOT perusahaan Indofood.

Grup Indofood Kuasai Lonsum Jakarta – Indofood Agri Resources Ltd, anak
usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sahamnya tercatat di Bursa Efek
Singapura, menguasai hingga 64,4 persen saham PT PP London Sumatera
Indonesia Tbk. IndoAgri dan anak usahanya PT Salim Ivomas Pratama
menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan pemegang saham mayoritas
Lonsum yakni FirstDurango Pte Ltd, Ashmore Investment Management Limited
selaku manajer investasi serta Keluarga Sariaatmadja pada 25 Mei 2007. Senin
(28/5/2007). Grup IndoAgri akan mengakuisi 500.095.000 saham Lonsum yang
I-
10

telah diterbitkan dan surat utang wajib konversi (Mandatory Convertible


Notes/MCN) sebesar US$ 47 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2009. MCN
ini diterbitkan oleh Lonsum dan wajib dikonversikan dengan harga nominal
menjadi 269.343.500 saham baru yang telah disetor penuh, dengan nilai tunai
sekitar Rp 5 triliun. Grup IndoAgri telah menyetujui untuk menempatkan deposito
sejumlah US$ 10 juta pada agen escrow, yang akan tergantung kepada
penyelesaian rencana pengambil-alihan. Setelah penyelesaian transaksi
pengambilalihan dan dengan asumsi bahwa MCN telah dikonversi, maka Grup
IndoAgri akan menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sekitar
64,4 persen dari modal yang telah ditingkatkan. Pada saat penyelesaian transaksi
pengambilalihan, penawaran tender atas sekitar 35,6 persen saham Lonsum
berdasarkan modal yang telah ditingkatkan, harus dilaksanakan pada harga
sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam. Total nilai dari rencana
pengambil-alihan dan penawaran tender akan dibiayai dari dana internal dan
pinjaman. Tergantung kepada evaluasi selanjutnya, sebagian pinjaman
kemungkinan dapat dibiayai kembali dengan modal atau aktifitas fund raising.
Rencana akuisisi ini akan didasarkan pada pelaksanaan due diligence oleh Grup
IndoAgri, persetujuan para pemegang saham IndoAgri, Indofood dan First Pacific
Company Limited HKEx:00142, serta seluruh institusi yang terkait di Indonesia,
Singapura dan Hong Kong. Rencana pengambilalihan akan memperkuat bisnis
model perkebunan terpadu Grup IndoAgri, antara lain mengembangkan usaha inti
yaitu perkebunan, memperluas lahan dan perkebunan yang telah ditanami dengan
kelapa sawit, meningkatkan produksi, memenuhi kebutuhan internal untuk CPO
dan menjadi produsen atas bibit kelapa sawit unggul. Direktur Indofood Thomas
Tjhie menyatakan, melalui rencana pengambilalihan ini, realisasi rencana jangka
panjang Grup IndoAgri untuk memiliki 250.000 hektar perkebunan kelapa sawit
akan dapat dipercepat. “Setelah penyelesaian transaksi akuisisi, Grup IndoAgri
akan menjadi salah satu pemilik perkebunan yang terbesar di Indonesia,” ujat
Thomas. Grup IndoAgri adalah perusahaan perkebunan yang terintegrasi dan
pengolah minyak goreng, margarin dan shortenings dengan merek terkemuka.
Pada tanggal 31 Maret 2007, Grup IndoAgri memiliki lahan perkebunan sekitar
I-
11

224.083 hektar, diantaranya sekitar 74.878 hektar telah ditanami dengan kelapa
sawit. Dengan rencana pengambilalihan ini, total lahan perkebunan dan total lahan
yang telah ditanami dengan kelapa sawit masing-masing akan meningkat menjadi
sekitar 387.483 hektar dan sekitar 138.081 hektar. Secara keseluruhan luas lahan
yang telah ditanami adalah sekitar 165.000 hektar termasuk tanaman karet dan
tanaman lainnya..

Strategi pengembangan perusahaan indofood

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., yang telah menjadi perusahaan raksasa
terbesar di Indonesia yang selalu mendirikan unit-unit bisnis pendukungnya untuk
mencapai keinginan terciptanya satu sistem produksi yang terintegrasi. Tentu saja
dengan memiliki sistem produksi yang terintegrasi, PT. Iindofood dengan mudah
menguasai pasar, dan tidak tergantung terhadap pemasok, karena bahan baku
sudah dimiliki. Dalam pengembangan pasar dan peningkatan kemampuan
perusahaan, PT. Indofood menggunakan strategi Intensif (Intensive strategy) yang
terdiri dari tiga strategi utama yaitu: Penetrasi Pasar,Pengembangan Pasar, dan
Pengembangan Produk.

a. Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share
suatu produk melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Dapat
diimplementasikan dengan menambah jumlah tenaga penjual, iklan, atau usaha
promosi lainnya.

b. Strategi Pengembangan Pasar. Tujuan untuk memperbesar pangsa pasar


dengan memperkenalkan produk atau jasa ke daerah-daerah baru.

c. Strategi Pengembangan Produk. Meningkatkan penjualan dengan


meningkatkan atau memodifikasi produk-produk yang ada.

Strategi Pengembangan Produk, sesuai dengan Strategi Diferensiasi ,Strategi ini


dicirikan dengan keputusan perusahaan untuk menciptakan persepsi pasar
potensial terhadap produk baru yang berbeda atau unik dengan harapan calon
I-
12

konsumen mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan itu.
Seperti yang kita ketahui, PT. Indofood terutama produk mie instannya memiliki
keunikan rasa dan promosi iklan yang mengusung tema nusantara. Hal ini yang
mendasari kami bahwa PT. Indofood menggunakan strategi diferensiasi karena
keunikan dan cakupan pasar yang luas terhadap produk mie instannya. Strategi
yang digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT. Londsum adalah Strategi
Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy). Strategi ini menghendaki
perusahaan melakukan pengawasan lebih terhadap distributor (Forward
Integration Strategy), pemasok (Backward Integration Strategy), dan/atau para
pesaingnya (Horizontal Integration Strategy). Akuisisi oleh PT. Indofood menurut
kami, adalah pengambilalihan kepemilikan mayoritas saham perusahaan (PT.
Londsum). Dengan tujuan mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan
pengendalian bagi pemasok. Diketahui bahwa PT. Londsum memiliki perkebunan
kelapa sawit yang dapat digunakan PT. Indofood sebagai sumber bahan baku
pembuatan produknya. Dari sudut pandang PT. Indofood adalah tepat dengan
mengakuisisi PT. Londsum. Dimaksudkan dengan adanya kepemilikan saham
mayoritas maka pengendalian dan pengawasan pasokan bahan baku sepenuhnya
berada pada PT. Indofood. Jika PT. Indofood hanya merger dengan PT. Londsum,
kemungkinan terciptanya resiko atau konflik di antara kedua perusahaan semakin
besar.

SEGMENTASI

a. Segmentasi Geografis

Produk mi instan Indomie dinilai cocok untuk seluruh masyarakat Indonesia.


Indomie melakukan segmentasi geografis di seluruh wilayah Indonesia, dari
Sabang sampai Merauke. Indofood memiliki jaringan distribusi mi instan yang
terluas di Indonesia, yang menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan.
Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005,
sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai
suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki
I-
13

outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang
dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat
mungkin.

Indomie juga tidak hanya memasarkan produknya di Indonesia saja, melainkan di


banyak negara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, China,
Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Italia, dan Perancis. Bahkan, di
Nigeria, Indomie menjadi sebuah produk mi instan yang sangat terkenal dan
disukai sebagian besar masyarakat Nigeria. Indomie dapat dibeli secara satuan per
bungkus, dapat juga dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang
berisi 30 atau 40 bungkus indomie. Harga Indomie relatif ekonomis, di Indonesia
pada tahun 2015, Indomie dihargai Rp. 1.550,- per bungkusnya atau sekitar 10 sen
dolar Amerika. Di Australia, pada tahun 2009 Indomie dijual dengan harga 25 sen
per bungkusnya atau AUD 10 untuk satu kardus berisi 40 bungkus Indomie,
sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009, Indomie biasa dijual dengan
harga 1 dolar per 3 bungkusnya, dan dapat ditemukan di berbagai supermarket
Asia seperti Lion Supermarket, Marina Food, atau 99 Ranch Market. Produk
Indomie diproduksi berdasarkan wilayah, sehingga cita rasa Indomie disesuaikan
dengan lidah konsumen di setiap daerah, seperti contoh; Indomie rasa kari
ayamyang dijual di pulau Jawa dengan Sumatera memiliki cita rasa yang berbeda
walaupun perbedaan rasanya tidak terlalu jauh.

b. Segmentasi Demografis

i.Segmentasi Berdasarkan Usia

Produk Indomie (goreng dan kuah) cocok dikonsumsi oleh usia remaja hingga
dewasa. Bayi umur 0
I-
14

6 bulan dianjurkan hanya mengonsumsi ASI ekslusif, sehingga produk ini tidak
cocok untuk bayi.

Pengembangan produk Indomie tidak ditujukan untuk bayi dan balita. Produk
Indomie memliki rasa

rempah yang kuat sehingga tidak cocok untuk balita. Usia remaja 15-24 tahun
merupakan konsumen

terbanyak yang mengonsumsi produk mi instan. Menurut studi MARS, jika dilihat


dari usia

konsumen, tingkat konsumsi mi instan terbesar adalah kalangan remaja berusia


15-24 tahun, yaitu

sebesar 95,6%. 

Namun demikian, baru-baru ini Indomie memproduksi sebuah produk inovasi


baru yang dikhususkan

untuk anak-anak, yaitu Indomie My Noodlez. My Noodlez merupakan mi pertama


untuk anak-anak

yang dibuat dengan bahan-bahan yang lebih aman bagi anak, yakni wortel dan
rumput laut. Produk

ini dibuat untuk anak-anak yang menyukai makan mi instan, sehingga dapat
dikatakan bahwa

Indomie melakukan segmentasi demografis berdasarkan usia ke kalangan anak-


anak, melalui produk

Indomie My Noodlez.
I-
15

ii.Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin

Pemasaran produk Indomie tidak difokuskan untuk laki-laki maupun perempuan


saja. Indomie cocok

dikonsumsi oleh siapa saja, semua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan.

iii.Segmentasi Berdasarkan Pendapatan dan Pendidikan

Harga mi instant Indomie tergolong murah, sehingga dapat dibeli oleh siapa saja
yang

mengiginkannya. Produk ini ditujukan untuk semua kalangan, mulai dari kalangan
bawah hingga

kalangan atas. Mahasiswa sangat menggemari produk Indomie.Hal ini


dikarenakan produk Indomie

mudah didapat, harganya murah, dan rasanya yang enak. Produk Indomie sangat
sesuai dengan

kebutuhan rumah tangga maupun yang belum berumah tangga (anak-anak kos). 

B. Segmentasi Psikografis

Hadirnya produk mi instan Indomie tentunya disambut antusias oleh masyarakat.


Produk Indomie cocok untuk dikonsumsi oleh semua karakteristik masyarakat,
terutama bagi mereka yang memiliki gaya hidup cenderung konsumtif dan
praktis. 

a) ProductBrand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie


standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan
yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan
bawang goreng. Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120
I-
16

gram. Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie
pun selalu berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak,
terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie  dengan variasi
rasa sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia.

