2. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : Pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan model problem based learning
Variabel terikat : Kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep fisika siswa SMA pada materi gerak harmonik sederhana
3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menyelediki pengaruh penerapan multiple intelligences dengan model problem based
learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep fisika siswa SMA pada materi gerak harmonik sederhana. Adapun tujuan
khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menggambarkan profil kecerdasan majemuk kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran model problem based learning dengan
penerapan multiple intelligences
2. Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model problem based learning dengan menerapkan multiple intelligences
3. Menganalisis pengaruh penerapan multiple intelligences dengan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
4. Menganalisis pengaruh penerapan multiple intelligences dengan model problem based learning terhadap penguasaan konsep fisika siswa
4. LANDASAN TEORI
Penelitian-penelitian yang dilakukan dalam pendidikan sains khususnya Fisika telah banyak yang berfokus pada identifikasi mengenai
kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar fisika serta memberikan berbagai alternatif solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
fisika. Beberapa penelitian telah menekankan bahwa kebanyakan siswa menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari,
bersifat abstrak, terlalu banyak rumus, tidak aktual dan membosankan (Erinoso, 2013; Rabiatul Asriani, dkk., 2018; Deniz & Hatice, 2017;
Douglas, dkk. 2008). Pandangan siswa tersebut disertai fakta bahwasanya mereka telah melakukan banyak hal yang berbeda dalam pembelajaran
fisika seperti eksperimen, menggunakan rumus, mempelajari konsep, dan melakukan perhitungan pada saat yang bersamaan sehingga cukup
membuat mereka kesulitan dalam belajar. Namun, salah satu alasan yang sering diungkapkan mengapa siswa memiliki pendapat negatif tentang
fisika adalah karena metode yang digunakan guru dalam mengajar fisika (Suwandi, dkk. 2021). Menurut Husna, dkk. (2022) dalam temuannya
di lapangan menyebutkan bahwa fisika masih sering diajarkan kepada siswa dengan metode membayangkan sebuah kejadian tanpa metode
learning by doing (belajar dengan melakukan sesuatu). Pemahaman kontemporer tentang pendidikan mensyaratkan bahwa karakteristik individu
yang berbeda harus dipertimbangkan dan kegiatan pendidikan harus direncanakan sesuai dengan karaktersitik individu (Rubin & Herbert, 1998).
Dalam hal ini, guru harus menggunakan metode dan model pembelajaran yang mempertimbangkan perbedaan individu siswa untuk mengurangi
respon negatif siswa terhadap pembelajaran fisika dan meningkatkan prestasi belajar mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya telah
dilakukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih efesien dengan mempertimbangkan efek perbedaan individu dalam belajar melalui
berbagai penerapan model serta metode pengajaran yang dapat memfasilitasi perbedaan peserta didik, yaitu salah satunya melalui penerapan
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
Kecerdasan majemuk (multiple intelligences) merupakan suatu teori kecerdasan yang dimunculkan oleh Howard Gardner (seorang
psikolog Amerika) untuk menyatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki berbagai macam kecerdasan. Gardner menuliskan teori
tersebut dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: The theory of multiple intelligences (1983). Dalam buku tersebut Gardner
mengemukakan ada tujuh jenis kecerdasan dasar yang dimiliki setiap manusia, yaitu: (1) kecerdasan verbal, (2) kecerdasan logika, (3)
kecerdasan spasial, (4) kecerdasan kinestetik, (5) kecerdasan musikal, (6) kecerdasan interpersonal, dan (7) kecerdasan intrapersonal. Namun
pada tahun 1999, Gardner mengembangkan teorinya dengan menambahkan satu kecerdasan baru yaitu kecerdasan naturalis, sehingga teori
kecerdasan majemuk Gardner menjadi delapan jenis kecerdasan. Dalam hal ini, Gardner (1983) tidak membatasi kapasitas individu hanya pada
IQ mereka saja, yang menurutnya semua orang memiliki delapan kecerdasan majemuk yang diungkapkan dengan profil persentase yang
berbeda-beda tentunya (setiap orang memiliki satu atau dua kecerdasan dominan). Gardner juga mengungkapkan bahwa delapan kecerdasan
majemuk yang dihadirkan dalam teorinya mungkin tidak akan cukup untuk mengekspresikan keragaman kemampuan manusia (Chekley, 1997).
Adapun rincian dari masing-masing kecerdasan yang dijelaskan oleh Gardner adalah sebagai berikut:
a. Kecerdasan verbal
Kecerdasan verbal adalah kemampuan dalam mengolah kata secara efektif. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi,
meyakinkan orang, menghibur, mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya (Armstrong 2002).
b. Kecerdasan logika
Kecerdasan logika merupakan kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logika mencakup kemampuan
dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik,
dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional (Armstrong, 2002).
c. Kecerdasan spasial
Kecerdasan spasial adalah kecerdasan yang mencakup kemampuan berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk menyerap,
mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi
hampir selalu mempunyai kepekaan tajam terhadap detail visual dan membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan
orientasi dalam ruang tiga dimensi (Armstrong, 2002).
d. Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Orang dengan kecerdasan
fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki,
menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang sangat cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak
bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu (Armstrong, 2002).
e. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal ini berhubungan dengan kemampuan untuk menghargai dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musikal
juga dimiliki oleh orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan yang mendengarkan
berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu (Armstrong, 2002).
f. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Orang yang memiliki
kecerdasan ini mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Oleh
karena itu mereka dapat menjadi networker, perunding dan guru yang ulung (Armstrong, 2002).
g. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk mengakses perasaan sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan
menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Orang dengan kecerdasan ini sangat mawas diri dan
suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat
terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja
sendiri daripada bekerja dengan orang lain (Armstrong, 2002).
h. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis berkaitan dengan mengenali dan mengklasifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam lingkungannya, Orang yang
memiliki kecerdasan ini cenderung memiliki kemahiran dalam berkebun, memelihara tanaman di dalam rumah, menggarap taman yang
indah, atau memperlihatkan suatu perhatian alami terhadap tanaman dengan cara-cara lain (Armstrong, 2002).
Penerapan pembelajaran berbasis multiple intelligences didasarkan pada pemikiran untuk memenuhi tiga visi, yaitu: (1) mencocokkan
pembelajaran dengan cara belajar peserta didik, (2) mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan membangun seluruh
potensi kecerdasan yang dimiliki semaksimal mungkin, dan (3) menghargai keragaman (Setyowati, dkk., 2009). Menurut Jasmine (2007),
terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk menerapkan multiple intelligences (kecerdasan majemuk) dalam pembelajaran, yaitu dengan
diajarkan secara langsung atau dengan disisipkan ke dalam kurikulum reguler. Suatu pembelajaran dengan menerapkan keragaman kecerdasan
yang dimiliki oleh siswa akan membuat suatu pembelajaran yang kreatif dan aplikatif. Pembelajaran berbasis keragaman kecerdasan ini akan
mampu memfasilitasi semua kecerdasan yang dimiliki dalam satu kegiatan pembelajaran.
Menurut Suarca (2005), ada beberapa cara untuk menstimulasi kecerdasan majemuk dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya sebagai
berikut.
1) Kecerdasan Verbal: mengajak anak berbicara, membacakan cerita, bermain huruf dan angka, merangkai cerita, berdiskusi, bermain peran,
memperdengarkan lagu anak-anak dan sebagainya.
2) Kecerdasan Logika: menyelesaikan puzzle, mengenal bentuk geometri, memperkenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu,
eksplorasi pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan, pengenalan pola, eksperimen di alam, memperkaya pengalaman berinteraksi dengan
konsep matematika, menggambar dan membaca dan lainnya.
3) Kecerdasan Spasial:
a. Perbanyak kegiatan menggambar, mulai dari gambar dua dimensi, lalu tingkatkan ke tiga dimensi. Sediakan juga fasilitas yang akan
dibutuhkan anak untuk kegiatan menggambar ini.
b. Perkenalkan anak dengan alat-alat bantu belajar berupa tiga dimensi, misalnya anatomi tubuh atau kerangka binatang.
c. Kenalkan juga anak pada beberapa nama bangunan/bentuk, warna, dan arah.
d. Berikan buku-buku yang cocok untuknya, yaitu jenis buku bergambar menarik apa saja yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, daerah
wisata, bangunan-bangunan bersejarah, tempat-tempat terkenal, topografi, tubuh, peta dunia, dan lain-lain.
4) Kecerdasan Kinestetik:
a. Menari, menari dapat melatih dan meningkatkan keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan dan kelenturan otot.
b. Bermain peran atau drama, melalui kegiatan bermain peran kecerdasan kinestetik anak juga dapat berkembang, karena kegiatan ini
menuntut anak untuk menggunakan tubuhnya sesuai dengan perannya, bagaimana anak berekspresi, termasuk juga gerakan tangan.
c. Olahraga, berbagai kegiatan olahraga seperti berenang, sepak bola, tenis, bulu tangkis, ataupun senam dapat meningkatkan kesehatan dan
kecerdasan kinestetik anak.
d. Latihan keterampilan fisik, latihan keterampilan fisik (seperti berlari, melompat, meloncat dan berguling), pada anak salah satunya dapat
dilakukan melalui kegiatan senam irama. Misalnya, aktivitas mengayunkan lengan, membungkuk dan berlari dengan variasi.
5) Kecerdasan Musikal: menyanyikan atau memutarkan lagu-lagu; latihan mengenal ritme; belajar bersenandung; melakukan gerak berirama;
latihan lagu dan aksi (operet); mendengarkan musik bersama; menggambar dengan musik; aplikasi teknologi musik; membuat alat musik.
6) Kecerdasan Interpersonal: mengembangkan dukungan kelompok (group supportive); menetapkan aturan tingkah laku yang mendukung;
memberikan kesempatan bertanggung jawab; bersama-sama menyelesaikan konflik; melakukan kegiatan sosial di lingkungan sekitar;
menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya dan adat istiadat.
7) Kecerdasan Intrapersonal: mengembangkan program 4A atau P3K dalam pembimbingan (attention/perhatian; acceptance/penerimaan;
appreciation/ penghargaan; affection/kasih sayang).
8) Kecerdasan Naturalis: menyediakan atau bahkan mengajak membuat diorama mini untuk serangga, bebatuan dll; menyediakan atau
mengunjungi tempat-tempat pemeliharaan binatang, tanaman, dan koleksi benda-benda alam; berpetualang di hutan; koleksi perangko
gambar tumbuhan dan binatang; sediakan gambar, cerita, dan film tentang kehidupan alam; pengamatan terhadap tumbuhan tanpa tanah;
penambahan pengetahuan tentang alam, seperti: pengenalan jenis, penjelasan asal mula makhluk, mengantisipasi bahaya alam; rancangan
bahan belajar mengenai kehidupan alam; pemberian kesempatan mengeksplorasi isi alam.
Chapman (1993) dan Armstrong (1994) mengindikasikan bahwa teori multiple intelligences telah memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam bidang pendidikan. Teori kecerdasan majemuk yang dicetuskan Howard Gardner berhasil memperluas pandangan mengenai
kecerdasan yang dulunya diartikan secara sempit yang mana hanya bergantung pada hasil tes IQ, sehingga kecerdasan lain selain kecerdasan
verbal-linguistik dan kecerdasan logis-matematis tidak mendapat perhatian yang memadai atau dianggap serius dalam sistem pendidikan.
Dengan demikian banyak siswa yang gagal menunjukkan kemampuannya dalam belajar. Teori multiple intelligences menekankan pentingnya
menciptakan lingkungan belajar yang mempertimbangkan kapasitas belajar siswa yang berbeda, menunjukkan kepada mereka bahwa ada
berbagai cara untuk berhasil dalam belajar serta menawarkan kepada mereka cara belajar yang beragam. Dalam lingkungan belajar yang
mempertimbangkan keberagaman siswa tentu akan mempermudah siswa menemukan kompetensi mereka sendiri dan mempersonalisasi
informasi secara bermakna. Hal ini sejalan dengan penelitian Wijaya & Sudirman (2016) yang menyatakan bahwa siswa akan dapat mempelajari
materi dengan baik apabila materi tersebut disampaikan sesuai dengan kecerdasan dominan siswa. Dengan demikian teori kecerdasan majemuk
dapat digunakan untuk menyesuaikan pengajaran dengan bagaimana siswa belajar, sehingga siswa dapat mengembangkan seluruh kecerdasan
mereka semaksimal mungkin dalam bentuk prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian Stanciu, dkk. (2011) yang menyatakan bahwa
penggunaan teknik mengajar berdasarkan teori multiple intelligences akan berdampak pada peningkatan hasil belajar yang siginifikan, khususya
dalam penguasaan konsep.
Selain penguasaan konsep, berpikir kritis juga perlu diintegrasikan dan ditekankan dalam kurikulum sehingga siswa dapat mempelajari
keterampilan dan menerapkannya untuk meningkatkan kinerja dan kemampuan penalaran mereka (Chukwuyenum, 2013). Menurut Ennis dalam
(Pertiwi, 2018) mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu proses yang bertujuan agar kita dapat membuat keputusan- keputusan
yang masuk akal, sehingga apa yang kita anggap terbaik tentang suatu kebenaran dapat kita lakukan dengan benar. Kemudian menurut Yaumi,
berpikir kritis merupakan kemampuan kognitif dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan logis dan bukti empiris (Yaumi, 2013). Ennis
(1993) membagi aspek keterampilan berpikir kritis menjadi lima kelompok, yakni sebagaimana berikut.
Berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam kehidupan siswa, karena jika siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis yang baik maka siswa
akan mampu menyaring informasi, memilih hal-hal yang penting atau perlu diutamakan atau tidak, mempertanyakan suatu kebenaran dari
sebuah permasalahan, dan menyelesaikan permasalahan yang kebanyakan bersifat abstrak dan alur yang sistematis (Ulva, 2018).
Banyak cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, salah satunya dengan menerapkan pembelajaran berbasis multiple
intelligences yang sesuai dengan hasil penelitian Winarti, dkk. (2019) yang menyatakan bahwa strategi PMK-KM (Pemecahan Masalah
Kolaboratif berbasis Kecerdasan Majemuk) efektif diterapkan sebagai alternatif meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kecerdasan logis
matematis peserta didik.
Berdasarkan hasil studi literatur di atas yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara penerapan multiple intelligences dengan
kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa, dengan ini penulis ingin lebih meneliti bagaimana jika model problem based learning
dikolaborasikan dengan multiple intelligences apakah akan memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan
penguasaan konsep fisika siswa SMA khususnya pada materi gerak harmonik sederhana.
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk
memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa
menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Model Problem Based Learning (PBL) pada penelitian ini
mengacu pada sintak model yang dikembangkan oleh Arends (2008) yang terdiri dari lima fase, yaitu: (1) Orientasi peserta didik pada masalah;
(2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar; (3) Membimbing penyelidikan; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5)
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Menurut Arends (2008), sintaks untuk model Problem Based Learning (PBL) dapat disajikan seperti pada tabel berikut.
Fase Perilaku Guru
Fase 1:
Orientasi peserta didik pada masalah Guru membahas tujuan pelajaran,
mendeskripsikan berbagai kebutuhan
logistik penting, dan memotivasi peserta
didik untuk terlibat dalam kegiatan
mengatasi masalah
Fase 2:
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas-tugas belajar yang terkait dengan
permasalahannya.
Fase 3:
Membimbing penyelidikan Guru mendorong peserta didik untuk
mendapatkan informasi yang tepat,
melaksanakan eksperimen, dan mencari
penjelasan dan solusi.
Fase 4:
Mengembangkan dan menyajikan hasil Guru membantu peserta didik dalam
karya merencanakan dan menyiapkan hasil karya
yang tepat, seperti laporan, rekaman video,
dan model-model, dan membantu mereka
untuk menyampaikannya kepada orang lain
Fase 5:
Menganalisis dan mengevaluasi proses Guru membantu peserta didik untuk
pemecahan masalah melakukan refleksi terhadap
penyelidikannya dan proses-proses yang
mereka gunakan.
Penerapan Multiple Intelligences dengan Model Problem Based Learning dalam pembelajaran merupakan proses pengintegrasian
sintak pembelajaran PBL dengan teori kecerdasan majemuk Howard Gardner, yang artinya pembelajaran akan didesain sedemikian
rupa sehingga dapat memasukkan kegiatan-kegiatan yang dapat memfasilitasi keberagaman peserta didik dengan pemberian
pembelajaran berbasis masalah. Dengan demikian dalam penelitian ini sebelum didesain pembelajaran yang sesuai diperlukan tes
terlebih dahulu kepada siswa mengenai profil kecerdasan majemuk yang dominan.
Penelitian Relevan:
No. Penulis Judul Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
Pembelajaran berbasis
The Effects of Multiple Untuk menyelidiki pengaruh kecerdasan majemuk memiliki
Deniz Gurcay & Hatice Intelligences Based pengajaran berbasis pengaruh yang signifikan
1 Ozturk Ferah Instruction on Students’ kecerdasan majemuk terhadap prestasi dan sikap
(2017) Physics Achievement and terhadap prestasi dan sikap siswa dalam pembelajaran
Attitudes fisika siswa fisika pada topik Gaya dan
Gerak
Pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk memiliki
Andri Adri Nirwan Ahamad, Enhancing the Achievement Untuk mengetahui pengaruh
efek pada pencapaian konsep
Mohd Ali Samsudin, Mohd in Physics’ Motion Concept pembelajaran berbasis
dengan kelompok logika
2 Erfy Ismail, Nur Jahan through Online Multiple kecerdasan majemuk
matematika dan intrapersonal
Ahmad Intelligence Learning terhadap pencapaian konsep
memiliki kinerja yang lebih
(2021) Approach gerak fisika
baik secara signifikan
dibandingkan yang lain
Kecerdasan majemuk yang
dominan pada siswa sekolah
The Effect of Multiple
Untuk menyelidiki pengaruh menengah atas di Lagos State
Intelligences Teaching
Veronica Folasade T. pendekatan pengajaran adalah kecerdasan interpersonal
Approach on The
Babajide Ph.D & Olatunde kecerdasan majemuk dan terdapat pengaruh yang
3 Achievement of Physics
Taiwo Akin-Oluyomi terhadap prestasi siswa fisika signifikan dari perlakuan
Students In Senior
(2020) di sekolah menengah atas di (pendekatan pengajaran
Secondary Schools In Lagos
Negara Bagian Lagos Multiple Intelligences) terhadap
State
prestasi siswa dalam
pembelajaran fisika.
Untuk mengembangkan
Effectiveness of Problem- perangkat pembelajaran
based Learning Model model problem based
Suwandi, A.F., Sahidu, H., & Produk yang dikembangkan
Devices with Multiple learning dengan pendekatan
4 Gunada, I. W. efektif digunakan dalam
Intelligences Approach to kecerdasan majemuk untuk
(2021) pembelajaran
Improve Learners' Physics meningkatkan kemampuan
Problem-Solving Skills pemecahan masalah fisika
peserta didik
5 Atiek Winarti, Ani Rahmini, The Effectiveness of Untuk mengetahui Strategi CPS-MI efektif
& Almubarak. Multiple Intelligences Based keefektifan strategi diterapkan sebagai alternatif
(2019) Collaborative Problem Collaborative Problem meningkatkan keterampilan
Solving To Improve Critical Solving berbasis Multiple berpikir kritis dan kecerdasan
Thinking Intelligences (CPS-MI) logis matematis peserta didik.
dalam meningkatkan
keterampilan berpikir kritis,
kecerdasan logis matematis,
dan penguasaan konsep
kimia peserta didik, serta
mengetahui hubungan
antara berpikir kritis,
kecerdasan logis matematis
dengan penguasaan konsep
kimia.
