Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI
METODE DRILL DAN MEDIA POSTER KOMPETENSI DASAR
MENGAMALKAN NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DI KELAS III
SEMESTER 1 SD NEGERI 1 JONO KECAMATAN
TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

RINI UTAMI

857792223

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1. Latar Belakang
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu
ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman
yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara
historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan
dengan bentuk Republik.
Upaya untuk membangkitkan komitmen kebangsaan perlu untuk
dimulai sejak usia dini. Terutama di bangku sekolah dasar. Materi ini
tertuang dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah
dijabarkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. SK /
KD merupakan rambu-rambu yang harus diikuti oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran.
Guru diberi keleluasaan dalam mengurai materi, memilih metode
maupun media guna menunjang ketercapaian SK / KD tersebut.
Harapannya adalah guru dapat mengeksplorasi kemampuannya dan
menggali potensi dari peserta didik seluas-luasnya. Namun demikian
adakalanya seorang guru mengalami kesulitan dalam pembelajaran
karena keleluasaan tersebut. Sering kali guru merasa terbebani dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sehingga prestasi
belajar siswa pun rendah.
Hal ini tentu juga karena keterbatasan sarana dan pengetahuan
yang dimiliki oleh seorang guru terhadap kajan berbagai teori
pembelajaran dan media. Kondisi semacam ini juga penulis alami
sebagai guru di kelas III Semester 1 SD Negeri 1 Jono UPTD
Pendidikan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Pada saat
guru menyampaikan materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan
dengan kompetensi dasar 1.2 Mengamalkan nilai-nilai Sumpah
Pemuda dalam kehidupan sehari-hari di kelas III, ditemukan adanya
indikasi rendahnya hasil belajar siswa.
Hal ini ditandai dengan hasil ulangan harian dari 20 siswa yang
mengikuti tes formatif, terdapat 11 siswa (55%) yang belum tuntas
KKM dan hanya 9 siswa (45%) yang tuntas KKM. Ketuntasan siswa
diukur dengan KKM PKn yaitu 62. Adapun nilai rata-rata siswa adalah
61,0 nilai tertinggi 80 dan terendah 40.
Dengan kondisi rendahnya prestasi belajar siswa, maka peneliti
melaksanakan perbaikan pembelajaran secara kolaboratif dengan pola
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
melalui penerapan metode driil dan media poster. Dengan bantuan
teman sejawat peneliti mengawali kegiatan perbaikan ini dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
2. Identifikasi Masalah
Dari permasalahan di atas peneliti kemudian melakukan
identifikasi masalah penyebab rendahnya Prestasi Belajar siswa, antara
lain :
a. Siswa malu bertanya kepada guru saat pelajaran.
b. Siswa tidak berani menjawab pertanyaan guru.
c. Anak ramai saat guru memberi penjelasan.
d. Banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.
3. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti berdiskusi
dengan teman sejawat untuk menganalisis masalah, akhirnya peneliti
mengetahui penyebab dari timbulnya masalah pembelajaran di Kelas
III semester I tahun pelajaran 2021-2022 di SD Negeri 1 Jono
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan pada pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan , antara lain :
a. Guru belum menggunakan metode yang tepat untuk melibatkan
siswa dalam pembelajaran.
b. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran secara optimal
c. Guru masih terfokus ceramah di depan kelas
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah tersebut,
maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran dengan pola
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: “Apakah dengan
menerapkan metode driil dan media poster dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
kompetensi dasar mengamalkan nilai-nilai sumpah pemuda dalam
kehidupan sehari-hari di kelas III Semester 1 SD Negeri 1 Jono
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2021 –
2022?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskrepsikan dampak penerapan metode driil dan media poster
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan kompetensi dasar mengamalkan nilai-
nilai sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari di kelas III
Semester 1 SD Negeri 1 Jono Tahun Ajaran 2011 / 2012
2. Meningkatkan Prestasi Belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Kompetensi Dasar mengamalkan nilai-nilai
sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar siswa
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Dapat membiasakan siswa untuk berani bertanya maupun
menjawab pertanyaan gurunya.
b. Meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang
disampaikan guru.
c. Meningkatkan kerjasama antar siswa baik secara kelompok
maupun individu.
d. Prestasi Belajar siswa dapat meningkat dan mencapai nilai
diatas Kriteria Ketuntasan Minimal.
2. Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan kemampuan profesional guru dalam
mengadakan perbaikan pembelajaran.
b. Meningkatkan kreativitas guru dalam memilih metode yang
tepat dalam pembelajaran.
c. Memperluas wawasan guru tentang variasi metode
pembelajaran dan teknik penerapan pada pembelajaran.
d. Guru dapat mengembangkan potensi dalam menyusun laporan
penelitian tindakan kelas.
e. Guru dapat lebih memahami karakteristik siswa sehingga
dalam membuat rencana pembelajaran selanjutnya dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi sekolah
baik pada segi pengambilan kebijakan anggaran maupun
kegiatan belajar mengajar.
b. Sebagai motivasi bagi guru yang lain agar terdorong untuk
melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa di kelas yang
diampunya.
c. Mewujudkan visi dan misi sekolah karena dalam hal ini yang
menjadi sasaran penelitian adalah siswa Kelas III.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hakekat Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara,
Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Keterbukaan dan jaminan keadilan
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam
kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku
di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong,
Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah
pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokrasi
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,
Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi. (Permendiknas RI No. 22 Tahun
2006).

Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa dalam


mata pelajaran Kewarganegaraan seorang siswa bukan saja
menerima pelajaran berupa pengetahuan, tetapi pada diri siswa
juga harus berkembang sikap, keterampilan dan nilai-nilai. Sesuai
dengan Depdiknas (2005 : 33) yang menyatakan bahwa tujuan PKn
untuk setiap jenjang pendidikan yaitu mengembangkan kecerdasan
warga negara yang diwujudkan melalui pemahaman, keterampilan
sosial dan intelektuan, serta berprestasi dalam memecahkan
masalah di lingkungannya.

2. Metode Drill
a. Pengertian
Winataputra (2004 : 11.30) menyatakan bahwa metode drill
adalah penyampaian pelajaran melalui pengulangan atau repetisi
sampai bahan itu dikuasai siswa. Latihan cara melakukan sendiri
materi yang sudah di-drill-kan. Metode latihan (driil) disebut juga
metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini
dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,
kesempatan, dan keterampilan.
b. Prosedur kegiatan inti menggunakan metode drill
1. Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan
ditugaskan atau yang akan dilatihkan kepada siswa.
2. Memberikan lembaran kerja atau tugas. Jika tugas tersebut
dikerjakan di rumah, maka gru dalam langkah ini perlu
memberikan bimbingan atau arahan / petunjuk secara lisan dan
tertulis serta sistematis. Memberikan kesmepatan pada siswa
untuk tanya jawab dan kegiatan asosiasi.
3. Memantau kegiatan siswa. Jika tugas tersebut dikerjakan di
rumah maka lembaran kerja dan petunjuk dapat dijadikan
sebagai sarana untuk monitoring.
4. Memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan
oleh siswa.
5. Memberikan umpan balik terhadap pekerjaan siswa.
6. Memberikan kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah
ditugaskan.
c. Kelebihan metode Drill
1. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis,
melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam
perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-
tanda/simbol, dan sebagainya.
3. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan.
d. Kekurangan metode Drill
1. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik
lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada
jauh dan pengertian.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-
ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4. Dapat menimbulkan verbalisme.
3. Media
a. Pengertian
Winataputra dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar
(2004 ; 5.3) menyebutkan pengertian media menurut Heinich, dkk
(1982) berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” (between)
yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan
(receiver). Dalam proses pembelajaran media ini dapat diartikan
sebagai berikut :
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. (Schramm, 1977).
2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajaran
seperti buku, film, video, slide dan sebagainya. (Briggs, 1977).
3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang,
dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya. (NEA, 1969).