Produk Noodles Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun, Mie
Telur Cap 3 Ayam Dairy (Susu) Indomilk, Cap Enak, Tiga Sapi, Kremer, Milkuat,
Orchid Butter, Indoeskrim Snack Foods Chitato, Chiki, Qtela, Jetz, Cheetos, Lays,
Trenz, Dueto, Wonderland Biskuit Food Seasonings (Bumbu-bumbu Makanan)
Indofood Bumbu Racik, Indofood Freiss, Sambal Indofood, Kecap Indofood,
Kecap Piring Lombok, Maggi, Bumbu Spesial Indofood Nutrition and Special
Food Promina, Sun, Govit, Provita Beverages (Minuman) Ichi Ocha, Cafèla
Latte, Club, Tekita, Fruitamin, Pepsi, Mirinda, 7Up, Tropicana Twisterb) Price
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus
atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah
dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus
indomie dihargai hanya sekitar Rp. 1500 – Rp.3.500

c) Places Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di


Indonesia, menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok
(gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu
menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran.
Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak,
termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing
area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com). Di
Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie
dengan warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang
hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama)d) Promotion. Tagline
Indomie SelerakuIklan. Billboard, iklan TV, sponsor acara Indomie menggelar
ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut berjudul Jingle
Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008. Pembuatan Shop Sign (Spanduk
Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di Yogyakarta).
I-
17

Strength, Weakness, opportunity perusahaan Indofood

A. Strength

1. Keahlian dalam cita rasa Indonesi

2. Produksi rendah biaya

3. Jangkauan distribusi luas

4. Kecepatan dalam menjangkau konsumen

5. Brand yang sudah terkenal

B. Weakness

1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan

2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood

3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi

C. Opportunity

1. Melakukan ekspansi ke luar negeri

2. Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis

3. Melakukan diversifikasi terhadap produk lain

D. Treath

1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi

2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk


I-
18

2. TARGETING

Targeting dilakukan untuk menentukan berapa banyak segmen pasar yang akan
dipilih, dan bagaimana mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut
(Zaharuddin, 2006). Produk Indomie varian goring dan kuah memiliki target pasar
untuk semua umur kecuali bayi dan balita. Untuk varian Produk Indomie My
Noodlez, target pemasarannya adalah anak-anak. Indomie melakukan perubahan
strategi target pasar, perusahaan melakukan beberapa inovasi produk yang
memiliki karakteristk yang berbeda yaitu Indomie Goreng, Indomie Kuah,
Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, Taste of Asia, Kuliner Indonesia,
My Noodlez, Real Meat, dan yang terbaru adalah Bite Me. Perubahan ini
dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen akan variasi Indomie.

3. POSITIONING

Positioning merupakan suatu proses menciptakan image yang diinginkan dari


suatu perusahaan dan produk-produknya di benak pengguna pada segmen yang
dipilih. Tujuannya untuk membangun image yang relevan dan penting untuk
konsumen. Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan
persaingan berbagai produk mi instan di Indonesia. Posisinya yang kuat
disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk mi instan yang pertama kali hadir
di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Indomie sangat
terkanal di Indonesia dan Nigeria. Positioning yang dilakukan PT Indofood
dengan produknya (Indomie) diantaranya Perusahaan Indofood menanamkan
produk mi instan Indomie di benak konsumen Indonesia bahwa produk Indomie
merupakan mi asli dan milik Indonesia. Sebagai mi instan asli Indonesia, Indomie
juga menghadirkan varian Indomie Selera Nusantara yang hadir dengan rasa-rasa
terpopuler dari berbagai makanan khas di Indonesia. Melalui varian ini, Indomie
memperkenalkan varian tersebut sebagai wisata kuliner Indonesia. Tagline yang
I-
19

dibuat oleh Indomie yakni “INDOMIE SELERAKU”, dimana setiap orang pasti
sangat mudah untuk mengingatnya.

Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik


yang merujuk kepada mi instan.

Produk Indomie merupakan produk mi instan yang praktis dan nikmat untuk
dikonsumsi, dapat disajikan kapan saja dengan cepat dan dapat dikonsumsi
bersama lauk pauk lainnya.

Di Nigeria, Indomie telah dianggap sebagai makanan pokok, bahkan tak sedikit
warga Nigeria yang mengira bahwa Indomie merupakan produk buatan asli
Nigeria. Tagline Indomie di Indonesia berbeda. Jika di Indonesia, Indomie
mempunyai tagline “INDOMIE SELERAKU”, sedangkan di Nigeria
taglineadalah “Tasty Nutrition, Good For You”.

a. Senin – Sabtu, dengan pembagian waktu Senin –


Jumat karyawan bekerja mulai dari pukul 08.00 –
16.00, dan pada hari Sabtu karyawan bekerja mulai
dari pukul 08.00 – 12.00.
2. Bagian Produksi: karyawan bekerja dari hari Senin – Jumat dan

terdapat pembagian 3 shift kerja yaitu:

a. Shift I : 06.00 – 13.30

b. Shift II : 13.30 – 21.00

c. Shift III : 21.00 – 06.00

Untuk waktu istirahat karyawan memiliki 1


jam waktu istirahat dan pada hari Jumat karyawan
memiliki waktu istirahat 1 jam lebih lama yaitu 2 jam
untuk karyawan beragama Islam dapat sholat. Waktu
lembur untuk bagian produksi dilakukan apabila
terdapat peningkatan permintaan pasar seperti
I-
20

mendekati hari Libur Nasional dan karyawan bekerja


dari pukul 08.00
– 12.00 tanpa adanya istirahat.

1.6 Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan oleh PT Indofood


CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Palembang ada 7
jenis merk mie yaitu Indomie, Supermi, Sarimi,
Popmie, Intermi, Sakura, dan Mie Telur Cap 3 Ayam.
Dengan 5 jenis mie yaitu Normal Noodle, Jumbo
Noodle, Premium Noodle, Cup Noodle dan Dried
Noodle. Untuk PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. Cabang Palembang hanya memproduksi mie
sehingga untuk bumbu dan minyak untuk mie itu
didapatkan dari pabrik Indofood cabang bumbu
berbagai kota seperti Jambi, Semarang, Purwakarta,
dan Pekanbaru. Jenis – jenis mie dan varian rasa mie
yang diproduksi dapat dilihat pada Tabel I-1, Tabel I-
2 dan Gambar I-3 sampai Gambar I-7.
I-
21

TABEL I-1 JUMLAH VARIAN RASA YANG


DIPRODUKSI

No Merk Mie Jumlah Varian


. Rasa
1. Indomie 23
2. Sarimi 23
3. Supermi 10
4. Sakura 1
5. Mie 3 4
Ayam
6. Intermi 2
7. Popmie 11
Jumla 74
h
I-
22

TABEL I-2 JENIS VARIAN RASA YANG

DIPRODUKSI
I-
23

GAMBAR I-3 CONTOH PRODUK NORMAL NOODLE


(Sumber: https://www.google.com/)

