Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

BANK EMOK DALAM PANDANGAN HUKUM


SYARIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah "Teknik
Penyusunan Skripsi

Dosen pengampu : Hj. Nurjannah, S,Ag, S,sy, M,Si


.

Disusun oleh :

Sirojudin
Nim : 2022.117.1

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM KH. RUHIAT
CIPASUNG - SINGAPARNA
2023
PROPOSAL PENELITIAN

Nama = Sirojudin

Nim = 2022.117.1

Prodi = Ekonomi Syariah

Judul = Bank Emok Dalam Pandangan Hukum Ekonomi Syariah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia mempunyai tujuan untuk

memenuhi kebutuhan kehidupannya. Kebutuhan tersebut sangat beragam baik

primer, sekunder, maupun tersier, untuk memperoleh semua itu manusia perlu

bekerjasama dan saling membantu agar semuanya terpenuhi. Sudah

seharusnya orang kaya membantu yang miskin dan yang mampu menolong

yang tidak mampu.

Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya kerap kali

terbentur oleh ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Oleh karena itu, untuk bisa memenuhi kebutuhannya itu mereka terpaksa

harus berhutang pada orang lain baik berupa uang maupun barang, dengan

cara memberikan pertolongan pinjaman atau hutang yang mempunyai nilai

kebaikan dan pahala disisi Allah SWT. Sebagaimana Firman –Nya dalam

surat al-Baqarah (2) ayat 245 sebagai berikut:


ُ‫ ۖط‬6‫ْص‬
ُۣ ‫رةً ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْقبِضُ َويَب‬6 ْ َ‫ُض ِعفَهٗ لَهٗ ٓ ا‬
َ 6‫ َكثِ ْي‬6‫ َعافًا‬6‫ض‬ ً ْ‫َم ْن َذا الَّ ِذيْ يُ ْق ِرضُ هّٰللا َ قَر‬
ٰ ‫ضا َح َسنًا فَي‬

َ‫َواِلَ ْي ِه تُرْ َجعُوْ ن‬

Artinya : Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,

pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan

meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang

banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada

Nya-lah kamu dikembalikan.1

Ayat diatas menjelaskan bahwa siapa saja yang memberikan bantuan

berupa pinjaman baik berupa barang atau benda dijalan Allah, maka Allah

akan melipat gandakan pinjaman tersebut berupa rizki yang melimpah. Maka

dari itu setiap orang baik perorangan maupun kelompok (lembaga)

disunahkan, bahkan diwajibkan untuk memberikan pinjaman. Salah satunya

adalah memberikan pinjaman uang atau hutang-piutang kepada orang yang

membutuhkan, hutang-piutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak

milik pemberi pinjaman kepada penerima pinjaman dengan pengembalian

dikemudian hari sesuai dengan jumlah yang sama.2

Hutang piutang juga dikenal dengan istilah kredit ini biasanya

digunakan oleh masyarakat untuk memberikan pinjaman kepada pihak lain

sebagai metode transaksi ekonomi di dalam masyarakat. Hutang-piutang

biasanya digunakan oleh masyarakat dalam kontek pemberian pinjaman pada

orang lain, misalnya seseorang meminjamkan uang kepada pihak lain maka ia

1
Mushaf Al-Qur’an Terjemah,(Jakarta:Departemen Agama RI
2
Apresiasi-rofiuddin.blogspot.com/2009/12/hutang-piutang-dalam-dalamIslam.html, (diakses
13 April 2023)
dapat disebut telah memberikan utang. Sedangkan istilah kredit lebih banyak

digunakan oleh masyarakat pada transaksi perbankan dan pembelian yang

tidak dibayar secara tunai.

Aktivitas kredit informal ini bebas dari kontrol resmi negara atau bank

sentral. Bahkan sebagian besar aktivitasnya tidak tercatat dalam statistik

resmi pemerintah, Lembaga-lembaga finansial informal saat ini berkembang

sangat cepat, maraknya kasus praktek bank emok di pedesaan yang dianggap

sebagai Bank gelap (Bank illegal) sepertinya sangat meresahkan masyarakat.

