Anda di halaman 1dari 9

DAGING SAPI GELONGGONGAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

1)
Sari Eko Tuswati

ABSTRAKSI

Daging gelonggongan adalah daging yang diperoleh dari hewan yang sebelum disembelih
terlebih dahulu diberi minum air secara berlebihan. Tujuan dari pemberian minum berlebih itu
adalah untuk mendapatkan timbangan lebih berat. Daging gelonggongan ini tidak hanya merugikan
konsumen secara materi, karena juga bisa memicu keracunan, bahkan kematian. Ini terjadi karena
daging gelonggongan ini bisa mengandung bakteri buruk yang mengancam kesehatan konsumen.
Sampai saat ini masih saja ada konsumen yang membeli daging sapi gelonggongan ini.
Kemungkinan konsumen menyukai daging sapi gelonggongan, karena harganya relatif lebih murah,
mungkin juga karena konsumen tidak tahu kalau daging yang dijual tersebut adalah daging
gelonggongan. Agar peredaran daging sapi gelonggongan tidak semakin meluas, ada dua hal yang
perlu dilakukan. Pertama, konsumen harus mengetahui ciri-ciri daging gelonggongan dan jangan
mau membeli daging sapi gelonggongan tersebut. Kedua, aparat harus menindak tegas para pelaku
usaha daging gelonggongan, baik yang memproduksi maupun pedagang daging sapi gelonggongan.

GELONGGONGAN BEEF AND PUBLIC HEALTH

ABSTRACT

Gelonggongan beef is beef obtained from cow before slaughter first given to excess drinking
water. The purpose of granting excessive drinking is to get heavier weights. Gelonggongan beef is
not only materially harm consumers, but also it can lead to poisoning and even death. This occurs
because the gelonggongan beef may contain bad bacteria that threaten consumer health. Until now,
there are consumers who still buy gelonggongan beef. Maybe consumers like gelonggongan beef,
because the price is relatively cheap, perhaps because consumers do not know if the beef sold is
gelonggongan beef. For the circulation of beef gelonggongan not more widespread, there are two
things that need to be done. First, consumers must know the characteristics of gelonggongan beef
and do not want to buy these gelonggongan beef. Second, the authorities must take firm action
against the perpetrators gelonggongan beef business, which manufactures and traders both beef
gelonggongan.

PENDAHULUAN daging sapi oplosan maupun daging sapi


gelonggongan seperti yang ditemukan
Permintaan daging sapi menjelang pada tahun-tahun sebelumnya.
hari-hari besar seperti Idul Fitri, Idul Pedagang daging mempunyai
Adha, Natal dan tahun baru biasanya akan berbagai macam cara untuk dapat meraih
meningkat tajam bila dibandingkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Ada
dengan hari-hari biasa. Pada kondisi pedagang yang melakukan kecurangan,
seperti ini masyarakat perlu berhati-hati salah satunya adalah dengan menjual
dan waspada terhadap maraknya daging sapi gelonggongan. Daging
perdagangan daging sapi impor ilegal, gelonggongan ini diperoleh dari sapi yang

