Anda di halaman 1dari 20

RAZIA INDOMIE DI TAIWAN

Kelas MP-1A

Disusun Oleh:

Nesya Fernanda Putri

3.52.19.0.20

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah tentang Pelanggaran Etika Bisnis pada
PT.INDOFOOD (INDOMIE). Makalah ini telah saya susun dengan maksimal.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Pelanggaran Etika pada
PT.INDOFOOD (INDOMIE) ini dapat memberikan pengetahuan maupun
manfaat terhadap pembaca.

Semarang, 17 Oktober
2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULIAN

A. Abstrak................................................................................1
B. Profil Perusahaan...............................................................1
C. Latar Belakang Masalah.....................................................3
D. Rumusan Masalah..............................................................4
E. Tujuan.................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Etika Bisnis.............................................................5


B. Prinsip Dasar Etika Bisnis...................................................6
C. Prinsip-prinsip Etika Bisnis..................................................6
D. Nilai-nilai Etika Bisnis..........................................................7
E. Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis............................9

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengenalan Masalah........................................................10
B. Penyebab Masalah...........................................................11
C. Penelitian Kasus...............................................................11
D. Pelanggaran Etika Bisnis..................................................13
E. Solusi Perlindungan Konsumen........................................14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................15
B. Saran................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

LAMPIRAN...........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Abstrak

Etika Bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh


perusahaan,karena berkaitan dengan kepuasan konsumen maupun
perlindungan konsumen. PT Indofood merupakan salah satu perusahaan
terbesar yang ada di Indonesia, perusahaan ini memproduksi berbagai makanan
olahan yang berada di sekitar masyarakat. Maka dari itu perusahaan harus lebih
memfokuskan kode etik dalam berbisnis karena menyangkut perlindungan
konsumen.

Namun perusahaan ini pun tidak terlepas dari adanya pelanggaran kode etik,
berupa adanya beberapa komposisi bahan dalam makanan olahan yang
mengandung bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan konsumen. Maka dari
itu PT Indofood harus memperbaiki atau mengurangi komposisi bahan yang tidak
baik untuk kesehatan.

B. Profil Perusahaan

1
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit
Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen
berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama
Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini
mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia dan Eropa

Sejarah dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dahulu mencapai


kesepakatan denangan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan
perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan,
pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor.
Kedua perusahaan sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi
nama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia.

Baik ISM maupun Nestle percaya, mereka dapat bersaing secara lebih
efektif di Indonesia melalui penggabungan kekuatan dalam bentuk perusahaan
dan tim yang berdedikasi untuk itu.Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM,
pendirian usaha patungan ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan
dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan yang menjalin
usaha patungan tersebut.

Dalam kerjasama ini, ISM akan memberikan lisensi penggunaan merek-


mereknya untuk produk kuliner, seperti Indofood, Piring Lombok, dan lainnya
kepada perusahaan baru ini. Sementara itu, Nestle memberikan lisensi
penggunaan merek Maggi-nya. Perusahaan patungan ini diharapkan akan
memulai operasinya pada 1 April 2005.

Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood)


telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan
kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan,
mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir
yang tersedia di rak para pedagang eceran
2
C. Latar Belakang Masalah
Perubahan gaya hidup acap mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.
Salah satu dari perubahan itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan
substitusi nasi. Bahkan kian hari produk ini kian menjadi makanan pilihan
konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau, mie instan juga cukup
mengenyangkan perut.

Perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu


peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu
penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu
prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan
datang. PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan
pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan.

Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan


oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan
produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan
sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie
instan ini semakin tinggi.

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia,


Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari
perusahaan milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9
September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu
diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali
hadir dengan rasaAyam dan Udang.

Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup


luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara
Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa, hal ini menjadikan Indomie sebagai
salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional

3
. Namun pemasaran Indomie ke luar negeri bukannya tanpa masalah, di
Taiwan sempat terjadi masalah ketika produk Indomie ditarik dari pasaran,
berikut ini penjelasannya “Pihak berwenang Taiwan pada tanggal 7 Oktober
2010 mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung
dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-
hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik.
Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan "Indomie" dari pasaran
Taiwan.

Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong


untuk sementara waktu juga tidak menjual mi instan Indomie. Menurut Harian
Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11 Oktober 2010, harian
itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong, Park n'
Shop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain
itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian
atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer.”

Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam


memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan
melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan yang akan dibahas
adalah persaingan produk impor dari Indonesia yang ada di Taiwan. Karena
harga yang lebih murah serta kualitas yang tidak kalah dari produk-produk
lainnya.

D. Rumusan Masalah
1. Apakah PT Indofood (Indomie) menggunakan etika dalam menjalankan
bisnisnya?
2. Jika PT Indofood (Indomie) tidak menggunakan etika bisnis, apakah bentuk
pelanggarannya, faktor penyebab nya dan bagaimana cara mengatasinya?

4
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika Bisnis
dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan
ini adalah :
1.Untuk mengetahui etika bisnis pada PT Indofood
2.Untuk mengetahui pelanggaran, faktor penyebab dan cara antisipasi apabila
PT Indofood tidak menggunakan etika bisnis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Etika Bisnis


a) Menurut Brown dan Petrello (1976) Etika Bisnis: “Business is an institution
which produces goods and services demanded by people”. Yang berarti bahwa
bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sambil memperoleh laba.

b) Menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan


mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis.Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan studi standar formal
dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang
digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang
dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi

5
B. Prinsip Dasar Etika Bisnis

· 1.Tanggungjawab : tanggungjawab memiliki dua arah yakni tanggungjawab


terhadap mutu dan tanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan bagi
orang lain.

2. Keadilan : adil berarti dalam menjalankan bisnis kita berusaha tidak


mengganggu pihak lain. Keadilan memang merupakan tuntutan etis murni dalam
arti dia berlaku dengan tidak bergantung dari pertimbangan untung-rugi.

C. Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan


proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum
dalam lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis
yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.

Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah


sebagai berikut:

1. Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa


ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan
berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang
atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan
kerja intern dalam suatu perusahaan.

2. Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil


keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan.

3. Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama


sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta
dapat dipertanggung jawabkan.

6
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut
agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.

5. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam


diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap
menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

D.Nilai-Nilai Etika

Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh
Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya
jangan dilanggar, yaitu :

1. Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu


demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan
salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk
bertahan di tengah persaingan bisnis.

2. Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam


mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan
produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya,
konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas
sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa
sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru
sering kali terbukti buruk.
3. Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah
kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat
perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat
menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang merugikan
konsumen.

7
4. Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di
depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang
mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.

5. Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan


strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga
menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang
pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk
kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

Etika seseorang dan etika bisnis merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku
baik individu maupun kelompok, yang akan berdampak pada perilaku organisasi
dalam suatu perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan pedoman yang diyakini
dalam perusahan, maka hal tersebut akan menjadi dasar kekuatan bagi
perusahaan dalam menjalan usahanya dan pastinya akan memberikan dampak
positif ke depannya.

Dalam menjalankan suatu bisnis, tentunya etika sangat diperlukan. Tapi


tidak jarang etika bisnis sering kali dilanggar oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Dalam dunia bisnis berbagai jenis masalah etika bisnis
dapat terjadi contohnya yaitu penipuan, paksaan, pencurian, penyuapan, dan
diskriminasi.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan tidak


menerapkan etika dalam bisnis, yaitu :
1. Mementingkan keperluan pribadi
Sikap serakah yang dimiliki seseorang dapat menjadikan ia rela
melakukan apapun demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Sehingga ia bisa
saja melakukan pelanggaran terhadap etika bisnis. Demi memuaskan
keinginannya, ia tidak akan memperdulikan apa yang ia lakukan, apakah itu
merugikan perusahaan maupun masyarakat.

8
2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
Seiring dengan berjalannya waktu, persaingan dalam dunia bisnis
semakin keras. Sering kali hal ini membuat perusahaan harus berpikir keras
dalam mempertahankan usaha dan labanya. Untuk tetap dapat mendapatkan
laba yang diharapkan, perusahaan harus menekan biaya produksi serendah
mungkin dan bisa saja bahan - bahan yang digunakan untuk proses produksi
adalah bahan - bahan yang tidak layak untuk dipakai.

