Anda di halaman 1dari 11

Motif Berprestasi Mahasiswa Berdakwah

Shanty Komalasari
Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari

Student achievement motive of preaching based on the perspective of psychology


demonstrate the ability to integrate patterns of thought and behavior that is synergistic.
Students preaching motives high achievement, seen from the characteristics of
achievement motivation that appears on the student to preach them, is always oriented
to the results with a high motivation to achieve goals and meet the standards that
materialized from the desire and the spirit of a student to be able to preach with a focus
the result of the delivery of propaganda, is able to set challenging goals and take
calculated risks with the study material of propaganda and specify the audience or
participant teachings, seek as much information in order to reduce uncertainty and find
a better way and continue to learn, have a strong desire to produce something better

Keywords: achievement motivation, students, preaching

Motif berprestasi mahasiswa berdakwah berdasarkan perspektif psikologi


menunjukkan kemampuan dalam mengintegrasikan pola pemikiran dan perilaku yang
sinergis. Mahasiswa berdakwah memiliki motif berprestasi yang tinggi, dilihat dari ciri-
ciri motif berprestasi yang muncul pada mahasiswa berdakwah tersebut, yakni selalu
berorientasi kepada hasil dengan semangat yang tinggi untuk meraih tujuan dan
memenuhi standar yang terwujud dari keinginan dan semangat seorang mahasiswa
untuk dapat berdakwah dengan fokus pada hasil dari penyampaian dakwah, mampu
menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah
diperhitungkan dengan mempelajari materi dakwah dan menentukan audiens atau
peserta dakwahnya, mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi
ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik serta terus belajar, memiliki keinginan
kuat untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik

Kata kunci: motif berprestasi, mahasiswa, berdakwah

Berdakwah merupakan kewajiban bagi memiliki arti memanggil dan


setiap umat muslim di muka bumi, mengundang, arti asalnya adalah
sebagai khalifah yang terlahir untuk manggil dan undang. Perkataan
membawa kebaikan dan kemaslahatan, dakwah saat ini menjadi bahasa
karena dalam penciptaannya manusia Indonesia, sehingga sering digunakan
sesungguhnya telah dianugerahi dan tidak asing lagi dikalangan
kemuliaan serta kesempurnaan jika masyarakat. Dalam kamus besar
dibandingkan dengan makhluk lainnya bahasa Indonesia, pengertian dakwah
di muka bumi. Dakwah secara adalah penyiaran, propaganda,
epistimologi berasal dari bahasa Arab, penyiaran agama, dan
yaitu da’a, yad’u, da’watan yang artinya pengembangannya dikalangan
mengajak (Marbawi dalam Gusriani & masyarakat; seruan untuk memeluk,
Faulidi, 2012: 19). Perkataan dakwah mempelajari dan mengamalkan ajaran
berasal dari kata kerja da’a yang agama (Tim Penyusun, 2002 : 232).

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015 77


Shanty Motif

Jadi dapat disimpulkan bahwa dakwah Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
adalah kegiatan mengajak, orang yang belajar di perguruan tinggi
mengundang dan menyerukan pada (Tim Penyusun, 2002 : 696). Mahasiswa
orang lain mengenai ajaran-ajaran sebagai generasi muda yang
Islam untuk memeluk, mempelajari dan berpendidikan perlu untuk peduli dan
mengamalkan ajaran-ajaran tersebut. mengaplikasikan kemampuan serta
Berdakwah merupakan tradisi kaum pengetahuannya terutama dalam
muslimin yang telah dilakukan sejak bidang agama Islam. Oleh sebab itu,
era para sahabat, dilanjutkan oleh mahasiswa sebagai tonggak penggerak
tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Para generasi yang dinamis perlu berdakwah dalam
salafus salih memahami urgensi berbagai kesempatan guna
berdakwah sebagai bagian yang tidak mensyiarkan Islam. Berdakwah
terpisahkan dalam menegakkan dienul merupakan aktivitas yang dilakukan
Islam di muka bumi. Sebagaimana kita secara metodologis atau melalui
ketahui, manusia sebagai tempat salah pemanfaatan berbagai pendekatan guna
dan khilaf tentu rentan terjerumus ke menyampaikan ajaran agama Islam
dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, kepada umat manusia agar mau
budaya nasehat dan menasehati (baca: menerima, menghayati dan
berdakwah) harus ditegakkan agar mengamalkannya dalam kehidupan
masing-masing saling mengingatkan sehari-hari demi memperoleh
dan menuntun kembali ke jalan kebahagiaan (Gusriani & Faulidi, 2012:
kebaikan. Ketika budaya ini hilang di 20). Namun demikian, tidak semua
masyarakat, salah satunya disebabkan mahasiswa mau berdakwah dengan
oleh paham individualisme yang berbagai alasan. Yang kemudian
menjadikan masyarakat terkotak-kotak menjadi pertanyaan adalah bagaimana
ke dalam urusannya masing-masing motif berprestasi mahasiswa berdakwah
tanpa peduli kerusakan akhlak atau jika ditilik dari perspektif psikologi.
moral di sekitarnya, maka yang terjadi Untuk mengetahui ketertarikan
adalah munculnya kemaksiatan di mahasiswa dalam berdakwah
sana-sini tanpa ada usaha untuk dibutuhkan dorongan baik secara
mencegah secara serius. Akhirnya, internal maupun eksternal, dorongan
kemaksiatan menjadi problem sistemik imilah yang disebut motivasi.
yang membutuhkan kepedulian semua
pihak untuk terlibat di dalamnya, Motif Berprestasi
dengan kembali melaksanakan dakwah Motivasi menurut Weiner (Elliot et
sebagai kewajiban dan pilar pembangun al., 2000) diartikan sebagai keadaan
moral dan spiritual masyarakat Islam. internal yang dapat membangkitkan
Kewajiban berdakwah ini tidak individu untuk melakukan sesuatu,
terbatas pada orang tertentu, tapi dapat mendorong dalam mencapai tujuan
dilakukan oleh siapapun baik itu tua tertentu, serta membuat diri tetap
maupun muda, kaya maupun miskin, tertarik pada kegiatan atau aktifitas
kalangan ulama maupun kalangan tertentu. Sedangkan menurut Uno
mahasiswa. Mahasiswa menurut (2007), motivasi adalah sebuah

78 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015


Motif Shanty

dorongan internal dan eksternal yang dimensi yang berhubungan dengan


berada dari dalam diri seseorang, yang motivasi yaitu: dimensi sosial, dimensi
diindikasikan dengan adanya; hasrat fisikal dan dimensi mental. Model ini
dan keinginan; dorongan dan dapat dilihat sebagai kerangka teoritik
kebutuhan; harapan dan cita-cita; umum yang mengkaitkan society,
penghargaan serta penghormatan. kultur, personality sebagai satu
Motivasi dapat pula diartikan sebagai kesatuan yang akan meningkatkan
sesuatu yang membuat seseorang motivasi kerja mahasiswa sebagaimana
bertindak menyatakan bahwa motivasi terlihat seperti gambar berikut ini :
merupakan dampak dari interaksi
seseorang dengan situasi yang
dihadapinya (Siagian, 2004). Dikatakan
oleh Petri, H.L. dan Govern, J.M. (2004),
bahwa motivasi adalah sebuah konsep
yang digunakan ketika mendiskripsikan
sebuah dorongan tindakan untuk
menginisiasi perilaku secara langsung.
Ia juga mengatakan semakin intensif
sebuah perilaku menunjukkan level
motivasi yang tinggi juga.
Seperti halnya dalam kegiatan
belajar, motivasi merupakan daya
penggerak yang menjamin terjadinya
kelangsungan kegiatan belajar dan
Model ini menjelaskan bahwa
memberikan arah pada kegiatan belajar triangle of motivation mengandung
sehingga tujuan yang diinginkan dapat elemen sentral yang dibutuhkan untuk
terpenuhi. Dengan demikian motivasi memahami motivasi dalam cara yang
sangat berpengaruh terhadap hasil
dinamis yaitu kebutuhan dan nilai-
belajar seseorang. Apabila seseorang nilai. Studi dengan menggunakan
tidak mempunyai motivasi untuk model ini bertumpu pada
belajar, maka orang tersebut tidak akan
anggapan bahwa kekuatan dinamis
mencapai hasil belajar yang optimal. dapat ditunjukkan dengan nilai-nilai
Untuk dapat belajar dengan baik dan sikap-sikap yang disebut sebagai
diperlukan proses dan motivasi yang dimensi identitas. Dimensi ini tidak
baik,. statis dan tidaklah berdiri sendiri
Dalam satu artikel yang berjudul melainkan dipengaruhi oleh faktor-
Measuring Motivation in a learning
faktor eksternal termasuk faktor sosial
Organization, (Ostreaker, dalam Alwi: dan kultural yang menunjukkan
2005), mengembangkan model yang
hubungan diantara individu dan faktor-
disebut sebagai the dynamic triangle of faktor internal (dimensi mental). Lebih
motivation. Yakni menjelaskan tentang mendalam membahas mengenai
hubungan antara pembelajaran dan motivasi, kita perlu mengetahui
motivasi yang bertumpu pada tiga penggerak yang mendorong individu

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015 79


Shanty Motif

dalam melakukan sesuatu, biasa sikap seseorang, Atkinson (1992)


disebut dengan motif. menganggap motif berprestasi sebagai
Sperling (Mangkunegara, 2008) disposisi dari suatu usaha untuk
mengemukakan bahwa motif meraih sukses. Seseorang yang
merupakan suatu kecenderungan memiliki motif berprestasi yang tinggi
untuk beraktivitas, dimulai dari akan memperlihatkan perilaku yang
dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri cenderung mengejar atau mendekati
dengan penyesuaian diri, sedangkan kesuksesan dan sebaliknya orang
Stanton (Mangkunegara, 2008) dengan motif berprestasi rendah akan
mendefinisikan motif sebagai suatu memperlihatkan usaha untuk
kebutuhan yang distimulasi yang menghindari kegagalan atau takut
berorientasi kepada tujuan individu untuk gagal.
dalam mencapai rasa puas. Menurut Mangkunegara (2008) mengartikan
Atkinson dkk (1992) motif suatu motif berprestasi sebagai dorongan
kebutuhan untuk mempertahankan dalam diri seseorang untuk melakukan
kelangsungan hidup, kebutuhan sosial atau mengerjakan sesuatu kegiatan
dan kebutuhan untuk memuaskan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar
keingintahuan. Lebih lanjut Atkinson mencapai prestasi dengan predikat
mengatakan bahwa motif merupakan terpuji. Goleman (1999) menyatakan
energi yang mengarahkan perilaku bahwa motif berprestasi menurutnya
individu. adalah suatu dorongan untuk
Mc Clelland (1977) menggolongkan meningkatkan kualitas diri atau dalam
motif menjadi tiga bagian, yaitu: motif memenuhi standar keunggulan.
berprestasi (need for achievement), motif Sedangkan Abdullah (Prihastuti, 1994)
berafiliasi/ berhubungan (need for mendefinisikan motif berprestasi
affiliation), dan motif berkuasa (need for sebagai kecenderungan untuk
power), ketiganya disebut teori mengerjakan kegiatan tertentu sebaik-
kebutuhan. Menurutnya, motif baiknya atau lebih baik dari yang biasa
berprestasi memiliki dorongan yang dilakukannya guna mencapai cita-cita
kuat bagi seseorang untuk berhasil. dan keunggulan. Sedangkan menurut
Mereka lebih mengejar prestasi pribadi Haditono (Prihastuti, 1994) motif
daripada imbalan terhadap berprestasi sebagai suatu disposisi
keberhasilan. Dorongan ini yang meraih prestasi dalam hubungannya
disebut kebutuhan untuk berprestasi dengan standar keunggulan. Martaniah
(need for achievement). (Prihastuti, 1994) mengemukakan motif
McClelland (Robbins, 2003) berprestasi adalah motif yang
menyebutkan bahwa dari beberapa mendorong individu untuk mencapai
penelitian yang telah dilakukannya, sukses dan bertujuan untuk unggul
kebutuhan akan prestasi seseorang dalam kompetisi dengan berbagai
dapat diartikan sebagai dorongan untuk ukuran keunggulan (standard of
mengungguli, berprestasi sehubungan excellent). Ukuran keunggulan ini dapat
dengan seperangkat standar, berusaha berupa prestasi sendiri di masa lampau
keras untuk sukses. Berkaitan dengan

80 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015


Motif Shanty

maupun prestasi orang lain, dan dilihat 1. Berorientasi kepada hasil, dengan
dari sumber motif itu sendiri.. semangat yang tinggi untuk meraih
Sumber dari motif itu berbeda-beda tujuan dan memenuhi standar,
pada setiap orang, yang disebabkan 2. Menetapkan sasaran yang
adanya perbedaan tempat dan budaya menantang dan berani mengambil
yang dapat mempengaruhi munculnya resiko yang telah diperhitungkan,
motif tersebut. Kekuatan motif itu 3. Mencari informasi sebanyak-
sendiri terletak pada individu yang banyaknya guna mengurangi
menjadi pelaku dalam mewujudkannya, ketidakpastian dan mencari cara
tingkat masyarakat yang berbeda akan yang lebih baik, dan
menunjukkan berbagai variasi motif 4. Terus belajar untuk meningkatkan
berprestasi di kalangan anggota- kinerja mereka.
anggotanya. McClelland (Munandar, 2001)
Kesimpulan dari beberapa pendapat mengatakan bahwa seseorang yang
di atas adalah bahwa motif berprestasi memiliki motif berprestasi yang tinggi
merupakan dorongan atau keinginan akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
yang mengarahkan perilaku seseorang Pertama, berkeinginan kuat untuk
untuk melakukan sesuatu dengan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
sebaik-baiknya untuk mencapai hasil Kedua, mereka mencari kesempatan
yang terbaik dalam upaya peningkatan dimana mereka memiliki tanggung
kualitas diri, sukses dan unggul jawab pribadi dalam menemukan
ditengah situasi persaingan sesuai jawaban terhadap masalah-masalah.
dengan standar yang telah ditetapkan. Ketiga, lebih menyukai tugas-tugas
Dalam kehidupan akademik dimana dimana mereka memiliki tanggung
prestasi merupakan unsur penting yang jawab pribadi, akan memperoleh
diperhitungkan untuk menilai kualitas balikan dan tugas yang memiliki risiko
insan akademik (baca : mahasiswa), sedang (moderate). Keempat, mereka
maka motif berprestasi merupakan tidak suka berhasil secara kebetulan.
dorongan besar yang mendasari pilihan Kelima, menetapkan tujuan dengan
tindakan mahasiswa, salah satunya derajat kesulitan sedang (moderate),
dalam berdakwah. Untuk dapat yang tidak terlalu sulit untuk dicapai.
menanamkan motif berprestasi dalam McClelland (Handoko, 2003)
berdakwah, maka kita perlu lebih melalui risetnya, menemukan bahwa
mengenali ciri-ciri motif berprestasi para usahawan, ilmuwan dan
terlebih dahulu. profesional mempunyai tingkat motivasi
berprestasi di atas rata-rata. Motivasi
Ciri-Ciri Motif Berprestasi seorang profesional tidak semata-mata
Goleman (1999) mengatakan bahwa ingin mencapai keuntungan demi
motif berprestasi merupakan salah satu keuntungan itu sendiri, tetapi karena
keterampilan yang dimiliki oleh setiap dia mempunyai keinginan yang kuat
manusia. Orang yang memiliki motif untuk berprestasi. Keuntungan
berprestasi memiliki ciri-ciri antara lain: hanyalah suatu ukuran sederhana yang
menunjukkan seberapa baik pekerjaan

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015 81


Shanty Motif

telah dilakukan, tetapi tidak sepenting secara kebetulan, menetapkan tujuan


tujuan itu sendiri. Pendapat tersebut dengan derajat kesulitan sedang
menunjukkan bahwa kekuatan utama (moderate) yang tidak terlalu sulit
mencapai tujuan ada pada diri pribadi untuk dicapai, bersedia menerima
sebagai pelakunya. umpan balik atas prestasinya, bersedia
Huffman, dkk (Rivai, 2000) bertanggung jawab, siap mengorbankan
menyebutkan bahwa ciri-ciri seseorang waktu untuk menyelesaikan tugas-
yang memiliki motif berprestasi tinggi tugas yang sulit dan berusaha untuk
cenderung menyukai tugas dengan mencapai sesuatu yang lebih dari orang
tantangan, lebih tertarik pada karir dan lain.
tugas-tugas yang penuh kompetisi
dengan peluang untuk tampil Aspek-aspek motif berprestasi
meyakinkan, bersedia menerima umpan Murray (1964) mengatakan, adanya
balik atas prestasinya, bersedia motif berprestasi yang tinggi pada
bertanggung jawab, siap mengorbankan seseorang cenderung selalu berusaha
waktu untuk menyelesaikan tugas yang untuk mempunyai tingkat kepercayaan
sulit dan bekerja untuk mencapai yang tinggi, mempunyai tanggung jawab
sesuatu yang lebih dari orang lain. serta selalu berusaha untuk
Berdasarkan pemapaparan di atas, memperoleh nilai yang baik, dan aktif
jelas terlihat bahwa motif berprestasi dalam kehidupan sosial. Individu akan
mempunyai peranan penting di dalam cenderung memilih teman yang ahli
prestasi seseorang. Motif ini akan daripada sekedar seorang sahabat,
mendorong seseorang untuk mengatasi serta tahan dengan tekanan-tekanan
rintangan dan mencapai hasil yang yang ada di masyarakat. Sedangkan
lebih baik dari hasil sebelumnya. Motif menurut Atkinson & Rayner (Jung
ini juga akan mendorong seseorang 1978), individu dikatakan memiliki
untuk bersaing dengan sehat. Sehingga motif berprestasi yang tinggi apabila ia
dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri motif mempunyai motive to achieve success
berprestasi adalah lebih berorientasi (Ms) yang lebih besar daripada motive to
kepada hasil dengan semangat yang avoid failure (Maf), begitu pula
tinggi untuk meraih tujuan dan sebaliknya orang yang memiliki motive
memenuhi standar, menetapkan to avoid failure (Maf) yang lebih besar
sasaran yang menantang dan berani daripada motive to achive success (Ms)
mengambil resiko yang telah dikatakan mempunyai motif berprestasi
diperhitungkan, mencari informasi rendah.
sebanyak-banyaknya guna mengurangi Mehrabian dan Bank ( Prihastuti,
ketidakpastian dan mencari cara yang 1994) individu yang mempunyai motif
lebih baik, terus belajar, berkeinginan berprestasi tinggi mempunyai ciri-ciri:
kuat untuk menghasilkan sesuatu yang lebih suka dengan situasi-situasi resiko
lebih baik, mencari kesempatan dan sedang, mempunyai tingkat aspirasi
memiliki tanggung jawab pribadi dalam yang realistis, mampu menunda
menemukan jawaban terhadap kepuasan dan berusaha untuk
masalah-masalah, tidak suka berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang

82 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015


Motif Shanty

mereka lakukan. Ahli lain mengatakan dan usaha


bahwa orang yang mempunyai motif 7. Cenderung beraspirasi yang realistik
berprestasi tinggi berhubungan dengan 8. Cenderung memilih resiko sedang
keuletan. Orang yang mempunyai motif 9. Mampu mengembangkan motif
berprestasi tinggi mempunyai usaha afiliasi dan motif berkuasa, serta
yang lebih besar, hal ini dikemukakan motif berprestasi (kehangatan,
oleh Hermans (Sanmustari, 1982). dukungan, menguasai, mempe-
Mc Clelland (1977) ciri ciri orang ngaruhi orang lain)
yang memiliki motif berprestasi tinggi
adalah: Motif Berprestasi Mahasiswa Dalam
1. Berusaha melakukan sesuatu Berdakwah Ditinjau Dari Perspektif
dengan cara-cara baru dan kreatif Psikologi
yakni mempunyai keinginan kuat Mahasiswa sebagai bagian dari
untuk menciptakan dan melakukan masyarakat yang dekat dengan berbagai
sesuatu dengan lebih baik. kalangan dan pemegang harapan
2. Mencari feedback (umpan balik) bangsa ke depan, dinilai penting untuk
tentang perbuatannya yakni terbuka berdakwah menyampaikan ilmu dan
terhadap saran dan kritik sebagai nilai-nilai Islam pada orang lain, baik
dorongan untuk berbuat lebih baik. dalam komunitasnya maupun pada
3. Memilih resiko yang moderate masyarakat. Dalam melakukan
(sedang) didalam perbuatannya kegiatan dakwahnya, mahasiswa selaku
yakni memperhitungkan segala insan akademisi dituntut untuk
resiko yang akan dihadapinya. melakukan dakwah dengan benar dan
Tujuan-tujuan yang ditetapkan secara terus menerus. Dari perspektif
merupakan tujuan yang tidak terlalu psikologi, melihat mahasiswa sebagai
mudah dicapai, dan tujuan yang individu yang terbangun dari pola
harus dicapai merupakan tujuan pemikiran berdasarkan hasil
dengan derajat kesulitan menengah pembelajaran yang dilakukan dan
(moderate). Dengan memilih resiko pengalaman yang telah dialaminya,
yang sedang berarti masih ada kemudian melalui pemikiran dan
peluang untuk berprestasi lebih pertimbangan tertentu menghasilkan
tinggi. sebuah perilaku. Pada mahasiswa yang
4. Mengambil tanggung jawab pribadi melakukan dakwah, tentu memiliki
atas perbuatan-perbuatannya yakni latar belakang yang menjadi penggerak
menemukan jawaban-jawaban seorang mahasiswa itu melakukan
terhadap masalah-masalah yang kegiatan berdakwah. Penggerak inilah
dihadapinya. kemudian disebut motif berprestasi
5. Dorongan berprestasi berpengaruh yakni merupakan dorongan atau
terhadap perkembangan diri keinginan yang mengarahkan perilaku
mahasiswa seseorang untuk melakukan pekerjaan
6. Individu yang mempunyai dengan sebaik-baiknya untuk mencapai
kebutuhan berprestasi tinggi hasil yang terbaik dalam upaya
cenderung memilih profesi bisnis peningkatan kualitas diri, sukses dan

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015 83


Shanty Motif

unggul. Motif berprestasi inilah yang dalam mengikuti kegiatan dakwah


mendorong mahasiswa melakukan tersebut.
dakwah dengan sebaik-baiknya. Kemudian ciri motif berprestasi
Mahasiswa berdakwah memiliki lainnya yaitu memiliki keinginan kuat
motif berprestasi yang kuat, hal untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
tersebut sesuai dengan ciri-ciri motif baik dan tidak suka berhasil secara
berprestasi, antara lain berorientasi kebetulan. Bagi mahasiswa berdakwah,
kepada hasil dengan semangat yang memiliki tujuan dari aktivitas dakwah
tinggi untuk meraih tujuan dan yang dilakukannya adalah hal yang
memenuhi standard. Hal ini terwujud penting. Disamping itu, mahasiswa
dari keinginan dan semangat seorang yang memiliki motif berprestasi tinggi
mahasiswa untuk dapat berdakwah mereka akan selalu berupaya terus
dengan fokus pada hasil dari menerus memperbaiki dan
penyampaian dakwah tersebut. menyempurnakan isi maupun konsep
Ciri motif berprestasi lainnya adalah dalam berdakwah, dengan harapan
menetapkan sasaran yang menantang dapat memperoleh hasil maksimal.
dan berani mengambil resiko yang telah Mencari kesempatan dan memiliki
diperhitungkan. Sebagai mahasiswa tanggung jawab pribadi dalam
tentunya memiliki beban dan tanggung menemukan jawaban terhadap
jawab akademik yang banyak, namun masalah-masalah yang ditemui dalam
disela-sela kesibukannya, mahasiswa melakukan kegiatan dakwah
yang berdakwah mau mengambil resiko merupakan ciri lainnya dari motif
meluangkan waktu untuk memilih serta berprestasi mahasiswa dalam
mempelajari materi dakwah, dan berdakwah. Mereka memiliki rasa
menentukan audiens atau peserta tanggung jawab untuk berhasil
dakwahnya. Bagi mahasiswa yang menyelesaikan permasalahan yang
memiliki motif berprestasi rendah akan muncul dari peserta dakwah, maupun
berpikir ulang untuk melakukan kendala lain yang datang terkait
kegiatan dakwah, karena akan menyita aktivitas dakwah yang dilakukannya.
banyak waktu, pikiran dan tenaga. Bersedia menerima umpan balik
Ciri motif berprestasi lainnya adalah atas prestasinya dan memiliki
mencari informasi sebanyak-banyaknya kesediaan untuk bertanggung jawab,
guna mengurangi ketidakpastian dan merupakan salah satu bentuk
mencari cara yang lebih baik serta terus konsekuensi logis dari mahasiswa yang
belajar. Mahasiswa berdakwah berdakwah. Oleh sebab itu, mereka
tentunya akan meluangkan banyak terdorong untuk melakukan perbaikan
waktu untuk mencari informasi terkait terus menerus dari feedback atau
materi dakwah yang akan disampaikan umpan balik yang diberikan guna
dengan berbagai cara. Disamping itu, ia meningkatkan kualitas mahasiswa
akan dituntun untuk terus belajar dan tersebut dalam berdakwah. Bagi
mengikuti perkembangan peserta mahasiswa berdakwah, akan merasa
dakwahnya agar mereka antusias tertantang dan memiliki rasa