1)
Fakultas Peternakan Universitas Wijayakusuma Purwokerto
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 32- DAGING SAPI (Sari Eko
beberapa saat sebelum disembelih diberi lebih baik karena mengandung asam
minum air sebanyak-banyaknya. Sapi amino esensial yang lebih lengkap dan
dipaksa minum air dengan cara seimbang. Selain itu daging juga
memasukkan selang ke dalam mulut sapi, merupakan sumber lemak, vitamin, dan
sehingga kandungan air dalam daging sapi mineral (Sari, 2010). Selanjutnya
menjadi besar. dinyatakan bahwa setiap 100 gram daging
Daging sapi gelonggongan dinilai rata-rata dapat memenuhi sebesar 10
menipu konsumen karena kandungan persen kalori, 50 persen protein, 35 persen
nutrisinya rendah dan gampang busuk, zat besi, dan 25-60 persen vitamin B
juga sebenarnya lebih mahal dari harga kompleks dari kebutuhan gizi orang
semestinya. Berat sapi yang digelonggong dewasa per hari. Tak heran kalau daging
bertambah sekitar 30 persen dibanding begitu digemari oleh masyarakat
saat masih hidup. Artinya, sekitar 30 disamping rasanya yang juga lezat.
persen yang dibeli konsumen adalah air, Menurut Mulyono (2011) daging
bukan daging diperoleh dari pemotongan ternak, baik
Sampai saat ini masih saja ada ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda,
konsumen yang membeli daging sapi ternak kecil seperti kambing dan domba
gelonggongan ini. Ada dugaan konsumen maupun ternak unggas.
masih menyukai daging sapi Ada beberapa persyaratan untuk
gelonggongan, karena harganya relatif memperoleh hasil pemotongan yang baik,
lebih murah dibandingkan dengan daging antara lain: 1) ternak harus tidak
yang dipotong secara wajar, sehingga diperlakukan secara kasar, 2) ternak harus
tidak memperdulikan imbauan untuk tidak tidak mengalami stress, 3) penyembelihan
membeli daging gelonggongan tersebut. dan pengeluaran darah harus secepat dan
Kemungkinan juga karena konsumen sesempurna mungkin, 4) kerusakan karkas
benar-benar tidak tahu pada saat membeli harus minimal (Swatland, 1984 dalam
daging sapi di pasar. Soeparno, 1994)
Permasalahannya adalah bagaimana Secara umum daging yang sehat dan
cara mengatasi agar daging gelonggongan baik adalah daging yang berasal dari
tidak semakin merebak di pasaran? ternak yang sehat, disembelih di tempat
pemotongan resmi, kemudian diperiksa,
Apakah Daging Gelonggongan itu? diangkut dengan kendaraan khusus dan
Daging adalah semua jaringan dijual di supermarket atau di los daging
hewan dan semua produk hasil pengolahan pasar yang bersih dan higienis (Simamora,
jaringan-jaringan tersebut yang sesuai 2010). Selanjutnya dinyatakan pula bahwa
untuk dimakan serta tidak menimbulkan daging yang tidak sehat bila dikonsumsi
gangguan kesehatan bagi yang dapat menyebabkan sumber penyakit
memakannya (Soeparno, 1994). akibat keracunan makanan bagi manusia.
Selanjutnya dinyatakan bahwa organ- Daging gelonggongan adalah daging
organ misalnya hati, ginjal, otak, paru- yang didapat dari hewan yang sebelum
paru, jantung, limpha, pankreas dan disembelih terlebih dahulu diminumi air
jaringan otot termasuk dalam definisi ini. secara berlebihan. Bahkan tak jarang
Dibandingkan dengan pangan nabati, hewan yang bersangkutan pingsan karena
daging merupakan sumber protein yang kelebihan minum, baru dipotong