Petunjuk:
Lembar angket di bawah ini berisi beberapa pernyataan tentang hal yang mungkin kamu sukai atau yang tidak kamu sukai. Bacalah dengan seksama
pernyataan-pernyataan berikut ini. Kemudian pilihlah jawaban "Ya" jika pernyataan sesuai dengan kondisimu, dan pilihlah jawaban "Tidak" jika pernyataan
tidak sesuai dengan kondisimu. Ini bukan ujian, ini hanya salah satu cara untuk membantumu menemukan banyak bakatmu
Tanggapan Tanggapan
No. Pernyataan No. Pernyataan
Ya Tidak Ya Tidak
Mudah bagi saya untuk mengingat hal-hal di
1 Saya senang membaca buku. 41
sekolah.
Saya selalu menyukai kelas Matematika-IPA dan saya Menyenangkan bagi saya untuk bekerja dengan
2 42
mengikutinya dengan baik. angka dan data.
Saya suka mengkombinasikan warna lebih baik
3 Saya suka menggambar, mewarnai, dan mencoret-coret. 43
daripada yang lain.
Saya tidak keberatan tangan saya kotor dari
Saya suka berada di luar ruangan dan senang menghabiskan
4 44 kegiatan seperti melukis, tanah liat, atau
waktu luang di luar.
memperbaiki dan membuat sesuatu.
Terkadang saya bersenandung dengan bunyi tv
5 Saya memiliki suara yang merdu dan saya suka menyanyi. 45
atau alunan lagu dalam pikiran saya.
Ketika saya mempunyai masalah, saya mungkin
6 Saya tipe orang yang datang untuk meminta nasihat/ pendapat. 46
akan meminta bantuan teman.
Saya memiliki beberapa tujuan penting dalam hidup yang Saya rasa saya tahu apa yang saya kuasai dan apa
7 47
sering saya pikirkan. yang tidak begitu bisa saya lakukan.
Saya suka binatang dan saya menghabiskan banyak waktu Saya suka keluar rumah atau beraktivitas di luar
8 48
dengan mereka. seorang diri dengan percaya diri dan nyaman.
Saya lebih suka bahasa Inggris, IPS dan sejarah daripada Saya suka mencari di kamus atau berbagai jenis
9 49
matematika dan IPA. ensiklopedia.
Saya mencoba untuk mencari pola dan keteraturan dalam Saya suka bertanya kepada orang-orang tentang
10 berbagai hal, seperti setiap tangga ketiga di tangga memiliki 50 bagaimana sesuatu bekerja atau mengapa alam
takik di dalamnya. seperti apa adanya.
Saya suka mencari cara untuk membongkar dan menyusun Saya membuat sketsa atau menggambar ketika
11 51
kembali hal-hal seperti mainan dan teka-teki. saya berpikir.
Saya adalah orang yang aktif dan jika saya tidak bisa bergerak Terkadang ketika saya berbicara dengan orang,
12 52
bebas saya bosan. saya memberi isyarat dengan tangan saya.
Saya sering mendengarkan musik karena saya sangat Saya suka membuat lagu dan melodi saya
13 53
menikmatinya. sendiri.
14 Saya suka pergi ke pesta dan acara sosial. 54 Saya memiliki setidaknya tiga teman dekat.
Saya memiliki hobi dan minat yang mana saya
15 Saya pikir saya orang yang sangat mandiri. 55
lebih suka melakukannya sendiri.
Saya suka menonton acara alam di televisi seperti Discovery
16 56 Saya suka berkemah dan mendaki.
Channel, National Geographic dan Nova.
Saya pandai merangkai kata-kata untuk membuat orang lain Saya lebih suka berbicara dengan teman dan
17 57
berubah pikiran. keluarga daripada menonton TV.
Saya suka bermain-main dengan perangkat kimia dan tertarik Saya mudah memahami konsep matematika baru
18 58
pada penemuan baru dalam sains. di sekolah.
Ketika saya menonton sebuah film atau video, saya lebih
Saya lebih suka membaca sesuatu yang memiliki
19 tertarik dengan apa yang saya lihat daripada apa yang saya 59
banyak gambar.
dengar.
Saya lebih suka bermain olahraga daripada
20 Saya pikir saya cukup baik dalam mengkoordinir. 60
menontonnya.
Saya sering meluangkan waktu untuk musik
dengan mengetuk mengikuti irama atau
21 Saya dapat bermain alat musik. 61
bersenandung saat saya belajar atau berbicara di
telepon.
22 Saya tidak suka berdebat dengan orang lain. 62 Saya mudah untuk saling mengenal.
Saya ingin berwiraswasta atau mungkin memulai
23 Terkadang saya berbicara dengan diri saya sendiri. 63
bisnis saya sendiri.
Saya ingin menjadi relawan di organisasi ekologi
Menyenangkan bagi saya melihat burung-burung atau hewan-
(seperti Greenpeace atau Sierra Club) untuk
24 hewan yang lainnya, mengamati kebiasaan mereka, dan 64
membantu menyelamatkan alam dari kerusakan
memahami lebih lanjut tentang mereka.
lebih lanjut.
25 Saya ahli dalam scrabble dan permainan kata lainnya. 65 Saya suka menulis hal-hal seperti cerita, puisi
dan laporan.
Saya percaya bahwa hampir segala sesuatu memiliki penjelasan Saya lebih suka hal-hal ketika diatur,
26 66
yang logis. dikategorikan atau diukur.
Ketika saya menutup mata, saya bisa melihat gambar yang jelas Saya pandai bermain pictionary, membuat teka-
27 67
di kepala saya seperti tampak nyata. teki jigsaw, dan memecahkan labirin.
Saya suka bertindak berlebihan dalam
Saya memiliki keterampilan yang baik dalam satu atau lebih
28 68 bersandiwara, drama, pidato, olahraga, atau jenis
bidang olahraga dan belajar olahraga baru dengan cepat.
kegiatan lainnya.
Saya dapat dengan mudah meluangkan waktu untuk
29 69 Saya bisa tahu kapan nada tidak tepat.
mendengarkan musik.
Saya merasa nyaman hampir sepanjang waktu,
30 Saya senang mengajak orang lain untuk bekerja sama. 70
bahkan di tengah keramaian.
Saya suka menghabiskan waktu sendirian memikirkan hal-hal Saya suka/ sering menghabiskan waktu sendirian
31 71
yang penting bagi saya. memikirkan hal-hal yang berarti bagi saya.
Ketika saya masih kecil saya biasa mengeluarkan
Saya sangat pandai membedakan berbagai jenis burung, anjing,
32 72 batu-batu besar dari tanah untuk menemukan
pohon, dan hal-hal semacamnya.
makhluk hidup di bawahnya.
Saya suka mempelajari kata-kata baru dan mengetahui Saya sangat pandai menggambarkan sesuatu
33 73
maknanya. dengan kata-kata.
Saya suka bermain game dan memecahkan permainan asah Saya rasa saya pandai bekerja dengan angka dan
34 74
otak yang membutuhkan taktik dan strategi. data.
Saya pandai membaca peta/ google maps dan menemukan jalan Saya lebih baik dalam mengingat wajah daripada
35 75
di sekitar tempat-tempat asing. nama.
Saya tidak suka olahraga tim yang terorganisir sebanyak Saya suka membuat kerajinan tangan yang
36 aktivitas olahraga individu, seperti tenis, berenang, ski, golf 76 melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menjahit,
atau balet. mengukir, atau membuat model.
Saya tahu nada dan judul dari banyak lagu serta berbagai karya Saya tahu apa yang saya suka dan tidak suka
37 77
musik. dalam musik.
Saya menganggap diri saya seorang pemimpin (dan orang lain
38 78 Saya pandai mencari teman baru.
memanggil saya begitu).
Saya lebih suka menghabiskan liburan di sebuah kabin dalam
39 79 Saya suka berpikir sebelum bertindak.
hutan daripada di resor mewah.
Saya memiliki kemampuan bertanam dan saya
Saya senang mengunjungi kebun binatang, museum sejarah
40 80 sangat pandai menjaga tanaman tetap hidup dan
alam atau tempat lain di mana dunia dipelajari.
sehat.
KISI-KISI ANGKET IDENTIFIKASI KECERDASAN MAJEMUK SISWA
No. Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Sub Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Indikator Pencapaian Kompetensi Nomor Butir Soal
1 Memberikan penjelasan sederhana/ dasar Menjawab pertanyaan klarifikasi dan Memahami besaran-besaran fisis gerak
8
(elementary clarification) pertanyaan menantang harmonik
2 Dasar dalam mengambil keputusan/ Menilai kredibilitas (kriteria suatu sumber) apa Menyelidiki faktor-faktor yang 1
dukungan (the basis for the decision/ basic dapat dipercaya atau tidak mempengaruhi besar periode dan
support) frekuensi getaran pada pegas dan
ayunan bandul sederhana
Mengimplementasikan persamaan gerak 5
harmonik untuk menentukan percepatan
gravitasi
Memahami besaran-besaran fisis gerak 7 & 10
harmonik
3 Inferensi (inference) Menilai induksi Menentukan persamaan simpangan, 4
kecepatan dan percepatan pada gerak
getaran
Memahami besaran-besaran fisis gerak 6&9
harmonik
4 Klarifikasi lanjut (advanced clarification) Mendefinisikan istilah Menganalisis gaya yang bekerja pada 3
getaran pegas dan ayunan bandul
sederhana
5 Strategi dan taktik (strategies and tactics) Memutuskan bertindak Menyelidiki faktor-faktor yang 2
mempengaruhi besar periode dan
frekuensi getaran pada pegas dan
ayunan bandul sederhana
INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA
Spesifikasi:
4 buah per (pegas)
1 set kain jala ayunan (warna biru/
merah)
1 buah besi Hanger (penggantung kain
jala)
1 buah kelambu anti nyamuk
Deskripsi:
Membuat nyaman si kecil dengan
menggunakan ayunan pegas menjadi salah
satu cara untuk membuatnya tidur lebih
cepat. Ayunan pegas ini bisa bergerak naik
turun dengan sendirinya selam 5 jam setelah
diayun 1 kali saja
Berdasarkan pengetahuan yang kamu
milikitentang gerak harmonik sederhana,
analisislah iklan tersebut. Apakah dapat
dipercaya atau tidak?
RUBRIK PENILAIAN TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA
Nomor
Rubrik Penilaian Kata Kunci
Butir Soal
1 Jawaban (c) karena massa tidak mempengaruhi periode
2 Melakukan percobaan melihat hubungan periode dan panjang tali
3 Penggambaran diagram gaya sesuai
Percepatan searah dengan gaya pemulih dan kecepatan bernilai
Skor Kriteria 4
maksimum di titik setimbang
4 Jawaban benar, dengan memberikan penjelasan yang jelas dan 5 Prosedur salah, karena sudut simpangan bandul harusnya ¿ 15 °
sesuai dengan konteks permasalahan
6 Eksperimen kurang tepat, perlu perbaikan desain
3 Jawaban benar, tetapi memberikan penjelasan yang kurang
Artikel dapat dipercaya, konsep perubahan energi potensial menjadi
sesuai dengan konteks permasalahan 7
energi kinetik
2 Jawaban benar, tetapi tidak memberikan penjelasan
Shockbreaker tipe multishock sama halnya dengan memparalelkan 2
1 Memberikan jawaban tetapi salah 8
koefisien pegas, kekakuan 2x lipat disbanding tipe monoshock.
0 Tidak menjawab Generalisasi tepat, total energi pada gerak harmonik merupakan
9 penjumlahan dari energi kinetik dan energi potensial yang nilainya
selalu konstan.
Ilkan tidak dapat dipercaya karena ketidakmungkinan gerakan pegas
10
sekali gangguan akan berayun selama 5 jam
KISI-KISI TES PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA
Dimensi
Indikator
Dimensi Proses
No. Pencapaian Indikator Soal Soal
Pengetahuan Kogniti
Kompetensi
f
1 Memahami makna Membandingka Konseptual C2 Perhatikan gambar berikut.
besaran fisis periode, n periode pegas
frekuensi, simpangan, yang disusun
dan amplitudo seri dengan
paralel
Pegas disusun seri dan paralel seperti pada gambar di atas. Ujung pegas digantungi
beban yang sama besar. Bila konstanta pegas k1 = k2 = k3 = k4 = k, maka tentukan
perbandingan periode susunan seri dan paralel!
Kunci Jawaban:
Menghitung konstanta pengganti pada pegas yang disusun seri
1 1 1 2
= + =
ks k k k
k
k s=
2
Menghitung konstanta pengganti pada pegas yang disusun paralel
k s=k + k=2k
Persamaan menentukan periode pegas
T =2 π
√ m
k
Sehingga,
T≈
√ 1
k
Ts √ √
=
1
2k 1 1
= =
√
Tp 1 4 2
k
2
Sehingga perbandingan periode susunan seri dan paralel pada pegas adalah 1 : 2
Dimensi
Indikator
Dimensi Proses
No. Pencapaian Indikator Soal Soal
Pengetahuan Kogniti
Kompetensi
f
2 Menyelidiki faktor- Memahami Konseptual C2 Perhatikan gambar di bawah ini!
faktor yang pengaruh
mempengaruhi panjang tali
periode dan frekuensi terhadap periode
getaran pada pegas getaran bandul
dan ayunan bandul
sederhana
Jika massa bandul pada kedua rangkaian sama, namun tali rangkaian (B) lebih
panjang daripada rangkaian (A), rangkaian manakah yang memiliki periode lebih
besar? Jelaskan!
