Anda di halaman 1dari 5

NIKMAH KURNIATI 119330093 CRITICAL REVIEW JURNAL

1. Jurnal penelitian yang dianalisis untuk direview berjudul “PEMBUATAN BIOETANOL


DARI JERAMI NANGKA DENGAN METODE FERMENTASI MENGGUNAKAN
SACCHAROMYCES CEREVISEAE”, karya Kiki Agriliani Meyrinta, Riska Dwi Putri,
Rif’an Fatoni. Dari program studi Teknik Kimia, Universitas Mulawarman.

Dalam jurnal ini penulis menjelaskan tentang adanya pengaruh dari acid hydrolysis treatment
terhadap variasi kadar dari HCL dan Ph, mengetahui kadar HCL optimum pada proses acid
hydrolysis treatment serta mengetahui waktu fermentasi optimum untuk mengetahui
konsentrasi bioethanol tertinggi.
Hal yang melatar belakangi hal tersebut adalah kebutuhan bahan bakar minyak yang semakin
meninkat serta semakin langkanya sumber bahan bakar yang menyebabkan adanya alternative
terbaru yang disebut bioethanol. Bioetanol dibuat dari bahan yang mengandung pati serta
karbohidrat. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah jerami/dami nangka yang banyak
dibuang dan dianggap sebagai limbah. Kulit nangka sendiri mengandung karbohidrat yang
terdiri dari glukosa, fruktosa, sukrosa, pati, serat dan pectin.
Adapun metode yang digunakan adalah Metode penelitian dengan oven bahan dikupas
kemudian dipotong kecil-kecil, degumming dengan direndam air garam, kemudian
dikeringkan di dalam oven,Hidrolisis HCL bahan kering dihaluskan menjadi bubuk,
dimasukan dalam labu leher ditambhkan aquades, HCL, diaduk. Fermentasi glukosa dan NPK
dicampur di wadah tertutup ditambahkan Saccharomyces Cerevisiae dan tunggu fermentasi.
Filtrasi penyaringan padatan dan cairan. Destilasi alat destilasi disiapkan, masukan cairan
filtrasi kedalam labu leher, heat mantel dan kondesor dinyalakan, ditungggu hingga suhu
konstan. Dan diambil distilat yang sudah terbentuk
Focus dari penelitian ini adalah mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses
fermentasi bioethanol serta pada PH berapa bioethanol dapat dihasilkan denan baik.
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan pda penelitian kali ini, terdapat hal yang menjadi
kekuatan serta kelemahan pada hasil yang disampaikan. Unsur kekuatan pada penelitian ini
terletak pada hasil data yang diperoleh PH terbaik dan Waktu yang optimal untuk
menghasilkan bioethanol adalah PH 3,5 serta waktu 10 hari. Namun, kelemahan terletak pada
semakin lamanya waktu fermentasi kadar bioethanol akan semakin menurun.

Kritik dan saran


Penulis berasal dari Program studi Teknik Kimia, Universitas Mulawarman. Dengan melihat
latar belakang penulis Menurut saya penulis cukup mempunyai engetahuan dalam bidang yang
diteliti.
Menurut saya sistematika penulisan sudah cukup baik, hanya saja bagian judul mungkin akan
membuat sebagian orang bingung mengenai apa itu jerami nangka.
Metode yang digunakan sudah cukup baik. Serta bagian hasil juga sudah cukup, terdapat
perbandingan dari penelitian lain sebagai parameter keberhasilan.

2. “PEMANFAATAN KULIT CEMPEDAK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN


BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN
SACCHAROMYCES CEREVISIAE” merupakan judul jurnal selanjutnya dari Gusti
Safriana Safritrie H, Erisa Maya Safitri, Meilana Dharma Putra yang berasal dari Program
Studi Teknik Kimia, Universitas Lambung Mangkurat. Volume 4, no.2, jumlah halaman
52-60
Dalam jurnal tersebut penulis menjelaskan mengenai mengetahui pengaruh dari proses acid
hydrolysis treatment terhadap kristalinitas serat kulit cempedak, mengetahui berat kulit
cempedak optimim pada proses acid hydrolysis treatmen untuk mendapatkan glukosa yang
tinggi, mengetahui PH optimum pada proses fermentasi untuk mendapatkan kadar etanol yang
tinggi serta mengetahui nutrient yang tepat pada proses fermentasi untuk mendapatkan kadar
etanol yang tinggi.
Pada penelitian ini tahapan yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil adalah
menyiapkan bahan dan peralatan ayng diperlukan. Alat yang digunakan adalah peralatan
laboratorium untuk proses mendaptkan bioethanol. Untuk bahan yang digunakan adalah bahan
yang digunakan; kulit cempedak, saccharomyces cerevisiae, aquades, kertas saring, asam
sulfat, asam klorida, natrium hidroksida, ammonium sulfat, yeast ekstrak, malt ekstrak, pepton,
aluminium foil, yeast agar ekstrak, urea dan NPK.
Setelah persiapan bahan, kulit cempedak dilakukan proses acid hydrolysis treatment dengan
penambahan aquades dan dilakukan penyaringan. Selanjutnya pembuatan stirrer dengan
melarutkan media cair (glukosa, yeast ekstra, malt ekstra, pepton, KH2PO4, MgSO4) yang
kemudian dicampurkan saccharomyces cerevisiae. Setelah itu proses fermentasi dengan
pengaturan PH yang sama unutk setiap 90 ml larutan selama 4 hari,
Yang menjadi focus pada penelitian kali ini adalah menganalisis apa yang terjadi ketika
sebelum dan sesudah hidrolisis pada kulit cempedak, kemudian adanya pengaruh PH terhadap
bioethanol yang dihaasilkan, perbandingan kulit cempedak dnegan kadar glukosa, kemudian
adalah adanya pengaruh penambahan nutrient terhadap mikroorganisme yang dugunakan
Berdasarkan apa yang sudah ditulis oleh peneliti terdapat kekuatan serta kelemahan pada hasil
yang disampaikan. Untuk kekuatan pada penelitian ini adala terdapat hasil yang terbaik pada
PH 4,5, adanya penambahan nutrient yang sedikit sehingga membuat mikroorganisme dapat
menghasilkan glukosa yang baik. Kekurangan dari hasil yang disampaikan adalah ketika PH
melewati batas optimum bioetnaol sudah berkurang, serta penggunaan nutrient berlebih akan
membuat mikroorganisme tidak dapat menghasilkan glukosa dengan baik.

Kritik dan saran


Menurut saya penulis sudah cukup baik dalam penulisan penelitian. Hasil yang disampaikan
juga sudah cukup lengkap. Hanya saja tidak terdapat adanya perbandingan untuk bieoteanol
yyang dihasilkan dengan hasil pennelitian lain.

3. “PENGARUH ASAM AMINO TERHADAP PROSES FERMENTASI BIOETANOL


DAN ANTIOKSIDAN DENGAN BAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA
SAWIT” jurnal penelitian yang ditulis oleh Muryanto pada tahun 2019 dari pusat penelitian
kimia – LIPI didaerah tangerang selatan vol.3, no1 jumlah halaman 37-42 yang akan
menjadi topic untuk saya review kali ini.

Dalam jurnal tersebut peneliti menjelaskan tentang adanya pengaruh penambahan asam
amino terhadap kandungan bietanol yang dihasilan dari fermentasi TKS serta pengaruh
antioksidan dari limbah fermentasi.

Pada jurnal penelitian ini proses yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil adalah
dengan metode ataupun tahapan yang dilakukan adalah dengan cara Sakarifikasi dan
fermentasi, selanjutnya mengekstraksi antioksidan dari endapan pada saat fermentasi dan
pencucian serta pengeringan. Kemudian hasil antioksidan di analisi, dan dilakukan
perhitungan kadar glutation dihitung berdasarkan persamaan regresi linier yang dihasilkan
dari larutan standar.

Yang menjadi focus penelitian ini adalah pengaruh variasi asam amino terhadap kadar
etanol dimana proses ssf menghasilkan bioethanol disemua penambahan asam amino
hanya saja menurunkan kadar bioethanol yang dihasilkan oleh s.cerevisiae. kemudian
pengaruh variasi kosentrasi pelarut dan variasi asam amino terhadap kadar glutation.

Berdasarkan hasil yang disampaikan peneliti, terdapat beberapa kelemahan dan kekuatan.
Kekuatan pada hasil adalah penambahan kadar asam amino berpengaruh terhadap kadar
bioethanol dan antioksidan, meningkatkan kadar glutation. Hanya saja kekurangan pada
hasil yang diperoleh adalah menurunnya kadar etanol ketika asam amino ditambahkan.