Namun dilain sisi bank emok juga disinyalir sebagai sosok yang mendukung

aktivitas baik secara langsung maupun tidak langsung. Bagaimana tidak,

masyarakat pedesaan yang cenderung tidak mau susah dan masih awam

terhadap segala ketentuan untuk melakukan peminjaman uang di Bank

membawa mereka kepada seorang rentenir atau bank emok. Tampaknya tak

menepis keinginan masyarakat untuk tetap meminjam pada bank emok meski

dengan bunga pinjaman yang tinggi bahkan melebihi uang pokok pinjaman.

Karena suatu keadaan terpaksa juga membuat mereka melupakan dan

mengenyampingkan bahwa adanya suatu larangan dalam agama tentang

haram nya meminjam uang pada bank emok (rente) yang sangat tidak disukai

oleh semua agama terlebih agama Islam karena sifat keribaannya.3

Masyarakat Desa Tenjonagara Kecamatan Cigalontang Kbupaten

Tasikmalya sudah tidak asing lagi dengan transaksi dana pemberian pinjaman

modal usaha yang dikelola “Bank Emok” Emok sendiri berasal dari bahasa
3
Moh. Zainal Arief. 2013. “Praktek Rentenir penghambat terwujudnya sistem hukum
perbankan syari’ah di kabupaten sumenep”. Performance bisnis & akutansi (online), Volume
III, No.2, (http://www.ejournalwiraraja.com, diakses 13 April 2023)
sunda yang artinya cara duduk perempuan lesehan dengan bersimpuh

menyilangkan kaki ke belakang. Penyalur dana ini diberi nama bank emok

lantaran saat terjadinya transaksi dilakukan secara lesehan dan targetnya

adalah emak-emak.4

Bank emok dikenal masyarakat sebagai lembaga permodalan dan atau

pembiayaan dengan tingkat bunga yang cukup tinggi. Biasanya mencapai

belasan hingga puluhan persen di atas tingkat bunga yang ditawarkan

lembaga keuangan resmi seperti perbankan yang biasanya hanya 5% per-

tahun. Maka tak heran jika masyarakat menyebut Bank emok dengan istilah

lain yaitu rentenir atau lintah darat.

Sedangkan Bank emok sering menyebut dirinya sebagai koperasi

simpan pinjam dimana masyarakat dapat meminjam uang dengan jumlah

ratusan ribu hingga jutaan rupiah, lalu mengembalikannya dengan cara dicicil

setiap hari, pekanan atau bulanan tergantung perjanjian dengan nasabahnya.

Pada umumnya Bank emok adalah jasa pembiayaan informal dari suatu

kelompok atau individu yang memiliki uang berlebih untuk disalurkan

kepada masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan.

Pencairan pinjaman Bank emok sangatlah cepat dibandingkan dengan

lembaga keuangan formal, hanya dengan bermodalkan fotocopy  KTP maka

debitur mendapatkan pinjamannya. Uang yang telah disalurkan oleh Bank

emok kepada masyarakat seringkali digunakan untuk modal usaha mikro atau

4
https://radarkuningan.disway.id/read/651474/kenapa-disebut-bank-emok-akrab-dengan-
emak-emak-bikin-pusing-bapak-bapak#:~:text=Emok%20sendiri%20berasal%20dari
%20bahasa,dan%20targetnya%20adalah%20emak%2Demak, (diakses 13 April 2023)
ultra mikro seperti toko kelontong berjualan makanan, dll. Namun tidak

jarang pula pinjaman yang didapat digunakan untuk membiayai kebutuhan

sehari-hari karena minimnya atau tidak adanya penghasilan karena dari

dampak pandemi covid-19.

Kemudahan lain yang tidak dimiliki lembaga keuangan resmi adalah

jika debitur kesulitan dalam membayar setorannya maka mereka dapat

meminjam lagi dengan nominal yang sama atau lebih besar untuk menutupi

sebagian hutangnya apabila setorannya telah melebihi 50% dari hutang

pokoknya. Dan lagi-lagi proses pemberian pinjaman dilakukan begitu saja

tanpa melakukan survei kelayakan dari debitur. Oleh karena hal tersebut

masyarakat semakin terjerat dengan hutang karena belum selesai hutang yang

satu, hutang yang lain menyusul dengan jumlah yang lebih besar dengan

disertai bunga yang berkali lipat lebih besar.5

Namun, merajalelanya Bank emok ini dianggap meresahkan warga karena

menjadikan matinya produk dana pinjaman yang dikelola oleh desa lewat

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) karena mereka lebih memilih Bank

