TUGAS AKHIR
Fakultas Teknik
Disusun Oleh:
C2A018035
FAKULTAS TEKNIK
2022
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : C2A018035
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari
pihak manapun.
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
Hari/Tanggal:
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Koordinator KP/TA
iii
ABSTRAK
Kata kunci: Layer thickness, Dental model resin, Digital Light Procesing.
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas ridanya saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik, semoga bisa bermanfaat bagi diri saya
pribadi dan pembaca pada umumnya.
Dengan selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari dukungan dan
kerjasama yang baik dari banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam penyusuna tugas akhir ini, Oleh karena itu, pada kesempatan ini
sudah selayaknya saya menyampaikan terima kasih kepada :
vi
Penulis menyadari akan kekurangan dan keterbatasan pengetahuan yang
penulis miliki, sehingga tentu saja penyusunan tugas akhir ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak demi kemajuan penulis untuk masa yang akan datang.
Akhir kata, dengan selesainya Tugas Akhir ini berarti selesai pula masa
studi penulis di Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Semarang. Penulis
berharap semoga karya ini dapat bermanfaat atau menjadi referensi bagi yang
membutuhkan. Terima kasih.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
viii
2.5 Jenis-jenis Mesin Printer 3D...................................................................12
2.10.1 Tegangan..........................................................................................22
2.10.2 Regangan..........................................................................................22
ix
3.7 Pengujian Kekuatan Tarik.......................................................................38
5.1 Kesimpulan..............................................................................................45
5.2 Saran........................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN...........................................................................................................46
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pembuatan produk model pertama atau prototype dinamakan prototyping.
Prototyping sangat penting karena merupakan makna terakhir dalam verifikasi
bentuk, kesesuaian, dan fungsi produk. Sebuah produk yang akan di produksi
secara masal memerlukan prototype awal sebagai penilai apakah desain produk
telah sesuai dengan yang diinginkan dan siap untuk di produksi masal atau tidak.
Dengan adanya Prototyping, maka akan sangat membantu proses produksi dan
harga investasi yang digunakan. Rapid prototyping atau layered manufacturing
adalah proses fabrikasi suatu produk dengan layer by layer, atau penambahan raw
material berturut-turut pada layer hingga terbentuk produk yang sesuai dengan
model (Kiswanto et al. 2010)
2
Digital Light Processing (DLP) dalam prosesnya yaitu dengan memadatkan
cairan resin melalui proyeksi sinar UV dengan panjang gelombang 363-420 nm
yang akan membentuk pola sendiri dari objek yang akan dicetak. Keberhasilan
suatu proses percetakan 3 dimensi sangat tergantung pada pemilihan parameter
yang tepat dan sesuai, pengaruh parameter proses layer thickness pada pencetakan
spesimen uji merupakan faktor utama penyebab dilakukannya penelitian ini.
Penentuan parameter proses yang sangat menantang karena perbedaan spesifikasi
percetakan yang satu dengan yang lainnya tentunya akan mempengaruhi
kombinasi parameter yang optimal.
3
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah :
4
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari 5 Bab meliputi pendahuluan, tinjauan
pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang tinjauan pustaka sebagai acuan dan data pendukung untuk
laporan Kerja Praktek ini.
