Anda di halaman 1dari 15

INOVASI PEMBELAJARAN KECERDASAN JAMAK DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD


INOVASI PEMBELAJARAN QUANTUM DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SD

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Ursula Dwi Oktaviani, M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 2


1. ALFI ROHMATIN MUFARIDA 2112061929
2. APRIYANI 2112061930
3. FLORAGRASIA REZZY 2112061938
4. MUHAMMAD FIKRI ISNAINI 2112061947

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG
2022

(LETAK HALAMAN)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan pencipta semesta


alam dan segala isinya, atas anugerah dan kekuatan-Nya yang luar biasa sehingga
makalah yang berjudul “Inovasi pembelajaran kecerdasan jamak dalam
pembelajaran bahasa indonesia di SD dan inovasi pembelajaran quantum dalam
pembelajaran bahasa indonesia di SD” dapat diselesaikan. Dengan hati yang tulus,
peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada mereka yang berjasa dalam penyusunan makalah ini, yaitu
kepada mereka yang terhormat :
1. Ibu Ursula Dwi Oktaviani, M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah
strategi belajar mengajar di SD yang telah memberikan saran penulisan ini.
2. Bapak Dwi Cahyadi Wibowo, M.Pd, selaku Sekretaris Program studi PGSD
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang telah membantu dalam hal
administrasi perkuliahan.
3. Ibu Nelly Wedyawati, S.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang telah
membantu menyediakan fasilitas terutama perpustakaan prodi sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
4. Teman-teman seperjuangan khususnya kelas B12 yang telah banyak memberi
dukungan kepada penulis.
Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah
ini. Namun, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dalam isi maupun sistematika penulisannya. Oleh karena itu,
penulis mengaharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk memperbaiki dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

(LETAK HALAMAN)
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (jika ada)
DAFTAR GAMBAR (jika ada)
DAFTAR BAGAN (jika ada)
DAFTAR DIAGRAM (jika ada)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. _______________
B. _______________
C. _______________
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Format Penilaian Makalah
B. Catatan Dosen Pengampu Mata Kuliah

(LETAK HALAMAN)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan jamak ?
2. _________
3. dan seterusnya.

A. Tujuan Penulisan
1. _________
2. _________
3. dan seterusnya.

(LETAK HALAMAN)
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KECERDASAN JAMAK


1. Pengertian kecerdasan menurut para ahli
Raymond S. Nickerson (dalam Agus Efendi) mengemukakan
bahwa inteligensi adalah salah satu kata yang sering digunakan dan
dipahami apa artinya tetapi tak satu orang pun yang mampu
mendefinisikannya dengan definisi yang dapat memuaskan setiap
orang.
Binet dan Simon dalam Abd. Kadim Masaong mendefinisikan
inteligensi atas tiga komponen, yaitu:
a. kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan
b. kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan
tersebut telah dilaksanakan,
c. kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau
melaksanakan autocriticism.
Howard Gardner dalam Agus Efendi mengemukakan bahwa
inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan
sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa inteligensi itu tidak bisa
dinilai dengan angka, sifatnya dinamis, berkembang menurut pola
kebiasaan dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan budaya serta
asupan gizi untuk membangun sel-sel tubuh termasuk otak.

2. Pengertian kecerdasan jamak menurut para ahli

(LETAK HALAMAN)
B. JENIS-JENIS KECERDASAN JAMAK
Menurut Fleetham (2006:11 )Multiple intelligences atau biasa disebut dengan
kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa.
Gardner mengemukan delapan macam kecerdasan jamak, yaitu sebagai berikut:
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Menurut Baum, Viens, dan Slatin (2005:13 ) Kecerdasan verbal-linguistik
adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-
bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan
memahami orang lain.
Cara utama untuk mengembangkan kecerdasan ini adalah dengan membaca
berbagai buku, majalah, dan litaratur lainnya. Ada baiknya membiasakan diri
menulis sesuatu (pengalaman hidup sehari-hari, atau apa pun yang didapat ketika
membaca sesuatu, menonton film, atau bersaat teduh).
2. Kecerdasan Logis-Matematik

Menurut kezar (2001:14) Kecerdasan matematik adalah kemampuan

yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan.

Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola,

kategori-kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk

melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur.

Ciri-ciri siswa adalah unggul dalam matematika dan fisika, suka bertanya

‘kenapa’ terhadap segala sesuatu, mudah menghafal angka, suka menganalisis

sesuatu, yakin bahwa segala sesuatu ada sebab/alasannya, tertarik pada teknologi

dan berbagai penemuan terbaru, suka cerita detektif/ misteri, bertindak secara

kronologis/ teratur/ berurutan, suka berandai-andai, suka berdebat; senang

melakukan penelitian, eksperimen, atau survei; menyukai film-film fiksi ilmiah

(science fiction).