Kunci Jawaban:
Rangkaian yang memiliki periode yang lebih besar adalah rangkaian B
T =2 π
l
g√
Periode berbanding lurus dengan panjang tali. Semakin panjang tali maka periodenya juga semakin besar.
Dimensi
Indikator
Dimensi Proses
No. Pencapaian Indikator Soal Soal
Pengetahuan Kogniti
Kompetensi
f
3 Menentukan Menentukan Konseptual C3 Partikel bergerak harmonis sederhana dengan persamaan simpangan
persamaan simpangan, kecepatan π
y=8 sin(9 πt+ ) dengan y dengan satuan cm dan t dalam satuan sekon.
kecepatan dan simpangan 6
percepatan pada gerak benda yang Tentukanlah kecepatan gerak partikel saat t=7,5 s !
getaran gerakannya
mendekati
getaran
harmonis
berdasarkan
persamaan
simpangan
getaran
Kunci Jawaban:
Diketahui:
(
y ( t ) =8 sin 9 πt+
π
6 )
t=7,5 s
Ditanya:
v ( 7,5 )=?
Jawab:
dy
v ( t )=
dt
v ( t )=
[
d
dt
8 sin (9 πt + ( )]
π
6
)
( 6)
v ( t )=8 ( 9 π ) cos 9 πt+ ( )
π
( π6 )
v ( t )=72 π cos 9 πt + ( )
(
v ( 7,5 )=72 π cos 9 π (7,5)+ ( π6 ))
v ( 7,5 )=72 π cos ( 2033 π )
v ( 7,5 )=72 π cos ( 0,5 )
v ( 7,5 )=36 π cm/s
Jadi, kecepatan gerak partikel saat t=7,5 s adalah 36 π cm/s
Gambar 3 Gambar 4
Benda m terus bergerak ke kiri sejauh - Benda m kembali bergerak ke kanan
x setelah melewati titik x=0 mengarah ke titik x=0
Gambar 5
Benda m terus bergerak ke kanan
sejauh x setelah melewati titik x=0
Dimensi
Indikator
Dimensi Proses
No. Pencapaian Indikator Soal Soal
Pengetahuan Kogniti
Kompetensi
f
6 Mengimplementasikan Menggunakan Konseptual C3 Sebuah jam bandul akan dibawa dalam misi penerbangan ke luar angkasa. Periode
persamaan gerak persamaan jam bandul ketika berada di bumi 1,25 jam. Jika salah satu astronot mencatat
harmonik untuk hubungan periode jam bandul ketika di luar angkasa 5 jam, maka carilah perbandingan
menentukan periode ayunan percepatan gravitasi di bumi dengan di luar angkasa!
percepatan gravitasi sederhana
dengan
percepatan
gravitasi untuk
membandingkan
besar percepatan
gravitasi di dua
tempat yang
berbeda
Kunci Jawaban:
Diketahui:
T bumi=1,25 jam
T luar angkasa =5 jam
Ditanya:
gbumi : g angkasa=?
Jawab:
Persamaan hubungan antara periode ayunan sederhana dengan percepatan gravitasi
4 π 2l
g= 2
T
Perbandingan besar gravitasi di bumi dan di luar angkasa
2
4 π l bumi
2
g bumi T bumi
=
g luar angkasa 4 π 2 lluar angkasa
2
T luar angkasa
Dikarenakan dalam kasus tersebut panjang tali tidak berubah (kasus pada jam bandul yang sama), maka persamaan menjadi
1
( )
2 2 2
g bumi T bumi T T luarangkasa
= = luar angkasa =
g luar angkasa 1 T bumi
2
T bumi
2
T luar angkasa
(
g bumi
g luarangkasa
=
) ( )()
T luar angkasa 2
T bumi
=
5 2 4 2 8
1,25
=
1
=
1
Perbandingan gravitasi di bumi dan di luar angkasa adalah 8 : 1
Dimensi
Indikator
Dimensi Proses
No. Pencapaian Indikator Soal Soal
Pengetahuan Kogniti
Kompetensi
f
7 Memahami makna Membandingka Konseptual C2 Sebuah pegas yang panjangnya 20 cm digantungi beban, sehingga panjangnya
besaran fisis periode, n frekuensi berubah menjadi 21 cm. Pada keadaan tersebut, secara perlahan beban ditarik ke
frekuensi, simpangan, pegas dengan bawah hingga panjang pegas mencapai 22 cm. Setelah tarikan dilepas, beban
dan amplitudo ayunan bandul bergerak turun naik. Waktu yang diperlukan beban untuk 10 kali kembali ke titik
saat dilepaskan adalah 5 s. Pada percobaan lainnya dilakukan pengukuran terhadap
frekuensi 5 buah bandul, data hasil percobaan tersaji pada tabel berikut ini!
Bandul Jumlah Getaran Waktu Getaran (s)
I 18 10
II 24 12
III 18 6
IV 28 14
V 25 8
Tentukanlah amplitudo getaran pegas dan tentukan pula bandul mana saja yang
mempunyai frekuensi yang sama dengan getaran pegas tersebut!
Kunci Jawaban:
Amplitudo adalah simpangan terbesar dari titik keseimbangan, yaitu 1 cm. Waktu untuk melakukan 10 kali getaran adalah waktu 2 s, maka frekuensi
getaran pegas adalah:
n 10
f = = =2 Hz
t 5
Jadi frekuensi getaran pegas adalah 2 Hz
Menentukan frekuensi getaran bandul:
Frekuensi Bandul I:
n 18
f = = =1,8 Hz
t 10
Frekuensi Bandul II
n 24
f = = =2 Hz
t 12
Frekuensi Bandul III:
n 18
f = = =3 Hz
t 6
Frekuensi Bandul IV:
n 28
f = = =2 Hz
t 14
Frekuensi Bandul V:
n 25
f = = =3,125 Hz
t 8
Jadi bandul yang mempunyai frekuensi yang sama dengan getaran pegas adalah bandul II dan IV
Dimensi
Indikator
Dimensi Proses
No. Pencapaian Indikator Soal Soal
Pengetahuan Kogniti
Kompetensi
f
8 Memahami makna Menentukan Konseptual C3 Suatu bandul dengan panjang tali l (massa tali diabaikan) disimpangkan ke kiri
besaran fisis periode, periode ayunan dengan sudut tertentu kemudian dilepaskan. Periode bandul tersebut adalah 3 sekon.