Bab ini membahas tentang alat dan bahan penelitian, langkah-langkah alur
penelitian, serta hasil uji sampel
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.2 Reverse Engineering
Reverse Engineering merupakan suatu proses dalam bidang manufaktur
yang bertujuan untuk mendesain ulang suatu produk maupun menduplikat suatu
produk (Produk, sub- assembly, Part) tanpa memahami informasi data dari
produk yang sebelumnya sudah ada. Penggunaan RE saat ini lebih berfokus untuk
mendapatkan suatu model 3 dimensi dari sebuah objek yang sudah ada. RE
sendiri memiliki dua pendekatan dalam mengembangkan suatu produk, yaitu
pendekatan konvensional danpendekatan non-konvensional. Penjelasan mengenai
kedua pendekatan tersebut adalah sebagai berikut (Urbanic,2008) :
1. Pendekatan Konvensional
Pendekatan konvensional merupakan suatu pendekatan untuk merubah
suatu objek fisik ke model digital dengan menggunakan sistem CAD
dalam pengembangannya. Pemodelan konseptual dilakukan untuk
mengekspor informasi dari CAD yang sudah dihasilkan ke dalam format
standar (STL binary / IGES Point, STL Surface / IGES atau VDA point,
DXF polyline, ASCII data). Proses Impor juga dapat dilakukan ke sistem
CAE atau CAM dengan format data yang sama.
2. Pendekatan Non-konvensional
Pendekatan non-konvensional dilakukan apabila pendekatan
konvensional tidak dapat dilakukan, karena tidak memiliki informasi
data berformat CAD. Pendekatan ini memungkinan untuk dapat
menangkap geometri dan menghasilkan model numeric konseptual yang
dibutuhkan dalam sistem CAM dan CAE.
7
stereolithiography. Setelah penemuan metode tersebut, berkembanglah berbagai
metode lainnya yang memungkinkan pembuatan purwarupa dapat dilakukan
secara cepat. Proses rapid prototyping diawali dengan mendesain model tiga
dimensi menggunakan aplikasi computer aided design. Desain yang telah dibuat
kemudian diorientasikan kepada ruang pembuatan. Konsep RP adalah dengan
membagi benda dengan ketebalan yang sangat tipis sesuai dengan penampang dari
objek tersebut. Kemudian, mesin rapid prototyping akan mencetak objek tiga
dimensi dengan menambahkan material secara lapis demi lapis sesuai dengan
layering yang telah di setting oleh aplikasi. Kualitas objek yang dihasilkan
tergantung pada tebal lapisan dari mesin rapid prototyping. Semakin tipis setiap
lapisan penyusunnya maka kualitas permukaan objek atau komponen yang dibuat
akan semakin baik (O.S. Carneiro. 2015). Terdapat peralatan yang dibutuhkan
dalam suatu proses prototyping yaitu Computer Numerically Controlled (CNC).
Peralatan tersebut dibutuhkan secara langsung maupun tidak langsung dalam
proses prototyping dengan penggunaan data CAD sebelum penerapan RP. Produk
yang dihasilkan dari RP nantinya dapat digunakan untuk pengujian suatu bagian
dari sebuah produk. Pada masa sekarang salah satu syarat yang dibutuhkan oleh
sebuah perusahaan untuk mendapatkan produk yang sempurna yaitu penggunaan
prototype. Terdapat beberapa kelebihan yangdimiliki RP dalam penggunaannya di
dunia industri pada masa sekarang,seperti :
8
2.4 Percetakan Tiga Dimensi
Pada tahun 1981, Hideo Kodama dari Nagoya Municipal Industrial
Research Institute menemukan dua metode AM (Additive Manufacturing)
fabrikasi dari model plastik tiga dimensi dengan polimer foto-pengerasan, di mana
daerah paparan UV (Ultraviolet) dikendalikan oleh pola masker atau pemancar
scanning serat hinga dengan seiring dengan perkembangan zaman dibuatlah
printer yang bisa mencetak dengan prespektif tiga dimensi. (Wikipedia, Mesin
cetak, 2016).
9
retronym untuk keluarga besar proses pemesinan dengan penghapusan material
sebagai tema umum mereka. Istilah pencetakan 3D masih hanya mengacu pada
teknologi polimer di sebagian besar pikiran, dan istilah AM lebih cenderung
digunakan dalam pengerjaan logam dan penggunaan konteks produksi bagian
akhir daripada di antara penggemar polimer, ink-jet, atau stereo litografi.
