Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Raihan Dwiputra

NPM:6092201079

Penerapan Normatif Deontologist


Etika merupakan sifat yang terdapat di manusia yang terbentuk dengan situasi
sekitar dan momen-momen tertentu. Etika juga merupakan aspek penting dalam
kehidupan sehari-hari karena jika ingin bertahan diperlukan etika yang mampu
membantu umat manusia untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari. Etika seperti
apa yang bisa membantu umat manusia dan bagaimana cara menilai suatu etika,
pendekatan untuk menganalisa etika memiliki beragam kacamata. Beberapa
kacamata untuk menganalisa tindakan manusia yaitu diantara nya etika deskriptif,
etika normatif, etika analitis. Pendekatan yang digunakan kali ini adalah penerapa
etika normative, etika normatif memfokuskan analisa dalam ruang lingkup penilaian
atas tindakan moral manusia atau kacamata etika normatif mampu memberikan
argumen mengapa suatu tindakan mampu dinilai baik atau tidak baik.Dalam
penilaian norma terbagi lagi dua kacamata pendekatan untuk menganalisa norma
yaitu pendekatan teologis dan pendekatan deontologis. Pendekatan teoleologis yang
jika didalami memiliki arti telos yaitu tujuan, pendekatan ini lebih melihat ke akibat
dari tindakan yang dihasilkan atau memiliki pemahaman bahwa tindakan baik bisa
dilihat apabila memiliki tujuan yang baik atau dampak yang baik. Pendekatan
Deontologis menilai tindakan baik dari nilai kebaikan intrinsik dalam suatu tindakan,
sehingga hal tersebut mampu mendorong manusia untuk wajib melaksanakan
tindakan tersebut. Normatif deontologis melihat bahwa tindakan baik dinilai dari
melakukan kewajiban, seperti contoh seorang individu mengikuti aturan yang
diberikan diperusahaan nya agar dia tidak dicap sebagai orang yang tidak beraturan.
Maka jika dilihat dari perspektif Normatif deontologis tindakan seperti itu bisa dinilai
tindakan baik karena telah mengikuti kewajibannya untuk bertindak baik. Namun
normatif deontologis juga memiliki kelemahan yang dilihat oleh banyak peneliti salah
satu kritik nya adalah hanya melihat dari nilai intrinsik kebaikan sementara itu
cenderung mengabaikan baik tidak nya akibat tindakan maka bisa dinilai pendekatan
ini terlihat kaku tidak spontan dan tidak mampu menjawab kasus yang sifat nya
dilematis. Seperti contoh dengan kasus seorang pegawai harus mengikuti aturan
perusahaan karena aturan tersebut mengikat pegawai nya untuk
mengimplementasikannya namun bagaimana jika ada kasus dimana perusahaan
melarang Wanita muslim untuk tidak menggunakan hijab, maka apa yang harus
dilakukan oleh pegawai tersebut. Jika hanya dilihat dari kacamat normatif deontolgis
maka tegas akan menjawab untuk mengikuti aturan yang mengikat sesuai dengan
norma yang ada dalam kasus ini yaitu peraturan perusahaan. Namun dilema ini
mampu dipecahkan oleh William David Ross solusi dari dilema seperti ini adalah
penggunaan akal budi untuk bisa menentukan mana yang terbaik dan mana yang
tidak.
Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki aturan yang harus diikuti mulai dari
aturan norma sosial dan aturan universitas. Mengikuti dan menerapkan aturan-
aturan yang diberikan oleh universitas merupakan kewajiban seorang mahasiswa
untuk menerapkannya sama hal nya dengan norma sosial, norma sosial mendukung
individu-individu yang berada didalamnya untuk menjadi seorang yang terdidik
walaupun norma sosial merupakan nilai aturan yang tidak tertulis atau memiliki
kewajiban untuk dilakukan namun menurut saya norma sosial tetap mengikat karena
norm ini bisa mempengaruhi kehidupan seseorang dan saya melihat bahwa kasus
ini merupakan imperatis hipotesis karena norma sosial mendukung seseorang untuk
terdidik dan cara untuk menjadi terdidik adalah mengikuti dunia Pendidikan yang
bermulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Maka jika dilihat dari normatif
deontologis saya telah mengikuti nya karena saya telah mengikuti aturan yang ada
mulai dari aturan yang berada di universitas saya atapun norma sosial yang
mengikat.

Anda mungkin juga menyukai