Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekitar tahun 1965, Alm. Ibu Mutiara Fatimah Djokosoetono, Alm. dr. Chandra
Suharto (anak laki-laki pertama Alm. Ibu Mutiara Fatimah Djokosoetono) dan dr.
Purnomo Prawiro (anak laki-laki termuda Alm. Ibu Mutiara Fatimah Djokosoetono)
menjalankan taksi tanpa argo yaitu Chandra Taxi, yang merupakan nama dari Alm. dr.
Chandra Suharto.Selanjutnya, pada tahun 1972, Alm. Ibu Mutiara Fatimah
Djokosoetono bersama-sama dengan dr. Purnomo Prawiro dan dr. Chandra Suharto,
dan juga mitra bisnis lainnya, secara resmi memulai bisnis transportasi dengan 25
armada taksi. Seiring perjalanannya, Blue Bird selalu menjadi pelopor dalam
mengubah industri taksi di Indonesia.Beberapa inovasi tersebut diantaranya adalah
pengenaan tariff berdasarkan sistem argometer, serta melengkapi seluruh armadanya
yang ber-AC dengan radio komunikasi.Selain itu, penggunaan sistem GPS pada
armada kami juga memberikan rasa aman kepada para pelanggan kami.Pada tahun
2011, Blue Bird juga menjadi perusahaan taksi pertama di Indonesia yang memberikan
layanan mobile reservation melalui BlackBerry. Kini, Blue Bird Group telah
mengembangkan bisnisnya. Selain tetap fokus di bisnis passenger transportation, kami
juga mengembangkan bisnis lain di bidang logistik, properti, industri dan alat-alat
berat, sampai menyediakan layanan konsultasi IT. Pada tahun 2014, PT Blue Bird Tbk,
salah satu anak perusahaan Blue Bird Group yang meliputi bisnis taksi, rental mobil,
dan charter bus, resmi Go Public di Bursa Efek Indonesia.

Visi Blue Bird Group ‘Menjadi Perusahaan yang mampu bertahan dan mengedepankan
kualitas untuk memastikan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi para stakeholder.

Misi Blue Bird Group ‘adalah tercapainya kepuasan pelanggan, dan mengembangkan
serta mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar di setiap kategori yang kita masuki.
Dalam transportasi darat, kita menyediakan layanan yang handal, dan berkualitas tinggi

1
dengan penggunaan sumber daya yang efisiendan kita melakukannya sebagai satu tim
yang utuh.’

Tujuan Blue Bird Group adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan, dan untuk
membangun dan mempertahankan posisi pertama sebagai pemimpin pasar di setiap
kategori di mana kami bersaing. Dalam transportasi darat, kami menyediakan dapat
diandalkan, berkualitas tinggi dan layanan yang superior dengan efisien penggunaan
sumber daya, dan kami melakukannya sebagai tim.

1.2. Rumusan Masalah

1. Masalah kehumasan yang terjadi pada Blue Bird.

2. Bagaimana situasi stakeholder internal dan eksternal Blue Bird?


3. Bentuk riset kehumasan pada Blue Bird, khususnya pada kasus unjuk rasa yang
dilakukan oleh PPAD.
4. Penelitian sukender dan penelitian formal terkait masalah kehumasan Blue Bird

1.3. Tujuan Makalah

1. Makalah ini bertujuan untuk mengelupas permasalahan internal, khususnya


kehumasan Blue Bird
2. Makalah ini juga bertujuan untuk memberikan kritikan serta saran terhadap
perkembangan setelah kasus yang terjadi di perusahaan Blue Bird.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Permasalahan Humas Blue Bird

Permasalahan humas Blue Bird berawal dengan adanya unjuk rasa yang dilakukan oleh
Persatuan Pengemudi Angkatan Darat (PPAD) pada tanggal 22 Maret 2016. Awalnya
unjuk rasa ini di laksanakan karena resah nya PPAD terhadap inovasi yang baru
diluncurkan tanpa adanya kejelasan hukum dari pemerintah, yaitu layanan jasa atau
angkutan umum yang berbasis daring, atau online.

Unjuk rasa ini awalnya dilaksanakan tanpa adanya embel – embel kekerasan dan
vandalism, namun karena adanya beberapa factor, unjuk rasa ini harus dibubarkan
dengan alasan keamanan yang tidak bisa dijamin lagi.