GAMBAR I-4 CONTOH PRODUK JUMBO NOODLE


(Sumber: https://www.google.com/)
I-
24

GAMBAR I-5 CONTOH PRODUK PREMIUM NOODLE


(Sumber: https://www.google.com/)
I-
25

GAMBAR I-6 CONTOH PRODUK CUP NOODLE


(Sumber: https://www.google.com/)

GAMBAR I-7 CONTOH PRODUK DRIED NOODLE


INDOFOOD MEMASARKAN INDOMIE KE PASAR
INTERNASIONAL DAN MASUK KE PASAR NIGERIA A.
Indomie Melebarkan Pangsa Pasar Ke Dunia Internasional
Indofood mulai melebarkan pangsa pasar ke dunia
Internasional, targetnya adalah negara yang banyak ditinggali
I-
26

WNI (warga negara Indonesia) di luar negeri, seperti


Malaysia, Hongkong, Singapura, Arab Saudi dan lainnya.
Strategi yang dilakukan oleh Indofood dalam memasarkan
Indomie ke pasar Internasional adalah availability,
affordability, acceptability. Availability adalah produk
Indomie mudah dijangkau atau mudah ditemukan di negara
ekspor Indomie, yang artinya adalah Indomie mudah
ditemukan di toko-toko dan retail-retail oleh WNI yang ada di
negara tempat ia berada, dalam hal ini ada peran dari duta
besar Indonesia yang bertugas agar produk asal Indonesia bisa
masuk ke negara tempat Dubes bekerja. Affordability adalah
harga jual dari produk Indomie terjangkau, kemudian yang
terakhir adalah acceptability ialah rasa Indomie yang
disesuaikan dengan selera lidah dimana Indomie di ekspor,
sehingga bisa menarik masyarakat asli negara tersebut untuk
mencobanya. Selanjutnya Indofood membangun pabrik di
mana Indomie di ekspor, Dengan adanya pabrik di negara
tersebut pemasaran Indomie bisa lebih luas dan menyeluruh
ke negara tersebut dan membuat Indomie mudah untuk
ditemukan, walaupun bahan bakunya seperti bumbu, kecap,
saos, dan minyak diekspor dari Indonesia. Kini produk
indomie sudah bisa didapatkan di sekitar 80 negara di dunia.
Langkah pemasaran dan pembangunan brand-nya yang sangat
intensif menjadikan banyak masyarakat sejumlah negara di
dunia menganggap Indomie adalah produk asli negaranya.
“Indomie…. Seleraku,” demikian sebuah „jingle‟ iklan yang
nyaris selalu ada pada ingatan masyarakat tentang produk
makanan mie instan. Brand Indomie bahkan nyaris mendunia
dengan cakupan pasar yang mencapai Asia, Timur Tengah
dan Amerika Latin.22 22 (Susanto, 2013) 18 B. Indomie
Dipasarkan Ke Nigeria Salah satu target pasar Indofood di
I-
27

dunia Internasional adalah benua Afrika, dan yang menjadi


target awal pemasaran Indomie di benua Afrika adalah negara
di kawasan Afrika Barat yaitu Nigeria. Indofood berharap
target awalnya ini bisa sukses di Nigeria yang kemudian
berkembang menjadi ke seluruh pasar negara di Afrika Barat
dan yang terakhir adalah pasar berkembang dan semakin
meluas hingga seluruh pasar di benua Afrika. Indofood tahu
bahwa banyak tantangan yang akan dihadapi dalam
memasarkan Indomie ke Afrika, yang mana seperti diketahui
bahwa masyarakat di benua Afrika khususnya Nigeria belum
mengenal mie instan seperti jenis Indomie, ditambah lagi
Indofood harus berkreasi demi menyesuaikan dengan lidah
masyarakat disana. Indofood optimis dan berharap Indomie
akan sukses di Afrika dan bisa bersaing di pasaran Nigeria
nantinya. Segala upaya dan strategi dipersiapkan secara
matang agar Indomie bisa dipasarkan di Nigeria dan pabrik
Indomie juga bisa berdiri di Nigeria. Pada tahun 1988
Indomie diperkenalkan di Nigeria melalui impor, dan pada
tahun 1995 membuka pabrik produksi pertamanya di Nigeria
di bawah Dufil Prima Foods. Dufil, sebuah usaha patungan
antara Salim Group, konglomerat Indonesia yang memiliki
merek Indomie, dan Tolaram Group of Singapore, dan
menjadi pabrik pembuatan mie instan pertama di Nigeria dan
yang terbesar di Afrika. Percaya atau tidak, semuanya berawal
dari salah seorang pedagang tekstil India di Asia Tenggara
tepatnya negara Singapura. Seorang pengusaha India bernama
Mohan Vaswani, CEO Tolaram Group. Jadi sedikit cerita
tentang Tolaram Group, mereka memulai Tolaram Group
dengan putra dari Seth Tolaram yaitu Khanchand Vaswani.
Seorang pria Sikh dari Sindh (wilayah selatan Pakistan
modern, tempat Karachi sekarang). Dia bermigrasi ke Malang
I-
28

