LANDASAN TEORI
• Pegas
Pegas merupakan komponen yang didesain merniliki kekakuan
yang relatif rendah dibanding dengan rigid normal, sehingga
memiingkinkan untuk menerima gaya yaiig dibebankan padanya sesuai
dengan tingkatan tertentu. Pegas tidak seperti komponen struktur lain
dalam hal kekuatan waktu terbebani serta kemampuan menyimpan energi
mekanis setiap saat. Dalam suspensi kendaraan, saat roda bertemu
dengan halangan pegas membuat roda mampu melewati halangan dengan
adanya pergerakan naik-turun pada roda dan kemudian menyebabkan
roda kembali ke posisi semula.
Jadi pegas daun adalali pegas yang berbenruk plat datar (flat plats)
dengan lebar tertentu dan dikenai beban lateral yang menjadikan plat
mengalami bending. Konsep dasar pegas daun adalali batang cantilever
yang diberi beban lateral pada ujungnya dan ujung yang lain dijepit
sehingga batang cantilever terdefieksi dan mempunyai radius curvature.
Batasan dari multi daun telah diterapkan luas terhadap pegas yang
memiliki konstanta luas dan dengan daun bertingkat, masing-masing dari
konstanta ketebalan, kecuali ujung daun yang ketebalannya dipersempit.
Lebih baru lagi, batasan telali diperluas untuk menjangkau pemasangan
dari daun tunggal, masing-masing berkarakter menyempit baik luas
maupun ketebalannya atau oleh kombinasi keduanya.
Catatan :
~ Ketebalan harus diukur dari kedua ujungnya dan perbedaan
ketebalan di kedua ujungnya 25 % dari nilai toleransi lampiran
2.
- Dimensi groove harus mengikuti aturan, antara lain :
Luas groove harus 1/3 dari luas b, dan kedalaman c dari groove
hanis '/2 dari ketebalan t.
~ Nilai radius R di kedua ujungnya dan radius r pada ujung
groove tidak dikhususkan.
~ Eksentrisitas jalur pusat groove sesuai dengan aturan,
harus 1/100 x b atau kurang.
SAE (SOCIETYOFAUTOMOTIVEENGINEER)
-Baja
Baja yang digunakan harus memenuhi syarat kekerasan untuk
memastikan struktur martensitik, transformasi non martensitik
menghasilkan pengurangan dari gejala fatigue.
Pegas daun pada rangka otomotif telah dibuat dari berbagai campuran
baja seperti:
Penggunaan Mekanis
Baja pada kekerasan yang sama dalam kondisi martensitik tempered
hampir sama hasil dan kekuatannya. Kelenturan seperti yang diukur oleh
perpanjangan dan penurunan area, berlawanan dengan pengerasan.
Berdasarkan pengalaman, penggunaan mekanis optimum untuk penerapan
pegas didapat dengan range dari kekerasan Brinell nomer 388-461. Daerah
ini mengandung 6 standar kekerasan Brinell nomer 388,401,415,429,444,
461.
- Dekarburisasi Permukaan.
Mungkin dengan menurunkan ketahanan terhadap kelelahan pada
pegas, sangat penting bahwa permukaan dekarburisasi ada pada daerah
minimum.
Jika dekarburisasi dimana 50 % atau lebih kecil kandungan karbon
pada permukaan, dekarburisasi normal dalamnya tidak melebihi kedalaman
0.25 mm untuk tebal baja 5.00 sampai 12.50 mm, serta kedalaman 0.50 mm
untuk baja dengan ketebalan lebih dari 12.50 sampai 37.50 mm.
Pertambahan dari kedalaman dan tipe akan menjadi subjek terhadap
persetujuan antara produsen baja daii produsen pegas.
- Prestressing Mekanis.
Presetting (cold setting, buldozing, setting-down, scragging)
menghasilkan tekanan kompresif residual dalam permukaan regangan dan
13
lemile stress residual dalam permukaan kompresi oleh kekijatan daun yang
dipasang pennanen pada pembebanan. Presetting biasanya dikerjakan pada
saat pemasangan pegas.
Gambar 2.4. ~ Typical diagram of a leaf spring tested at low speed and
without rapping to show interleaf friction.
Sumber : Manual On Design Application Of Leaf Spring - SAE HS 788
15
Kontrol.
Faktor friksi, diukur dengan test slow, setinggi 0,10. Untuk
mendapatkan faktor friksi, kontak permukaan harus lembut, ujung daun
harus fleksibel {tapered) dan pelumasan. Di bawali kondisi ini, faktor friksi
mungkin antara 0.02-0.05 pada pegas baru. Bagaimanapun, saat pegas
menjadi kering, kotor dan kontak permukaan menjadi kasar, faktor friksi
akan meningkat.
Dalam beberapa penerapan, variasi tipe jalur antar /eo/"atau tip insert
untuk menghilangkan bunyi mencicit dan mendapatkan faktor friksi yang
rendah. Instalasi tip insert yang baik ada di gambar 2.5.