Pihak internal dari perusahaan Blue Bird atau dalam kasus ini adalah pengemudi dari
taksi Blue Bird menjadi highlight utama dari berita yang beredar di Indonesia. Namun,
perlu di ingat kembali unjuk rasa ini di laksankan bersama dengan PPAD yang berarti
Blue Bird bukan satu – satunya yang menjadi massa. Identiknya warna biru dari Blue
Bird menjadikan mindset masyarakat Indonesia bahwa pelopor dari unjuk rasa yang
berakhir dengan kekerasan tersebut adalah dari Blue Bird.

Hal tersebutlah yang membuat citra Blue Bird yang dibangun bertahun – tahun rusak
dalam jangka waktu yang sangat singkat. Blue Bird yang sangat terkenal dengan
pelayanan jasa yang sangat nyaman dan aman kini tercoreng dengan kekerasan dan
vandalism.

3
2.2. Stakeholder Internal dan Stake Holder Eksternal

2.2.1 Stakeholder Internal

1. Manajemen Blue Bird: Mereka bereaksi cepat begitu berita ini tersebar.
Pengemudi mereka berdemo pada siang hari, pada sore harinya Komisaris dari PT.
Blue Bird Tbk. melakukan jumpa pers. Manajemen Blue Bird mengalami kerugian
kurang lebih sebesar Rp.6,6M karena menggratiskan tarif pada esok harinya, kerugian
ini belum dihitung dengan biaya kerusakan kendaraan yang dialami.

2. Karyawan Blue Bird (pengemudi taksi): Pengemudi yang ikut berdemo


mendapat teguran lisan dari Manajemen, dan tidak mengalami pemutusan hubungan
kerja. Manajemen memberikan edukasi pada pengemudi dengan memberitahu bahwa
itu merupakan tindakan yang ilegal.

3. Pemegang saham: Dampak dari demo ini nilai saham Blue Bird mengalami
“roller coaster”. Pasca demo, seketika nilai saham BIRD mengalami penurunan sebesar
1,6% menjadi Rp.6.300 dari sebelumnya Rp.6.400.8. Namun ini tidak berlangsung
lama karena pada penutupan sesi I, kembali mengalami kenaikan ke level Rp.6.425,
persentasi ini berarti naik 0,39% dibandingkan posisi awal.

2.2.2. Stakeholder Eksternal

1. Masyarakat umum: Beberapa masyarakat mengaku menjadi segan dan takut


untuk menggunakan jasa taksi. Blue Bird menjadi sepi order, begitu juga dengan taksi
online. Dampak dari demo ini memberi efek bagi keduanya, ketakutan customer
bercabang: takut karena kepercayaan yang menurun (terhadap Blue Bird) dan takut
kena sweeping (terhadap taksi online). Demo ini menimbulkan banyak kecaman dari
masyarakat, Blue Bird dinilai kalah bersaing.

2. Pemerintah: Dorongan terhadap pemerintah semakin menguat untuk


mengeluarkan perundang-undangan jelas yang mengatur taksi berbasis aplikasi.
Kemudian sebagai bentuk respons, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri

4
(Permen) No. 32 tahun 2016 dan No. 26 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.

3. Media: Banyak media menjadikan demo ini sebagai bahan pemberitaan di


headline dan breaking news. Mereka “berperan” dalam cepatnya citra Blue Bird
menjadi rusak karena pada saat itu pemberitaan dilakukan hampir oleh seluruh channel.

Analisis SWOT.

Strength:

- Kualitas. Kualitas layanan Taksi Blue Bird sudah terjamin.

- Branch Mark. Taksi Blue Bird merupakan taksi konvensional nomer 1 di Indonesia.

- Jumlah. Taksi Blue Bird memiliki armada terbanyak di Indonesia.

Weakness:

- Harga. Tarif yang dikenakan cukup mahal.

- Bahan Bakar. Penggunaan BBM pada mobil cukup boros.

- Macet. Alat transportasi mobil tidak efisien dalam kemacetan.

Opportunities:

- Kenyamanan. Masyarakat menginginkan perjalanan yang nyaman.

