Anda di halaman 1dari 14

Lhokseumawe, 17 Febuari 2023

Yth,
Koordinato Skripsi
Program Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Lhokseumawe
di-
Tempat

Dengan Hormat
Saya yang bertanda Tangan di bawah ini.
Nama : MUHAIMIN SYABAN
NIM : 2107201095
Program : Reguler VII-B

Dengan ini bermaksud mengajukan permohonan judul sekripsi sebagai berikut


Bidang peminatan : Keperawatan Gadar dan keperawatan KMB

Judul I : “GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT


TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR DI RUMAH SAKIT
TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE”
Judul II : “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT
DENGAN KETEPATAN PENGISIAN FORMULIR EWS
(EARLY WARNING SCORE) DI RUMAH SAKIT TK IV IM
07.01 LHOKSEUMAWE”
Judul III : “HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN
PENCEGAHAN INFEKSI LUKA DIABETES MELLITUS DI
RUMAH SAKIT TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE”

Demikian permohonan saya buat, besar harapan agar salah satu judul ini dapat
disetujui. Atas perhatian bapak/Ibu sya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya
Pemohon

MUHAIMIN SYABAN
Nim. 2107201095
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT
TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR DI RUMAH
SAKIT TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE

Proposal Penelitian

OLEH :

MUHAIMIN SYABAN
NIM : 2107201095

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023
1.1. Latar Belakang
Salah satu gangguan kardiovaskuler yang paling sering menjadi
penyebab kematian adalah henti jantung. Henti jantung merupakan salah satu
keadaan berhentinya fungsi mekanis jantung secara mendadak, yang dapat
reversible dengan penanganan yang sesuai tetapi akan menyebabkan
kematian apabila tidak ditangani dengan segera Setelah terjadinya henti
jantung, seseorang akan mengalami henti nafas yang menyebabkan hilangnya
kesadaran dan tidak terabanya denyut nadi. Kematian akan terjadi dalam
beberapa menit jika korban tidak menerima pertolongan segera (AHA 2017).
Di Amerika kasus henti jantung di luar rumah sakit adalah penyebab
utama kematian pada orang dewasa. Terdapat 300.000 orang setiap tahunnya,
dengan insiden kejadian 56 per 100.000 orang per tahun yang mendapat
pertolongan segera. Di Denmark, angka kejadian henti jantung sebanyak 62
per 100.000 orang per-tahun, dimana 3500 orang diantaranya mendapat
pertolongan segera. (Wissenberg et al. 2018).
Aspek dasar pertolongan pada henti jantung mendadak adalah bantuan
hidup dasar (BHD), aktivasi sistem tanggap darurat, RJP sedini mungkin,
serta dengan defibrilasi cepat menggunakan defibrillator eksternal otomatis
atau Automatic External Defibrillator (AED). (Kleinman et al. 2015).
Botha et al. (2014), pada korban henti jantung penting halnya untuk
melakukan BHD di menit-menit awal hal ini tentunya dapat meningkatkan
angka pasien bertahan hidup sebanyak 4% dan pada pasien napas spontan
40%. Menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui dan
paham terkait BHD, untuk dapat memberikan pertolongan pada pasien di
tempat kejadian sampai petugas medis datang. Sebagai bagian dari
masyarakat dan ujung tombak tim medis di masa yang akan datang, sangat
penting bagi perawat Rumah sakit untuk memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang mumpuni dalam melakukan tindakan resusitasi awal pada
kejadian henti jantung di masyarakat.
Hingga saat ini penulis belum mendapatkan data yang memberikan
gambaran tingkat pengetahuan terkait keterampilan melakukan BHD dari
perawat Rumah sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe pada umumnya dan
khususnya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian
pendahuluan mengenai tingkat pengetahuan perawat Rumah sakit TK IV IM
07.01 Lhokseumawe. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi sejauh
mana tingkat pengetahuan perawat Rumah sakit terhadap BHD, dan
digunakan sebagai dasar untuk pemberian pelatihan BHD di masa yang akan
datang.

1.2. Rumusan Masalah


Penelitian masalah ini bagaimana “gambaran tingkat pengetahuan perawat
tentang bantuan hidup dasar di rumah sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe”.

1.3. Tujuan Umum


Untuk megetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang bantuan
hidup dasar di rumah sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe.

1.4. Metode Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Pengumpulan data berupa kuesioner yang berisi inform consent dan
pertanyaan tentang BHD. Data berupa skor yang nantinya di interprestasikan
menjadi tingkat pengetahuan berdasarkan kuesioner. Penelitian ini
dilaksanakan di rumah sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe.