(LETAK HALAMAN)
3. Kecerdasan Visual-Spasial

Menurut Sonawat and Gogri, (2008:15) Kecerdasan visual-spasial merupakan

kecerdasan yang dikaitkan dengan bakat seni, khususnya seni lukis dan seni

arsitektur. Kecerdasan Visual-Spasial atau kecerdasan gambar atau kecerdasan

pandang ruang didefinisikan sebagai kemampuan mempresepsi dunia visual-spasial

secara akurat serta mentransformasikan persepsi visual-spasial tersebut dalam

berbagai bentuk. Kemampuan berpikir visual-spasial merupakan kemampuan berpikir

dalam bentuk visualisasi, gambar, dan bentuk tiga dimensi.

Pengembangan dengan lebih banyak menggambar. Jika anda sedang

belajar,cobalah untuk menggambar poin-poin penting yang anda dapatkan, karena

anda akan lebih mudah mengingatnya. Jika anda sedang menulis catatan apa saja,

cobalah untuk menambahkan gambar-gambar yang berhubungan dengan catatan

anda. Lebih baik lagi jika anda membuat catatan harian (diary) berupa sketsa.

Banyaklah membaca buku-buku yang memuat berbagai visualisasi menarik (buku-

buku desain, fotografi, dsb).

4. Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik

Menurut Sonawat & Gogri (2008:16) Kecerdasan jasmaniah-kinestetik

adalah kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan

ide, perasaan, dan

menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu.

Kecerdasan ini mencakup keterampilan khusus seperti, koordinasi,

keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibelitas dan kecepatan. Kecerdasan

(LETAK HALAMAN)
ini juga meliputi keterampilan untuk mengontrol gerakangerakan tubuh dan

kemampuan untuk memanipulasi objek.

Pengembangan yang dapat dilakukan misalnya berolahraga. Selain itu bagi yang

suka prakarya (pekerjaan tangan), cobalah untuk mengembangkan hobi tersebut. Bagi

yang pria, bisa mulai belajar mengotak-atik mesin atau peralatan elektronik.

Sedangkan bagi yang wanita, dapat membuat berbagai pernak-pernik dan aksesoris.

Cukup banyak buku keterampilan yang dapat dipelajari, mulai dari origami, clay,

menjahit, lipat-melipat, dan sebagainya.

5. Kecerdasan Berirama-Musik

Kecerdasan musik adalah kapasitas berpikir dalam musik untuk mampu

mendengarkan pola-pola dan mengenal serta mungkin memanipulasinya. Orang yang

mempunyai kecerdasan musik yang kuat tidak saja mengingat musik dengan mudah,

mereka tidak dapat keluar dari pemikiran musik dan selalu hadir di mana-mana.

Pengembangannya dapat dengan banyak mendengar berbagai jenis

musik.Berusahalah menguasai sebanyak mungkin alat musik, tetapi harus ada satu

alat musik yang dikuasai hingga mahir. Ikut kursus atau mencari seorang guru juga

akan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan music. Jika ada waktu luang dan

sedang dalam suasana hati yang baik, mencoba untuk menciptakan lagu sendiri.

6. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal dapat didefinisikan sebagai kemampuan memahami diri

sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Komponen inti dari

kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri yang akurat meliputi

kekuatan dan keterbatasan diri, kecerdasan akan suasana hati, maksud, motivasi,

(LETAK HALAMAN)
temperamen dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan

menghargai diri.

Kemampuan menghargai diri juga berarti mengetahui siapa dirinya, apa yang

dapat dan ingin dilakukan, bagaimana reaksi diri terhadap situasi tertentu, dan

menyikapinya, serta kemampuan mengarahkan dan mengintrospeksi diri. Kecerdasan

intrapersonal merupakan kecerdasan dunia batin, kecerdasan yang bersumber pada

pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi, merencanakan, dan

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.

7. Kecerdasan Interpersonal

Menurut Gardner & Checkley (1997:20) Kecerdasan interpersonal adalah

kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang lain, Kecerdasan ini

merupakan kecerdasan dengan indikator-indikator yang menyenangkan bagi

orang lain. Sikap-sikap yang ditunjukkan oleh anak dalam kecerdasan

interpersonal sangat menyejukkan dan penuh kedamaian.