- Kepastian. Tarif dibayar sesuai argo.

- Kemudahan. Karena sudah tersebar luas, Blue Bird mudah ditemukan dipinggir jalan.

5
Threat:

- Taksi Online. Jauh lebih mudah didapatkan, dengan tarif harga yang jauh lebih murah
pula.

- Taksi Konvensional. Menjadi pesaing nomer 2 di pangkalan, namun tetap harus


diwaspadai.

Problem Identification:

Masalah bermula saat adanya seruan unjukrasa yang di posting oleh FY di akun
Facebooknya pada 19 Maret 2016. Seruan itu kemudian mendapat respon dukungan
dari sesama pengemudi taksi konvensional. Dalam postingannya, FY menyerukan
untuk massa yang akan turun ke jalan agar membawa senjata tumpul, senjata tajam,
hingga bom Molotov.

Demo dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2016 di depan Gedung DPR/MPR RI Jalan
Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Sejak sebelum demo dilaksanakan, dari ajakan yang
diserukan oleh FY sudah tercium bahwa demo tidak akan berjalan secara damai dan itu
menjadi kenyataan saat hari H.

Intrik lainnya adalah seluruh armada sangat diharuskan untuk mengikuti demo ini.
Apabila didapati pengemudi tidak mengikuti demo dan menaikkan penumpang,
mereka akan dipaksa dengan cara yang keras hingga mobil mereka dihancurkan.

Demo berlangsung tidak kondusif, terjadi pengrusakan, pemberitaan tentang demo ini
meledak. Sialnya, armada Blue Bird dengan logo burung birunya tampil mendominasi
di dokumentasi pemberitaan mulai dari media cetak hingga digital, menyebabkan
perusahaan ini secara otomatis mendapat sorotan di seluruh penjuru negeri.

Dalam usaha mengusut tuntas perihal ini, Polda Metro Jaya memeriksa 109 orang yang
diduga terkait atau mengetahui aksi kekerasan saat demonstrasi supir taksi

6
berlangsung. Mereka terdiri dari supir ojek berbasis online Go-Jek dan sopir bajaj.
Sampai 23 Maret 2016, 5 orang terlah ditetapkan sebagai tersangka mereka adalah
supir Go-Jek, supir bajaj, dan supir taksi yang dianggap sebagai provokator.

Para tersangka diancam Pasal 218 KUHP tentang tindak pidana mengganggu
ketertiban umum, Pasal 156 KUHP tentang perbuatan menunjukkan permusuhan pada
masyarakat, Pasal 170 KUHP tentang tindak pidana dimuka umum secara bersama-
sama, dan Pasal 406 KUHP tentang penghancuran atau pengrusakan barang.

Citra buruk merasuk ke pikiran masyarakat luas seiring dengan tereksposnya “baju
biru” di sekian banyak dokumentasi pemberitaan peristiwa ini. Masyarakat semakin
subjektif dalam menilai, sebelumnya Blue Bird memang sudah dikenal sebagai
kendaraan darat dengan tarif tinggi.

Di bursa saham, citra Blue Bird rusak seketika karena adanya demo ini ditunjukkan
dengan menurunnya nilai saham mereka sebesar 1,6% menjadi Rp.6.300, dari
sebelumnya Rp.6.400,8. Namun pada penutupan akhir sesi I, saham Blue Bird justru
mengalami kenaikan ke level Rp,6.425 atau naik sebesar 0,39%.

Problem Solution:

Press Conference oleh Komisaris PT. Blue Bird Tbk. Noni Sri Ayati Purnomo. Dalam
jumpa pers, Noni menyampaikan beberapa point yang harus masyarakat ketahui terkait
tersorotnya nama Blue Bird dengan adanya demo ini, yakni sebagai berikut:

1. Menegaskan bahwa pendemo yang beraksi bukan dari serikat pekerja Blue
Bird, melainkan mereka dari PPAD. Pihak Blue Bird sendiri, telah mengirimkan surat
edaran pada hari Minggu (20/3/16) kepada seluruh armada di Jabodetabek untuk tidak
mengikuti demo tersebut, tidak mungkin kantor menyuruh pengemudi untuk berdemo
karena hal tersebut merupakan tindakan ilegal.