frekuensi, simpangan, bandul Tentukanlah periode bandul tersebut jika panjang tali bandul:
dan amplitudo a. ditambah 40%
b. dikurangi 40% dari panjang semula
Kunci Jawaban:
Pada ayunan bandul ini, massa dan gesekan udara diabaikan. Pada pengukuran ini yang divariasikan adalah panjang tali dan pengukuran di tempat yang
sama. Sehingga percepatan gravitasi ( g) sama.
l 2=l+40 %=l+ 0,4 l=1,4 l
l 3=l−40 %=l−0,4 l=0,6 l
a. panjang tali ditambah 40%
l1
T 1=2 π
g √
3=2 π
l
g √
T 2=2 π
g√
l2
T 2=2 π
√
1,4 l
g
T 2=2 π
l
g√ √1,4
T 2=3 √1,4=3,5 s
T 3=2 π 3
√
l
g
T 3=2 π
√
0,6l
g
T 3=2 π
√
g
l
√ 0,6
T 2=3 √ 0,6=2,3 s
Dimensi
Indikator
Dimensi Proses
No. Pencapaian Indikator Soal Soal
Pengetahuan Kogniti
Kompetensi
f
9 Menentukan Menentukan Konseptual C3 Sebuah pegas vertikal digantungkan benda bermassa m sehingga bergerak harmonik
persamaan simpangan, simpangan pada sederhana. Periode getaran benda tersebut sebesar 0,6 s. Jika saat t=0 simpangan
kecepatan dan benda yang y=0 dan amplitudo 18 cm. Tentukanlah jarak benda dari posisi setimbang setelah
percepatan pada gerak bergerak 0,3 s; 0,5 s; 0,75 s; dan 1 s !
getaran harmonik
sederhana
Kunci Jawaban:
Diketahui:
A=18 cm
T =0,6 s
t 1=0,3 s
t 2=0,5 s
t 3=0,75 s
t 4=1 s
Pada gerak harmonik pegas ini sudut fase awal θ0 =0 °(t=0 , y=0) dan gesekan diabaikan.
Simpangan pada gerak harmonik sederhana selalu berubah terhadap waktu.
Persamaan simpangan:
2π
y= Asin ( t)
T
2π
y=18 sin ( t)
0,6
10
y=18 sin ( πt )
3
10
Waktu: t (s ) Simpangan: y=18 sin ( πt )
3
t 1=0,3 s ( 103 π 0,3 )=18 sinπ=0 cm
y 1=18 sin
Dimensi
Indikator
Dimensi Proses
No. Pencapaian Indikator Soal Soal
Pengetahuan Kogniti
Kompetensi
f
10 Menganalisis Menentukan Konseptual C3 Sebuah pegas vertikal yang digantungi beban bermassa 2kg bergerak harmonik
hubungan energi pada energi pada sederhana dengan periode 2s. Tentukanlah energi potensial dan energi kinetik sistem
gerak harmonik gerak harmonik tersebut jika ia sedang bergerak ke x positif dengan simpangan:
sederhana sederhana a. 0 cm
b. 3 cm
c. 6 cm
d. 8 cm
Amplitudo 8 cm
Kunci Jawaban:
Mencari nilai kofisien pegas dari persamaan periode
T =2 π
2
√
m
k
2 m
T =4 π
k
2
22=4 ( 3,14 )2
k
k =20 N /m
Menentukan energi potensial dan kinetic pada masing-masing simpangan
Energi Kinetik Energi Potensial
Simpangan(x) 1 2 2 1 2
Ek = k ( A −x ) E P= k x
2 2
1 1
Ek = 20 ( 0,08 −0 )
2 2
E P= 20(0)2
x=0 m 2 2
Ek =6,4 x 10−2 J E P=0
1 1
Ek = 20 ( 0,082−0,032 ) E P= 20(0,03)2
x=0,03 m 2 2
−2 −2
Ek =5,5 x 10 J E P=0,9 x 10 J
1 1
Ek = 20 ( 0,082−0,06 2) E P= 20(0,06)2
x=0,06 m 2 2
Ek =2,8 x 10−2 J E P=3,6 x 10−2 J
1 1 2
Ek = 20 ( 0,082−0,08 2) E P= 20(0,08)
x=0,08 m 2 2
Ek =0 −2
E P=6,4 x 10 J
RUBRIK PENILAIAN TES PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA
Sehingga,
T≈
√ 1
k
1
Ts
=
√ √1
2k
= =
1 1
√
Tp 1 4 2
k
2
Sehingga perbandingan periode susunan seri dan paralel pada pegas adalah 1 : 2
Skor maksimum 4
bahwa periode berbanding lurus dengan panjang tali. Semakin panjang tali maka periodenya juga semakin besar. 1
Skor Maksimum 3
(
y ( t ) =8 sin 9 πt+
π
6 )
t=7,5 s
Ditanya:
v ( 7,5 )=?
Jawab:
dy
v ( t )=
dt
v ( t )=
d
dt [
8 sin( 9 πt+
π
6
) ( )]
1
( 6)
v ( t )=72 π cos 9 πt + ( )
π
(
v ( 7,5 )=72 π cos 9 π (7,5)+ ( π6 ))
1
1
4 π 2l
g= 2
T
Perbandingan besar gravitasi di bumi dan di luar angkasa 1
2
4 π l bumi
2
g bumi T bumi
=
g luarangkasa 4 π 2 lluar angkasa
2
T luar angkasa
Dikarenakan dalam kasus tersebut panjang tali tidak berubah (kasus pada jam bandul yang sama), maka persamaan menjadi 1
1
T bumi 2
( )
2
g bumi T T luar angkasa 2
= = luar angkasa =
g luarangkasa 1 T bumi2 T bumi
2
T luar angkasa
g bumi
g luar angkasa (
= ) ( )()
T luar angkasa 2
T bumi
=
5 2 4 2 8
1,25
=
1
=
1
Perbandingan gravitasi di bumi dan di luar angkasa adalah 8 : 1
Skor Maksimum 4
√
l
T 1=2 π 1
g
3=2 π
√ l
g
T 2=2 π
g√
l2
T 2=2 π
√
1,4 l
g
T 2=2 π
l
g√ √1,4
T 2=3 √1,4=3,5 s
T 3=2 π 3
l
g√
T 3=2 π
√
0,6l
g
T 3=2 π
g√
l
√ 0,6
T 2=3 √ 0,6=2,3 s
Skor Maksimum 3
1
t 4=1 s y 4 =18 sin (
10
3 )
π 1 =18sin
10
3
π=−9 √ 3=−15,6 cm
Skor Maksimum 6
A. Petunjuk Pengisian:
Berikut ini daftar pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan model PBL yang dilakukan guru di dalam kelas.
Berikan penilaian dengan memberi nilai pada kolom Taraf Keterlaksanaan berdasarkan pengamatan yang
dilakukan.
