Anda di halaman 1dari 6

BERMAIN PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

BERMAIN PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN


A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan konsep yang perlu di pahami secara tepat agar tidak terjadi kesalahan
dalam menilai kegiatan yang dilakukan anak prasekolah. Dari berbagai literatur yang membahas
definisi bermain merupakan kegiatan yang semata-mata dilakukan demi mendapat rasa senang
tanpa tujuan tertentu. Dengan meningkatnya usia anak memasuki sekolah dasar secara
bertahap kegiatan bermain mengalami pergeseran mencapai rasa senang masih menjadi prioritas
utama namun sekaligus ada tujuan lain yang ingin dicapai. Misalnya ingin mencapai hasil terbaik
dan ingin lebih unggul dari yang lain.
Rubin, Fein, Fandenberg telah meneliti apa yang berlangsung ketika anak bermain mereka
menemukan 5 ciri yang menandai kegiatan bermain yaitu;
1) Motivasi bermain digagas atau keinginan pribadi.
2) Berdasarkan pilihan anak.
3) Menyenangkan dan diminati oleh pemain.
4) Nonliteral oleh karena itu tidak terikat oleh ketentuan yang baku.
5) Seseorang terlibat sepenuhnya dalam suatu kegiatan baik secara fisik psikologis maupun
keduanya.
Adapun mengenai bermain akan difokuskan pada teori-teori modern yaitu:
1. Teori psikoanalisis
a. Sigmund Freud (1856-1939)
Freud dan Anna Freud menyakini bahwa bermain mempunyai peran penting pada
perkembangan emosi anak. Melalui bermain anak mampu mengambil peran penting untuk
memindah kan perasaan negatif ke objek pengganti serta mengurangi kecemasan. Sebagai
contoh; setelah anak bertengkar dengan temannya diamampu menyalurkan perasaan marah
dengan cara memukuli boneka yang dia andaikan sebagai temannya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Freud memandang bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk
mengatasi masalah.
b. Erik Erikson (1902–1994)
Erikson tidak sependapat dengan Freud dia menyatakan bahwa bermain mempunyai
fungsi untuk membangun ego yang sehat. Melalui bermain anak memperoleh berbagai
keterampilan fisik maupun sosial sehingga berdampak pada tebentuknya harga diri yang
positif.
2. Teori Kognitif
Me nurut teori kognitif bermain dianggap sebagai alat untuk memfasilitasi perkembangan
intelektual anak.
a. Jean Piaget (1896–1980)
Dalam menjelaskan teori bermain peaget menyorotinya dari perkembangan
kognitif manusia. Perkembangan kognitif berlangsung melalui tahapan-tahapan
tertentu sampai akhirnya proses berfikir anak akan menyamai orang dewasa:
Peaget menganggap bermain bukan hanya mencerminkan perkembangan kognitif
anak tetapi juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan kognitif seseorang
pada saat bermain anak dan anak tidak belajar sesuatu yang baru tetapi
mereka belajar mempraktikkan dan memperkuat keterampilan yang baru diperoleh.
Sebagai contoh anak yang bermain khayal dengan menganggap sepotong kertas sebagai
uang dan pura-pura berjual-beli kue dengan teman main. Dalam hal ini terjadi
transformasi simbolik yaitu potongan kertas sebagai uang dan kepingan plastik sebagai
kue. Dari permainan ini anak tidak belajar keterampilan baru namun belajar
mempraktikkan keterampilandan mepresentasikan apa-apa yang di pelajari sebelumnya
dan apa yang dia peroleh bukan dari konteks bermain.
b. Lev Vygotsky (1896– 1934)
Vygotsky meyakini bahwa kegiatan bermain mempunyai peranan langsung
terhadap perkembangan kognitif anak. Pada mulanya anak tidak dapat berfikir secara
abstrak karena bagi mereka makna dan objek berbaur menjadi satu. Akibatnya anak tidak
mampu berfikir tentang suatu objek tanpa melihat objek yang sesungguhnya. Misalnya
anak tidak memahami konsep bola tanpa melihat bola yang sesungguhnya. Pada saat
anak terlibat di dalam kegiatan bermain
Perbedaan Individual dalam Belajar MODUL 10
Sebagai Guru TK, Kita hampir mengamati kegiatan anak didik di sekolah. Banyak
kegiatan yang mereka lakukan seperti ada yang tertarik pada kegiatan bermain puzzel dan
mewarnai, sebagian lainnya mungkin lebih antusias pada bermain ayunan ,perosotan ,dan lempar
tangkap bola.
Beberapa anak akan memahami beberapa materi yang kita sampaikan secara virtual ,dan
yang lain mungkin akan lebih cepat menangkap materi dengan melalui nyanyian atau gerakan,
ada anak yang aktif dan ada juga anak yang pendiam.
Mengapa hal itu dapat terjadi ?
Perbedaan –perbedaan yang ada menunjukkan bahwa setiap anak adalah unik dan tidak
peduli berapa banyak anak yang memiliki kesamaan satu sama lain dalam pola perkembang yang
mereka jalani setiap anak memiliki minat pengalaman dan gaya belajarnya masing-masing.
(Dodge et.al.,2002)

