Anda di halaman 1dari 6

AKTIVITAS ENZIM SELLULASE DARI KAPANG

SELULOLITIK PADA SUBSTRAT AMPAS KELAPA


Ariani Kasmiran dan Tarmizi
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas enzim sellulase dari kapang sellulolitik
sehingga kualitas ampas kelapa dapat ditingkatkan sebagai pakan bagi ternak. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Pakan, Fakultas Peternakan Universitas Andalas
Padang. Penelitian ini menggununakan substrat ampas kelapa yang difermentasi dengan 4 jenis
kapang (Trichoderma reesei, Aspergilus niger, Aspergilus oryzae dan pennicillium sp) selama 2
sampai 10 hari, dengan indikator aktivitas sellulase dan protein terlarut. Penelitian ini menggunakan
metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 5x4 dengan 4 ulangan. Perlakuannya adalah
(A1 = Trichoderma reesei), (A2 = Aspergilus niger), (A3 = Aspergilus oryzae)dan (A4 = Penicillium
sp) dengan lama fermentasi (B1 = 2 hari, B2 = 4 hari, B3 = 6 hari, B4 = 8 hari dan B5 = 10 hari).
Produksi enzim sellulase tertinggi oleh kapang Aspergilus niger sebesar 2,39 U/ml kemudian diikuti
oleh Trichoderma reesei sebesar 2,37 U/ml; Pennicillium sp sebesar 2,19 U/ml dan Aspergilus oryzae
sebesar 1,89 U/ml. Hasil analisis statistik menggambarkan bahwa tidak terdapat interaksi antara
waktu fermentasi dengan jenis kapang yang digunakan, dan waktu optimum fermentasi pada hari
kedua dan ke empat.

Kata Kunci: enzim sellulase, selulolitik, substrat

I. PENDAHULUAN glukano hidrolase. Enzim sellulase sangat


penting karena enzim sellulase dapat
Potensi ampas kelapa cukup besar
dimanfaatkan untuk mengatasi lingkungan
untuk di kembangkan mengingat di negara
dari limbah sellulosa. Enzim sellulase
Asia, kelapa digunakan selain menghasilkan
menguraikan sellulosa menjadi golongan
minyak juga menghasilkan santan kelapa
kecil yang kemudian dapat diuraikan lebih
yang digunakan untuk memasak. Produksi
lanjut menjadi monomernya glukosa. Enzim
kelapa dunia pada tahun 2002 dilaporkan
sellulase juga dapat menguraikan ikatan
oleh FAO adalah 2 juta Mt dengan
lignosellulosayang terdapat pada limbah
pertumbuhan 1.4% (FAO, 2002). Ampas
pertanian dan perkebunan.Enzim sellulase
kelapa mengandung serat kasar yang tinggi,
termasuk enzim ektraseluler yang
rendah palatabilitas dan kekurangan
mempunyai kemampuan besar dalam
beberapa asam amino essensial dan
mengdegradasi limbah organik, terutama
beberapa masalah nutrisi lainnya seperti
limbah pertanian dan limbah industry
adanya beberapa antinutrisi misalnya
(Cordoba et al, 2003). Fungsi biologi dari
mannan, galaktomanan, xylan, dan
enzim ekstraseluler adalah menghidrolisis
arabinoxylan yang sangat terbatas
makromolekul yang terlalu besar seperti
penggunaanya bagi ternak unggas.Ampas
selulosa untuk dibawa ke dalam sel
kelapa mengandung komponen polisakarida
(Machuca dan ferraz, 2001)
dalam bentuk galaktomannan 61 %,
Beberapa kapang yang termasuk
mannan 26 %, dan sellulosa
kelompok sellulolitik diantaranya adalah
13%(Purawisastra, 2001)
Trichoderma reesei, Aspergilus niger,
Enzim Sellulase merupakan enzim
Aspergilus oryzae dan pennicillium sp.
hidrolase yang dapat mengkatalis
Namun enzim sellulose yang diproduksi
UHDNVLKLGUROLVD LNDWDQ -1,4 glukan 4
oleh kapang ini tidaklah sama untuk setiap

LENTERA : Vol.12, No.1, Maret 2012 9


substrat yang dirombaknya, oleh sebab itu sellulase dan xilanase dengan menggunakan
perlu dilakukan suatu penelitian untuk bungkil inti sawit sebagai substrat (Lee,
melihat kemampuan kapang ini dalam 2007).
memproduksi enzim sellulase pada substrat Enzim sellulase secara konseptual
ampas kelapa. adalah enzim yang dapat mendegradasi
sellulosa menjadi gula sederhana sehingga
II. TINJAUAN PUSTAKA
dapat melalui dinding sel mikroba.
Indonesia merupakan Negara penghasil Degradasi sellulosa adalah proses yang
kelapa, tercatat pada tahun 1991 komplek, dan merupakan aksi sinergis oleh
produksinya mencapai 14 milyar ton beberapa enzim (Pandey et al, 2000;
(Santoso et al, 1996), pada tahun 2002 Susanti, 2007)). Menurut Cruz et al,
produksi buah kelapa Indonesia rata-rata (2004);Susanti, (2007) enzim sellulase
15,5 milyar butir/tahun (Agustian et al, sesungguhnya merupakan suatu komplek
2003).Populasi tanaman kelapa di Sumatera enzim yang terdiri dari beberapa enzim
Barat adalah 90.190 ha, 260 ribu batang yang bekerja bertahap menguraikan
produksinya sekitar 11.7 juta buah/th, 1 Kg sellulosa menjadi glukosa.
daging kelapa parut menghasilkan 190 g Bungkil kelapa yang dihilangkan
ampas kelapa (Dinas Perkebunan dan lemak adalah salah satu karbon terbaik
Kehutanan SUMBAR, 2009). untuk budidaya Aspergillus niger NCH-189
Pemanfaatan ampas kelapa juga dan produksi enzim mannanase. Aktivitas
merupakan usaha untuk memanfaatkan enzim dapat ditingkatkan hingga empat kali
bahan yang tidak terpakai lagi bagi dibandingkan dengan sumber karbon lain.
konsumsi manusia. Ampas kelapa biasanya Aktivitas enzim tertinggi diperoleh ketika
tidak diperjual-belikan, dapat diperoleh minyaknya kurang dari 3% dari berat
cukup banyak dari tempat-tempat penghasil kering. Sehingga pemisahan minyak dari
makanan manusia yang menggunakan daging kelapa penting dilakukan.
bahan dasar kelapa (Goenarso et al, 2003) Kapang adalah mikroorganisme utama
Penggunaan enzim telah banyak penghasil enzim sellulase seperti
digunakan oleh industri unggas, karena Aspergillus spp. (Guzinska et al., 2003 dan
dapat meningkatkan nilai gizi makanan dan Bakir et al., 2001), Trichoderma spp.(
memeperbaiki kualitas pada pakan ternak, Aiello et al., 1996) dan Penicillium sp.
enzim mannanase dapat diproduksi dari (Jorgensen et al., 2003). Beberapa
ampas kelapa, sesuai dengan pendapat Lin mikroorganisma termasuk Trichodrema
and Chen (2004), yang menyatakan bahwa spp. (Cobos dan Estrada, 2003), Penicillium
kopra adalah sumber karbon yang baik spp. (Ryan et al., 2003), Aspergillus spp.
untuk produksi jamur mannanase, tapi isi (Lu, et al., 2003).Aspergillus niger dikenal
minyak yang tinggi menekan pertumbuhan sebagai salah satu jenis mikroorganisme
mikroorganisme. Pemanfaatan yang berkemampuan baik dalam
mikroorganisme sebagai sumber enzim menghasilkan enzim selulase dan
memiliki beberapa keuntungan antara lain : amiloglukosidase (Harjo dkk, 1989). Enzim
produksi mikroorganisme dalam yang dihasilkan oleh Aspergillus niger
menghasilkan enzim dapat ditingkatkan tergolong enzim ekstraseluler yang
dengan mudah, selama proses fermentasi berfungsi untuk memecah molekul-molekul
mikroorganisme dapat mempertahankan yang komplek menjadi molekul yang
sifat fisiologinya dan memproduksi enzim sederhana (Moor dan Landecker, 1982).
dengan segera, serta produk yang
III. BAHAN DAN METODE
dihasilkannya tidak menimbulkan gangguan
PENELITIAN
terhadap lingkungan ( Akhtar, 1997).
Enzim ekstrasellular dari kapang 3.1. Bahan dan alat
Aspergilus wentii TISTR 3075, Aspergilus
Alat-alat yang digunakanSpectronic,
niger, Aspergilus oryzae, Trichoderma
autoclaf, inkas steril (ruang steril),
reesei TISTR3 3080 dan Penicillium sp
inkubator, sentrifuse, timbang analitik,
dapat menghasilkan enzim mannanase,

LENTERA : Vol.12, No.1, Maret 2012 10


pemanas, jarum ose, vortek, pipet mikro, enzim disaring dengan kertas saring
water bath, hotplate, lampu spritus, cawan Whatman No.1 dan supernatants disimpan
petri, erlemeyer, gelas piala, tabung reaksi, pada suhu -20 °C (enzim kasarn. Pengujian
gelas ukur dan peralatan yang biasa aktifitas enzim menggunakan metode
digunakan dilaboratorium. dinitrosalicylic acid/DNS (Miller, 1959).
Produksi enzim sellulase dengan Sedangkan untuk pengujian kandungan
menggunakan metode fermentasi medium protein enzim menggunkan metode Lowry
padat (SSF),di mana ampas kelapa sebagai
3.2. Metode Penelitian
subtrat. Ampas kelapa sebagai substrat
disteril dengan menggunakan autoclave, Metode yang digunakan pada
didinginkan pada suhu ruang selama satu penelitian ini adalah metode eksperimen di
jam, kemudian dimasukkan 10 ml suspensi Laboratorium dengan menggunakan
spora kedalam kantong plastik diaduk Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
sampai merata dan diinkubasi pada suhu 30 faktorial 5x4 dengan 4 ulangan di mana,
°C selama 10 hari. Sampel dipanen sekali faktor A adalah jenis kapang yang terdiri
dua hari, semua sampel yang akan dipanen dari :A1 = Trichoderma reesei, A2 =
diulang sebanyak 4 kali dan langsung Aspergillus niger,A3 = Aspergillus oryzae,
diekstrak enzim kasarnya. danA4= Pennicilium sp.Faktor B adalah
Sepuluh gram produk SSF direndam waktu pemanenan produk fermentasi ampas
dengan buffer asetat 0,05 M pH 5.0, kelapa yang terdiri dari :B1 = 2 hari, B2 = 4
Ektraksi dilakukan dengan shaker pada 200 hari, B3 = 6 hari, B4 = 8 hari danB5 = 10
rpm, 20 °C untuk 30 menit, kemudian hari
disaring dengan kain kasa ukuran 200 mesh,
dan dicatat volumenya,kemudian ektrak IV. HASIL DAN PMBAHASAN

Tabel 1. Rataan aktivitas enzim sellulase dari hari kedua sampai hari kesepuluh (U/ml)
B1 (2 B2 (4 B3 B4 B5
Perlakuan
hari) hari) (6hari) (8hari) (10hari) Rataan
A1(T. reseei) 2,37 2,31 2,15 1,87 1,68 2,08ab
A2(A. niger) 2,37 2,39 2,29 2,02 1,90 2,19a
A3(A. Oryzae) 1,99 1,89 1,87 1,69 1,45 1,78c
A4 (Penicllium
1,87 2,19 1,98 1,76 1,63
sp) 1,89bc
Rataan 2,15A 2,19A 2,07AB 1,83BC 1,67C
Keterangan : Huruf besar yang berbeda pada baris dan huruf kecil yang berbeda pada
kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)

Hasil analisis sidik ragam ini karena kapang memasuki fase kematian
memperlihatkan bahwa antara perlakuan atau fase stationeri
dengan waktu fermentasi tidak terdapat aktivitas enzim sellulase tertinggi
interaksi terhadap produksi enzim sellulase, adalah pada kapang Aspergilus niger
tidak terdapatnya interaksi mengindikasikan sebesar 2,39 U/ml, diikuti oleh Trichoderma
bahwa tidak ada pengaruh lama fermentasi reesei 2,37 U/ml dan Penicillium sp 2,18
terhadap perlakuan, kapang mampu U/ml dan yang terendah Aspergilus
memproduksi enzim sellulase dari hari oryzae1,97 U/ml. Perbedaan aktivitas
kedua sampai pada hari keenam di mana, sellulase ini karena kapang di dalam
tidak terdapat perbedaan antara hari kedua mendegradasi sellulosa yang terkandung
keempat dan hari keenam, namun aktivitas pada ampas kelapa mempunyai kemampuan
menurun setelah hari keenam. Penurunan berbeda-beda, setiap spesies kapang
memiliki substrat yang spesifik untuk

LENTERA : Vol.12, No.1, Maret 2012 11


memproduksi enzim dengan optimum. ngpaling baik dalam mensekresikan
Ampas kelapa yang digunakan pada sejumlah besar enzim selulolitik, seperti
penelitian ini memberikan kondisi dan selulase dan hemiselulase. Selulase adalah
kandungan nutrien yang cocok untuk enzim kompleks yang melibatkan tindakan
pertumbuhan Trichoderma reesei dan sinergis endoglukanase (Cx),
Aspergilus niger sehingga enzim sellulase eksoglukanase(C1) dan selobiase(CB). Pada
yang dihasilkan dapat menghidrolisis pH 5.5 aktivitas enzim sellulase tinggi
sellulosa dengan sempurna, seperti yang dihasilkan kapang Trichoderma reesei
dilansir oleh Zaldivar etal., (2001) bahwa (Wen et al, 2005).
jamurspesiesTrichodermadanAspergillusya
Aktivitas Sellulase (U/ml)

Tricoderma reesei
Aspergilus niger
Aspergilus oryzae
Penicillium sp
Hari fermentasi

Gambar 1. Aktivitas enzim sellulase dari ampas kelapa yang di fermentasi dengan empat
kapang pendegradasi polisakarida (U/ml)

Terdapatnya perbedaan aktivitas enzim menggunakan Aspergillus niger. Suprijatno


sellulase pada Gambar 1 karena, kapang (2008) menyatakan bahwa aktivitas
memiliki beberapa fase dalam sellulase dari jamur Aspergilus niger
pertumbuhannya di mana salah satu fase terdapat pada hari keempat. Abdul Aziz
yang menjadi penentuan dalam Darwis dkk, (1995) menambahkan bahwa
menghasilkan enzim adalah fase logaritmik aktivitas tertinggi kapang Aspergilus niger
yaitu suatu periode pembiakan yang cepat diperoleh sebelum memasuki fase
dan waktu penggandaan tidak sama antara eksponensial (stasioner) yaitu pada hari ke-
berbagai mikroorganisme dari beberapa 4 fermentasi.
menit, beberapa jam sampai beberapa hari Aktivitas sellulase maksimum pada
tergantung kecepatan pertumbuhannya penelitian ini 2,39 U/ml, hasil ini lebih
(Sumarsih, 2003). tinggi dibandingkan dengan yang
Aktivitas maksimum masing-masing dilaporkan Lee (2007) yang menggunakan
kapang terjadi pada hari kedua dan hari bungkil inti sawit sebagai substrat yaitu
keempat, aktivitas tertinggi terjadi pada sebesar 1,3 U/ml. Perbedaan ini karena
Aspergilus nigersebesar 2,39 U/ml, ini antara ampas kelapa dengan bungkil inti
sesuai dengan penelitian Milala dkk. (2005) sawit memiliki persentase komponen
melaporkan bahwa aktifitas tertinggi pada sellulosa yang berbeda yaitu 13 % pada
produksi enzim selulase adalah

LENTERA : Vol.12, No.1, Maret 2012 12


ampas kelapa dan 7,2 % pada bungkil inti sawit.
Tabel 2. Rataan aktivitas spesifik enzim sellulase dari hari kedua sampai hari kesepuluh
(U/mg)
B1 (2 B2 (4 B3 B4 B5
Perlakuan hari) hari) (6hari) (8hari) (10hari) Rataan
Aa Bb Cab Da Da
A1(T. reseei) 9,10 8,25 7,40 5,65 4,95 7,07
ABa Aa Ba Ca Ca
A2(A. niger) 8,79 9,18 8,16 5,93 5,43 7,50
A3(A. Oryzae) 3,63Bc 4,34Bc 5,35Ac 4,34Bb 3,63Bb 4,26
A4
(Penicllium
sp) 7,49ABb 8,09Ab 6,83Bb 5,50Ca 4,94Ca 6,57
Rataan 7,25 7,46 6,93 5,35 4,74
Keterangan : Huruf besar yang berbeda pada baris dan huruf kecil yang berbeda pada
kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)

Terdapatnya interaksi antara perlakuan V. KESIMPULAN


dan lama fermentasi untuk aktivitas spesifik
Kapang yang memproduksi enzim
enzim sellulase, ini disebabkan karena
kandungan sellulosa dalam ampas kelapa, sellulase paling baik pada substrat ampas
sehingga kapang lebih dominan kelapa adalah kapang Aspergilus niger
memproduksi enzim sellulase untuk
merombak ikatan sellulosa yang terkandung DAFTAR PUSTAKA
pada ampas kelapa. Analisa kadar protein
dilakukan untuk mengetahui banyaknya Agustian, A., S. Friyatno, Supadi dan A.
enzim yang dihasilkan oleh Askin. 2003. Analisis
mikroorganisme, tingginya kelarutan pengembangan agro-industri
nutrien dalam media sehingga suplai nutrien komoditas perkebunan rakyat (kopi
untuk pertumbuhan kapang semakin besar. dan kelapa) dalam mendukung
Perbedaan dari aktivitas spesifik peningkatan daya saing sektor
sellulase karena, substrat ampas kelapa pertanian. Makalah Seminar Hasil
mengandung beberapa nutrien dan kapang Penelitian Pusat Penelitian dan
mengeluarkan enzim sesuai dengan Pengembangan Sosial Ekonomi
kadungan nutrien yang terdapat pada ampas Pertanian Bogor. T.A. 2003. 38 hal
kelapa sehingga protein yang terukur adalah Akhtar, M. 1997. Method of enchancing
akumulasi dari semua aktivitas enzim. biopulping efficacy. Us patent 005.
Aspergillus niger dikenal sebagai salah satu 620.564
jenis mikroorganisme yang berkemampuan
baik dalam menghasilkan enzim. Selulase Dinas Perkebunan, 2009. Produksi Buah
dan amiloglukosidase merupakan enzim Kelapa. Sumatera Barat
yang dihasilkan oleh Aspergillus niger Cardoba, A.M., Ferraz, A, and Machuca, A.
(Harjo dkk, 1989).Interaksi juga disebabkan 2003. Wood biodegradation and
karena satu jenis kapang menghasilkan enzim production by Ceriporiopsis
beberapa enzim, sementara kita hanya subvermispora guring solid state
mengukur protein totalnya saja, seperti yang fermentation of Eucalyptus
dialporkan oleh Harjo dkk, (1989) bahwa grandis.Enzyme Microb Technol
sellulasedan amiglukosidase merupakan 32 : 59-65.
enzim yang dihasilkan oleh Aspergilus
niger. Cruz. S.P.B., Freer, J, Siika, A.M, Machuca,
A. 2004. Extraction and
determination of enzyme produced
by Ceriporiopsis subvermispora

LENTERA : Vol.12, No.1, Maret 2012 13


during biopulpung of pinus taeda Santoso, U. Kubo, Kazuhiro, O. Toru,
wood chips. Enzyme Microb Tadokorob, Tadahiro and
Technol : 34:228-34 Maekawab, Akio. 1996. Nutrient
composition of kopyor coconuts
FAO (1992). Regional Office for Asia and
(Cocos nucifera L.) Food
The Pacific (RAPA), Food and
Chemistry, Vol. 51, No. 2, pp. 299-
Agriculture Organization of the
304.
United Nations, Bangkok.
Susanti, D. 2007. Seleksi dan produksi
Goenarso,. D. Suripto dan. K.I. Susanthi.
enzim selulase oleh kapang
2003. Konsumsi Oksigen Kadar
selulolitik menggunakan tongkol
Hb Darah dan Pertumbuhan Ikan
jagung dan blondo. Tesis
Mas Cyprinus carpio Diberi Pakan
Pascasarjana Universitas Andalas.
Campuran Ampas Kelapa. Jurnal
Padang.
Matematika dan Sains Vol. 8 No. 2
hal 51±56 Wen, Z., W. Liauo and S, Chen. 2005.
Production of cellulose by
Lee, N.S. 2007. The production of fungal
Tricoderma reesei from dairy
mannanase, cellulase and xylanase
manure. Bioresource Technology
using palm kernel meal as a
81 : 23-27.
substrate. Walailak J Sci & Tech
4(1): 67-82. Yopi., Purnawan, A, Thontowi, A,
Hermansyah, H, Wijanarko, A.
Lin, C,. T. Chen,. C. 2004. Enhanced
2006. Preparasi mannan dan
Mannanase Production by
mannanase kasar dari bungkil
Submerged Culture of Aspergillus
kelapa sawit. Jurnal Teknologi,
niger NCH-189 Using Defatted
Edisi No.4 Tahun XX, Desember
Copra Based Media. Process
312-319
Biochemistry 39 (2004) 1103±1109
Machuca, A. and Ferraz, A. 2001.
Hydrolytic and oxidative enzymes
produced by white-and brown rot
fungi during Eucalyptus grandis
decay in solid state medium.
Enzyme and Microb Techno 29:
386-91
Miller, G.L. 1959. Use of Dinitrisalisylic
acid reagent for determination of
reducing sugar. Anal Chem 31 :
426-428.
Pandey, A. Soccol. CR. Nigem, P. and
Soccol, VT. 2000. Biotecnological
potential of agro-instrial residues
sugarcane bagase. Bioresour
Technol 74 : 69-8-.
Purawisastra., S. 2001. Pengaruh Isolat
Galaktomannan Kelapa terhadap
Penurunan Kadar KolesterolSerum
Kelinci. Research and
Development of Nutrition and
Food, NIHRD. Warta Litbang
Kesehatan, Vol. 5 (3&4)

LENTERA : Vol.12, No.1, Maret 2012 14

Anda mungkin juga menyukai