pada 1930-an dan mendirikan toko tekstil di sana setelah


kemerdekaan Indonesia.23 23 (Arkandityo) 19 Putra
Khanchand Mohan pria yang disebutkan sebelumnya,
bergabung dengan bisnis ini di tahun 50-an, mereka kemudian
mulai berkembang dan pada tahun 1968, mereka juga sudah
mendirikan kantor di Singapura. Kelompok ini kemudian
mengalihkan fokusnya dari hanya pasar Indonesia ke pasar
internasional, dan pada tahun 1976 mereka memasuki Nigeria
dan kemudian mendirikan pabrik-pabrik tekstil di sana. 24
Timbul sebuah pertanyaan kok bisa pedagang tekstil? apa
hubunganmya dengan Indomie? disini saya akan menjawab
menggunakan sebuah contoh ilustrasi. Jadi Indomie adalah
merek, sebuah merek dapat dijual, dipasarkan, oleh orang
yang berbeda, sama seperti bagaimana bahan bakar minyak
Premium milik Pertamina yang sebagai kita ketahui dimiliki
oleh pemerintah, tetapi anda memiliki investasi atau saham 1
milyar rupiah di Pertamina sehingga anda juga dapat
membuka pom bensin Pertamina dan juga menjual Premium.
Pada tahun 80-an di Indonesia adalah tahun yang cukup
menarik bagi M&A (Merger dan Akuisisi) di industri
makanan Indonesia. Pada tahun 1984, Sanmaru Food (pabrik
yang memproduksi Indomie) membeli Sarimi, dan 2 tahun
kemudian, Supermi dibeli oleh Lambang Insan Makmur, anak
perusahaan dari Sanmaru Food dan Salim. Tanpa
sepengetahuan Sanmaru, mitra mereka yang sebenarnya, Liem
Sioe Liong atau yang dikenal sebagai Sudono Salim telah
berusaha untuk mendominasi industri makanan selama
beberapa waktu. Bisnis asli Sudono Salim sendiri adalah
perbankan, dia mendirikan Bank BCA (Bank Central Asia)
pada tahun 1955 yang sekarang sudah berganti kepemilikan,
sekarang Bank BCA telah berada di bawah Hartono Fam.
I-
29

Sudono Salim kemudian juga mendirikan Bogasari, Bogasari


sendiri seperti yang kita ketahui adalah produsen tepung
terbesar di Indonesia. Pada akhir 80-an, Sudono Salim
merenungkan langkah akhirnya mengambil alih 3 bersama-
sama dan menggabungkan mereka dengan semua bisnis
makanan lain yang dimilikinya. Dan kemudian Vaswani
datang, dan setelah sukses di bidang tekstil, Tolaram Group
melakukan diversifikasi ke real 24 Ibid. 20 estate dan barang-
barang konsumen. Dan di Nigeria mereka melihat peluang
untuk pasar mie instan, karena di Nigeria masyarakat disana
tidak terbiasa dengan mie, mereka biasa hanya makan nasi
dan kacangan-kacangan. Tapi bagaimana caranya mengubah
pemikiran masyarakat yang sebelumnya tidak tau sama sekali
dengan mie, pada waktu itu kurang lebih ada 90 juta warga
negara Nigeria (pada waktu itu), tentunya tidaklah mudah,
mereka memulai dari menarik perhatian dari kelas menengah
kebawah dan memasarkan dari rumah ke rumah. Kemudian
sejak tahun 80-an populasi Nigeria meningkat dua kali lipat,
dan ledakan populasi terjadi di Nigeria berarti, lebih banyak
anak dilahirkan. Kemudian Tolaram Group melakukan hal
yag sama seperti kebanyakan iklan produk makanan di
Amerika Serikat, yaitu mereka mengatakan bahwa suatu
produk makanan tertentu, misalnya KFC adalah “makanan
yang baik untuk anak-anak", Mohan Vaswani juga melakukan
hal yang sama dangan Amerika, ia memasarkan Indomie
sebagai makanan pengganti makanan pokok yang cepat,
murah dan enak untuk dimakan anak-anak anda. Dan bahkan
sampai Indomie masih menggunakan daya tarik anak-anak
dalam memasarkan Indomie di Nigeria. Sementara Mohan
Vaswani sibuk memperkenalkan Indomie ke Nigeria, Salim
juga tidak menganggur. Pada tahun 1994 3 merek mie
I-
30

sepenuhnya dimasukkan Indofood ke Nigeria. Dan pada


akhirnya pada tahun 1995, Indofood Group & Tolaram Group
membuat perusahaan Joint Venture di Nigeria bernama Dufil
Prima Foods. Dan perusahaan ini mendirikan pabrik Indomie
pertama dan menjadi pabrik Mie Instan terbesar pada waktu
itu. Tolaram Group khusus menangani pemasaran dan
hubungan dengan pemasok Nigeria, sementara Indofood
menangani sisi manufaktur dan pendanaan Karena Sudono
Salim adalah Konglomerat pada saat itu, bahkan sekarang
lebih besar lagi. Dan hingga 2006, Indomie menjadi produsen
mie instan tunggal di Nigeria.25 Dufil Prima Foods benar
benar memonopoli produksi makanan di Nigeria. Hingga
sekarang Indomie dicintai 25 Ibid 21 seluruh masyarakat
Nigeria dan Indomie menjadi sebutan bagi mie instan disana.
C. Dufil Prima Foods Dufil didirikan pada tahun 1995 dan
menjadi perusahaan yang menjalankan bisnis pembuatan mie
instan. Pada tahun 2008, perusahaan dikonversi menjadi
perusahaan terbatas publik dan menjadi grup perusahaan
induk atau kepala dengan terdiri dari beberapa anak
perusahaan yang memproduksi masingmasing seperti mie,
bumbu, pasta, tepung terigu, bahan kemasan, makanan ringan
dan minyak. Pabrik Dufil saat ini beroperasi di Lagos, Ogun,
Rivers dan Kaduna States, dengan kantor pusat perusahaan
terletak di Lagos. Ada tujuh yang sepenuhnya dimiliki anak
perusahaan dalam grup, sebagaimana tercantum dalam Tabel
1.26 Tabel 3. 1 Dufil Prima Foods PLC Dufil saat ini adalah
salah satu perusahaan yang paling menonjol dalam bisnis
penggilingan tepung gandum yang menjadi bahan utama
dalam produksi mie. Dufil juga mengalami perkembangan
produksi dengan memproduksi minyak nabati dan segmen
makanan ringan. Niat strategis perusahaan telah 26 (Dufil
I-
31

Prima Foods PLC, 2018) 22 sebagian besar difokuskan


menjadi merek dominan di segmen bisnis makanan mie, dan
telah mengarah ke perluasan kapasitas produksi lintas
geografis daerah. Perkembangan nyata selama bertahun-tahun
dan didukung oleh pemasaran yang agresif dan distribusi yang
efisien, yang telah membuat meningkatkan merek permintaan
di dalam negeri. Selanjutnya, dalam upaya untuk
mengamankan rantai pasokan dan juga untuk meningkatkan
efisiensi produksi, kebijakan integrasi mundur telah
diterapkan, dengan demikian melalui berbagai anak
perusahaan Dufil sekarang memproduksi tidak hanya produk
unggulannya yaitu mie. Ini telah memerlukan investasi besar
di berbagai bidang fasilitas / proses produksi. Sejalan dengan
hal di atas, tambahan biaya investasi telah ditambahkan ke
jalur produksi mie di Ota, yang baru jalur mulai beroperasi
pada Desember 2017, dan akan melayani permintaan serta
ekspor yang meningkat di wilayah Barat. Begitu pula dengan
bumbu pencampur ini juga telah di lipat gandakan menjadi
biaya investasi nya per jam, dan 20 lini pengemasan baru
ditambahkan. Anak perusahaan yang berbasis di Singapura
diharapkan berfungsi sebagai pengadaan untuk impor, ini
akan mengurangi risiko valuta asing terkait lazim di Nigeria.
Selain perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, beroperasi
perjanjian sewa ada dengan Standard Flour Mills Limited
(Apapa, Lagos State) dan Valluembra Flour Mills Limited
(Aba, Abia State) untuk penggunaan fasilitas produksi untuk
menambah produksi dan pasokan tepung untuk penggunaan
internal. Yang terakhir pada Mei 2018, Dufil mengakuisisi
salah satu perusahaan produksi mie yaitu Mei And Baker
PLC. Dufil akan terus berdagang dengan nama merek, Mimee,
yang menguasai pangsa pasar 2%. Ini akan berfungsi untuk
I-
32

memperkuat dominasinya di segmen mie. Fasilitas produksi


pasta juga diperoleh oleh anak perusahaan di Ghana selama
2017 dan juga akan dilengkapi dengan pembuatan pabrik mie
di Ghana dalam beberapa bulan ke depan, yang akan
menghilangkan ketergantungan pada impor produk jadi mie
dari Nigeria.27 27 Ibid. 23 Tepung dan pengemasan
beroperasi pada kapasitas penuh, karena digunakan untuk
membuat mie, pasta, dan makanan ringan. Sementara
permintaan sangat lah kuat oleh karena itu ekspansi lebih
lanjut akan dilakukan untuk memastikan pertumbuhan
pendapatan yang terus berkembang dan berlanjut. Dalam
bahan baku minyak ada kekurangan kapasitas, dikarenakan
terhambat oleh keterlambatan memperoleh tanah pertanian
yang cocok karena bermasalah dengan pemilik tanah. Dufil
memiliki portofolio produk yang beragam, penawaran produk
dipusatkan pada segmen makanan dengan kehadiran dari
seluruh negara dengan dimungkinkannya oleh hubungan
dengan Multipro Consumer Products Limited (MCPL).
Meskipun dalam hal ini menciptakan sebuah ketergantungan
berlebihan pada satu pihak, Dufil memang mendapat manfaat
dari jaringan distribusi MCPL yang luas, kegiatan pemasaran
ditangani langsung oleh kantor pusat, dengan perusahaan
membelanjakan sebagian besar dari omset yang didapat untuk
iklan dan promosi yang bertujuan untuk pengembangan
pangsa pasar di berbagai produk. Dufil mempertahankan
posisi terdepan di segmen mie dan sektor makanan dengan
melakukan penetrasi yaitu mengakuisisi pesaing langsung.
Menurut manajemen, Dufil saat ini menyumbang 75% pangsa
pasar di segmen mie, dengan Minimie dan Dangote yang baru
saja diakuisisi, semakin memperkuat posisi Dufil saat ini.
Dufil juga menempati peringkat teratas sebagai salah satu
I-
33

perusahaan dengan pertumbuhan tercepat di segmen minyak


goreng, terhitung sekitar 15% lebih cepat. Upaya lain yang
dilakukan adalah mengkonsentrasikan pada pengembangan
segmen investasi di perkebunan kelapa sawit dan mesin yang
diharapkan akan meningkatkan kapasitas dan juga
pemanfaatan yang bisa berkontribusi mendapatkan
pendapatan yang lebih tinggi. Dufil terus menerapkan
beragam langkahlangkah untuk memastikannya tetap
kompetitif di pasar.28 Dufil Prima Foods Plc telah muncul
sebagai salah satu dari 10 perusahaan paling dihormati di
Nigeria. Dengan mengantongi penghargaan di edisi perdana
dari 100 perusahaan paling 28 Ibid., hal. 4. 24 dihormati di
Nigeria yang diselenggarakan di Lagos, Dufil mendapatkan
penghargaan tersebut setelah upaya penelitian yang ketat dan
ekspansif dilakukan oleh Business Day Research and
Intelligence Unit (BRIU) bekerja sama dengan Jobberman
Survey.29 Penilaian didapat berdasarkan metrik internal
perusahaan seperti budaya perusahaan, tunjangan gaji / non-
gaji, inovasi, integritas manajemen, dan komitmen terhadap
kesejahteraan staf. Juga metrik eksternal seperti tanggung
jawab sosial perusahaan, prestise / merek perusahaan, kesan
konsumen dan kehadiran online. Perusahaan-perusahaan yang
bersaing untuk mendapatkan posisi perusahaan-perusahaan
top di negara tersebut berasal dari berbagai sektor seperti
barang-barang konsumen yang bergerak cepat, perbankan,
asuransi, farmasi, maskapai penerbangan / penerbangan,
manufaktur, dan sektor riil. Dufil Prima Food sangat senang
dengan prestasi ini karena akan lebih mendorong mereka
untuk melayani konsumen mereka yang semakin berkembang
dengan lebih baik dan kami senang bahwa kami memiliki
konsumen yang sangat loyal yang bersemangat tentang kami,
I-
34