1.5. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Objek tersebut berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu yang akan
dilakukan penelitian (Notoatmojo, 2012). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh perawat di Rumah Sakit Umum Iskandar Muda TK IV 07.01
Lhokseumawe.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti dan
dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang diambil dengan teknik
tertentu (Notoatmojo, 2012). Sampel merupakan bagian populasi yang
memenuhi kriteria inklusi di Rumah Sakit Umum Iskandar Muda TK IV
07.01 Lhokseumawe.

1.6. Referensi
AHA, 2017. Cardiac arrest vs heart attack. Available at:
http://cpr.heart.org/AHAECC/CPRAndECC/AboutCPRFirstAid/CardiacArre
stvsHeartAttack/UCM_473213_Cardiac-Arrest-vs-Heart-Attack.jsp.

AHA, 2018. Fokus Utama Pembaruan Pedoman American Heart Association


2015 untuk CPR & ECC,

Botha, L. et al., 2014. Knowledge of cardiopulmonary resuscitation of clinicians


at a South African tertiary hospital Knowledge of cardiopulmonary
resuscitation of clinicians at a South African tertiary hospital

Darmawan, R., 2013. Pengalaman , Usability , dan Antarmuka Grafis : Sebuah


Penelusuran Teoritis. , 4(2), pp.95–102.

Kleinman et al. 2015. Kardiologi dan Pembuluh Darah 18th ed. Hemnes AR, ed.,
Kardiovaskuler Indonesia, P. dokter spedialis, 2015. Pedoman tatalaksana
sindrom koroner akut.

Kardiovaskuler Indonesia, P. dokter spedialis, 2015. Pedoman tatalaksana


sindrom koroner akut.

Kemenkes RI, 2018. Infodatin : Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, pp.1–8. Available at:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/in
fodatin-jantung.pdf.

Raghava & Attar, 2012. ADULT BASIC LIFE SUPPORT ( BLS ) AWARENESS
AND KNOWLEDGE AMONG MEDICAL AND DENTAL INTERNS. , 2(3),
pp.6–13.

Wissenberg, M. et al., 2014. Association of national initiatives to improve


cardiacarrest management with rates of bystander intervention and patient
survival after out-of-hospital cardiac arrest. Jama, 310(13), pp.1377–84.
Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24084923.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN
KETEPATAN PENGISIAN FORMULIR EWS (EARLY
WARNING SCORE) DI RUMAH SAKIT
TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE

Proposal Penelitian

OLEH :

MUHAIMIN SYABAN
NIM : 2107201095

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023
1.1. Latar Belakang
Sistem peringatan dini menetapkan skor pengamatan pasien berdasarkan
pengukuran fisiologis rutin pada tanda − tanda vital. Sebuah skor peringatan
dini dihitung untuk pasien dengan menggunakan lima sederhana parameter
fisiologis : respon mental, denyut nadi, tekanan darah sistolik, laju
pernapasan, suhu, dan output urin (untuk pasien dengan kateter urine). Setiap
parameter memiliki nilai atas 3 dan skor yang lebih rendah dari 0 poin dari
yang nilai total dengan menggunakan skor sistem penilaian peringatan dini
yaitu tekanan darah sistolik, suhu tubuh, denyut jantung, laju pernapasan,
tingkat kesadaran, saturasi oksigen darah (Daphne, 2012).
Nursing Early Warning Scoring System (NEWSS) adalah sebuah sistem
peringatan dini yang menggunakan penanda berupa skor untuk menilai
pemburukan kondisi pasien sebelum masalah terjadi sehingga dengan
penanganan yang lebih dini diharapkan kondisi mengancam jiwa dapat diatasi
lebih cepat dan mampu meningkatkan pengelolaan perawatan penyakit secara
menyeluruh. Skor peringatan dini (EWS) yang direkomendasikan sebagai
bagian dari pengkajian awal dan respon terhadap kerusakan organ pasien
(Patterson, 2011).
Pengamatan yang sudah dilaksanakan di Indonesia melalui RSCM sudah
mengembangkan Nursing Early Warning Scores pada semua perawat di awal
tahun 2014. Hasil uji coba 100% perawat merasa NEWS dapat digunakan
dalam pelayanan, dan 75% perawat dapat melakukan analisis hasil TTV
dengan NEWS. Dengan parameter yang diukur adalah kemudahan
penggunaan formulir NEWS. Nursing Early warning scores lebih berfokus
kepada mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut terjadi. Sehingga
diharapkan dengan tatalaksana yang lebih dini, kondisi yang mengancam jiwa
dapat tertangani lebih cepat atau bahkan dapat dihindari, sehingga output
yang dihasilkan lebih baik (Firmansyah, 2013).
Pentingnya deteksi dini ini telah mengaktifkan respons medis di rumah
sakit, dan telah mendorong pelayanan kesehatan di Kanada, Australia dan
Inggris untuk menerapkan system Skor peringatan dini (Early Warning
Score). Gagasan Early warning Scores telah dikembangkan dalam beberapa
tahun belakangan ini, ada beberapa macam variasi chart yang ada,
diantaranya NEWS (National Early Warning Scores), MEOWS (Modified
Early Obstetric Warning Scores),dan PEWS (Pediatrick Warning Scores).
Namun meskipun ada banyak jenis system seperti itu, fungsi umum EWS
sebagai alat samping tempat tidur untuk menilai parameter fisiologis dasar
dan untuk mengidentifikasi pasien 'resiko' atau sakit kritis terkait dengan
aktivasi protocol tim medis atau team raksi cepat (Patterson & Naomi, 2015).

1.2. Rumusan Masalah


Maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Ketepatan Pengisian Formulir EWS
(Early Warning Score) di rumah sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe”?

1.3. Tujuan Umum


Untuk megetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Ketepatan
Pengisian Formulir EWS (Early Warning Score) di rumah sakit TK IV IM
07.01 Lhokseumawe.

1.4. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif
korelasional untuk mengamati, menggambarkan dan mendokumentasikan
situasi yang terjadi secara alami dan kadang untuk dijadikan titik awal untuk
hipotesis generasi dengan pendekatan Cross−Sectional, dimana
Cross−Sectional merupakan rancangan yang digunakan selama satu periode
pengumpulan data dan diteliti dalam satu kali pada satu saat (Polit, 2012).
Peneliti ingin mengetahui pengetahuan perawat tentang Early Warning
Scoring System di rumah sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe.
1.5. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Objek tersebut berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu yang akan
dilakukan penelitian (Notoatmojo, 2012). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh perawat di Rumah Sakit Umum Iskandar Muda TK IV 07.01
Lhokseumawe.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti dan
dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang diambil dengan teknik
tertentu (Notoatmojo, 2012). Sampel merupakan bagian populasi yang
memenuhi kriteria inklusi di Rumah Sakit Umum Iskandar Muda TK IV
07.01 Lhokseumawe.

1.6. Referensi
Arikunto, s. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka cipta. Elyas, Y. (2016),

Code Blue System di Rumah Sakit. Makalah disajikan dalam pelatihan. Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 2016.

Ghada. (2014). Effect of Aplication of Code Blue Training Program on the


Performance of Pediatric Nurses, (Online),
(http://www.jofamericanscience.org, diakses 31 januari 2023).

Ghamdi. (2014). Effect of Frequent Application of Code Blue Training Program


on the Performance of Pediatric Nurses http://www.jofamericanscience.org,
diakses pada tanggal 31 januari 2023.

Notoadmojo, S. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


O'Donogue J, O'Kane T, Gallagher J et al. (2011). Dimodifikasi Peringatan
Dini Scorecard: Peran Data / Kualitas Informasi dalam Proses Pengambilan

Keputusan. Electr J Menginformasikan Syst Eval Keputusan. Electr J


Menginformasikan Syst Eval; 13: 100- 109.

Polit & Beck. (2012). Resource Manual For Nursing Research.Generatingand


Assessing Evidencefor Nursing Practice. NinthEdition. USA : Lippincott.
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN PENCEGAHAN
INFEKSI LUKA DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT
TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE

Proposal Penelitian

OLEH :

MUHAIMIN SYABAN
NIM : 2107201095

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023
1.1. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (Soegondo, 2013 dalam Hasugian,
2020).
Tindakan pengendalian Diabetes Mellitus untuk mencegah terjadinya
komplikasi sangat diperlukan khususnya dengan menjaga tingkat gula darah
sedekat mungkin dengan normal (Sustrani, 2015). Akan tetapi, kadar gula
darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan. Hal ini disebabkan
karena pasien kurang berdisiplin dalam menjalankan diet atau tidak mampu
mengurangi jumlah kalori makanannya dan kontrol rutin kepelayanan
kesehatan (Soegondo, 2007).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2018
menunjukkan bahwa diabetes mellitus diperkirakan akan terus meningkat
setiap tahunnya. Prevelensi diabetes mellitus sekitar 6% dari seluruh populasi
ndi dunia dan doiperkirakan meningkat pada tahun 2030 sekitar 8% (Who,
2018).
Diabetes mellitus yang berada di wilayah Arab-Afrika Utara dan Pasifik
Barat menempati peringkat pertama dan kedua dengan prevalensi diabetes
pada penduduk umur 20-79 tahun sebesar 12,2% dan 11,4%. Peringkat ketiga
ditempati oleh wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada dengan
prevalensi sebesar 11,3%. IDF juga memproyeksikan jumlah penderita
diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa negara di dunia
yang telah teridentifikasi sebagai 10 negara dengan jumlah penderita tertinggi.
Negara Cina, India, dan Amerika Serikat menempati urutan ketiga teratas
dengan jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta orang. Indonesia
berada di peringkat ketujuh diantara 10 negara dengan jumlah penderita
terbanyak, yaitu sebesar 10,7 juta orang. Indonesia merupakan satu-satunya
negara di Asia Tenggara yang ada pada daftar 10 negara dengan jumlah
penderita diabetes tertinggi di dunia, sehingga dapat diperkirakan besarnya
kontribusi Indonesia terhadap prevalensi kasis diabetes di Asia Tenggara
(IDF, 2019).
Pengetahuan penderita akan penyakit Diabetes Mellitus juga menjadi
penting, mengingat tidak sedikit penderita Diabetes Mellitus yang kurang
memiliki pemahaman tentang penyakit Diabetes Mellitus. Akibat dari
ketidakpahaman akan penyakit Diabetes Mellitus, banyak penderita Diabetes
Mellitus yang tidak patuh serta mengalami komplikasi dan mengakibatkan
penyakit nya tambah parah, awal mula pemicu timbulnya masalah-masalah
kesehatan yang kronis dan fatal cukup sederhana, ketidakpatuhan penderita
Diabetes Mellitus dalam menjaga serta menjalani berbagai macam
pengobatan tidak teratur, yang akhirnya menyebabkan terjadinya komplikasi
yang fatal dan berujung pada amputasi dan kematian. (Linda, 2020).