B. Isian
Hari / tanggal :
Jam :
Taraf Keterlaksanaan
Fase Pembelajaran Aktivitas Guru
1 2 3 4
Fase 1: Menyebutkan dan menjelaskan tujuan
Orientasi peserta didik pembelajaran
pada masalah Memberitahukan aktivitas-aktivitas yang dilakukan
Memotivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran
Menggali kemampuan awal peserta didik
Fase 2: Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
Mengorganisasi peserta Melakukan cek per kelompok untuk membantu
didik untuk belajar organisasi tugas peserta didik
Mengatur penggunaan waktu untuk diskusi kelas
dengan tepat
Fase 3: Membimbing peserta didik menggunakan buku
Membimbing sumber
penyelidikan Membimbing dan memotivasi peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai
Mengarahkan perhatian peserta didik pada materi
yang dihadapi paada masing-masing kelompok
Melakukan cek pada tiap kelompok untuk
memantau kegiatan peserta didik dalam kelompok
Mengusahakan agar setiap peserta didik dalam
kelompok terlibat aktif dalam investigasi
Merangsang interaksi antar peserta didik dengan
pertanyaan
Selama tahap pembimbingan, guru tidak langsung
member jawaban setiap permasalahan kepada
peserta didik
Fase 4: Meminta peserta didik untuk menyiapkan hasil
Mengembangkan dan diskusi yang akan dipresentasikan
menyajikan hasil karya Memotivasi dan menganjurkan kepada peserta
didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran
Merangsang interaksi antar peserta didik pada saat
diskusi kelas berlangsung
Memberikan umpan balik terhadap kesalahan
peserta didik pada saat diskusi
Mengajukan pertanyaan yang relevan untuk
membantu peserta didik dalam menemukan
jawaban dari permasalahan yang didiskusikan
Merespon terhadap aktivitas yang dilakukan oleh
peserta didik
Fase 5: Memberikan klarifikasi terhadap permasalahan
Menganalisis dan yang telah didiskusikan
mengevaluasi proses Secara klasikal meminta peserta didik untuk
pemecahan masalah memberikan kesimpulan terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan
Catatan Lapangan:
observer
Lembar Observasi Keterlaksanaan Penerapan Multiple Intelligences dalam
Pembelajaran
A. Petunjuk Pengisian:
Berikut ini daftar penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran. Berikan penilaian dengan memberi
keterangan pada kolom Taraf Keterlaksanaan berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
B. Isian
Hari / tanggal :
Jam :
Penerapan Multiple Taraf Keterlaksanaan
Intelligences dalam (Ya/Tidak) Bentuk Aktivitas
Pembelajaran Ya Tidak
Kecerdasan verbal
Kecerdasan logika
Kecerdasan spasial
Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan musikal
Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan naturalis
Catatan Lapangan:
observer
DAFTAR PUSTAKA
Ahamad et al. (2021). Enhancing the Achievement in Physics’ Motion Concept through
Online Multiple Intelligence Learning Approach. EURASIA Journal of Mathematics,
Science and Technology Education, 17(2). https://doi.org/10.29333/ejmste/9698
Arends, Richard. (2008). Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani. New
York: McGraw Hill Company.
Armstrong, T. (2002). 7 Kinds of Smart: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda
Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Asriani, R., Hikmawati, H., & Wahyudi, W. (2018). Pengaruh Pendekatan Multiple
Intelligences Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa. Prisma
Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika nan IPA IKIP Mataram,
6(2), 77-85. https://doi.org/10.33394/j-ps.v6i2.1082 [Indonesian]
Babajide, Veronica Folasade T. & Oluyomi, Olatunde Taiwo Akin. (2020). The Effect of
Multiple Intelligences Teaching Approach on The Achievement of Physics Students In
Senior Secondary Schools In Lagos. Journal of Pedagogical Thought, (17).
Chapman, C. (1993). How to develop multiple intelligences in the classroom. Illinois, USA.
IRI / Skylight Publishing Inc.
Chukwuyenum, A. N. (2013). Impact of Critical thinking on Performance in Mathematics
among Senior Secondary School Students in Lagos State. IOSR Journal of Research
& Method in Education, 3(5), 18–25.
Douglas, O., Burton, K. S., & Reese-Durham, N., (2008). The effects of the multiple
intelligence teaching strategy on the academic achievement of eighth grade math
students. Journal of Instructional Psychology, 35, 182-187
Ennis, R.H. (1993). Critical Thinking Assessment. Journal of Theory Into. Practice - The
Ohio State University (Nomor 3 tahun 1993). Hlm. 179-186
Gardner, H. (1999). Intelligence reframed: Multiple intelligences for the 21 st century. New
York, NY: Basic Books.
Gardner, H., & Hatch, T. (1989). Educational implications of the theory of multiple
intelligences. Educational Researcher, 18(8), 4–10. doi:
10.3102/0013189X018008004
Gurcay, Deniz. & Ferah, Hatice Ozturk. (2017). The Effects of Multiple Intelligences Based
Instruction on Students’ Physics Achievement and Attitudes. Journal of Baltic Science
Education, 16(5) [Turkey].
Heller, P., Keith R., & Anderson, S. 1991. Teaching Problem Solving Through Cooperative
Grouping. Part 1: Group Versus Individual Problem Solving. American Journal of
Physics, (Online),60(7):627-636.
Jeanne, G. (2003). Discovering Gifts in Middle School: Learning in a Caring Culture Called
Tribes. Center Source Systems.
Pertiwi, W. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik SMK Pada
Materi Matriks. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(4), 821–831.
Setiyowati, Sukisno, Mindyarto. (2009). Pengajaran Gelombang Elektromagnetik
Menggunakan Pendekatan Teori Intelegensi Ganda Untuk Siswa Kelas X SMA [versi
elektronik]. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 5 Tahun 2009, 1693-124, halaman
20-25
Suarca, K. & Soetjiningsih. (2005). Kecerdasan Majemuk Pada Anak. Sari Pediatri. 7(2), 85–
92. doi: http://dx.doi.org/10.14238/sp7.2.2005.85-92
Suwandi, A.F., Sahidu, H., & Gunada, I. W. (2021). Effectiveness of Problem-based Learning
Model Devices with Multiple Intelligences Approach to Improve Learners’ Physics
Problem-Solving Skills. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 7(SpecialIssue), 238–243.
https://doi.org/10.29303/jppipa.v7iSpecialIssue.1064
Winarti, Atiek., Rahmini, Ani., & Almubarak. (2019). The Effectiveness of Multiple
Intelligences Based Collaborative Problem Solving To Improve Critical Thinking.
Jurnal Kependidikan Penelitian Inovasi Pembelajaran, 3(2). doi:
10.21831/jk.v3i2.24714
Yaumi, M. (2013). Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences:
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.