Kegiatan belajar mengajar pada hakikatnya merupakan proses


komununikasi. Dalam proses komunikasi ini guru berperan sebagai
komunikator (communicator) yang akan menyampaikan pesan / bahan
ajar (message) kepada siswa sebagai penerima pesan
(communication). Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru
dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan
yaitu media pembelajaran.

b. Fungsi Media Pembelajaran


Beberapa fungsi media pembelajaran antara lain :
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran.
3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
tujuan dan isi pembelajaran.
4. Media pembelajaran bukan sebagai hiburan. Sehingga tidak
dipergunakan sekedar untuk permainan dan memancing perhatian
siswa.
5. Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar, karena
siswa dapat lebih mudah menangkap informasi materi pelajaran.

c. Media Poster
Poster bersifat persuasif, yaitu bermaksud menarik perhatian
dengan menyatuan gambar, warna, dan kata-kata. Agar efektif, maka
poster hendaknya berwarna dan dinamis. Sebuah poster harus dapat
menarik perhatian dan berkomunikasi secara cepat dengan yang
melihatnya. Poster dapat digunakan secara efektif dalam berbagai
situasi belajar. (Setiawan,2008 : 2.9).
Poster yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran ini terdiri
dari operasi pengurangan dan penjumlahan yang sudah banyak
tersedia di toko-toko ATK. Disusun secara sistematis dari angka
terkecil ke angka terbesar dengan komposisi huruf berwarna-warni
sehingga dapat menarik perhatian siswa. Dalam kegiatan ini peneliti
menggunakan lebih dari satu poster, untuk menghindari terjadinya
keributan di kelas.
4. Belajar
a. Pengertian
Winataputra dalam bukunya teori belajar dan pembelajaran (2008 :
1.5) menyatakan bahwa belajar sebagai proses manusiawi memiliki
kedudukan dan peran penting, baik dalam kehidupan masyarakat
tradisional maupun modern. Pentingnya proses belajar dapat
dipahami dari traditional/local wisdom, filsafat, temuan penelitian
dan teori tentang belajar. Traditional/local wisdom adalah ungkapan
verbal dalam bentuk frasa, peribahasa, adagium, maksim, atau
implicit tentang pentingnya belajar dalam kehidupan manusia.
Sebagai contoh : Iqra bismirobbika ladzi kholaq (Bacalah alam
semesta ini dengan nama Tuhanmu); Belajarlah sampai ke negeri
China sekalipun (Belajarlah tentang apa saja, dari siapa saja dan
dimana saja); Bend the willow when it is young (Didiklah anak
selagi masih muda); Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian
(Belajar lebih dahulu nanti akan dapat menikmati hasilnya).
Dalam pandangan yang lebih komprehensif konsep belajar dapat
digali dari berbagai sumber seperti filsafat, penelitian empiris, dan
teori. Para ahli filsafat telah mengembangkan konsep belajar secara
sistematis atas dasar pertimbangan nalar dan logis tentang realita
kebenaran, kebajikan dan keindahan. Karena itu filsafat merupakan
pandangan yang koheren dalam melihat hubungan manusia dengan
alam semesta. Plato, dalam Bell-Gredler (1986: 14-16) melihat
pengetahuan sebagai sesuatu yang ada dalam diri manusia dan
dibawa lahir. Sementara itu Aristoteles melihat pengetahuan sebagai
sesuatu yang ada dalam dunia fisik bukan dalam pikiran. Kedua
kutub pandangan filosofis tersebut berimplikasi pada pandangan
tentang belajar. Bagi para penganut filsafat idealisme, realita
terdapat dalam pikiran, sumber pengetahuan adalah ide dalam diri
manusia, dan proses belajar adalah pengembangan ide yang telah ada
dalam pikiran. Sedang bagi penganut realisme, realita terdapat dalam
dunia fisik, sumber pengetahuan adalah pengalaman sensorik, dan
belajar merupakan kontak atau interaksi individu dengan lingkungan
fisik.
b. Hasil Belajar
Winataputra (2004 : 2.6) menyatakan bahwa hasil belajar berupa
perubahan tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau
bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan
motorik atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Menurut para ahli
psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam
hasil belajar. Perubahan perilaku yang termasuk hasil belajar adalah
perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan
lingkungan) dimana proses mental dan emosional terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan kedalam
tiga ranah (kawasan) yaitu : pengetahuan (kognitif), keterampilan
motorik (psikomotorik) dan penguasaan nilai-nilai atau sikap
(Afektif). Didalam pembelajaran perubahan perilaku sebagai hasil
belajar tersebut dirumuskan didalam rumusan tujuan pembelajaran.

c. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Hasil belajar pendidikan kewarganegaraan dalam penelitian ini


adalah perubahan perilaku yang ditandai dengan peningkatan nilai
hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti penilaian mata
pelajaran PKn dengan materi pokok Mengamalkan nilai-nilai Sumpah
Pemuda dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penerapan Metode Drill
dan Media poster diharapkan pada akhir pembelajaran, hasil belajar
siswa berada diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
diberlakukan di SD Negeri 1 Jono yaitu 60.

B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori di atas maka kerangka berfikir
penelitian ini adalah hasil belajar pada kondisi awal rendah, kemudian
peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk melaksanakan refleksi
pra siklus dan merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dan 2
dengan menerapkan Metode Drill dan pemanfaatan Media poster.
Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Dengan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2
tersebut diharapkan pada kondisi akhir hasil belajar siswa pada pelajaran
pendidikan kewarganegaraan materi pokok mengamalkan nilai-nilai
Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkat.
Hasil Belajar
Siswa

Refleksi Pra
Siklus 2
Siklus

Siklus 1
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir di atas hipotesis penelitian ini
adalah : ”Penerapan Metode Drill dan Media poster dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Materi Pokok mengamalkan nilai-nilai Sumpah
Pemuda dalam kehidupan sehari-hari di Kelas III Semester I SD N 1
Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2021 - 2022?”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan terhadap
siswa di Kelas III semester I SD Negeri 1 Jono Kecamatan
Tawangharjo Kabupaten Grobogan pada Tahun Pelajaran 2021 –
2022.
2. Waktu penelitian
Adapun pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Prasiklus dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Oktober 2022 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan).
2. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 02 November 2022 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit (1 x pertemuan).
3. Mata pelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi dasar
mengamalkan nilai-nilai sumpah pemuda dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Karakteristik
Kelas III SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo
Kabupaten Grobogan sebanyak 20 siswa, terdiri dari 11 siswa
laki-laki dan 9 siswa perempuan. Siswa kelas III memiliki
kebiasaan di kelas sering ramai dan kurang konsentrasi terhadap
pelajaran. Banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan
dari guru.

Kebiasaan ini ternyata dipengaruhi oleh berbagai faktor.


Antara lain faktor dari orang tua dan lingkungan sosial ekonomi.
Dari faktor orang tua, ternyata banyak siswa yang tidak
mendapatkan perhatian khusus dari orang tua pada masalah
belajar, sehingga siswa yang tidak diperhatikan orang tua dalam
hal masalah belajar sering mengalami kesulitan dalam belajar di
kelas.

Sedangkan dari faktor sosial,masing-masing siswa memiliki


tingkatan umur yang sebaya. Sehingga kecenderungan
berkelompok perlu mendapat tempat yang benar agar
pemanfaatan kelompok dapat dimaksimalkan untuk kepentingan
belajar. Selama ini siswa cenderung berkelompok dalam hal
bermain dan bertengkar. Sehingga belum terbiasa dalam hal
kelompok belajar.

Dari latar belakang ekonomi keluarga, umumnya siswa


berasal dari masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Dari
pedagang sampai petani. Jarang siswa yang berasal dari keluarga
pegawai negeri. Hal ini memiliki kecenderungan siswa ikut
bekerja membantu orang tua sepulang sekolah. Sehingga hal
tersebut mempengaruhi kesiapan fisik dan kemauan siswa dalam
belajar.

B. Deskripsi per Siklus


Perbaikan pembelajaran dengan pola penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu
proses perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi:
1. Pelaksanaan Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti berkolaborasi dengan teman
sejawat untuk melakukan refleksi prasiklus. Berdasarkan refleksi
prasiklus ini maka penulis melakukan hal-hal di bawah ini :
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang menekankan
pada penerapan metode dril dan media poster .
2. Menyusun alat observasi sebagai panduan pengamat dalam
mengamati pelaksanaan proses pembelajaran.
3. Merancang alat evaluasi yang berupa tes formatif dan lembar
kerja siswa.
4. Menyediakan media berbagai poster yang berhubungan dengan
pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran
berdasarkan rencana perbaikan pembelajaran siklus 1. Adapun
langkah-langkah pembelajaran yang peliti laksanakan adalah :
1. Melakukan langkah-langkah kegiatan awal pembelajaran
dengan memusatkan perhatian siswa, memberikan apersepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Menjelaskan materi dengan memanfaatkan media poster
3. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi
4. Membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan secara
kelompok
5. Melaksanakan bimbingan diskusi pada setiap kelompok
6. Mengumpulkan hasil diskusi kelompok
7. Menampilkan hasil kerja kelompok melalui perwakilan siswa
8. Membahas hasil kerja kelompok
9. Memberikan apresiasi dan penguatan terhadap hasil kerja
kelompok
10. Menyusun kesimpulan materi pelajaran dengan melibatkan
siswa
11. Melaksanakan penilaian dengan memberikan soal-soal tes
formatif kepada siswa
12. Memberikan tindak lanjut terhadap hasil pekerjaan siswa.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung oleh teman sejawat, yaitu guru kelas I SD Negeri 1
Jono. Hal yang diamati yaitu aktivitas peneliti selama mengajar
dan aktivitas siswa selama jalannya proses pembelajaran. Dalam
pengamatan ini observer menggunakan instrumen penelitian
berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa. Adapun hasil
pengamatan adalah sebagai berikut :

1. Guru
a. Guru sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan RPP.
b. Guru sudah menjelaskan materi dengan memanfaatkan
media poster dan metode dril.
c. Guru sudah sering melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang materi maupun latihan soal yang berhubungan
dengan materi.
d. Guru sudah membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan secara kelompok.
e. Guru sudah melaksanakan bimbingan diskusi pada setiap
kelompok meskipun belum merata.
f. Guru sudah mengumpulkan hasil diskusi kelompok.
g. Guru sudah membahas hasil kerja kelompok.
h. Guru sudah memberikan apresiasi dan penguatan terhadap
hasil kerja kelompok.
i. Guru sudah menyusun kesimpulan materi pelajaran dengan
melibatkan siswa.
j. Guru sudah melaksanakan penilaian sesuai dengan tujuan
pembelajaran menggunakan tes formatif yang telah
dipersiapkan pada RPP.
k. Guru sudah memberikan tindak lanjut terhadap hasil
pekerjaan siswa.
l. Guru sudah membuat variasi pembelajaran.
2. Siswa
a. Siswa sudah memperhatikan penyampaian materi.
b. Siswa sudah ada yang mulai aktif bertanya kepada guru
c. Siswa sudah mengerjakan tugas sesuai dengan perannya
dalam kelompok
d. Siswa masih malu dalam memanfaatkan media
pembelajaran yang disediakan oleh guru
e. Pencapaian hasil belajar siswa sudah ada peningkatan
meskipun masih ada yang masih berada di bawah
ketuntasan minimal.
d. Tahap Refleksi
Pelaksanaan refleksi bertujuan untuk memukan kekurangan
dan kelebihan selama proses perbaikan pembelajaran. Dalam
refleksi siklus 1 ini, peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat
untuk menemukan kelebihan dan kekurangan tersebut. Selanjutnya
hasil refleksi siklus 1 peneliti diskusikan dengan pembimbing.
Adapun hasil refleksi siklus 1 antara lain :
1. Kelebihan
a. Guru sudah melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
b. Guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang
dipilih dengan melakukan variasi metode pembelajaran.
c. Guru sudah sering melakukan tanya jawab maupun latihan
dengan siswa selama pembelajaran.
d. Guru sudah melakukan bimbingan diskusi kepada
kelompok siswa.
e. Siswa sudah ada yang berani tanya jawab dengan guru dan
memanfaatkan media pembelajaran.
2. Kekurangan
a. Soal-soal ataupun pertanyaan yang diberikan guru untuk
siswa masih kurang.
b. Guru kurang memotivasi siswa agar terbiasa dalam
kegiatan tanya jawab
c. Guru belum mendeskrepsikan secara rinci makna yang
terkandung dalam media poster yang diperlihatkan
d. Masih ada siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan.