1.2. Rumusan Masalah


Maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana “Hubungan
pengetahuan pasien dengan pencegahan infeksi luka Diabetes Mellitus di
rumah sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe”?

1.3. Tujuan Umum


Untuk megetahui Hubungan pengetahuan pasien dengan pencegahan infeksi
luka Diabetes Mellitus di rumah sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe.

1.4. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif
korelasional untuk mengamati, menggambarkan dan mendokumentasikan
situasi yang terjadi secara alami dan kadang untuk dijadikan titik awal untuk
hipotesis generasi dengan pendekatan Cross−Sectional, dimana
Cross−Sectional merupakan rancangan yang digunakan selama satu periode
pengumpulan data dan diteliti dalam satu kali pada satu saat (Polit, 2012).
Peneliti ingin mengetahui pengetahuan pengetahuan pasien dengan
pencegahan infeksi luka Diabetes Mellitus di rumah sakit TK IV IM 07.01
Lhokseumawe.

1.5. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Objek tersebut berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu yang akan
dilakukan penelitian (Nursalam, 2017). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh pasien di Rumah Sakit Umum Iskandar Muda TK IV 07.01
Lhokseumawe.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti dan
dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang diambil dengan teknik
tertentu (Nursalam, 2017). Sampel merupakan bagian populasi yang
memenuhi kriteria inklusi di Rumah Sakit Umum Iskandar Muda TK IV
07.01 Lhokseumawe.

1.6. Referensi
Hasugian (2020) Analisis Faktor Penghambat Penyembuhan Luka Kaki Diabetic
Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSU. Sembiring, Deli Tua Journal ISSN :
2087 – 2879. di akses 16 Juni 2022

IDF. (2019). IDF Diabetes Atlas, 9th edn. Brussels, Belgium. In Atlas de la
Diabetes dela FID

Linda. Linda Widiastuti, (2020). Acupressure dan senam kaki terhadap tingkat
Peripheral arterial disease pada klien dm tipe 2 Tuah Tanjungpinang. Jurnal
Keperawatan Silampari Volume 3, Nomor 2, di akses 16 Juni 2022.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperwatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Padila, (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi II. Yogyakarta :
Nuha Medika.

Profil Kesehatan Indonesia, (2018). Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus


Gangren http://www.kemkes.go.id/ di akses 16 Juni 2022
Profil Dinkes Aceh, (2018). Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus
https://dinkes.acehprov.go.id/ di akses 31 januari 2023.

Purwanto. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II, Catatan Pertama, Modul


Bahan Ajar Keperawatan. Jakarta.

Refani, Nur Refani, (2020), Penerapan Teknik Senam Kaki Diabetes Untuk
Meningkatkan Sensitivitas Pada Kaki Pasien Dengan Diabetes Melitus Tipe II,
Jurnal Keperawatan p-issn : 2477-1414 Volume 6, Nomor 2, di akses 31
januari 2023.

Russel, D. (2017). Buku bebas dari 6 penyakit mematikan. Jakarta: Pt. Buku seru.

Sanjaya, Putu Budhi Sanjaya. (2019). Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap n
Sensitivitas Kaki Pada Klien Diabetes melitus type II. Skripsi. sekolah tinggi
ilmu kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. di akses 31 januari 2023.

Wijaya, I Made Sukma, (2018). Perawatan luka dangan pendekatan


Multidisiplin. Edisi 1. Yogyakarta : Andi

WHO. (2018). Diabetes : Fact Sheet. (Online). Avaiable at www.who.int/media


centre/factsheets/fs321/en/ di akses 31 januari 2023.

Anda mungkin juga menyukai