Anda di halaman 1dari 3

Bimingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu, agar mampu

memahami diri dan lingkungannya. Dalam proses pemberian bimbingan dapat


dilakukan oleh siapa saja. Baik itu guru, orang tua, teman sebaya dan lain
sebagainya. Untuk mencapai kemandirian.
Konseling adalah proses pemberian bantuan dari seorang ahli (konselor) terhadap
konseli untuk mencari solusi dari permasalahan yang dilakukan secara langsung/
face to face.
Asas-asas BK
- Kerahasiaan – Keterbukaan – Kedinamisan – Keahlian - TWH
- Kemandirian – Kegiatan – Keterpaduan – Alih Tangan Kasus
- Kesukarelaan - Kekinian – Kenormatifan - Konseling
Bidang-bidang BK
- Pribadi
- Sosial
- Karir
- Akademik/belajar
Fungsi layanan BK
- Pemahaman
- Pencegahan
- Pemeliharaan
- Perbaikan /koreksi
Jenis-jenis layanan
- Responsive
- Klasikal
- Perencanaan individual
- Dukungan system

Tahapan self management


- Self monitoring
- Self contracting
- Stimulus control
- Self evaluation
- Self reward
Behaviorisme yang berarti aliran dalam psikologi yang mempunyai objek
penelitiannya sesuatu yang nampak di indera yaitu berupa perilaku yang tampak,
yang di observasi. Teori tersebut menekankan pada hubungan antara stimulus dan
respon yang dapat diamati lewat panca indera (Corey, 2005:).
Tokoh : Thorndike, Watson, skinner
Hakikat manusia menurut pendekatan konseling behavioristik adalah pasif dan
mekanistik, manusia dianggap sebagai sesuatu yang dapat dibentuk dan diprogram
sesuai dengan keinginan lingkungan yang membentuknya. Manusia merespon
lingkungan dengan kontrol terbatas, hidup dalam alam deterministik dan
memiliki peran aktif dalam memilih martabatnya. Manusia memulai
kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya, dan interaksi
ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.
Dalam pandangan behavioristik, kepribadian manusia merupakan perilaku yang
terbentuk berdasarkan hasil pengalaman yang diperoleh dan interaksi seseorang
dengan lingkungannya. Kepribadian merupakan pengalaman seseorang akibat
proses belajar. Menurut Saerozi, (2015), aliran behavioristik memiliki asumsi-
asumsi dasar terhadap perilaku manusia sebagai berikut :
1. Manusia memiliki potensi untuk segala jenis perilaku
2. Manusia mampu mengkonsepsikan dan mengendalikan perilakunya
3. Manusia mampu mendapatkan perilaku baru
4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain sebagaimana
perilakunya juga dipengaruhi oleh orang lain.
Berdasarkan pernyataan di atas mengenai hakikat manusia pada
pandangan behavioristik yaitu pada dasarnya manusia tidak bisa berbuat apapun,
karena semua tingkah laku manusia dapat dibentuk oleh hasil belajar dengan
faktor lingkungan yang membentuknya Proses dan Tujuan Pendekatan
Behavioristik Pendekatan behavioristik, hal yang penting untuk
mengawali konseling adalah mengembangkan kehangatan, empati, hubungan
suportif. Dalam konseling behavior, perilaku manusia merupakan hasil belajar
yang dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasikan kondisi-kondisi
belajar. Proses konseling merupakan suatu proses atau pengalaman belajar untuk
membentuk konseli mengubah perilakunya sehingga dapat memecahkan
masalahnya (Saerozi, 2015). Sebagai bagian yang integral dari sistem konseling
behavioral selain berdasarkan asumsi-asumsi di atas terdapat karakteristik yang
dapat membedakan dengan pendekatan yang lain. Corey (1977) dan George dan
Christiani (1990) mengemukakan bahwa konseling behavioral memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
o Berfokus pada perilaku yang tampak dan spesifik
o Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai masalah klien
Berdasarkan karakteristik ini bahwa konseling behavioral
secara konsisten menaruh perhatian pada perilaku yang tampak. Perilaku yang
tidak tampak dan bersifat umum harus dirumuskan menjadi lebih spesifik. Secara
khusus, tujuan konseling behavior mengubah perilaku salah dalam penyesuaian
dengan cara-cara memperkuat perilaku yang tidak diharapkan
serta membantu menemukan cara-cara berperilaku yang tepat (Latipun, 2010).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses dan tujuan
pendekatan behavioristik adalah mengembangkan hubungan
kehangatan, empati serta membatasi perilaku sebagai faktor interaksi antara faktor
bawaan dengan lingkungannya dengan tujuan mengubah perilaku salah dalam
penyesuaian dengan memperkuat perilaku yang tidak diharapkan agar dapat
menemukan perilaku yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai