Dalam jurnal ini penulis menjelaskan tentang adanya pengaruh dari acid hydrolysis treatment
terhadap variasi kadar dari HCL dan Ph, mengetahui kadar HCL optimum pada proses acid
hydrolysis treatment serta mengetahui waktu fermentasi optimum untuk mengetahui
konsentrasi bioethanol tertinggi.
Hal yang melatar belakangi hal tersebut adalah kebutuhan bahan bakar minyak yang semakin
meninkat serta semakin langkanya sumber bahan bakar yang menyebabkan adanya alternative
terbaru yang disebut bioethanol. Bioetanol dibuat dari bahan yang mengandung pati serta
karbohidrat. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah jerami/dami nangka yang banyak
dibuang dan dianggap sebagai limbah. Kulit nangka sendiri mengandung karbohidrat yang
terdiri dari glukosa, fruktosa, sukrosa, pati, serat dan pectin.
Adapun metode yang digunakan adalah Metode penelitian dengan oven bahan dikupas
kemudian dipotong kecil-kecil, degumming dengan direndam air garam, kemudian
dikeringkan di dalam oven,Hidrolisis HCL bahan kering dihaluskan menjadi bubuk,
dimasukan dalam labu leher ditambhkan aquades, HCL, diaduk. Fermentasi glukosa dan NPK
dicampur di wadah tertutup ditambahkan Saccharomyces Cerevisiae dan tunggu fermentasi.
Filtrasi penyaringan padatan dan cairan. Destilasi alat destilasi disiapkan, masukan cairan
filtrasi kedalam labu leher, heat mantel dan kondesor dinyalakan, ditungggu hingga suhu
konstan. Dan diambil distilat yang sudah terbentuk
Focus dari penelitian ini adalah mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses
fermentasi bioethanol serta pada PH berapa bioethanol dapat dihasilkan denan baik.
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan pda penelitian kali ini, terdapat hal yang menjadi
kekuatan serta kelemahan pada hasil yang disampaikan. Unsur kekuatan pada penelitian ini
terletak pada hasil data yang diperoleh PH terbaik dan Waktu yang optimal untuk
menghasilkan bioethanol adalah PH 3,5 serta waktu 10 hari. Namun, kelemahan terletak pada
semakin lamanya waktu fermentasi kadar bioethanol akan semakin menurun.
Dalam jurnal tersebut peneliti menjelaskan tentang adanya pengaruh penambahan asam
amino terhadap kandungan bietanol yang dihasilan dari fermentasi TKS serta pengaruh
antioksidan dari limbah fermentasi.
Pada jurnal penelitian ini proses yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil adalah
dengan metode ataupun tahapan yang dilakukan adalah dengan cara Sakarifikasi dan
fermentasi, selanjutnya mengekstraksi antioksidan dari endapan pada saat fermentasi dan
pencucian serta pengeringan. Kemudian hasil antioksidan di analisi, dan dilakukan
perhitungan kadar glutation dihitung berdasarkan persamaan regresi linier yang dihasilkan
dari larutan standar.
Yang menjadi focus penelitian ini adalah pengaruh variasi asam amino terhadap kadar
etanol dimana proses ssf menghasilkan bioethanol disemua penambahan asam amino
hanya saja menurunkan kadar bioethanol yang dihasilkan oleh s.cerevisiae. kemudian
pengaruh variasi kosentrasi pelarut dan variasi asam amino terhadap kadar glutation.
Berdasarkan hasil yang disampaikan peneliti, terdapat beberapa kelemahan dan kekuatan.
Kekuatan pada hasil adalah penambahan kadar asam amino berpengaruh terhadap kadar
bioethanol dan antioksidan, meningkatkan kadar glutation. Hanya saja kekurangan pada
hasil yang diperoleh adalah menurunnya kadar etanol ketika asam amino ditambahkan.
Hanya saja terdapat penulisan yang belum sesuai, dan Menurut saya sebelum di publish
perlu adanya koreksi kembali.
Yang menjadi focus penelitian kali ini adalah ketika bioetnol ditambahkan antioksidan, dan
tanpa antioksidan. Dimana penambahan antioksidan dapat menghambat oksidasi dengan
energy O-H menjadi kecil dan atom H mudah terlepas.
Berdasarkan hasil yang telah disampaikan terdapat kekurangan pada hasil ketika variasi
antioksidan TBHQ ditambahkan hal terssebut tidak berbeda.
Menurut saya judul yang ditulis oleh penulis telah sesuai dengan topic yang dibahas pada
jurnal penelitian kali ini. Penulis juga menyampaikan hasil sudah cukup baik. Hanya saja
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui cara mempertahankan kadar
bioethanol singkongkaret selama lebih dari 21 hari
Dalam jurnal tersebut, peneliti menjelaskan mengenai bagaimana cara yang dilakukan
untuk menguraangi llimbah kulit nangka yang menjadi masalah dimana pengolahan kulit
nangka akan dijadikan sebagai bahan bioethanol. Selain itu pada penelitian terssebut akan
dilakukan sosialisasi kepada karyawan serta masyarakat sekitar mengenai pengolahan
limbah kulit nangka menjadi bioethanol.
Yang menjadi focus pada penelitian ini adalah penyuluhan dan pelatihan tentang proses
pembuatan limbah jerami nangka menjadi bahan dasar bioethanol. Tahapan pembuatan
bioethanol melalui tahap persiapan, pengeringan bahan, ekstraksi, hidrolisis, dan evaluasi.
Dari hasil yang telah disampaikan terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan.
Diantaranya adalah mengenai hasil dari proses bioethanol yang dihasilkan tidak dibahas
lebih lanjut, proses atau penyuluhan juga tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai bagaimana
penyuluhan dilakukan. Referensi yang digunakan juga kurang bervariasi. Kelebihan pada
jurnal penelitian ini terdapat foto-foto pada setiap proses bioethanol.