2. Pelaksanaan Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus 2 dengan
metode dril dan mengoptimalkan pemanfaatan media poster
agar lebih bermakna dalam pembelajaran siklus 2
2. Menyusun lembar kerja untuk bahan diskusi siswa
3. Memperbanyak jumlah poster pembelajaran yang akan
digunakan oleh siswa maupun guru
4. Membuat panduan bagi pengamat dalam proses observasi.
5. Merancang alat evaluasi yang berupa tes formatif.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Melakukan langkah-langkah kegiatan awal pembelajaran
dengan memusatkan perhatian siswa, memberikan apersepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Memotivasi siswa agar terbiasa dalam kegiatan tanya jawab
3. Menjelaskan materi dengan memanfaatkan media poster
4. Melakukan tanya jawab dan latihan soal-soal dengan siswa
tentang materi
5. Membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan secara
kelompok
6. Memberikan arahan kepada kelompok sebelum
dilaksanakannya diskusi
7. Melaksanakan bimbingan diskusi pada setiap kelompok
8. Mengumpulkan hasil diskusi kelompok
9. Membahas hasil kerja kelompok
10. Memberikan apresiasi dan penguatan terhadap hasil kerja
kelompok
11. Menyusun kesimpulan materi pelajaran dengan melibatkan
siswa
12. Melaksanakan penilaian dengan memberikan soal-soal tes
formatif kepada siswa
13. Memberikan tindak lanjut terhadap hasil pekerjaan siswa.
c. Tahap Pengamatan
Adapun hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
1. Guru
a. Guru sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan RPP.
b. Guru sudah banyak memotivasi siswa agar terbiasa dalam
kegiatan tanya jawab.
c. Guru sudah menjelaskan materi dengan memanfaatkan
media poster.
d. Guru sudah melakukan tanya jawab dan latihan soal-soal
dengan siswa tentang materi.
e. Guru sudah membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan secara kelompok.
f. Guru sudah memberikan arahan kepada kelompok sebelum
dilaksanakannya diskusi.
g. Guru sudah melaksanakan bimbingan diskusi pada setiap
kelompok.
h. Guru sudah mengumpulkan hasil diskusi kelompok.
i. Guru sudah membahas hasil kerja kelompok.
j. Guru sudah memberikan apresiasi dan penguatan terhadap
hasil kerja kelompok.
k. Guru sudah menyusun kesimpulan materi pelajaran dengan
melibatkan siswa.
l. Guru sudah melaksanakan penilaian dengan memberikan
soal-soal tes formatif kepada siswa.
m. Guru sudah memberikan tindak lanjut terhadap hasil
pekerjaan siswa.
n. Guru sudah menerapkan variasi metode pembelajaran.
2. Siswa
a. Siswa sudah memperhatikan penyampaian materi.
b. Siswa sudah banyak yang mulai aktif tanya jawab dengan
guru.
c. Siswa sudah mengerjakan tugas sesuai secara kelompok.
d. Siswa sudah terbiasa memanfaatkan media pembelajaran
yang disediakan oleh guru.
e. Pencapaian hasil belajar siswa sudah meningkat, nilai
siswa sudah di atas ketuntasan minimal.
d. Tahap Refleksi
Adapun hasil refleksi siklus 2 antara lain :
1. Kelebihan
a. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode dril dan media poster.
b. Guru sudah melakukan variasi metode pembelajaran.
c. Guru sudah banyak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling interaksi dengan guru selama pembelajaran.
d. Guru sudah melakukan bimbingan diskusi kepada
kelompok siswa.
e. Guru sudah memotivasi siswa dalam pembelajaran.
f. Siswa sudah lebih aktif dalam proses pembelajaran.
2. Kekurangan
a. Guru perlu memperbanyak media poster.
b. Siswa belum dilibatkan dalam penyiapan media
pembelajaran.

Hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran pada


siklus 1 dan 2 ini selanjutnya dibandingkan indikator ketuntasan
belajar Pendidikan Kewarganegaraan . Hasil belajar siswa
dikatakan tuntas apabila dapat mencapai nilai sesuai dengan KKM
Pendidikan Kewarganegaraan yang ditentukan yaitu 62. Jika
belum memenuhi indikator ketuntasan pembelajaran, maka hasil
refleksi siklus 2 ini dijadikan acuan dalam merencanakan
perbaikan pembelajaran selanjutnya.

C. KESIMPULAN
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran sebanyak 2 siklus pada
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kompetensi dasar
mengamalkan nilai-nilai sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari
pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo
Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun 2021 - 2022 , maka dapat
disimpulkan :
1. Sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran, perolehan prestasi
belajar siswa kelas III pada mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan kompetensi dasar mengamalkan nilai-nilai sumpah
pemuda dalam kehidupan sehari-hari adalah dari 20 siswa yang
mengikuti evaluasi sebanyak 11 siswa (55%) memperoleh nilai
dibawah ketuntasan minimal dan hanya 9 siswa (45%) yang berada
diatas ketuntasan minimal. Adapun nilai rata-rata kelas adalah 63,0.
Kondisi ini terjadi karena pada saat pembelajaran guru hanya
menerapkan pembelajaran konvensional memanfaatkan media
seadanya. Hal ini menyebabkan minat belajar siswa rendah sehingga
bosan dengan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Akibatnya
setelah dilaksanakan evaluasi melalui tes formatif prestasi belajar
siswa rendah.
2. Pada perbaikan pembelajaran siklus 1 perolehan prestasi belajar siswa
meningkat setelah guru menerapkan metode dril dan media poster.
Dengan memperbanyak latihan dan tanya jawab dengann siswa. Dari
20 siswa yang mengikuti evaluasi sebanyak 14 siswa siswa (70%)
telah mencapai nilai diatas ketuntasan minimal dan terdapat 6 siswa
(30%) yang mendapat nilai dibawah ketuntasan minimal. Sedangkan
nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 77,0.
3. Pada perbaikan pembelajaran siklus 2, guru masih menerapkan
metode dril dan dengan mengoptimalkan pemanfaatan media poster,
memperbanyak jumlah media dan memberikan ilustrasi yang lebih
lengkap terhadap poster tersebut. Hasil evaluasi pembelajaran pada
siklus 2 ini menunjukan peningkatan prestasi belajar. Dari 20 siswa
sebanyak 19 siswa (95%) telah mencapai nilai diatas ketuntasan
minimal. Sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 90,0.

D. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Guru harus dapat melakukan variasi pembelajaran dan media, agar
siswa tidak bosan dalam proses pembelajaran.
2. Hendaknya guru dapat mengelola pembelajaran dengan menerapkan
metode yang tepat dengan materi pelajaran sehingga siswa dan guru
bisa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Metode dril dan media poster dapat diterapkan pada pelajaran yang
lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, MD. (1990). Model-model mengajar. CV Diponegoro : Bandung.

Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdikbud

Depdiknas. (2005). Pendidikan kewarganegaraan, Kurikulum dan Silabus


Pendidikan kewarganegaraan , Jakarta : Depdiknas
Depdiknas. 2005. Pendidikan kewarganegaraan, Strategi dan Metode
Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan, Jakarta : Depdiknas

Direktorat Pembinaan SMP. (2006). Pengembangan Model Pembelajaran yang


efektif. Jakarta : Depdiknas.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, (2006). Standar Isi Satuan Pendidikan

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, 2003, Jakarta : Depdiknas

Winata Putra, U.S, dkk, (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas
Terbuka.

Winata Putra, U.S, dkk, (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai