Anda di halaman 1dari 26

Materi Kuliah :

ETIKA PROFESI HUKUM


Fakultas Hukum Universitas Jember
Om Swastiastu, Om Avighnam Astu Namo Siddham,
Om A no bhadrah kratthavo yantu visvatah (Reg Weda I. 89. 1)
KODE ETIK
Apa yang dimaksud Kode Etik ?
• Panduan dan aturan bagi seluruh
anggota dalam menjalankan
tugasnya sehingga dapat memenuhi
tanggung jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai
tingkat kinerja tertingi, dengan
orientasi pada kepentingan publik
Kode Etik Profesi.
Mengapa Kode Etik Diperlukan ?
• Brown (1971) menyatakan bahwa:
“Etika profesional melambangkan suatu
bagian penting dari sistem disiplin yang
komprehensif dalam masyarakat yang
beradab. Sistem disiplin ini perlu sekali
agar kesejahteraan kelompok dapat
dilindungi dari tindakan-tindakan individu
yang tidak bertanggung jawab. Tanggung
jawab adalah harga kelangsungan hidup
suatu kelompok” Kode Etik Profesi.
Pengertian Kode Etik (1)
• Kode, yaitu tanda-tanda atau simbol-
simbol yang berupa tulisan, gambar, atau
benda yang disepakati untuk maksud-
maksud tertentu.

• Kode etik, yaitu norma atau azas yang


diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-
hari di masyarakat maupun di tempat
kerja.
Lanjutan :

• Kode etik, yaitu sistem norma, nilai


dan aturan tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik,
dan apa yang tidak benar dan tidak baik,
bagi profesional.

• Kode etik, menyatakan tindakan apa


yang benar atau salah, serta perbuatan
apa yang harus dilakukan atau harus
dihindari.
Tujuan Kode Etik :

• Agar profesional memberikan layanan


sebaik-baiknya kepada masyarakat
pengguna.

• Agar masyarakat pengguna terlindungi


dari tindakan yang tidak profesional.
Prinsip Dasar Kode Etik :
➢Prinsip integritas
Harus menjunjung nilai tanggung jawab dan integritas tinggi.
➢Prinsip obyektivitas
Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
➢Prinsip kerahasiaan
Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesi dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tanpa persetujuan.
➢Prinsip perilaku profesional
Harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskriditkan
profesi yang diembannya.
Ruang Gerak Kode Etik Profesi :

Menurut Harris [1995] :


Ruang gerak seorang profesional diatur
melalui etika profesi yang distandarkan
dalam bentuk kode etik profesi.
Kode etik profesi :
➢Aturan atau ketentuan tertulis yang disepakati
di dalam menjalankan suatu profesi.
➢Umumnya dikeluarkan oleh asosiasi atau
organisasi tertentu (profesi, politik, sosial, dll).
➢Contoh di Indonesia: IAI, IDI, PII, IPKIN (Ikatan
profesi komputer Indonesia), IATKI (Ikatan Ahli
Teknik Ketenagalistrikan Indonesia), dll.
➢Contoh di Mancanegara : ACM (Association for
Computing Machinery), ICCP (Institute for
Certification of Computer Programming), DPMA
(Data Processing Management Association),
ITAA (Information Technology Association of
America), dll.
Menurut UU No. 43/1999 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)
• Profesi adalah suatu moral community
(masyarakat moral) yang memiliki cita-
cita dan nilai-nilai bersama.