Emok daripada BUMDes disebabkan oleh mudahnya persyaratan di Bank

Emok daripada di BUMDes. Bahkan, mereka lebih memilih Bank 8 Emok

daripada Lembaga Keuangan konvensional maupun syariah. Selain itu, Bank

Emok dianggap meresahkan karena yang awalnya membantu, namun ketika

pengembalian sangat mencekik warga yang ikut pembiayaan tersebut,

disebabkan oleh tingginya bunga (riba) saat pengembalian. Bunga yang

dibebankan kepada masyarakat lebih dari 20%. Oleh karena itu, masyarakat
5
https://kuninganmass.com/mengenali-bank-keliling-serta-dampaknya/
yang menerima pinjaman tersebut merasakan kesulitan ketika

mengembalikannya.

Sudah jelas dalam ekonomi Islam salah satu cara yang dilarang untuk

memiliki harta yaitu dengan cara riba. Itu tidak lain karena riba sebagai suatu

tindakan memakan harta orang lain tanpa jerih payah dan resiko, kemudahan

yang diperoleh orang kaya diatas kepedihan dan kesedihan orang miskin,

serta merusak semangat manusia untuk bekerja mencari uang.6 Dari sinilah,

ada ketidak-sesuaian dengan prinsif-prinsif fikih muamalah yang salah

satunya mengharamkan praktik yang mengandung riba, apalagi jika melihat

dari praktik ini, tambahan dalam pengembalian modal begitu sangat tinggi

yang mengakibatkan orang kesulitan disaat mengembalikannya.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, penyusun bermaksud ingin

meneliti lebih lanjut bagaimana praktik atau sistem yang dipakai oleh bank

emok di Desa Tenjonagara Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalya

dan bagaimana pandangan hukum islam mengenai bank emok tersebut maka

penulis penelitian yang diangkat dalam sebuah judul skripsi, yaitu: "Bank

Emok Dalam Pandangan Hukum Syariah”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti

mengidentifikasikan masalah yaitu:

a. Bagaimana praktik Bank Emok di Desa Tenjonagara

6
Yusup Azazy, Buku daras- Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi (Tafsir Al-Ayaat AlIqtishadiyah),
(Bandung:2015), hlm.105.
b. Bagaimana sistem pembayaran Bank Emok

c. Dampak kehadiran Bank Emok di masyarakat Desa Tenjonagara

d. Seberapa besar minat dan kebutuhan masyarakat Desa Tenjonagara

pada Bank Emok

e. Bagaimana jika terjadi tunggakan pembayaran pada nasabah di saat

jatuh tempo pembayaran

f. Aturan dan syarat pada saat meminjam di Bank Emok

g. Hukum Bank Emok dalam pandangan syariat islam

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi

pokok permasalah dalam penelitian ini adalah tentang Bank Emok Dalam

Pandangan Hukum Syariah.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana praktik dan seberapa besar dampak dari adanya Bank

Emok di masyarakat Desa Tenjonagara Cigalontang?

b. Bagaimana pandangan hukum islam mengenai praktik Bank Emok di

Desa Tenjonagara Cigalontang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana praktik dan seberapa besar dampak dari

adanya Bank Emok di masyarakat Desa Tenjonagara Cigalontang?

2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum islam mengenai


praktik Bank Emok di Desa Tenjonagara Cigalontang?

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoristis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan ilmiah mengenai

Bank emok dalam pandangan hukum syariah.

2. Kegunaan praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan, memperbaiki, dan

menjadi pemecah masalah-masalah atau kekhawatiran yang muncul di

masyarakat.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmu pengetahuan dalam mengambil keputusan dan menerapkan

kebijakan-kebijakan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

masyarakat.

1) Bagi Pihak Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan Ilmu

Pengetahuan dalam memecahkan suatu permasalahan khususnya

bagi masyarakat yang menjadi nasabah tetap Bank Emok.

2) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini sebagai wahana latihan dan pengembangan

kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang

diperoleh diperkuliahan terutama teori yang berkaitan dengan Bank


emok dalam pandangan hukum syariah.

3) Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan, sumber

informasi dan bahan referensi penelitian selanjutnya agar bisa

dikembangkan kembali mengenai Bank emok dalam pandangan

hukum syariah.

Anda mungkin juga menyukai