3 3
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 32- DAGING SAPI (Sari Eko
(Supriadi 2008). Selanjutnya dinyatakan di atas 30 persen, ini sudah diluar batas
bahwa tujuan dari pemberian minum kewajaran.
berlebih itu adalah untuk mendapatkan Penelitian yang dilakukan
timbangan lebih berat sehingga harga jual Fakultas Peternakan Universitas
yang diperoleh secara curang ini lebih Diponegoro Semarang pada Februari 2006
mahal. menyebutkan berbagai segi dari daging
Sapi gelonggongan umumnya tidak gelonggongan yang merugikan konsumen,
dipotong di Rumah Pemotongan Hewan antara lain angka susut daging
(RPH), melainkan dipotong secara illegal gelonggongan mencapai 40,9 persen,
karena sebelum dipotong sapi akan sedangkan daging sehat 35,30 persen.
dipaksa minum air dari kran mengalir Kandungan nutrisi daging gelonggongan
hingga sapi tersebut kembung (Humas pun hanya 20,65 persen, sedangkan daging
UGM). sehat 26,47 persen. Harga bahan kering
Selanjutnya dinyatakan bahwa atau nutrisi per kilogram daging
proses pembuatan daging gelonggongan gelonggongan jauh lebih mahal, yakni Rp
diawali dengan menggelontorkan air 184.917, sedangkan daging sehat Rp
(bahasa Jawa: nggelonggong) sebanyak- 162.426. Praktik peng-gelonggongan
banyaknya ke mulut sapi yang hendak memang didasari oleh motif ekonomi,
disembelih. Tujuannya agar lambung dan yakni memperoleh keuntungan tinggi
seluruh sistem pencernaan sapi benar- dengan cara yang tidak manusiawi (Suara
benar penuh dengan air. Sapi diposisikan Merdeka, 2006).
menengadah, posisi kaki belakang lebih
rendah dari kaki depan, selang air Mengapa Daging Gelonggongan
dimasukkan ke mulut sapi. Sementara itu Berbahaya?
tubuh sapi, juga disiram air, sehingga Daging sapi gelonggongan adalah
tubuh sapi tetap dapat menyerap air. daging sapi yang berasal dari sapi yang
Pedagang biasanya menggunakan mesin digelonggong air ke mulutnya hingga sapi
bertekanan besar sejenis jet-pump. itu sekarat. Dengan cara digelonggong
Perlakuan itu membuat tubuh sapi seperti ini, terjadi serapan air secara tidak
kelihatan gemuk karena daging sapi telah wajar ke dalam sel daging sehingga dapat
menyerap air cukup banyak. merusak kadar protein dan zat lain dalam
Setelah sapi lemas, jatuh terguling, daging. Akibatnya, kualitas daging
barulah disembelih. Hasilnya, daging sapi menjadi buruk dan mudah terjadi
lebih berat daripada daging sapi yang pembusukan.
dipotong normal karena daging telah Sesuai hasil penelitian yang
menyerap air. Perbandingannya, satu dilakukan Dinas Pertanian Kota Kediri
kilogram daging gelonggongan setara terhadap daging sapi gelonggongan yang
dengan tujuh ons daging normal. Para berasal dari RPH Tulungagung, derajat
pelaku sengaja memberi minum sapi keasaman (pH) daging itu mencapai angka
dalam volume besar pada sapi tersebut sembilan, sedangkan untuk ukuran normal
sebelum disembelih untuk menambah pH pada daging sapi berkisar enam hingga
berat timbangan daging yang akan tujuh. Dengan kadar pH yang cukup tinggi
dijualnya. Kandungan air dalam daging itu ini daging sapi tidak akan tahan lama
(Singgih dalam Mulyono, 2008).