• Kode etik profesi adalah pedoman


sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk
melaksanakan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Tujuan Kode Etik Profesi :
1. Menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota.
3. Meningkatkan pengabdian para anggota
profesi.
4. Meningkatkan mutu profesi.
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan
pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat
dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
Ciri-ciri Kode Etik Profesi :
1. Singkat
2. Sederhana
3. Jelas dan konsisten
4. Masuk akal
5. Dapat diterima
6. Realistis
7. Komprehensif / lengkap
8. Positif dalam formulasinya
Fungsi Kode Etik Profesi :
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi
tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
• Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang
boleh dia lakukan dan yangtidak boleh dilakukan.
2. Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan.
• Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan
suatu pengetahuan kepada masyarakat agar dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para
pelaksana di lapangan keja.
Lanjutan :

3. Mencegah campur tangan pihak di luar


organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi.
• Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain
instansi atau perusahaan.
Karakteristik Kode Etik :
1. Bukan algoritma sederhana yang dapat
menghasilkan keputusan etis atau tidak.
2. Terkadang bagian-bagian dari kode etik
dapat terasa saling bertentangan
dengan kode etik lain.
3. Menggunakan keputusan yang etis untuk
bertindak sesuai dengan semangat kode
etik profesi.
4. Menggariskan dengan jelas prinsip-
prinsip mendasar yang butuh pemikiran,
bukan kepatuhan membabi-buta.
Pemilik Kode Etik :
❖ Umumnya adalah organisasi
kemasyarakatan atau organisasi
profesi yang bersifat nasional.
❖ Misalnya: Ikatan Profesi Komputer
Indonesia (IPKIN), Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), Ikatan Akuntansi
Indonesi (IAI), Ikatan Dokter Indonesia
(IDI), Persatuan Insinyur Indonesia
(PII), Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI),
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI),
dll.
Orientasi Kode Etik Profesi :
1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah / Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Kendala Penyusunan Kode Etik :

1. Bagaimana kode tersebut akan


digunakan.
2. Seberapa detail tingkat rinciannya.
3. Siapa yang menjadi sasaran kode etik.
4. Kode etik diperuntukkan bagi
kepentingan siapa.
Alasan Kode Etik Diabaikan :
1. Pengaruh sifat kekeluargaan.
2. Pengaruh jabatan.
3. Pengaruh materialisme.
Pelanggaran kode etik Profesi :
1. Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang
seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu.
– Memperdagangkan jasa atau membeda-
bedakan pelayanan jasa atas dasar
keinginan untuk mendapatkan keuntungan
uang yang berkelebihan.
– Menyalahgunakan kekuasaan merupakan
perbuatan yang sering dianggap melanggar
kode etik profesi.
2. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan
jasa profesi yang kurang mencerminkan
kualitas keahlian serta yang kurang dapat
dipertanggung-jawabkan menurut standar
maupun kriteria profesional.
Contoh Pelanggaran kode etik Profesi :
➢ Nasional Kamis, 27 Jan 2011 09:02 WIB. Medan Bisnis.
➢ Empat Dokter di Medan Langgar Kode Etik. Dua Lagi
Masih Diproses.
➢ Majelis Kode Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia
((MKEK- IDI) Kota Medan telah menyidangkan 6 dokter
berdasarkan pengaduan masyarakat.
➢ Dari 6 orang tersebut, 4 di antaranya terbukti
melakukan pelanggaran kode etik, sedangkan 2 lagi
masih dalam proses penyidangan lebih lanjut.
➢ Demikian dikatakan Sekretaris MKEK- IDI Medan, dr
Ery Suhaymi SH kepada wartawan, Rabu (26-1-2011),
di Medan.
➢ Ia menjelaskan, kasus yang mereka sidangkan itu
merupakan pengaduan dari para pasien yang mereka
terima untuk tahun 2010.
Sanksi Pelanggaran Kode Etik :
Sanksi moral & Sanksi dikeluarkan dari organisasi
• Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak
dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau
komisi yang dibentuk khusus untuk itu.
• Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya
perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga
berisikan ketentuan-ketentuan profesional,
seperti:
–Kewajiban melapor jika ketahuan teman
sejawat melanggar kode etik.
–Ketentuan itu merupakan akibat logis dari “self
regulation” yang terwujud dalam kode etik.
Matur Sakalangkong
Matur Suksma
Matur Nuwun
Terima Kasih
Thank You
Gracias
Xie Xie
Arigato
Merci
!!!!

Anda mungkin juga menyukai