Kritik dan saran


Menrut saya peneliti sudah memahami dan sangat menguasai apa yang diteliti . sehingga
hasil yang diperoleh pun sudah cukup baik dan metode yang digunakan juga sudah cukup
baik.

Hanya saja terdapat penulisan yang belum sesuai, dan Menurut saya sebelum di publish
perlu adanya koreksi kembali.

4. “PENGGUNAAN ANTIOKSIDAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGHAMBAT


PROSES OKSIDASI BIOETANOL DARI SINGKONG KARET” yang ditulis oleh Agnes
Dias Andana, Siti Tjahjani, Amaria, dari Jurusan kimia, fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Aalam Universitas Negeri Surabaya. VO.9, NO.1 yang ditulis pada tahun
2020 yang akan menjadi topic selanjutnya untuk saya review.

Dalam jurnal tersebut peneliti menjelaskan tentang adanya pengaruh konsentrasi


antioksidan TBHQ dalam menghambat proses oksidasi bietanol hasil sintesis.

Untuk mendapatkan hasil, peneliti menggunakan metode serta tahapan diantaranya


persiapan bahan berupa singkong karet, akuades, mikroorganisme saccharomyces
cerevisiae, antioksidan TBHQ.
Setelah dilakukan persiapan. Prosedur penelitian yang dilkukan ialah pembuatan tepung
pati. Setelah pati terbentuk dilakukan hidrolisis dengan penambahan akuades, H2SO4 yang
kemudian dipisahkan larutan glukosa dan sisa sampel yang tidak terhidrolisis. Setelah itu
fermentasi glukosa dengan penambahan saccharomyces cerevisisae. Selanjutnya
bioethanol dilakukan pemurnian dengan penyaringan. Selanjutnya penyimpanan dan
pengujian bioethanol hasil sintesis.

Yang menjadi focus penelitian kali ini adalah ketika bioetnol ditambahkan antioksidan, dan
tanpa antioksidan. Dimana penambahan antioksidan dapat menghambat oksidasi dengan
energy O-H menjadi kecil dan atom H mudah terlepas.

Berdasarkan hasil yang telah disampaikan terdapat kekurangan pada hasil ketika variasi
antioksidan TBHQ ditambahkan hal terssebut tidak berbeda.

Kritik dan saran

Menurut saya judul yang ditulis oleh penulis telah sesuai dengan topic yang dibahas pada
jurnal penelitian kali ini. Penulis juga menyampaikan hasil sudah cukup baik. Hanya saja
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui cara mempertahankan kadar
bioethanol singkongkaret selama lebih dari 21 hari

5. “PEMBUATAN BAHAN DASAR BUETHANOL SEBGAI UPAYA PEMANFAATAN


LIMBAH KULIT BUAH NANGKA PADA CV. KAJEYE FOOD MALANG” ditulis oleh
Harimbi Setyawati, Erni Junita Sinaga, Jimmy, dari Institut Teknologi Nasional Malang
VOL.02, NO.01 pada tahun 2021 yang akan menjadi topic selanjutnya untuk saya review.

Dalam jurnal tersebut, peneliti menjelaskan mengenai bagaimana cara yang dilakukan
untuk menguraangi llimbah kulit nangka yang menjadi masalah dimana pengolahan kulit
nangka akan dijadikan sebagai bahan bioethanol. Selain itu pada penelitian terssebut akan
dilakukan sosialisasi kepada karyawan serta masyarakat sekitar mengenai pengolahan
limbah kulit nangka menjadi bioethanol.

Yang menjadi focus pada penelitian ini adalah penyuluhan dan pelatihan tentang proses
pembuatan limbah jerami nangka menjadi bahan dasar bioethanol. Tahapan pembuatan
bioethanol melalui tahap persiapan, pengeringan bahan, ekstraksi, hidrolisis, dan evaluasi.

Dari hasil yang telah disampaikan terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan.
Diantaranya adalah mengenai hasil dari proses bioethanol yang dihasilkan tidak dibahas
lebih lanjut, proses atau penyuluhan juga tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai bagaimana
penyuluhan dilakukan. Referensi yang digunakan juga kurang bervariasi. Kelebihan pada
jurnal penelitian ini terdapat foto-foto pada setiap proses bioethanol.

Anda mungkin juga menyukai