3 3
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 32- DAGING SAPI (Sari Eko
Daging ini tidak hanya merugikan kerja jantung. Hal ini akan mengakibatkan
konsumen secara materi, karena juga bisa lemahnya tekanan peredaran darah dalam
memicu keracunan, bahkan kematian. Ini tubuh sapi. Ketika penyembelihan karena
terjadi karena daging gelonggongan ini tekanan darah lemah yang mengakibatkan
bisa mengandung bakteri buruk yang darah dari tubuh sapi tidak dapat keluar
mengancam kesehatan konsumen. dengan tuntas, sehingga pada daging sapi
Peringatan ini disampaikan drh Yeti Rizal, tersebut masih mengandung banyak
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan haemoglobin darah. Selanjutnya
Kesehatan Masyarakat Siterener, Dinas dinyatakan bahwa dalam uji laboratorium
Peternakan, Perikanan, Kelautan, daging sapi gelonggongan menunjukkan
Pertanian dan Kehutanan (DPPKPK) Kota reaksi yang sama dengan daging sapi
Surabaya. Menurut Yeti, daging ini sama bangkai sehingga berdasarkan hasil uji
sekali tidak menguntungkan konsumen, laboratorium daging sapi gelonggongan
karena nilai gizinya kurang dan sama dengan daging sapi bangkai.
mengandung bakteri buruk (Sawabi, Majelis Ulama Indonesia telah
2008). mengharamkan daging gelonggongan
Penjualan daging gelonggongan karena ditengarai ketika diberi minum
sangat merugikan konsumen karena banyak sapi yang telah mati sebelum
apabila dikonsumsi akan sangat berbahaya dipotong (Suprihadi, 2008).
bagi kesehatan. Kalau air yang digunakan Menurut Ayuningtyas (2009) Majelis
untuk menggelonggong adalah air kotor Ulama Indonesia menggolongkan daging
justru akan lebih membahayakan akibat jenis tersebut dalam kategori haram,
kuman yang berasal dari organ pencernaan karena sangat merugikan konsumen, dan
sapi berupa bakteri E. Colli, bagi orang dalam proses penyembelihannya harus
yang mengkonsumsi akan menjadi sakit menyiksa sapi terlebih dahulu, sehingga
dengan ditandai gejala diare. MUI mengkategorikannya sebagai
Penggelonggongan daging, selain bangkai. Jika daging tersebut
merusak jaringan dari sapi tersebut, juga dikategorikan sebagai bangkai maka sudah
akan mempercepat kerusakan kualitas tentu haram untuk dikonsumsi,
daging dimana berat daging akan lebih sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran
bertambah dengan bertambahnya berat air surat Al-Maidah : diharamkan bagimu
sendiri. Menurut Priyono (2011) beberapa (memakan) bangkai, darah,daging babi,
jam sebelum ternak potong disembelih, (daging hewan) yang disembelih atas
ternak diberikan minum secara paksa nama selain Allah, yang tercekik, yang
sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
meningkatkan massa daging sehingga diterkam binatang buas, kecuali yang
akan meningkatkan bobot daging. Jika sempat kamu menyembelihnya, dan
bobot daging meningkat, maka perolehan (diharamkan bagimu) yang disembelih
keuntungan produsen dapat menjadi untuk berhala……..
tinggi.
Menurut Jatmoko (2011) ketika sapi CARA MENGATASI PEREDARAN
digelonggong dengan tekanan air DAGING GELONGGONGAN
menyebabkan lambung penuh air yang
bertekanan, sehingga melemahkan daya

3 3
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 32- DAGING SAPI (Sari Eko
Konsumen jangan membeli daging serat-seratnya, sedangkan daging
gelonggongan sembelihan normal hanya tampak lembab,
Adalah hak konsumen untuk tetapi tidak sampai basah. Itu sebabnya
mendapatkan daging yang baik dan sehat, pedagang daging gelonggongan tidak
bahkan Negara telah menjamin hal berani menggantung daging itu di losnya.
tersebut melalui hukum. Yang diatur Karena, begitu digantung, air akan terus
dalam UU No.7/1996 tentang pangan, di menetes sehingga akhirnya bobot daging
mana antara lain Sistem Keamanan menyusut seperti daging normal.
Pangan dan Sistem Kesehatan Hewan Menurut Ayuningtyas (2009) ciri-ciri
Nasional (Suprihadi, 2008). Selanjutnya daging gelonggongan : 1) teksturnya lebih
dinyatakan bahwa dalam upaya preventif lembek, 2) berwarna pucat, 3) kadar airnya
dari tindakan yang tidak bermoral dari lebih banyak, 4) cepat rusak, dan
daging nakal, mungkin orang harus penyusutannya sampai lebih dari 50
mendapatkan informasi yang akurat persen lebih kalau dimasak.
mengenai daging yang baik dan sehat, jadi Selanjutnya dijelaskankan tips
jangan tertipu ketika membeli daging di membedakan daging gelonggongan
tempat penjualan daging. dengan daging yang bukan gelonggongan,
Meski berita tentang daging yaitu: 1) pilih daging yang berwarna
gelonggongan itu sering muncul di media, merah (merah maroon) jangan yang
banyak konsumen, terutama ibu rumah berwarna pucat, jika berwarna pucat ada
tangga, yang belum paham ciri-ciri daging kemungkinan daging gelonggongan atau
gelonggongan ketika berbelanja di pasar. daging yang sudah lama, 2) Pilih daging
Masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri yang tidak basah atau kering, 3) jangan
daging gelonggongan ini di pasar ditandai memilih daging yang selalu mengeluarkan
air, dengan pengujiannya digantung
dengan melihat apakah daging lebih
seandainya terus meneteskan air berarti
banyak mengandung air, dijual dengan daging tersebut daging gelonggongan, 4)
tidak dalam keadaan digantung (supaya jangan memilih daging yang diletakkan
tidak menetes), baunya juga kurang khas dibawah atau tidak digantung ada
seperti bau sapi biasanya. kemungkinan pedagang melakukan hal
Untuk membedakan antara daging begitu karena kita tidak mengetahui
gelonggongan dengan daging normal daging tersebut meneteskan air, 5) untuk
sebenarnya mudah saja. Daging Sapi yang jeroan seperti paru, hati, coba kita cubit
normal mempunyai cirri-ciri : 1) warna atau robek seandainya mudah koyak
merah pucat, merah keungu-unguan atau berarti jeroan tersebut di tambah air atau
kecoklatan dan akan berubah menjadi jeroan yang sudah kadaluarsa.
warna chery bila daging tersebut kena Sedangkan Kepala Suku Dinas
oksigen, 2) serabut daging halus tapi tidak Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat,
mudah hancur dan sedikit berlemak, 3) Kusdiana dalam Suprihadi (2008)
konsistensi liat, jika saat dicubit seratnya memberikan beberapa tips agar
terlepas maka daging sudah tidak baik, 4) masyarakat tidak tertipu membeli daging
gelonggongan, yaitu: 1) dari segi fisik,
lemak berwarna kekuning-kuningan dan 5)
daging gelonggongan yang paling mudah
bau dan rasa aromatis. terlihat adalah daging yang dijual tidak
Sedangkan permukaan daging
gelonggongan selalu basah sampai ke