7
2. Menegaskan bahwa pengemudi yang ikut dalam aksi demo bukan merasa
terancam dengan keberadaan taksi berbasis online seperti Grab Car, Go-Car dan Uber,
melainkan yang mereka tuntut ke pemerintah adalah kesetaraan bisnis.

3. Menggratiskan tarif pada 23/3/16 dengan armada penuh mulai pukul 00.00
WIB hingga 24.00 WIB di seluruh Jabodetabek, ini merupakan sebuah langkah sebagai
usaha untuk menunjukkan bahwa mereka bertanggungjawab sekaligus memulihkan
citranya. Apabila tidak dilakukan, maka Blue Bird akan dilabeli sebagai salahsatu
perusahaan yang lemah mengantisipasi derasnya arus perkembangan teknologi di dunia
bisnis, sehingga mengancam keberlangsungan nasib perusahaan.

Pada bulan Mei 2016, PT. Blue Bird Tbk. memutuskan untuk bekerjasama dengan Go-
Jek. Langkah ini merupakan terobosan baru di tengah persaingan antara transportasi
konvensional dan online yang kian ketat. Head of Investor Relations Blue Bird,
Michael Tene menyebutkan, Go-Jek dipilih karena sama-sama merupakan perusahaan
asli Indonesia.

Kerjasama ini membuahkan sebuah aplikasi yang diberi nama Go Blue Bird, yang
mana aplikasi ini memungkinkan pengguna Go-Jek untuk melakukan order taksi Blue
Bird dengan hitungan tarif berdasar waktu dan per/km dari Blue Bird. Namun
pengguna tetap bisa menggunakan promo dari Go-Jek dan dapat menggunakan Go-Pay
sebagai alat pembayaran.

Setelah terjadinya demo oleh PPAD ini, dorongan terhadap pemerintah untuk membuat
perundang-undangan yang mengatur tentang teknis berjalan kendaraan berbasis online
semakin menguat.

Akhirnya, pada Maret 2016 Mahkamah Agung (MA) mengesahkan Peraturan Menteri
(Permen) Perhubungan No. 32 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang
dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek, dan mulai diberlakukan
pada bulan September 2016 setelah melalui beberapa kali revisi. Selain Permen No. 32

8
Tahun 2016, ada juga Permen No. 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.

2.3. Bentuk riset kehumasan pada Blue Bird, khususnya pada kasus unjuk rasa
yang dilakukan oleh PPAD. (fact finding)

1. Demonstrasi

Menurut konten analisis kami awal dari terjadinya kasus Blue Bird yang
muncul adalah ketika pada Selasa pagi, 22 Maret 2016 sekitar 10 ribu anggota
Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melakukan unjuk rasa di depan
gedung DPR/MPR di Jalan Gatot Subroto serta kantor Kementerian Komunikasi
dan Informatika di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Mereka menuntut
pemerintah menghentikan beroperasinya transportasi berbasis online, yakni
GrabCar dan Uber. Di antara pengunjuk rasa, kehadiran sopir taksi Blue Bird
mendominasi.

Di depan gedung DPR, puluhan pengemudi taksi berseragam biru itu melakukan
sweeping terhadap pengendara taksi yang tidak ikut berunjuk rasa. Aksi itu mereka
lakukan hingga ke tengah jalan tol dalam kota.

Aksi premanisme ini ada kaitannya dengan seruan aku facebook FY sebagai
pengemudi Blue Bird yang memprovokasi para pengemudi driver lainnya untuk
melakukan unjuk rasa.

Kabarnya, setiap sopir Blue Bird yang ikut berunjuk rasa dibebaskan dari uang
setoran dan diberi uang ratusan ribu rupiah serta nasi kotak. Manajemen
memfasilitasi puluhan pengemudi dari setiap pool untuk ikut berdemonstrasi pada
pekan lalu dan hari ini, Selasa, 22 Maret 2016.

9
Direktur Blue Bird Group Adrianto Djokosoetono, mengonfirmasi "Perusahaan
tidak bertanggung jawab terhadap aksi demo tersebut. Aksi ini adalah aspirasi
murni pengemudi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat
se- Jadetabek," dalam suratnya.

2. Kerjasama antara Blue Bird dengan McDonald’s

Blue Bird menjalin kerja sama dengan McDonald’s Indonesia. Penandatanganan


tersebut berlangsung di di McDonald’s Kemang, Jakarta Selatan. Hal ini dilakukan
sebagai bagian dari upaya untuk terus meningkatkan pelayanan dan memberikan
nilai tambah bagi para pelanggan, Blue Bird terus melaksanakan berbagai kerja
sama dengan para mitra dan pihak ketiga. Selain untuk memberikan kemudahan
dan kenyamanan kepada para pengguna, kerja sama ini juga bertujuan memberikan
nilai tambah bagi pengemudi yang memiliki peran penting dalam kegiatan
operasional dan pelayanan perusahaan.

Dalam kerja sama ini, pelanggan dan konsumen kedua perusahaan akan
mendapatkan berbagai keuntungan, termasuk potongan harga apabila pelanggan
atau konsumen menggunakan aplikasi My Blue Bird milik Blue Bird dan
McDelivery online milik McDonald’s.

Sementara itu, Direktur Operasional McDonald’s Indonesia Laksmi Zosmiati


menambahkan pihaknya berharap kerjasama ini akan memberi keuntungan dan
kemudahan, tidak hanya bagi pengemudi Blue Bird, tapi juga konsumennya.

Ketentuan dalam kolaborasi berbasis aplikasi antara Blue Bird dan McDonald’s ini
adalah pelanggan Blue Bird yang melakukan pemesanan melalui aplikasi 'My Blue
Bird' dengan tarif minimal sebesar Rp 100 ribu akan mendapatkan benefit yang
dapat dipergunakan untuk melakukan pemesanan melalui McDelivery online.

10
Begitu juga sebaliknya, bagi pelanggan McDonald’s yang melakukan transaksi
melalui McDelivery online baik di web dan mobile apps dengan nilai minimal
sebesar Rp 100 ribu akan mendapatkan benefit yang dapat dipergunakan untuk
melakukan pemesanan Blue Bird melalui aplikasi My Blue Bird. Di samping itu,
kerja sama ini juga memberikan keuntungan tambahan bagi para pengemudi Blue
Bird yang melayani penumpangnya melakukan pembelian McDonald’s melalui
Drive Thru.Untuk setiap pembelian minimum Rp 60 ribu sebelum pajak,
pengemudi berhak mendapatkan satu cap di kartu Drive Thru yang dimiliki oleh
seluruh pengemudi Blue Bird.

Pengemudi berhak menukarkan cap yang dimilikinya dengan produk restoran


McDonald’s sesuai dengan ketentuan dimana 3 cap dapat ditukar dengan Apple Pie
dan untuk pengemudi yang memiliki 6 cap dapat menukarkan cap-nya dengan
Paket Nasi 1 (nasi, ayam dan minum).

3. Blue Bird Tunjuk Direktur Keuangan Baru

PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengangkat Direktur Keuangan yang baru pada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) pagi ini di Gedung Bursa Efek Indonesia
(23/02/2018). Dia adalah Sandy Permadi yang telah berpengalaman luas di bidang
keuangan, yaitu akuntansi, audit, manajemen keuangan, dan corporate actions.

Pengalaman Sandy berkecimpung dalam industri e-commerce diharapkan mampu


membawa banyak kemajuan pada perusahaan transportasi ini.

Sementara itu, Sandy menuturkan bahwa Blue Bird adalah perusahaan yang
memiliki komitmen jangka panjang dalam menerapkan excellence di bidang
operasional dan layanan.

11
4. Blue Bird Tegaskan, Sahamnya Tidak dibeli Gojek

Manajemen PT Blue Bird Tbk memastikan isu yang menyebutkan pihak Go-Jek
membeli saham Blue Bird tidak benar. Sebelumnya beredar kabar kalau Go-Jek
akan membeli saham Blue Bird.

Direktur Pemasaran PT Blue Bird Amelia Nasution menegaskan pihaknya masih


bekerja sama dengan Go-Jek. PT Blue Bird Tbk sudah bekerja sama dengan Go-
Jek sejak 30 Maret 2017 dengan meluncurkan fitur Go Blue-Bird dalam aplikasi
Go-Jek.