10
2.4.2 Prinsip Dasar Mesin 3D Printer
Kebutuhan mencetak tidak lagi sekedar di atas kertas. Kemajuan teknologi
dapat mewujudkan apa yang ada di imajinasi anda kedalam bentuk yang lebih
nyata dan dapat dirasakan melalui sentuhan. Kehadiran Printer 3D menjawab
kebutuhan akan mencetak sebuah produk nyata. Printer 3D adalah proses
pembuatan benda padat tiga dimensi dari sebuah desain secara digital menjadi
bentuk 3D yang tidak hanya dapat dilihat tapi juga dipegang dan memiliki
volume.
Pada dasarnya, cara kerja membuat cetakan 3 dimensi sama saja dengan
printer injeksi konvensional dimana printer membuat layer atau lapisan-lapisan
cetakan warna untuk membuat sebuah objek terlihat seperti seharusnya. Hanya
saja pada printer 3D yang digunakan bukanlah tinta tetapi plastik molten wax dan
material lainnya sehingga menjadi sebuah objek yang diinginkan. Prinsip utama
untuk pencetakan printer 3D yaitu membutuhkan data yang berbentuk tiga
dimensi juga atau yang disebut dengan data digital tiga dimensi. Dalam dunia
keteknikan biasa disebut CAD (Computer Aided Design). CAD merupakan
aplikasi yang mampu menampilkan data dalam tiga dimensi. Berbeda dengan
teknologi seperti pada mesin CNC (Computer Numerical Control) yaitu
substractive manufacturing, Printing 3D menganut teknologi additive
manufacturing dimana objek terbangun dengan membentuk layar perlayar
material, bukan membuang material seperti pada laser cutting/milling. Setelah
produk tersebut keluar/dikeluarkan oleh ejector, maka siap untuk dilakukan
penginjekan berikutnya sesuai dengan alur yang telah diuraikan diatas. (Wong and
Hernandez 2012).
a. Model Objek 3D
Model objek 3D dapat dibuat dengan menggunakan perangkat lunak
khusus untuk model desain 3D yang printernya mendukung contohnya
seperti Autodesk Fusion 360, solidwork, catia, delcam dll.
11
b. Proses Printing
Apabila desainnya sudah dibuat anda bisa langsung print di Printer 3D.
Kemudian proses pencetakan pun dimulai, lamanya proses pencetakan
ini tergantung dari besar dan ukuran model. Proses printing
menggunakan prinsip dasar Additive layar dengan rangkaian proses
mesin membaca rancangan 3D dan mulai menyusun lapisan secara
berturut-turut untuk membangun model virtual digabungkan secara
otomatis untuk membentuk susunan lengkap yang utuh.
c. Finishing
Finishing pada tahap ini anda dapat menyempurnakan bagian-bagian
kompleks yang berbeda dari yang diinginkan teknik tambahan untuk
menyempurnakan proses ini dapat pula menggunakan teknik multiple
material atau material berbeda multiple color atau kombinasi warna.
(Wong and Hernandez 2012).
12
a. Model 3D dari objek yang diinginkan dibuat dalam program CAD.
b. Paket perangkat lunak mengiris model CAD menjadi beberapa lapisan
tipis, yang bisa terdiri dari 5 hingga 20 lapisan per milimeter dan
semakin banyak lapisan, semakin baik resolusinya.
c. Laser memindai resin cair di dalam tong dan mengeras, sehingga
menciptakan lapisan pertama.
d. Platform jatuh ke dalam tong dengan sepersekian milimeter dan laser
memindai lapisan berikutnya.
e. Proses ini diulangi lapis demi lapis sampai model Anda selesai.
f. Setelah proses selesai, objek dibilas dengan pelarut untuk
menghilangkan resin yang tidak diawetkan dan kemudian ditempatkan
dalam oven ultraviolet yang mengawetkan resin secara menyeluruh.
Ini bukan proses yang sangat cepat dan bergantung pada ukuran dan
jumlah objek yang dibuat, laser mungkin memerlukan satu atau dua menit untuk
setiap lapisan. Jika objeknya kecil, Anda dapat membuatnya beberapa sekaligus
saat diletakkan bersebelahan di atas nampan.
13
menerus dari bahan termoplastik. Filament diumpankan dari koil besar melalui
kepala, mesin pengekstrusi printer yang dipanaskan, dan disimpan pada pekerjaan
yang sedang berkembang. Print head dipindahkan di bawah kendali komputer
untuk menentukan bentuk cetakan. Biasanya kepala bergerak dalam dua dimensi
untuk menyimpan satu bidang horizontal, atau lapisan, pada satu waktu; pekerjaan
atau print head kemudian dipindahkan secara vertikal dengan jumlah kecil untuk
memulai layer baru. Kecepatan kepala ekstruder juga dapat dikontrol untuk
berhenti dan memulai pengendapan dan membentuk bidang yang terputus tanpa
merangkai atau menggiring bola antar bagian. "Pembuatan filamen menyatu"
diciptakan oleh anggota proyek RepRap untuk memberikan frasa yang secara
hukum tidak akan dibatasi dalam penggunaannya, diberikan merek dagang yang
mencakup "pemodelan deposisi peleburan".
14
Gambar 2.2 Fused Deposition Modeling (FDM)
2.5.3 Selective Laser Sintering (SLS)
Selective laser sintering (SLS) adalah teknik pembuatan aditif manufaktur
(AM) yang menggunakan laser sebagai sumber daya untuk menyinter bahan
bubuk (biasanya nilon atau poliamida), mengarahkan laser secara otomatis pada
titik-titik di ruang yang ditentukan oleh model 3D, mengikat bahan bersama-sama
untuk menciptakan struktur yang solid. Ini mirip dengan Selective Laser Melting
(SLM); keduanya adalah contoh dari konsep yang sama tetapi berbeda dalam
detail teknis. Selective laser melting (SLM) menggunakan konsep yang
sebanding, tetapi dalam SLM bahan sepenuhnya meleleh daripada disinter,
memungkinkan sifat yang berbeda (struktur kristal, porositas, dan sebagainya).
SLS (serta teknik aditif manufaktur lainnya yang disebutkan) adalah teknologi
yang relatif baru yang sejauh ini terutama digunakan untuk pembuatan prototipe
cepat dan untuk produksi komponen komponen dalam volume rendah. Peran
produksi berkembang seiring dengan komersialisasi teknologi aditif manufaktur
yang meningkat.
15
setiap penampang dipindai, alas bedak diturunkan dengan satu ketebalan lapisan,
lapisan material baru diaplikasikan di atas, dan proses diulangi sampai bagian
tersebut selesai.
16
2.5.4 Laminated object manufacturing (LOM)
Laminated object manufacturing (LOM) adalah sistem rapid prototyping
yang dikembangkan oleh Helisys Inc (Cubic Technologies sekarang merupakan
organisasi penerus Helisys). Di dalamnya, lapisan kertas berlapis perekat, plastik,
atau laminasi logam secara berturut-turut direkatkan bersama dan dipotong
menjadi bentuk dengan pisau atau pemotong laser. Objek yang dicetak dengan
teknik ini dapat dimodifikasi dengan pemesinan atau pengeboran setelah
pencetakan. Resolusi lapisan tipikal untuk proses ini ditentukan oleh bahan baku
material dan biasanya memiliki ketebalan mulai dari satu hingga beberapa lembar
kertas fotokopi
17
ke permukaan sebuah wadah (vat) yang berisi cairan photopolymer (resin). Hal ini
dikarenakan efek sensitif antara resin dan sinar yang dipancarkan sehingga resin
mengeras. Setelah satu layer selesai dikerjakan, sebuah platform digerakkan turun
beberapa milimeter, sebuah penyapu (recoater blade) membersihkan sisa-sisa
resin di permukaan, dan layer berikutnya dikerjakan di atas layer yang telah
mengeras sebelumnya. (American Chemical Society, 2017).