sama seperti kami juga. Kesetiaan itu, saya jamin Anda akan
dibalas dengan cara yang sangat istimewa dan pantas. Dufil
telah menjadi salah satu perusahaan FMCG paling terkenal di
Nigeria melalui merek Indomienya. Indomie, yang merupakan
pemimpin industri mie, dengan pangsa pasar sekitar 70
persen, adalah favorit kuliner di berbagai bagian populasi
anak-anak hingga orang dewasa, Dufil juga telah membuat
langkah besar dalam menghubungkan cara pemasaran mereka
melalui melalui upaya pembelajaran, komik, dan acara TV. 30
D. Strategi Indofood Sebagai Aktor Gastrodiplomasi
Indonesia Terhadap Nigeria Gastrodiplomasi adalah cara
halus untuk membangun apresiasi, interaksi, kerjasama, dan
memperbaiki citra bangsa. 29 (Dufil Prima Foods among most
respected firms in Nigeria, 2014) 30 Ibid. 25 Apabila kita
mencoba sebuah kuliner baru , dan makanan tersebut enak
serta mempunyai tampilan yang baik, maka kita akan selalu
mengingatnya , dan tak sedikit kemungkinan kita belajar
mengenai makanan tersebut entah itu dari mana asalnya,
bagaimana cara makanan tersebut dibuat, disajikan, serta
budaya-budaya dan nilai nilai berharga yang berasal dari
negara pembuat makanan yang terkandung di dalam makanan
tersebut.31 Indofood sebagai aktor Gastrodiplomasi berusaha
mebangun apresiasi dan interaksi dari masyarakat Nigeria,
yang hasil akhir yang diharpkan adalah peningkatan citra
bangsa dan kerjasama antara kedua negara. Yaitu dengan cara
awalnya Indofood memasarkan Indomie di Nigeria dengan
tidak memberikan sedikitpun ”embel-embel” atau yang
menunjukan suatu ciri khas bahwa Indomie adalah salah satu
produk yang berasal dari Indonesia. Akan tetapi Indofood
memasarkan Indomie di Nigeria menggunakan pendekatan
yang soft, sehingga masyarakat Nigeria merasa bahwa
I-
35

Indomie adalah produk dari negaranya sendiri, Indomie


menjadi semakin dicintai dan Indomie memiliki posisi yang
vital di dalam masyarakat Nigeria, yaitu sebagai makanan
pokok pengganti nasi atau lauk. Sebuah perusahaan
multinasional yang beroperasi di suatu negara harus siap
menghadapi perbedaan selera dan budaya. Indofood melalui
Dufil Prima Foods berusaha menarik perhatian serta apresiasi
masyarakat Nigeria melalui harga, rasa dan pemasaran yang
disesuaikan dengan kondisi masyarakat Nigeria, agar produk
Indomie mudah diterima ditengah-tengah masyarakat Nigeria,
karena mie instan adalah termasuk jenis makanan baru di
Nigeria. Makanan ataupun minuman yang halal, adalah syarat
penting bagi diterimanya suatu produk makanan tersebut di
suatu negara yang mempunyai penduduk dengan mayoritas
pemeluk agama Islam. Islam adalah agama yang
pertumbuhannya paling cepat di dunia, khususnya negara
yang terletak di benua Afrika. Terhitung kurang lebih ada 24
negara yang tersebar di benua Afrika memiliki penduduk
dengan mayoritas beragama Muslim. 31 Op.Cit. hal.8 26 1.
Harga yang disesuaikan Harga adalah jumlah uang (ditambah
beberapa produk kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.32Dalam perekonomian banyak yang
menganggap pentingnya penetapan harga (pricing) sebagai
kunci kegiatan dari sistem perdagangan. Penetapan harga
dipengaruhi oleh biaya produksi, upah karyawan, sewa,
bunga, dan pajak negara tempat sebuah perusahaan negara
juga berpengaruh pada penetapan suatu harga. Harga sebuah
produk merupakan faktor penentu utama permintaan pasar,
dan berpengaruh juga pada persaingan antar pasar.33 Harga
Indomie disesuaikan dengan pajak negara dimana pabrik
I-
36

Indomie berdiri, disesuaikan juga dengan bea masuk, dan


Indomie memberikan harga yang murah pada masa itu agar
bisa bersaing dengan produk makanan lainnya yang telah dulu
dipasarkan di Nigeria. Dufil Prima Foods juga menghargai
Indomie dengan harga murah agar menarik perhatian
masyarakat Nigeria. Strategi harga murah dikenal juga
sebagai harga penetrasi yang menetapkan harga rendah
sebagai senjata utama pemasaran. Harga murah sering
dilakukan ketika mereka memasuki pasar baru.34Karena pada
waktu itu ekonomi di Nigeria sedang dalam masa krisis
ekonomi, sehingga harga Indomie lebih mudah dijangkau
rata-rata rumah tangga di Nigeria dari pada 1 kilogram beras.
Indomie juga dapat dibeli per-bungkus dapat juga dengan
paket 5 bungkus atau 1 kardus yang berisi 40 bungkus
Indomie. Sekarang harga satu bungkus Indomie di Nigeria
adalah Rp.4000 apabila dirupiahkan, hanya berbeda Rp.1.500
dengan Indonesia. Dufil Prima Food juga memberikan diskon
terhadap produk-produk tertentu agar orang lebih tertarik
mebeli Indomie dari pada yang produk lain. 32 (Soeprihanto,
2010) 33 (Malau, 2017) 34 Ibid. Malau, 2017 27 2. Rasa yang
disesuaikan Pada segi rasa, Indomie juga menyesuaikan
dengan selera masyarakat disana yang disesuaikan dengan
masakan khas di Nigeria yang disukai masyarakat Nigeria.
Mie yang diproduksi di Nigeria adalah mie yang memiliki
kualitas tinggi dengan berbagai macam varian rasa yang
diseuaikan dengan selera masyarakat Nigeria. Ada 5 rasa yang
sangat populer di Nigeria yaitu Indomie Relish Seafood
Delight, Indomie Relish Chiken Extravaganza, Indomie Belle
Full, Indomie Chiken Pepper Soup, dan Indomie Oriental
Fried Noodles.35Dalam hal ini menunjukan bahwa Indomie
ingin terus memberikan mie yang berkualitas kepada
I-
37

konsumennya dengan terus melakukan inovasi untuk


menghasilkan citarasa mi instan yang sesuai dengan selera
konsumen. Pada segi kemasan juga disesuaikan dengan
masyarakat Nigeria yang biasa makan dengan porsi besar.
Masyarakat Nigeria memiliki selera makan yang lebih banyak
dari pada Indonesia. Sebungkus Indomie disana lebih besar
dari pada size Indomie di Indonesia. Gambar 3. 1 Rasa
Indomie Di Nigeria 35 (Malaka, 2018) 28 3. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan Indomie salah satunya adalah
melalui Iklan dan juga Promosi. Yang berguna untuk menarik
perhatian agar masyarakat Nigeria tertarik dengan Indomie.
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan
produknya. Iklan sendiri memiliki 4 fungsi utama yaitu ,
menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk
(informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli
(persuading), dan menyegerakan informasi yang diterima
khalayak (reminding), serta menciptakan suasana yang
menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna
informasi (entertainment).36 Promosi merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun berkualitasnya suatu produk, apabila konsumen
belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk
itu berguna untuk mereka, maka mereka tidak akan pernah
membelinya.37Promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran, artinya aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan
meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya
agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan peruahaan yang bersangkutan.38 Indomie
melakukan promosi dengan cara memberikan kupon gratis
I-
38

membeli produk Indomie apabila membeli sebuah produk


cucian piring, kemudian Indomie juga memberikan undian
berhadiah komik anak-anak di produk tertentu agar menarik
perhatian anak-anak Nigeria. Dan juga dalam setiap lomba
dan kontes yang diadakan di Nigeria Indomie selalu hadir
sebagi sponsor, agar masyaraat Nigeria semakain mengenal
Indomie. Iklan Indomie di Nigeria juga disesuaikan dengan
keadaan di Nigeria guna untuk mencari perhatian dari
(Sumber: https://www.google.com/)
 Pemasaran Pemasaran yang dilakukan Indomie salah
satunya adalah melalui Iklan dan juga Promosi. Yang
berguna untuk menarik perhatian agar masyarakat
Nigeria tertarik dengan Indomie. Iklan merupakan salah
satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan
perusahaan dalam mempromosikan produknya. Iklan
sendiri memiliki 4 fungsi utama yaitu ,
menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk
produk (informative), mempengaruhi khalayak untuk
membeli (persuading), dan menyegerakan informasi
yang diterima khalayak (reminding), serta menciptakan
suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak
menerima dan mencerna informasi (entertainment).36
Promosi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun
berkualitasnya suatu produk, apabila konsumen belum
pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu
berguna untuk mereka, maka mereka tidak akan pernah
membelinya.37Promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran, artinya aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk dan meningkatkan pasar
I-
39

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia


menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan peruahaan yang bersangkutan.38 Indomie
melakukan promosi dengan cara memberikan kupon
gratis membeli produk Indomie apabila membeli sebuah
produk cucian piring, kemudian Indomie juga
memberikan undian berhadiah komik anak-anak di
produk tertentu agar menarik perhatian anak-anak
Nigeria. Dan juga dalam setiap lomba dan kontes yang
diadakan di Nigeria Indomie selalu hadir sebagi
sponsor, agar masyaraat Nigeria semakain mengenal
Indomie. Iklan Indomie di Nigeria juga disesuaikan
dengan keadaan di Nigeria guna untuk mencari
perhatian dari 36 (Malau, 2017) 37 Ibid. Malau 2017 38
(Tjiptono, 2008) 29 kalangan anak-anak hingga dewasa.
Yang terbaru adalah Indomie dijadikan saran kampanye
calon presiden Nigeria. Gambar 3. 2 Iklan Indomie Di
Nigeria Gambar 3. 3 Indomie Dijadikan Saran
Kampanye 30 E. Pengaruh Indomie Di Nigeria Indomie
telah melekat di hati setiap masyarakat Nigeria sebagai
makanan yang dicintai dan sangat populer sehingga
Indomie adalah sebutan umum untuk menamai mie
instan disana. Di Nigeria tingkat vaksinasi sangatlah
rendah untuk anak anak. Di Nigeria, ada boikot massal
terhadap vaksin polio pada tahun 2003 karena desas-
desus bahwa itu mengandung zat antikesuburan dan
vaksin tidak halal, sehingga banyak dari anak anak yang
menderita penyakit Polio. Negara telah berusaha untuk
pulih dari kemunduran yang disebabkan oleh kurangnya
minat warga atas vaksinasi. menghancurkan sejak itu.
Kampanye vaksinasi Polio yang dilakukan selalu gagal
I-
40

bahkan mengalami kemunduran jauh, setelah beredar


video di media sosial pria berseragam tentara secara
paksa memvaksinasi anak-anak sekolah dan menyuntik
mereka dengan penyakit seperti Cacar Monyet. Tetapi
negara bagian Nigeria, yaitu Sokoto yang telah bekerja
sama dengan UNICEF, telah menghasilkan solusi yang
brilian untuk mengatasi kemunduran program Imunisasi
Polio, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan Indomie.
UNICEF dan pemerintah Sokoto menciptakan sebuah
program kepada orang tua yang memiliki anak berusia
lima dan dibawahnya untuk memberikan anak mereka
vaksin Polio Inter-reaktif fraksional (FIPV) serta
Vaksin Polio Oral dengan memberikan paket Indomie
secara gratis untuk setiap anak yang di Imunisasi.
Sehingga anak-anak dengan sukarela menerima di
imunisasi. Aliyu Abubakar, seorang petugas imunisasi
lokal di wilayah Dange-Shuni Sokoto, mengatakan
bahwa strategi mobilisasi sosial dengan Indomie
bekerja lebih baik daripada yang telah mereka
rencanakan. Selama briefing berita, dia mengatakan
target awal mereka adalah untuk mengimunisasi 58.813
anak-anak, tetapi lebih banyak lagi orang tua yang
datang untuk mendapatkan paket Indomie. 31 Gambar
3. 4 Vaksinasi Di Nigeria Berkat Indomie "Kami
bahkan melampaui target harian kami karena jumlah
anak yang keluar untuk di imunisasi sejak awal"
katanya seperti dikutip The Daily Nigerian, yang
mencatat program tersebut akan diperluas ke daerah
lain di negara bagian itu.39 Petugas Imunisasi lain, Isa
Aminu, juga mengatakan dia senang dengan program
ini bekerja, dia mencatat bahwa Vaksinisasi tidak
I-
41

ditolak seperti sebelumnya dan para pemimpin


tradisional dan agama juga m

Anda mungkin juga menyukai