Terkait target ekspansi dan kinerja keuangan pada 2018, manajemen perseroan
belum dapat jelaskan lebih detil. Namun, Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto
Djokosoetono yakin kinerja 2018 akan lebih baik. Hal itu akan didukung dari
ekspansi yang dilakukan pada 2018. Perseroan telah ekspansi ke 18 kota di
Indonesia.

Seperti diketahui, hingga kuartal III 2017, perseroan mencatatkan laba turun
menjadi Rp 302,12 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 360,87 miliar.

Pendapatan merosot 14,1 persen hingga akhir kuartal III 2017 menjadi Rp 3,13
triliun. Pada kuartal III 2016, perseroan membukukan pendapatan Rp 3,64 triliun.

"Perseroan belum bisa disclose target tahun ini. Kami yakin ada perkembangan.
Bisa ada rencana perluasan, tapi belum bisa disclose. Kami masih lakukan studi,
sekarang masih di 18 kota. Perseroan punya budget untuk peremajaan pada 2018.
Armada baru kami tersebar di lapangan menggunakan beberapa brand. Kami yakin
tahun ini lebih baik," kata dia.

Selain itu, PT Blue Bird Tbk juga belum dapat menjelaskan detil mengenai dana
belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2018.

12
"Belanja modal pada dasarnya kami fleksibel. Kami punya kerja sama yang baik
dengan perbankan. Kalau kondisi market strategis, kami siap lakukan investasi.
Semua melihat kondisi yang terbaik untuk kami lakukan sesuatu," ujar Direktur
Utama PT Blue Bird Tbk Purnomo Prawiro.

Sebelumnya, saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalami tekanan sepanjang sesi
pertama perdagangan saham Selasa pekan ini. Morgan Stanley Capital
International Index (MSCI) mengeluarkan saham PT Blue Bird Tbk dari jajaran
indeks saham MSCI Indonesia dinilai jadi sentimen negatif.

Berdasarkan data RTI, Selasa 13 Februari 2018, saham PT Blue Bird Tbk susut
2,48 persen atau 90 poin menjadi Rp 3.540 per saham. Total frekuensi perdagangan
saham sekitar 244 kali dengan nilai transaksi Rp 890,6 juta.

"Saham Blue Bird tertekan karena keluar dari MSCI Index," ujar Kepala Riset PT
Ekuator Swarna Sekuritas, David Sutyanto, saat dihubungi Liputan6.com.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menuturkan, keluarnya saham


PT Blue Bird Tbk dari indeks saham MSCI paling berpengaruh terhadap gerak
saham Blue Bird pada Selasa pekan ini. Sebelumnya, menurut Alfred, saham PT
Blue Bird Tbk mendapatkan sentimen negatif dari laporan sektor transportasi dan
properti dinilai belum pulih.

"Keluarnya dari indeks saham MSCI itu paling besar pengaruhnya. Kemarin juga
ada kabar kalau Go-Jek membantah membeli saham Blue Bird. Padahal, saham
Blue Bird sempat positif dengan kabar Go-Jek beli saham Blue Bird," ujar Alfred.

Alfred menambahkan, saham Blue Bird keluar dari indeks saham MSCI membuat
para manajer investasi melakukan rebalancing portofolio investasi saham yang

13
dimiliki. "Jadi manajer investasi yang portofolionya sesuai dengan indeks saham
MSCI akan keluarkan saham Blue Bird," kata dia.

Alfred menuturkan, MSCI mempertimbangkan sejumlah hal dengan mengeluarkan


saham Blue Bird. Salah satunya likuiditas saham. Alfred menilai, likuiditas saham
Blue Bird turun signifikan menjadi di bawah Rp 5 miliar per hari. "Indeks MSCI
selain melihat kinerja juga melihat likuiditas," ujar Alfred.

Seperti diketahui, MSCI mengeluarkan daftar terbaru MSCI Global Small Cap
Indexes pada Februari 2018. Daftar MSCI Global Small Cap Indexes tersebut
merangkap dari kawasan Asia Pasific, antara lain Malaysia, Indonesia, China,
Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Salah satunya saham PT Blue Bird Tbk yang
dikeluarkan dari MSCI Global Small Capi Indexes.

5. Gandeng Go-Jek, Pendapatan Blue Bird Naik

Tbk menyatakan, kerja sama antara perseroan dan perusahaan transportasi online
Go-Jek mengerek pendapatan Blue Bird di kuartal IV-2017. "Iya karena itu, salah
satunya ya. Kita kan Februari sudah kerja sama dengan Go-Jek yaitu Go-BlueBird.
Jadi memang di kuartal IV ini baru terasa dampaknya, signifikan," kata Direktur
Independen Blue Bird Sandy Permadi di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)
Kamis, (24/5/2018).

Sandy lebih jauh mengungkapkan persentase kenaikan perseroan saat ini belum
bisa diungkap. Namun, dia menyebut pertumbuhan pendapatan perseroan kuartal
I-IV di 2017 sudah meningkat

"Untuk kuartal I-2017, pendapatan kita memang turun 10 persen jadi Rp 1,03 triliun
dari kuartal IV-2016. Tapi kan kuartal berikutnya semuanya naik. Kurtal II-2017

14
naik 0,2 persen, kuartal III-2017 juga naik 1 persen. Kuartal IV-2017 pun naik 2
persen," kata dia.

Sandy menambahkan laba bersih juga diikuti kenaikan semenjak melakukan


kolaborasi dengan pihak Go-Jek Indonesia.

"Iya, laba bersih juga. Pada kuartal I-2017, laba bersih perseroan turun 20 persen,
pada kuartal II-2017 turun sebesar 36 persen, sedangkan kuartal III-2017 naik 44
persen, serta kuartal IV-2017 naik 15 persen," jelasnya.

Dia mengungkapkan, pemesanan taksi melalui Go-BlueBird akan cenderung lebih


murah sekaligus juga dikenakan biaya dan promo yang sama dengan pemesanan
Go-Car.

"Jadi memang temen-temen kalau order dari My BlueBird akan dapatkan tarif
sesuai dengan tarif argo, tapi jika dengan Go-Bluebird akan lebih murah. Ini karena
kita dapat subsidi dari pihak Go-Jek," ungkapnya. Untuk informasi, Blue Bird ini
membukukan laba bersih sebesar Rp 424,8 miliar di 2017. Pencapaian tersebut
turun sekitar 16,24 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni Rp 507,28
miliar. Meskipun begitu, Sandy berujar perseroan berhasil mencatatkan
pertumbuhan secara kuartalan

15
2.4. Penelitian Sekunder dan Penelitian Formal

2.4.1. Penelitian Sekunder

Penelitian Sekunder

Sebuah artikel dari kompasiana mengenai fenonema yang terjadi akibat demo PPAD
yang pada akhirnya menyudutkan salah satu pihak ( Bluebird ) karena memiliki armada
yang paling banyak dan terlihat dari identitas yang digunakan ( biru ) .

“Kini, dengan adanya fenomena ini tidaklah bijak jika mencari pihak yang salah.
Kalaupun ada pihak yang harus disalahkan, maka semua akan menjadi pantas untuk
disalahkan. Mengapa? Pihak taksi konvensional salah karena tidak tanggap dengan
perubahan zaman, belum lagi kesalahan dalam demonstrasi yang berujung anarki.
Pihak penyedia transportasi berbasis aplikasi salah juga karena tidak mengikuti
peraturan yang berlaku, juga mereka tidak menyediakan harga yang berkeadilan
dengan pesaing yang sudah lama ada. Pemerintah pun juga menjadi salah, karena tidak
tanggap dalam melihat fenomena yang ada di masyarakat, dengan belum menyediakan
peraturan yang dapat mengakomodir dan menertibkan konflik yang ada.

Maka, sebenarnya solusinya tinggallah jawaban dari kesalahan semua pihak ini.
Pihak taksi konvensional sudah harus lebih tanggap terhadap perkembangan teknologi,
buatlah layanan yang sama dengan membuat aplikasi yang menarik. Pihak penyedia
transportasi berbasis aplikasi, sebaiknya menggunakan plat kuning, juga tidak
memberikan harga yang terlampau jauh dengan yang sudah ada sehingga persaingan
menjadi sehat. Pemerintah, sudah selayaknya membuat peraturan, dan memastikan
bahwa persaingan yang ada terjadi secara sehat dan tidak ada ‘adu modal’ yang
merupakan ciri kapitalisme dan bertentangan dengan ekonomi kerakyatan. Terakhir,
masyarakat akan dengan mudah memilih dengan cerdas apa yang mereka hendak
gunakan. Kerusuhan hari ini sangat disesalkan. Meski demikian, sudah sepatutnya ini
membuka mata kita bahwa kita berada pada masa modernisasi yang membuahkan suatu

16
perubahan sosial di masyarakat. Kalau urusan rezeki, tidak perlu dirisaukan. Karena
jutaan orang pun mencari rezeki di ibukota kita tercinta”.