84 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015


Motif Shanty

tanggungjawab atas masukan dan terwujud dari keinginan dan semangat


kritik yang disampaikan tersebut. seorang mahasiswa untuk dapat
Mahasiswa yang melakukan dakwah berdakwah dengan fokus pada hasil
pasti akan menemukan halangan atau dari penyampaian dakwah, mampu
gangguan ketika ia mencoba untuk menetapkan sasaran yang menantang
memulainya. Namun individu yang dan berani mengambil resiko yang telah
memiliki motif berprestasi yang tinggi diperhitungkan dengan mempelajari
tentunya memiliki komitmen yang tinggi materi dakwah dan menentukan
pula dalam mengerjakan tugasnya audiens atau peserta dakwahnya,
untuk berdakwah. Oleh sebab itu, mencari informasi sebanyak-banyaknya
ketika menghadapi halangan atau guna mengurangi ketidakpastian dan
gangguan dalam upaya penyelesaian mencari cara yang lebih baik serta terus
tugasnya, individu tetap akan berusaha belajar, memiliki keinginan kuat untuk
secara maksimal untuk mengatasi menghasilkan sesuatu yang lebih baik
halangan dan rintangan tersebut agar dan mahasiswa yang memiliki motif
tugasnya tetap dapat diselesaikan. berprestasi tinggi mereka akan selalu
Individu yang memiliki motif berprestasi berupaya terus menerus memperbaiki
yang rendah akan lebih mudah putus serta menyempurnakan isi maupun
asa dalam menghadapi halangan dalam konsep dalam berdakwah, mencari
meyelesaiakan tugas-tugasnya kesempatan dan memiliki tanggung
(berdakwah). Disamping itu, seseorang jawab pribadi dalam menemukan
yang memiliki motif berprestasi yang jawaban terhadap masalah-masalah
tinggi akan memperlihatkan perilaku yang ditemui dalam melakukan
yang cenderung mengejar atau kegiatan dakwah merupakan ciri
mendekati kesuksesan dan sebaliknya lainnya dari motif berprestasi
orang dengan motif berprestasi rendah mahasiswa dalam berdakwah, memiliki
akan memperlihatkan usaha untuk rasa tanggung jawab untuk berhasil
menghindari kegagalan atau takut menyelesaikan permasalahan yang
untuk gagal. muncul dari peserta dakwah, maupun
kendala lain yang datang terkait
Kesimpulan aktivitas dakwah yang dilakukannya,
Motif berprestasi mahasiswa terdorong untuk melakukan perbaikan
berdakwah berdasarkan perspektif terus menerus dari umpan balik yang
psikologi menunjukkan kemampuan diberikan guna meningkatkan kualitas
dalam mengintegrasikan pola pemikiran mahasiswa tersebut dalam berdakwah.
dan perilaku yang sinergis. Mahasiswa Oleh karena itu, motif berprestasi yang
berdakwah memiliki motif berprestasi tinggi perlu ditanamkan dan
yang tinggi, dilihat dari ciri-ciri motif dikembangkan dalam pribadi
berprestasi yang muncul pada mahasiswa yang berdakwah demi
mahasiswa berdakwah tersebut, yakni tercapainya keberhasilan dari tujuan
selalu berorientasi kepada hasil dengan dakwah yang dilakukan.
semangat yang tinggi untuk meraih
tujuan dan memenuhi standar yang Referensi