Catatan :
Dalam percobaan awal untuk membuktikan teori dasar, pada batang
melengkung symethcal dan unsymetrical nilai kekakuan lebih kecil dari
hasil perhitungan, ini disebabkan spesimen yang diuji h^nya mengalami
proses dingin untuk melengkungkan batang (bentuk asli batang adalah
lurus) sehingga masih ada kecenderungan dari batang untuk kembali ke
posisi semula yaitu lurus. Sedangkan pegas daun yang akan diuji nanti
menggunakan proses panas pada temperatur yang sangat tinggi (90C°C -
960°C) karena itu nilai kekakuan yang didapat dari pengujian tidak jauh
berbeda dengan nilai kekakuan yang didapat dari perhitungan.
•FaktorKekakuan.
Pegas daun aktual tidak sesungguhnya beams dari kesatuan
kekuatan. Seberapa dekat penyatuan beam tergantur^g pada faktor
berikut:
1. Length ofLeaves
Dua atau lebih panjang daun yang sama kadang-kadang
digunakan. Daun terpendek mungkin lebih panjang dari yang
digunakan untuk kekuatan yang sama.
23
2. Cenier Clamp.
Prosedur standar meminta pegas semi eliptic dites tanpa
center clamp dan formula diberikan untuk kondisi ini.
• Proses desain.
Pada proses desain ini juga dibagi menjadi dua tahap yaitu :
o Penerimaan order.
Di PT Indospring Tbk. jenis dan jumlah pegas daun yang dibuat
tergantung dari order yang ada. Order biasanya datang dan produsen
otomotif seperti PT Pantja Motor selaku perakit kendaraan Isuzu,
Kramayudha selaku perakit kendaraan Mitsubishi ataupun produsen
otomotif lainnya.
Bahkan juga terkadang ada order dari luar negeri seperti dari Jepang
baru-baru ini. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan order dari pribadi
asalkan jumlah minimalnya terpenuhi. Biasanya order yang datang sudah
disertai dengan gambar serta spesifikasi yang lengkap sesuai dengan
keinginan sehingga pihak pabrik dalam hal ini bagian desain ringgal
merancang pegas daun sesuai order.
26
o Proses perancangan.
Langkah-langkah pada proses perancangan antara lain:
Untuk pegas daun yang tebal masuig-masing leafiiya tidak sama cara
untuk menentukan stepping lebih sulit karena harus lebih dulu
mencari momen inertia, menentukan tebalnya, kemudian harus
menghitung besarnya stress masing-masing leaf baru kemudian bisa
menentukan steppingnya. Karena itulah pembuat pegas daun akan
bemsaha sebisa mnngkin membuat pegas daun dengan ketebalan yang
sama karena disamping lebih mudah proses produksinya juga lebih
singkat sehingga bisa menekan biaya produksi.
• Proses Produksi
Setelah selesai dari bagian desain kemudian diteruskan ke pihak produksi
untuk dibuat. Gambar 2.13. adalah diagram alir (flow chari) yang
menggambarkan secara garis besar proses produksi di PT. Indospring Tbk.
Keterangan
o Shearing
Pada proses ini bahan untuk pembuatan pegas daun dipotong-potong
menjadi panjang yang diinginkan
o Punching
Proses pelubangan center hole
o EndHeating
29
o Heating Fumance
Pada proses ini suhu mencapai 900°C - 960°C, yang langsung
dilanjutkan dengan cambering yaitu membentuk camber pada pegas
daun.
o Quenching
Setelah pemanasan maka pada proses ini dilakukan pendinginan dengan
cara dicelupkan ke cairan pendingin yaitu oli. Suhu tidak boleh lebili dari
100°C karena kalau lebih akan raenyebabkan benda kerja terbakar. Pada
proses ini struktur benda kerja adalah martensit (keras dan getas)
o Tempering Furnance
Pada proses ini terjadi perubahan struktur mikro pada benda kerja dari
martensit menjadi tempered mariensit sehingga benda kerja menjadi
lebih ulet dengan kekerasan sedikit menurun.
o Shot Peening
Kegunaan proses ini adalah memperpanjang umur dari benda kerja (6
kali lebih lama) dengan cara raenembakkan bahan high carbon steel yang
bentuk aslinya seperti kawat dengan panjang 120 mm dengan diameter 8
mm, yang kemudian "dirajang" sampai menjadi kira-kira sebesar pasir
sehingga menimbulkan efek negative stress pada permukaan tarik leaf
yang mampu mengurangi besaraya stress yang terjadi pada /ea/pada saat
diberi beban.
o Stress Peening.
Sama dengan shot peening hanya pada proses ini dibarengi dengan
pemberian gaya sehingga hasilnya lebih baik dari shot peening.
o Primer painting.
Proses pengecatan, setelah proses shot peening ataupun stress peening
benda kerja harus segera dicat pada primer painting. Karena kalau terlalu
lama dibiarkan akan terjadi karat pada permukaan /ea/karena proses shot
30
peening ataupun stress peering telah mengikis lapisan oksida besi yang
berguna untuk mencegah karat yang terbentuk pada saat tempering. .
o Assembling.
Pemasangan (perakitan) leaf.
o Final Painting
Supaya hasil yang diterima memuaskan maka dilakukan pengecatan
akhir disamping mungkin juga terjadi kerusakan pada cat yang mungkin
terjadi pada saat assembling. Untuk cat sudah ditambahkan unsur seng
guna mencegah terjadinya karat.