( Farhan Abdul Majid, 2016 )

Berikut merupakan cuplikan layar yang dikutip dari akun ofisial social media twitter
Bluebird

17
Berdasarkan hal tersebut, bisa dipastikan bahwa Blue Bird mengalami kerusakan citra yang sangat
fatal meskipun yang mengadakan unjuk rasa tersebut bukan berasal dari Blue Bird sebagai inisiator
unjuk rasa.

18
2.4.2. Penelitian Formal

Berdasarkan penilitan yang kelompok kami lakukan dengan cara membuat kuisioner, kami telah
memperoleh data dari 100 responden.

Berikut paparan dan perbandingan penggunaan jasa taksi Blue Bird:

1. Sebelum adanya kerukasan citra yang terjadi karena adanya unjuk rasa yang dilakukan
PPAD dan Blue Bird menjadi highlight utama, persentase yang menggunakan jasa taksi
Blue Bird ialah 73,9% dan terjadi penurunan drastis menjadi 43,9% setelah terjadi
kerusakan citra.
2. Menurut data kuisioner yang diperoleh sekitar 52.4% responden menjawab citra perusahan
taksi Blue Bird menjadi buruk setelah adanya berita unjuk rasa yang dilakukan PPAD.
Namun sekitar 47.6% responden tidak terpengaruh adanya berita tersebut.
3. 61,5% responden berpendapat bahwa taksi Blue Bird berhasil memulihkan citranya
kembali yang sebelumnya menurun drastis akibat adanya berita unjuk rasa tersebut.
4. Menurut data kuisioner yang kami dapat juga, 82,9% responden bahwa sebagian peguna
transpotasi (masyarakat) lebih suka mengunakan transpotasi onlie ketimbang konvesional
5. Menurut data yang kami terima 90,2% responden mengkatakan bahwa faktor harga antara
taksi onlie dan kovensional berpengaruh terhadap minat untuk mengunakan transpotasi
tersebut.
6. Dan 91,5% responden mengatakan belum pernah mengunakan aplikasi my blue bird
apakah di kaernakan masyarakat sudah merasa nyaman mengunakan aplikasi taksi online
yang lain.
7. 92,7% reponden tidak begitu peduli dengan perkembangan atau berita yang bermasalah
dengan bule bird

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kritik

Menurut penulis, seharusnya perusahaan Bluebird lebih membuka diri terhadap perkembangan
teknologi saat ini, karena hal tersebut merupakan salah satu syarat agar perusahaan tersebut dapat
terus berkembang,berinovasi dan tentunya bertahan dengan marakanya persaingan.

Penulis juga beranggapan agar pihak internal Blue Bird bisa dengan bijak mengambil langkah
dalam bertindak, terlebih langkah yang diambil bisa mempengaruhi citra perusahaan secara
menyeluruh.

Penulis beranggapan sebaiknya pihak internal Blue bird lebih tegas menberikan sangsi atau
peringatan terhadap dirve, yang melakukan tindakan yang meresahkan konsumen,dan ini dapat
merusak citra terhadapan perusahan Blue bird.

3.2. Saran

Akan lebih baik jika Blue Bird bisa memegang penuh kontrol terhadap pihak stakeholder internal
maupun eksternal, terlebih dalam kasus ini, para pihak internal, karyawannya.

Pihak internal Blue Bird akan mendukung citra perusahaan dengan lebih dewasa dalam mengambil
keputusan maupun ajakan oleh pihak eksternal perusahaan

Lebih baik jika pihak internal Bule bird sering melaukan sosialsasi terhadap setiap drive yang
berkerja supaya terdata dan mengetahui masalah yang ada di lapangan.

20

Anda mungkin juga menyukai