1. Source Light
Teknologi DLP adalah cahaya-sumber agnostik dan dengan demikian
dapat digunakan secara efektif dengan berbagai sumber cahaya. Secara
historis, sumber cahaya utama yang digunakan pada sistem layar DLP
telah menjadi tekanan tinggi diganti lampu xenon arc Unit
(mengandung tabung busur kuarsa, reflektor, sambungan listrik, dan
kadang-kadang kuarsa / kaca perisai), sedangkan sebagian besar
18
kategori pico (ultra kecil) proyektor DLP menggunakan LED daya
tinggi atau laser sebagai sumber penerangan.
2. DLP Chip
DLP chip mengendalikan putaran color wheel.
3. Color Wheel
Color Wheel dibagi dalam sektor warna utama yaitu red, blue, dan
green, dan warna gabungan seperti cyan, magenta,yellow, dan white.
Warna gabungan menghasilkan lebih banyak spektrum warna
(Brilliant Color).
4. DMD ( Digital Micromirror Device )
DMD Chip menggunakan cermin-mikron yang terbuat dari alumunium
untuk merefleksikan dan menampilkan gambar.
19
2.7.1 Klasifikasi Resin
Berdasarkan proses polimerisasinya, ada 4 jenis resin akrilik yaitu :
20
2.8 Aplikasi Software Autodesk Fusion 360
Pertumbuhan software desain saat ini memang semakin maju, dan salah
satunya seperti yang Autodesk lakukan adalah dengan meluncurkan Fusion 360
sebagai cloud based CAD/CAM tool guna kebutuhan collaborative product
development. Autodesk fusion 360 adalah sebuah platform desain kolaboratif
yang mendukung cloud dengan menawarkan banyak fitur. Ini mencakup semua
tool yang Anda butuhkan, mulai dari desain sampai fabrikasi tanpa harus
meninggalkan alat. Proses gambar teknik dan rendering pada fusion 360
memudahkan berbagai pihak untuk saling berkomunikasi mengenai desain
produk. Pada fusion 360 bahkan bisa menghasilkan program CNC yang
digunakan untuk tiap mesin yang berkomputerisasi terhadap pembuatan produk
itu sendiri. Pengiriman data berbentuk 3D ke mesin 3D printer seacara langsung
juga bisa dilakukan agar pembuatan desain bisa segera terwujud lewat bentuk
prototype secara fisik.
Format file STL biasaya digunakan untuk pencetakan 3D, ketika digunakan
dengan sebuah program 3D slicer, memungkinkannya sebagai jembatan
komunikasi antara komputer dengan perangkat printer 3D. Format file STL ini
telah banyak diadopsi dan disupport oleh banyak software CAD dan saat ini telah
banyak digunakan untuk keperluan rapid prototyping, pencetakan 3D dan
manufaktur. Termasuk para hobiest dan profesional telah banyak yang
menggunakannya.
21
2.10 Uji Kekuatan Tarik
(Salindeho 2013). Uji tarik adalah pengujian terhadap suatu material berupa
memberikan gaya atau tegangan tarik yang memiliki tujuan mengetahui atau
mendeteksi kekuatan dari suatu material. Tegangan tarik yang digunakan dalam
proses pengujian tarik adalah tegangan aktual ekternal atau perpanjangan sumbu
benda uji. Pengujian tarik dilakukan dengan memberikan beban tarik secara terus
menerus sehingga terjadi perpanjangan yang terus meningkat secara teratur hingga
terputus. Menurut (Murtiono 2012).
2.10.1 Tegangan
Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan
bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya tegangan adalah
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda.
Tegangan normal akibat gaya tarik dapat di tentukan berdasarkan persamaan. (1)
.…………………… (1)
Dimana :
2.10.2 Regangan
Regangan (ℇ) merupakan perubahan bentuk atau ukuran yang dialami pada
suatu benda karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Regangan
diukur untuk mengetahui besarnya deformasi pada saat terjadinya tegangan
mekanik sehingga didapat besaran gaya yang terjadi seperti beban ataupun
tegangan, selain itu juga digunakan untuk memperoleh nilai keamanan / kekuatan
suatu bahan atau suatu elemen struktural yang mengandung bahan tersebut.
Regangan rata-rata dinyatakan oleh Perubahan Panjang(ΔL) per-satuan. Panjang
awal (L). Regangan (Strain) memiliki besaran yang tidak berdimensi, tetapi pada
umumnya diberikan dimensi meter per-meter atau m/m.
22
Regangan akibat beban tekan statik dapat ditentukan berdasarkan
persamaan. (2)
.…………………… (2)
Dimana: L L-Lo
Keterangan :
Apabila suatu spesimen struktur material diikat pada jepitan mesin penguji
dan beban serta pertambahan panjang spesifikasi diamati serempak, maka dapat
digambarkan pengamatan pada grafik dimana ordinat menyatakan beban dan absis
menyatakan pertambahan panjang. Batasan sifat elastis perbandingan regangan
dan tegangan akan linier akan berakhir sampai pada titik mulur. Hubungan
tegangan dan regangan tidak lagi linier pada saat material mencapai pada batasan
fase sifat plastis. Pada daerah elastis, besarnya tegangan berbanding lurus dengan
regangan.
.…………………… (3)
23
E adalah gradien kurva dalam daerah linier, di mana perbandingan tegangan
(σ) dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus Elastisitas” atau
“Young Modulus”. Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenis benda
(komposisi benda), tidak bergantung pada ukuran atau bentuk benda.
24
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Analisa dan
Perbandingan Variasi
Kesimpulan
Selesai
25
3.2 Prosedur Penelitian
Berdasarkan diagram alir penelitian pada Gambar 3.1, tahapan – tahapan
dalam penelitian akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Desain 3D spesimen
Objek yang nantinya akan dicetak terlebih dahulu digambar
menggunakan aplikasi Autodesk fusion 360 dengan ukuran yang sesuai
dengan standar ISO 527/2-5A kemudian disimpan dalam format stl.
2. Slicing dan setting layer thickness
Objek tiga dimensi dengan ukuran yang telah ditentukan pada proses
sebelumnya kemudian di buka menggunakan aplikasi photon mono.
Selanjutnya menentukan jumlah objek yang akan di cetak serta
mengatur layer thickness dari objek tersebut.
3. Pencetakaan 3D
Setelan dari objek yang telah valid pada aplikasi photon mono kemudian
dicetak menggunakan 3D Printer dengan layer thickness dan jumlah
resin serta durasi yang telah diatur menggunakan aplikasi photon mono.
4. Pengujian kekuatan tarik
Selanjutnya hasil cetak objek tiga dimensi yang telah berbentuk
spesimen uji tarik kemudian dilakukan pengujian mekanik dengan
standar ISO 527/2-5A.
5. Analisa dan perbandingan variasi
Sampel hasil uji mekanik kemudian di analisa untuk mengetahui
pengaruh dari beberapa variasi layer thickness yang telah ditentukan.
26
1. Mesin 3D Printer DLP (Anycubic)
Mesin 3D printer merupakan alat untuk mencetak desain 3D agar
menjadi benda padat yang dapat disentuh secara langsung dan dapat
dilihat secara kasat mata. teknologi mencetak menggunakan mesin
printing khusus sehingga hasil yang didapatkan berbentuk 3D, mesin
cetak ini berbahan cairan atau yang biasa dipakai adalah bahan resin.
Kegunaan pada mesin printer 3D ini yaitu dapat merubah gambar dari
file yang sudah didesain pada software yang telah ditentukan agar
menjadi gambar 3D dengan memasukan file yang sudah ada ke dalam
mesin printer 3D.
27
Gambar 3.3 Laptop Lenovo Ideapad 110
3. Aplikasi autodesk fusion 360
Autodesk fusion 360 adalah sebuah platform desain kolaboratif yang
mendukung cloud dengan menawarkan banyak fitur. Ini mencakup
semua tool yang Anda butuhkan, mulai dari desain sampai fabrikasi
tanpa harus meninggalkan alat. Proses gambar teknik dan rendering
pada fusion 360 memudahkan berbagai pihak untuk saling
berkomunikasi mengenai desain produk. Pada fusion 360 bahkan bisa
menghasilkan program CNC yang diguakan untuk tiap mesin yang
berkomputerisasi terhadap pembuatan produk itu sendiri. Pengiriman
data berbentuk 3D ke mesin 3D printer secara langsung juga bisa
dilakukan agar pembuatan desain bisa segera terwujud lewat bentuk
prototype secara fisik.
28
4. Aplikasi Photon Mono
Aplikasi photon mono merupakan software yang ada pada alat 3D
printer DLP sendiri, sebelum melanjutkan proses pencetakan alat ini
dapat mengubah jenis file dan mengatur banyak resin yang dibutuhkan
serta dapat mengatur layer thickness yang akan dipakai pada proses
pencetakan dan dapat membuat tumpuan atau support terlebih dahulu
pada gambar yang akan dicetak agar memudahkan pengambilan atau
pemotongan objek yang telah jadi.
29
6. Bed
Bed merupakan alat yang ada pada mesin 3D printer DLP, alat ini
sendiri sangat bermanfaat pada proses pencetakan, Bed itu sendiri yang
akan mengangkat hasil cetakan dan turun ke bagian wadah polymer
untuk membentuk hasil cetakan pada resin yang ada pada wadah
polymer.
30
Gambar 3.8 Flash Disk
8. Mesin Uji Tarik
Pengujian ini digunakan untuk menguji keuatan tarik dari produk 3D
printer untuk menegetahui pengaruh layer thickness pada kekerasan
produk 3D printer.
31
Gambar 3.10 Resin
2. Isopropyl alcohol (IPA)
Isopropyl alcohol (IPA) ini merupakan pelarut yang sangat baik dalam
membersihkan permukaan tanpa meninggalkan residu, kegunaan yang
memiliki kelarutan yang sempurna dalam air, dapat membersihkan sisa
sisa resin yang ada pada mesin 3D dan memiliki waktu penguapan
yang optimal.
32
3.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini berupa metode
eksperimen. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh parameter layer
thickness terhadap kekuatan tarik produk cetak 3 dimensi. Dengan menentukan
data variasi parameter pada proses slicing. Pengaruh yang diamati dilakukan
dengan memvariasikan beberapa variasi dengan jumlah sampel setiap variasi
adalah tiga buah.
33
Gambar 3.13 ISO 527/2-5A
34
3. Menentukan jumlah objek spesimen yang akan di cetak, dalam proses
ini spesimen yang di cetak berjumlah tiga buah setiap variasinya
seperti pada Gambar 3.15.
35
Gambar 3.17 Pengaturan Support
6. Setelah menentukan pengaturan layer thickness, kemudian klik ikon
slice di kiri pojok bawah untuk meyimpan file slice dengan format
“.pwmo” yang di simpan di flash disk agar dapat terbaca di mesin
cetak 3D Annycubic Photon mono seperti pada Gambar 3.18.
36
3.6 Proses Printing
37
3.7 Pengujian Kekuatan Tarik
Pengujian tarik menggunakan mesin computer Universal Testing Machine
HT-2402 Series (1-20 kN) di Laboratprium Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Semarang. Dengan tujuan memberikan informasi sifat mekanik
kekuatan produk cetak tiga dimensi dengan mengamati beberapa variasi layer
thickness.
Pengujian diawali dengan pemasangan spesimen uji pada bagian atas dan
bawah pada mesin uji tarik, lalu dilakukan penguncian pada spesimen uji, setelah
spesimen uji sudah siap maka dilakukan penyetelan lajupenarikan pada mesin uji
yang dilakukan di monitor yang terhubung yang juga sebagai untuk melihat hasil
regangan yang diperoleh oleh spesimen uji tarik.
38
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
39
Gambar 4.2 Hasil Pengujian Tarik
Setelah dilakukan pengujian tarik, maka didapatkan hasil data yang
ditunjukkan pada table 4.1 dibawah ini :
40
Variasi Sp Tensile Stringht Regangan Modulus
Layer Thickness (σ) (ε ) Elastisitas
(E)
Pada tabel di atas sudah terdapat hasil dari pengujian, yaitu kekuatan tarik
(Mpa), regangan (%) dan Modulus Elastisitas (N/mm2).
41
4.2.1 Pembahasan Pengujian Kekuatan Tarik
Berdasarkan data hasil pengujian kekuatan tarik yang telah disajikan maka
untuk mempermudah pembacaan dan menunjukkan pengaruh pengujian terhadap
variasi layer thickness, dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut:
20
17,953
15
10
5
0
42
Grafik Nilai Regangan Uji Tarik
20,00%
17,67%
Elongation
15,00%
16,52%
10,00% 13,80%
5,00%
0,00%
0,05 0,08 0,1
Layer Thickness (mm)
100
50
0
43
kekuatan uji tarik, dimana modulus elastisitas tertinggi pada variasi layer
thickness 0.050 mm dengan nilai modulus elastisitas rata-rata sebesar 287,469
N/mm2. Sedangkan modulus elastisitas terendah pada variasi layer thickness 0.10
mm dengan nilai modulus elastisitas rata-rata sebesar 164,766 N/mm 2. Sehingga
modulus elastisitas yang baik yaitu pada spesimen dengan variasi layer thickness
0.050 mm.
44
BAB 5
KESIMPULAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai analisa
pengaruh layer thickness terhadap kekuatan tarik produk cetak 3 dimensi dengan
metode DLP (Digital Light Processing) berbahan dental model resin. Dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Layer thickness yang paling optimal dalam penelitian ini adalah 0,050
mm dengan kekuatan tarik rata-rata sebesar 26,194 Mpa.
2. Semakin rendah layer thickness yang digunakan maka kekuatan tariknya
akan semakin baik dan sifat mekanik produk cetak 3 dimensi akan
semakin bagus.
3. Hasil uji kekuatan tarik tertinggi terdapat pada variasi layer thickness
0,050 mm dengan nilai kekuatan tarik rata-rata sebesar 26,194 Mpa,
kemudian pada layer thickness 0,080 mm mengalami penurunan dengan
nilai kekuatan tarik rata-rata sebesar 21,002 Mpa, dan pada layer
thickness 0,10 mm kekuatan tarik kembali turun dengan nilai rata-rata
menjadi 17,953 Mpa.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan parameter proses yang
berbeda untuk jenis resin yang sama dengan jenis mesin yang sama agar
mendapatkan parameter proses terbaik lainnya.
2. Pada penelitian selanjutnya perlu dikembangkan dengan mencampurkan
material lainnya yang diharapkan mendapatkan hasil yang lebih
sempurna.
45
DAFTAR PUSTAKA
Priyanto, S. A., dkk. 2005. Perancangan User Interface Printer 3D. Jurnal Mesin
dan Industri. Vol. 2 (1): 35-45.
46
Serway, R. A., & Jewett, J. J. (2009). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknik.
Taufik, Ikhwan, Herianto, and M.K Herliansyah. 2017. “Monitoring Dan Analisis
Mesin 3D Printing Berbasis Sensor Getaran Untuk Mengoptimalkan Kualitas
Hasil.” Jurnal E-KOMTEK 1(1): 64–75.
47
LAMPIRAN
46
Lampiran 2 Dokumetasi Penelitian
47
Gambar 3 Proses Pengujian Tarik
48