3 3
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 32- DAGING SAPI (Sari Eko
digantung, karena airnya akan menetes barang yang, rusak, cacat atau bekas, dan
keluar. Daging sapi normal akan terlihat tercemar tanpa memberikan informasi
basah, namun ketika dipegang cenderung secara lengkap dan benar atas barang
kering dan kenyal, berbeda dengan daging dimaksud. Sedangkan ayat (3)
gelonggongan yang lembek, 2) dari segi menegaskan bahwa pelaku usaha dilarang
harga, pasti jauh lebih murah dibanding memperdagangkan sediaan farmasi dan
daging biasa, karena kualitasnya rendah. pangan yang rusak, cacat atau bekas dan
Pengecualian atas harga berlaku bila tercemar, dengan atau tanpa rnemberikan
daging tersebut berasal dari operasi pasar informasi secara lengkap dan benar.
yang digelar pemerintah, karena Berdasarkan ketentuan tersebut dapat
sumbernya sudah pasti jelas. Intinya, diketahui bahwa pihak-pihak yang
waspadalah kalau dijual dengan harga memproduksi dan/atau memperdagangkan
tidak wajar, 3) dari segi penjual, umumnya daging glonggongan dapat dikategorikan
penjual daging ilegal berada di luar pasar, melanggar UU tentang Perlindungan
tidak berada di dalam lingkungan pasar. Konsumen karena daging yang diproduksi
Penjual daging bisa marah bila tahu ada atau dijual tidak memenuhi atau tidak
penjual daging ilegal masuk pasarnya. sesuai dengan standar daging yang sehat
Meskipun ciri-ciri daging dan baik yaitu daging yang berasal dari
gelonggongan sudah banyak diketahui, ternak yang sehat, disembelih di tempat
masyarakat perlu berhati-hati, terutama pemotongan resmi, kemudian diperiksa,
karena daging ilegal ini banyak yang telah diangkut dengan kendaraan khusus dan
diolah menjadi makanan jadi, hingga dijual di supermarket atau di los daging
susah untuk diidentifikasi. pasar yang bersih dan higienis. Selain
syarat kesehatan tersebut, ternyata Majelis
Aparat harus menindak tegas penjual Ulama Indonesia menggolongkan daging
daging gelonggongan jenis tersebut dalam kategori haram,
Sebenarnya sudah ada peraturan karena sangat merugikan konsumen, dan
terkait dengan penggelonggongan tersebut. dalam proses penyembelihannya harus
Praktik itu melanggar Peraturan Menteri menyiksa sapi terlebih dahulu, sehingga
Pertanian Nomor 413/1992 tentang MUI mengkategorikannya sebagai
Pemotongan Hewan Potong dan bangkai.
Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya. Selanjutnya dalam Pasal 4(c)
Di samping itu, praktik itu juga Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
melanggar UU Nomor 8 Tahun 1999 disebutkan, menjadi hak konsumen untuk
tentang Perlindungan Konsumen Pasal 8 mengetahui informasi kualitas produk
ayat (1) butir a, yang berbunyi sebagai secara jujur. Berdasarkan ketentuan
berikut: “Pelaku usaha dilarang tersebut, maka sudah semestinya
memproduksi dan/atau memperdagangkan konsumen mendapatkan informasi yang
barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi sejujur-jujurnya dan terbuka dari produsen
atau tidak sesuai dengan standar yang atau penjual daging, sehingga konsumen
dipersyaratkan dan ketentuan peraturan dapat memilih dan memilah daging yang
perundang-undangan” sesuai dengan selera yang bersangkutan
Pasal 8 ayat (2) menyebutkan bahwa serta memenuhi syarat kesehatan.
pelaku usaha dilarang memperdagangkan