A. GENDER
Terkait dengan pengelompokan gender sebagai salah satu faktor internal yang
menyebabkan perbedaan individual dalam belajar. Parke dan Gauvan (2009) menyebutkan
bahwa gender merupakan sesuatu yang dapat memiliki dasar biologis . Menurut Johson, dkk
(1999) terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam empat area kegiatan
bermain yaitu;
1) Bermain Fisik (Motor or Physical Play)
2) Bermain Social (Social Play )
3) Bermain dengan Objek (Objek Play)
4) Bermain Pura-Pura (Pretend Play )

B. TEMPERAMEN
Ketika kita menggambarkan seorang anak sebagai periang dan optimis yang lain aktif dan
energik dan yang lainnya lagi sebagai seorang yang tenang hati-hati mudah marah dan
meledak-ledak maka kita sedang berbicara tentang temperamen seorang anak. Secara umum
temperamen didefinisikan sebagai gaya tingkah laku (Dodge,dkk,2002) adapun secara lebih
spesifik temperamen didefinisikan sebagai karakteristik atau kecenderungan seseorang untuk
mendekati dan bereaksi terhadap situasi (Papalia dkk.,2009)
Chess dan Thomas (Dodge,dkk.,2002) menguji bagaimana temperamen bayi yang baru
lahir mempengaruhi perkembngan kepribadian mereka beberapa area sebagai berikut;
1. Tingkat aktivitas (activity level)
2. Irama Biologis (biological rhythms)
3. Kecenderungan untuk mendekat atau mengindar (tendency to approach or withdraw)
4. Kemampuan beradaptasi (adaptability)
5. Ambang sensori (sensory threshold)
6. Intensitas atau tingkat energi dari reaksi (intensity or energy level of reactions)
7. Suasana hati (mood)
8. Rentang perhatian atau ketekunan(attention span and prsistence)
9. Perhatian yang mudah teralih (distractibility)

C. MINAT
Cara lain untuk menunjukkan individualitas seseorang adalah melalui kesukaan-kesukaan
dan prefensi mereka yang sering kali di sebut minat. Secara implisit dalam Concise
Encyclopedia of Psycholog dapat dikatakan minat adalah kesukaan individu terhadap topik-
topik atau kegiatan tertentu.
Minat mempengruhi anak dalam hal berikut ini;
1. Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi
2. Minat dapat menjadi pendorong motivasi yang kuat
3. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat pribadi
4. Minat yang sudah ada sejak masa kanak-kanak sering menjadi minat seumur hidup

D. GAYA BELAJAR
Setiap anak memiliki cara yang lebih disukai untuk belajar ada anak yang lebih mudah
belajar dengan menggunakan alat bantu visual ada anak yang lain dengan cara mendengar
atau dengan cara merabanya.
Kita dapat mengamati sekurang-kurangnya tiga gaya belajar yang berbeda pada anak-
anak didik
1. Gaya Auditori
Anak yang memiliki gaya ini adalah anak yang paling baik hasil belajarnya jika
pembelajaran diberikan dengan cara mendengar bunyi dan kata-kata. Mereka
memecahkan masalah dengan cara membahasnya.
2. Gaya Visual
Anak yang memiliki gaya ini ini menunjukkan hasil belajar yang paling baik melalui
kegiatan melihat anak-anak ini berpikir dalam gambar menangkapnya apa yang mereka
dengar dan lihat kemudian mengubah ke dalam bentuk gambar dan imajinasi di dalam
otak mereka.
3. Gaya Kinestetik
Anak dengan gaya ini akan paling baik hasilnya jika belajar dengan menggunakan
gerakan, anak secara umum dapat mengkoordinasikan tubuhnya serta memiliki keyakinan
terhadap tubuhnya.

A. DEMOGRAFI KELUARGA
Dalam bagian ini, akan dibahas tentang komposisi keluarga, urutan kelahiran, dan status
sosial ekonomi.
1. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga yang umum ditemukan adalah keluarga batih (nuclear family) yaitu
keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak-anak dan keluarga besar (extended-family)
yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua anak-anak serta satu atau lebih orang dewasa lain
yang masih memiliki hubungan keluarga misalnya paman, bibi, kakek dan nenek.
2. Urutan Kelahiran Anak
Perbedaan perilaku orang tua terhadap anak biasanya dihubungkan dengan urutan
kelahiran anak dalam keluarga.pendapat tersebut menurut Teti (Santrock 2009). Anak sulung
biasanya menjadi menjadi satu-satunya anak yang mendapatkan kasih sayang sepenuhnya
dari orang tua hingga anak kedua lahir. Setelah adik lahir mereka menerima harapan yang
lebih tinggi dari orang tua untuk bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. Adanya harapan
tersebut membuat mereka lebih melindungi, menolong, dan membela adik-adiknya. Disisi
lain mereka juga menjadi lebih takut dan cemas kepada adik-adiknya karena memiliki
perasaan bersalah serta kurang percaya diri.
3. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi disusun oleh tiga faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan tingkat
pendapatan orang tua.

B. PENGALAMAN HIDUP
Bermacam-macam pengalaman hidup dapat memberi sambungan pada keunikan tiap-tiap
anak. Hal yang dibahas dalam hal ini adalah tentang anak yang dianiaya dan diabaikan serta
anak yang mengalami perceraian orang tua.
1. Anak yang Dianiaya dan Diabaikan (Child –Abused)
Terdapat Empat bentuk utama dari penganiayaan terhadap anak yaitu:
a) Penganiayaan secara fisik (Physical abuse)
Tindak perbuatan dari pengasuh yang menyebabkan luka fisik,bahkan kematian.
b) Penganiayaan secara sksual(sexual abuse)
Tindak perbuatan yang meliputi berbagai aktivitas seksual yang melibatkan seorang
anak dan orang lain yang lebih tua.
c) Pengabaian (neglect)
Tindak perbuatan oleh orang tua atau pengasuh berupa penolakan atau penundaan
penyediaan perawatan kesehatan nutrisi tempat tinggal pakaian kasih sayang dan
perhatian pendidikan dan pengawas
d) Penganiayaan secara emosinal (emotional abuse)
Tindakan perbuatan yang gagal menyediakan dukungan emosional cinta dan kasih
sayang.
Kategori Penganiayaan secara verbal
Kategori Penganiayaan secara verbal
1. Penolakan atau penarikan cinta
2. Memberikan kata-kata yang mengec…

Anda mungkin juga menyukai