NIM : A1M122041
Kelas :A
Analisis Novel Di Bawah Bayang-Bayang Ode
dengan Teori Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan yang menjadi awalan dalam
proses analisis karya fiksi. pendekatan ini memandang dan memahami karya sastra dari segi
struktur karya sastra itu sendiri. Pendekatan ini memahami karya sastra secara close reading
(membaca karya secara tertutup tanpa melihat pengarangnya, hubungannya dengan realitas,
maupun pembaca). Analisis difokuskan pada unsur-unsur intrinsik karya sastra. Dalam hal ini
setiap unsur dianalisis dalam hubungannya dengan unsur-unsur lainnya.
Berikut ini adalah unsur-unsur intrinsik dalam novel “Di Bawah Bayang-Bayang
Ode”:
a. Tokoh
• Imam
• Amalia Ode
• Yanti
• La Ode Halimu
• Ibu Amalia Ode
• Ayah Amalia Ode
• Paman Amalia Ode
• Ayah Imam
• Ibu Imam
• Ria
• Wa Nona
• Wati
• Wa Ode Siti
• La Iru
• La Biru
• La Diman
• Pak Idiah
• Nenek Amalia Ode
• Anastasia
• Sinta Riani
• Robin
• Kakek (di pelabuhan)
• Kakek (di kapal)
• La Ngkorodo
b. Penokohan
2. Latar/Setting
a. Latar Waktu
• Pagi hari
• Siang hari
• Malam hari
• Subuh
b. Latar Suasana
• Menegangkan
• Mengharukan
• Sedih
• Kecewa
• Romantis
• Gelisah
• Bahagia
c. Latar Tempat
• Wanci
• Rumah Imam
• Pelabuhan Mandati
• Rumah Amalia
• Togo
• Warung Bakso
• Wangi-Wangi
• Rumah Yanti
• Watu Kapala
• Teluk Kendari
• Gunung Tindoi
• Pelabuhan Lasalimu
• Pelabuhan Murhum Bau-Bau
• Kapal Lambelu
• Kendari
• UHO
• Kantin Fakultas
• Pantai Batu Gong
• Rumah Sakit Provin
3. Alur/Plot - Campuran
6. Gaya bahasa
1. Inversi (gaya bahasa berupa susunan kalimat terbalik antara subjek dan
predikat), contoh :
Teringat ia saat ini bercerita tentang masa-masa kecilnya (hal. 39)
Terbayang Lia pada pemandangan indah waktu itu (hal. 116)
Azan maghrib pun menganlunlah dari masjid (hal. 155)
9. Interupsi (gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata yang
disisipkan untuk menjelaskan sesuatu)
Kalau sudah selesai silakan duduk di meja hiasmu, matahari sudah
tinggi (hal. 162)
Konsep individualisme Buton melebur dalam kepentingan
bersama, untuk mencapai tujuan bersama bagi kepentingan-
kepentingan individu yang ada di dalamnya (hal. 173)
Sebenarnya tuduhan bahwa Buton basis PKI itu, bermula dari
orang-orang menafsirkan kalimat itu (hal. 178)
10. Ekslamasio (gaya bahasa yang menggunakan kata seru, yang termasuk
dalam kata seru diantaranya yaitu ah, aduh, amboi, astaga, awas, oh, wah),
contoh :
Buton, oh, Buton (hal. 17)
Oh, yang itukah yang selalu kau ceritakan itu (hal. 70)
Oh, begitu. Kalau hanya itu aku coba, Kak (hal. 83)
1. Tropen (gaya bahasa yang menggunakan kata atau istilah lain dengan
makna sejajar), contoh :
Yanti mengomel seakan menumpahkan seluruh kejengkelannya
pada adat dan budayanya yang memihak pada laki-laki (hal. 91)
Lia pesan agar aku tak memindah tangan kan surat ini pada orang
lain (hal. 191)
Mata gadis itu merayapi halaman kampus yang luas, dengan
pepohonan yang rindang (hal. 201)
Sesuatu yang diawali dengan paksaan tidak akan pernah berakhir dengan baik
Sejatinya, gelar adalah sesuatu yang didapat melalui prestasi dan bukan warisan
Sebagai orang tua, tidak seharusnya kita memaksakan ego kita pada anak, apalagi jika
itu menyangkut masa depan anak
Cinta dan kebahagiaan bukanlah hal yang bisa dibeli dengan uang
Ibu yang baik adalah ibu yang memiliki sifat keibuan, memahami tentang dirinya
sendiri dan kewanitaannya. Ibu yang baik bukan ibu yang menyiksa anaknya apalagi
sampai memaksakan kehendaknya
Cinta yang sesungguhnya akan melahirkan pengorbanan yang besar
Pendidikan sangat penting untuk setiap orang baik itu laki-laki ataupun perempuan
sekalipun
Seharusnya anak-anak di Buton tidak hanya diajarkan tentang pengetahuan umum
tetapi juga ditanamkan dan dibekali dengan falsafah Buton sejak dini