3 3
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 32- DAGING SAPI (Sari Eko
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 peredaran daging glonggongan sekaligus
Tahun 1996 tentang Pangan secara menerapkan sanksi hukumnya, karena di
implisit juga mengatur mengenai beberapa daerah terbukti banyak dijumpai
pelarangan terhadap produksi daging kasus daging gelonggongan tetapi belum
gelonggongan. Dalam pasal 8 disebutkan dapat menerapkan peraturan hukum yang
bahwa setiap orang dilarang ada dan belum menindak tegas para pelaku
menyelenggarakan kegiatan atau proses usaha daging gelonggongan, sehingga
produksi, penyimpanan, pengangkutan, produksi dan perdagangan daging
dan atau peredaran pangan dalam keadaan gelonggongan masih sulit untuk
yang tidak memenuhi persyaratan sanitasi. dikendalikan.
Daging gelonggongan terbukti sama sekali Pemerintah harus sering mengadakan
tidak memenuhi syarat kesehatan atau pengawasan secara rutin, tidak hanya
sanitasi, bahkan cenderung menjelang dan saat bulan Ramadhan, juga
membahayakan manusia yang tidak harus menunggu adanya pengaduan
memakannya. dari masyarakat. Perlu ketegasan aparat
Atas pelanggaran memproduksi dan pengawas Kesehatan Masyarakat
memperdagangkan daging gelonggongan, Veteriner (Kesmavet) di daerah masing-
Pasal 62 UU Perlindungan Konsumen masing. Pengawasan harus dimulai dari
menetapkan sanksi terhadap pelanggar, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) baik
yakni lima tahun penjara atau denda yang dikelola pemeritah maupun swasta
maksimal Rp 2 miliar. Sedangkan Pasal hingga pedagang di pasar.
55 huruf (a) UU Nomor 7 Tahun 1996 Selain itu, pemerintah harus gencar
menyebutkan “Barangsiapa dengan mensosialisasikan kepada konsumen,
sengaja: menyelenggarakan kegiatan atau mengenai ciri-ciri dari daging
proses produksi, penyimpanan, gelonggongan, baik di media massa
pengangkutan, dan atau peredaran pangan maupun dengan menempelkan selebaran
dalam keadaan yang tidak memenuhi di pasar-pasar. Konsumen juga harus hati-
sanitasi sebagaimana termaksud dalam hati dan jeli saat membeli daging, karena
pasal 8, dipidana dengan pidana penjara tidak semua konsumen mempunyai
paling lama 5 tahun dan atau denda paling kemampuan untuk memilih daging yang
banyak Rp 600.000.000,00 (Enam ratus baik dan memenuhi syarat kesehatan. Jika
juta rupiah). menemukan pedagang yang menjual
Berdasarkan ketentuan-ketentuan daging diluar harga yang wajar, konsumen
tersebut, maka telah jelas bagi kita bahwa patut curiga dan segera melaporkan
pada dasarnya Pemerintah telah kepada pihak yang berwenang.
memberlakukan peraturan perundang-
undangan yang cukup lengkap mengenai KESIMPULAN
produksi dan perdagangan daging
gelonggongan, disertai dengan sanksi dan Penjualan daging gelonggongan
hukuman yang tegas. Permasalahannya sangat merugikan konsumen karena
adalah bagaimana pemerintah, dalam hal apabila dikonsumsi akan sangat berbahaya
ini pihak-pihak terkait menerapkan bagi kesehatan. Majelis Ulama Indonesia
peraturan perundang-undangan tersebut menggolongkan daging jenis tersebut
dalam rangka meminimalisir produksi dan