Pengembangan yang dapat dilakukan misalnya berolahraga. Selain itu bagi yang

suka prakarya (pekerjaan tangan), cobalah untuk mengembangkan hobi tersebut. Bagi

yang pria, bisa mulai belajar mengotak-atik mesin atau peralatan elektronik.

Sedangkan bagi yang wanita, dapat membuat berbagai pernak-pernik dan aksesoris.

Cukup banyak buku keterampilan yang dapat dipelajari, mulai dari origami, clay,

menjahit, lipat-melipat,dan sebagainya.

8. Kecerdasan Naturalistik

Kecerdasan naturalistik adalah kemampuan dalam melakukan kategorisasi dan

membuat hierarki terhadap keadaan organisme seperti tumbuh-tumbuhan, binatang,

(LETAK HALAMAN)
dan alam. Salah satu ciri yang ada pada anak-anak yang kuat dalam kecerdasan

naturalistik adalah kesenangan mereka pada alam, binatang, misalnya akan berani

mendekati, memegang, mengelus, bahkan memiliki naluri untuk memelihara.

Kecerdasan naturalistik didefinisikan sebagai keahlian mengenali dan mengategori

spesies, baik flora maupun fauna, di lingkungan sekitar, dan kemampuannya

mengolah dan memanfaatkan alam, serta melestarikannya.

Perkembangan kecerdasan ini semisal bagi penggemar flora, bisa membuat kebun

sendiri dan mengumpulkan berbagai jenis tanaman. Bagi penggemar binatang,

cobalah memelihara binatang tertentu. Banyak membaca buku tentang flora dan

fauna. Bergabung dengan berbagai perkumpulan yang sering mengadakan hiking,

jalan-jalan di alam terbuka, dan sebagainya.

C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN QUANTUM

Pengertian kuantum Learning kuantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan

seluruh proses belajar yang dapatmempertajam pemahaman dan daya ingat, serta

membuat belajar sebagai suatu untuk melakukaneksperimen yang disebutnya

suggestology (suggestopedia).kuantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang

mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai

bagian penting dari tiap interaksi manusia. Denganmengutip rumus klasik E = mc2,

mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik

adalah materi”.

1. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut:

(LETAK HALAMAN)
1. setiap orangadalah pendidik dan sekaligus peserta didik, sehingga bisa

saling berfungsi sebagai fasilitator,contohnya guru mau menerima

masukan dari muridnya dan sering saling bertukarinformasi.

2. Belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang

menyenangkan,lingkungan dan suasana yang tidak terlalu formal,

penataan tempat duduk, penataan sinar ataucahaya yang baik sehingga

peserta merasa nyaman.

3. Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja yang unik dan berbeda

yang merupakan pembawaan alamiah sehingga tidak perlumerubahnya.

Dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam

menerimainformasi atau materi yang diberian fasilitator.

4. Kunci menuju kesuksesan model quantumlearning adalah latar belakang

musik klasik atau instrumental yang telah terbukti memberikan pengaruh

positif dalam proses pembelajaran. Musik klasikal dapat meningkatakan

kemampuanmengingat, mengurasi sterss, meredekan ketegangan,

meningkatkan energi dan memberikan dayaingat.2. Kelebihan dan

Kekurangan Quantum Learning.

2. Kelebihan Quantum Learning

Beberapa kelebihan quantum learning diantaranya adalah:

a. Pembelajaran kuantum membiasakan siswa untuk melatih aktivitas

kreatifnya sehinggasiswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang

dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.Contonya ketika dikelas

(LETAK HALAMAN)
guru terbiasa mengajari siswa untuk selalu berfikir kreatif

untukmenemukan hal yang baru.

b. Dalam pembelajaran kuantum, emosi sangat diperlukan untuk

menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat

menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswatidak ragu dan malu

serta mau mengembangkan potensi-potensi yang ada.

c. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang

bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Jadi guru bukan

hanya menjelaskan tetapi menanamkan dalamdiri siswa.

…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Jika ada gambar pada pembahasan, boleh dicantumkan seperti berikut:

Gambar 2.1. Raden Ajeng Kartini.


1. ______________________
a. ________________
1) ________________
a) _________

(LETAK HALAMAN)
(1) __________
b) _________
2) _________
b. _________
2. _________________
3. __________________
C. _____________________
D. _____________________

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Boleh menggunakan angka atau paragraph (pilih salah satu ya).

B. Saran

(LETAK HALAMAN)
DAFTAR PUSTAKA

Gunakan PENGUTIPAN dengan APA Style.

(LETAK HALAMAN)
LAMPIRAN (Jika ada)

(LETAK HALAMAN)

Anda mungkin juga menyukai