3. Pertentangan antara nilai perusahaan dengan perorangan


Masalah ini dapa muncul ketika perusahaan ingin mencapai tujuan --
tujuan tertentu dengan menggunakan metode -- metode baru yang belum ada
sosialisasi sebelumnya, sehingga para pekerja tidak dapat menerima hal
tersebut.

E.Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis


Salah satu contoh kasus pelanggaran etika bisnis yang terjadi yaitu di
sektor perhotelan dan restoran. Kita sering mendengar kasus ditemukannya ikan
yang mengandung bahan formalin dan boraks. Kedua bahan ini sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia jika dikontaminasikan dengan bahan
makanan apalagi dikonsumsi secara terus menerus akibat ketidaktahuan bagi
yang mengkonsumsinya. Hal ini dapat menimbulkan kemungkinan lebih besar
timbulnya sel -- sel kanker pada tubuh manusia dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian.

Adapula daging sisa dari hotel atau restoran yang kemudian diolah
kembali yang dikenal dengan sebutan daging limbah. Percaya atau tidak
percaya, hal ini memang terjadi di Indonesia dan pelaku yang melakukan
pengolahan terhadap daging limbah ditemukan dan ditangkap. Dalam
pengakuannya, pelaku menjelaskan tahapan -- tahapan yang ia lakukan untuk
mengolah daging limbah tersebut sampai akhirnya memasarkannya kepada
masyarakat. Hal yang lebih mengejutkan adalah pelaku telah melakukan praktik
kriminal tersebut selama 5 tahun

9
Lihatlah betapa banyaknya hal -- hal yang dapat dilakukan seseorang
atau perusahaan untuk memperoleh keuntungan tanpa memperdulikan
lingkungan sekitarnya. Dengan relanya mereka membahayakan nyawa orang
lain demi kepentingan mereka sendiri.

Padahal sebenarnya dengan melakukan etika bisnis yang baik,


seseorang atau suatu usaha keuntungan akan datang dengan sendirinya.
Perusahaan yang selalu memperhatikan hak dan kepentingan masyarakat dan
pihak -- pihak yang terkait dengan bisnisnyalah yang akan berhasil dan bertahan
dalam menjalankan bisnisnya.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Masalah
Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal Indonesia yang
produk-produknya banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya
adalah produk mi instan Indomie. Di Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant
sangatlah ketat, disamping produk-produk mi instant dari negara lain, produk mi
instant asal Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan.

Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari
harga indomie di Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan
harga mencapai Rp 5000 per bungkusnya.
Disamping harga yang murah, indomie juga memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan, yaitu memiliki berbagai
varian rasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dan juga banyak TKI/W asal
Indonesia yang menjadi konsumen favorit dari produk Indomie selain karena
harganya yang murah juga mereka sudah familiar dengan produk Indomie.

10
B. Penyebab Masalah
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena
disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik
dari peredaran. Zatyang terkandung dalam Indomie adalah methyl
parahydroxybenzoate dan benzoic acid(asam benzoat).

Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk


membuatkosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah
memutuskan untuk menariksemua jenis produk Indomie dari peredaran. Di
Hongkong, dua supermarket terkenal jugauntuk sementara waktu tidak
memasarkan produk dari Indomie.

C. Penelitian Kasus
Taiwan mengklain telah melakukan penelitian terhadap produk Indomie, dan
menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak konsumsi karena mengandung
beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan.Hal tersebut
sontak dibantah oleh pihak PT. Indofood selaku produsen Indomie.

Mereka menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji laboratorium


dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk
indomie telah diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-
puluh tahun lamanya.

11
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX
akan segeramemanggil Kepala BPOM Kustantinah. "Kita akan mengundang
BPOM untuk menjelaskanmasalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau
bisa hari Kamis ini," kata Ketua KomisiIX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). KomisiIX DPR akan meminta keterangan
tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihaknegara luar yang
mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandungdi
dalam produk Indomie.

A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat


yang terkandung didalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan
benzoic acid (asam benzoat) adalahbahan pengawet yang membuat produk
tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zatberbahaya ini umumnya dikenal
dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produkkosmetik sendiri
pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%.

Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat


berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan
bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap
dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie
masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjutKustantinah

Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di


konsumsi yaitu 250 mgper kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per
kilogram dalam makanan lainkecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya
bagi tubuh yang bisa mengakibatkanmuntah-muntah dan sangat berisiko terkena
penyakit kanker.

12
D. Pelanggaran Etika Bisnis
Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex
Alimentarius Commision,produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan
Internasional tentang regulasi mutu,gizi dan kemanan produk pangan.
Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec.Produk Indomie yang
dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena
standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.

Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan


nasional maupun internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri
terhadap penggunaan bahan kimia dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji
kelayakan untuk dikonsumsi.Dari fakta tersebut, disinyalir penarikan produk
Indomie dari pasar dalam negeri Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis
semata, yang mereka anggap merugikan produsen lokal.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sedari dulu produk indomie
dibahas oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie
masuk pasar Taiwan?. Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk
dikonsumsi pada saat produk tersebut sudah menjadi produk yang diminati di
Taiwan. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa ada persainag bisnis yang telah
melanggar etika dalam berbisnis.Hal-hal yang dilanggar terkait kasus
pelanggaran etika bisnis pada perusahaan PT Indofood secara hukum :
 Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 3 F yang berisi meningkatkan
kualitas barang dan jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi
barang/jasa , kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan konsumen
 Undang-undang nomor 8 tahun1999 pasal 4 A tentang hak atas
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/jasa
 Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 8 yang berisi “pelaku usaha
dilarang untuk memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas
dan tercemar dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap
dan benar atas barang yang dimaksud.

13
E. Solusi Perlindungan Konsumen
Solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis dalam hal perlindungan
konsumen pada kasus yang dialami perusahaan P&G :
 Dalam Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9,
Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17, ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf c, huruf e,, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp
2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).

 Terhadap sanksi pidana sebagaimana dalam pasal 62, dapat dijatuhkan


hukuman tambahan, berupa :
a) Perampasan barang tertentu;
b) Pengumuman putusan hakim;
c) Pembayaran ganti rugi;
d) Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian konsumen;
e) Kewajiban penarikan barang dari peredaran; atau
f) Pencabutan izin usaha.

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kasus indomie di Taiwan dapat dilihat sebagai contoh kasus
dalam etika bisnis. Dimana terjadi kasus yang merugikan pihak perindustrian
Taiwan yang produknya kalah bersaing dengan produk dari negara lain,
salah satunya adalah Indomie yang berasal dari Indonesia. Taiwan berusaha
menghentikan pergerakan produk Indomie di Taiwan, tetapi dengan cara
yang berdampak buruk bagi perdagangan Global.

Tetapi jika dilihat dari sudut pandang lain, dapat disimpulkan bahwa
PT.Indofood tidak melakukan pelanggaran etika bisnis dan hanyalah
kesalahpahaman antara pihak Taiwan dan Indonesia. Masalah tersebut
bertambah karena produk indomie yang di pasarkan di Taiwan seharusnya untuk
di konsumsi di Indonesia bukan di Taiwan, sehingga terjadilah kasus penarikan
produk Indomie di pasaran Taiwan karena standar yang di tetapkan Taiwan
dengan Indonesia berbeda.

B. Saran
Saran bagi pihak perindustrian Taiwan agar tidah serta merta menyatakan
bahwa produkindomie berbahaya untuk dikonsumsi, apabila ingin melindungi
produsen dalam negeri,pemerintah bisa membuat perjanjian dan
kesepakatan yang lebih ketat sebelum prosesekspor-impor dilakukan. Karena
kasus tersebut berdampak besar bagi produk Indomie yangtelah dikenal oleh
masyarakat Indonesia maupun warga negara lain yang
negaranyamemperdagangkan Indomie asal Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

 http://vickyanggraini18.blogspot.in/2014/10/etika-bisnis-pada-pt-
indofood.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016
 http://argafeb.blogspot.in/2014/01/etika-bisnis-analisis-kasus.html.
Diakses pada tanggal 27 Maret 2016
 http://nailatulinayati.blogspot.co.id/p/profil.html
 http://corneliussuryo.blogspot.com/2018/03/kasus-pelanggaran-etika-
bisnis-pada-pt.html

LAMPIRAN

16
20

Anda mungkin juga menyukai