3 3
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 32- DAGING SAPI (Sari Eko
dalam kategori haram dan com/ hileudnews?title=Kenali+Ciri-
mengkategorikannya sebagai bangkai. Ciri+Daging+Halal&id=136108
Agar peredaran daging sapi
gelonggongan tidak semakin meluas, ada Sawabi. 2008. Jatim Banjir Sapi
dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, Gelonggongan. http://nasional.
konsumen harus mengetahui ciri-ciri kompas.com/ read/2008/09/
daging gelonggongan dan jangan mau 12/07170970/jatim.banjir.sapi.gelon
membeli daging sapi gelonggongan ggongan
tersebut. Kedua, aparat harus menindak
tegas para pelaku usaha daging Simamora, J. 2010. Ciri-Ciri Khas
gelonggongan, baik yang memproduksi Daging, Jangan Membeli Daging
maupun pedagang daging sapi Sebelum Membaca Ini.
gelonggongan. http://koranbaru.com/ciri-ciri-khas-
daging-jangan-membeli-daging-
DAFTAR PUSTAKA sebelum-membaca-ini/

Ayuningtyas. 2009. Fenomena SK Menteri Pertanian No


daging gelonggongan. http://tafany. 313/Kpts/TN.310/1992 tentang
wordpress.com /2009/03/23/ Pemotongan Hewan Potong dan
fenomena-daging-gelonggongan/ Penanganan Daging serta Hasil
Ikutannya.
Humas UGM. Daging Gelonggongan
Berbahaya Bagi Kesehatan. Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi
http://www.ugm. ac.id/index.php? Daging. Cetakan kedua. Gadjah
page=rilis&artikel=957 Mada University Press. Yogyakarta

Jatmoko, S. 2011. http://www. Suara Merdeka. 2006. Tajuk Rencana.


suaramerdeka.com/harian/0602/10/n Jangan Biarkan Kasus Glonggongan
as21.htm Berlarut-larut. http://www.suara
merdeka.com/harian/0610/13/opi02.
Mulyono, T. 2008. Daging Gelonggongan htm
Bersertifikat Disita. http://nasional.
kompas.com/read/2008/09/11/14295 Suprihadi. 2008. Inilah Ciri-ciri Daging
28/daging.gelonggongan.bersertifika Gelonggongan. http://nasional.
t.disita kompas. com/read/2008/09/
09/13194792/inilah.ciri-ciri.daging.
Priyono. 2009. Bahaya Daging gelonggongan
Gelonggongan. http://www.
ilmupeternakan.co.cc/ 2009/10/ Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996
bahaya-daging-glonggongan.html tentang Pangan

Sari, D. 2010. Kenali Ciri-Ciri Daging Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999


Halal. DetikFood. http://hileud. tentang Perlindungan Konsumen

3 3
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 32-

40

Anda mungkin juga menyukai