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015 85


Shanty Motif

Alwi, S. 2005. Peningkatan Mutu Kinerja McClelland, David. 1977. The


Berbasis Kompetensi dan Motivasi Achievement Motive: Soul
SDM dalam Organisasi Pembelajar. W.Gelleman Motivation and
http: //www.msi- Productivity. New York: The
uii.net/baca.asp?katagori=rubrik&m American Management Ass Inc.
enu=pendidikan&baca=artikel&id=2 Mangkunegara, A.A.A.P. 2008.
03 Perencanaan dan Pengembangan
Atkinson, L. R, Atkinson. C. R, Hilgard, Sumber Daya Manusia. Bandung:
R. E. 1992. Pengantar Psikologi. PT. Refika Aditama.
Jakarta: Penerbit Erlangga Murray, E.J. 1964. Motivation and
Elliot, et.al. 2000. Educational Emotion. USA: Engleemwood difft Nj
Psychology: Effective Teaching, Petri, H.L. and Govern, J.M. 2004.
Effective learning. America : The Mc. Motivation : Theory, Research, and
Graw Hill Companies. Applications. USA : Thomson
Gusriani, R.Y., Faulidi, H. 2012. Wadsworth.
Dakwah dalam Bisnis dan Prihastuti. 1994. Hubungan antara
Enterpreneur Nabi Muhammad harga diri dan motif berprestasi
SAW. Alhadharah Jurnal Ilmu dengan presasi belajar siswa SMA di
Dakwah. Vol. 11 No.12. Januari- Daerah Istimewa Yogyakarta.
Juni. Banjarmasin Ringkasan Skripsi. Fakultas
Goleman, D. 1999. Emotional Inteligence Psikologi Universitas Gadjah Mada,
(ed. T. Hermaya). Jakarta: Gramedia. Yogyakarta
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Robbins. S.P. 2003. Perilaku Organisasi.
Personalia dan Sumberdaya Jakarta : PT INDEKS Kelompok
Manusia. Yogyakarta : BPFE Gramedia
Hasanah, Hasyim. 2013. Aktualisasi Sel Rivai. H. V. 2000. Upaya-Upaya
Concept dalam Mewujudkan Tujuan Meningkatkan Hasil Belajar
Dakwah (Pendekatan Psikologi Kepemimpinan Peserta Diklat Spama
Dakwah). Alhadrarah Jurnal Ilmu Survei di Diklat Departemen
Dakwah. Vol.12 No.23. Kesehatan.
Jung, J. 1978. Understanding Human http:/www.depdiknas.go.id/Jurnal/
Motivation a cognitive Approach. New 40.htm
York : Mc Milland Publicing. Co. Inc. Sondang P. Siagian (2004).
Komalasari, Shanty. 2015. Ada Dua Manajemen Sumber Daya Manusia.
Moti Bunuh Diri. Penerbit Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Banjarmasinpost.co.id. edisi 20 Mei
2015. Tim Penyusun. 2002. Kamus Besar
banjarmasin.tribunnews.com/2005/ Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
05/20/ada-dua-motif-bunuh-diri Pustaka
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri Uno, H.B. 2007. Teori Motivasi dan
dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Pengukurannya. Jilid 1. Jakarta
Universitas Indonesia (UI-Press) : PT.Bumi Aksara

86 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015


Motif Shanty

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28, Juli-Desember 2015 87

Anda mungkin juga menyukai