TOPIK 2
Yosi Agustin, S. Pd
Prodi : PGSD
Dosen Pengampu :
b. Apa relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat
ini dan konteks pendidikan saat Anda bersekolah?
Sebagai seorang guru, kita wajib menghormati dan memperlakukan anak dengan
sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati, memberikan
teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan
memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak. Menurut Ki
Hadjar Dewantara, Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya. Seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar
siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak). Oleh karena itu, seorang pendidik
harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir
kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tapi kebebasan itu bukan
berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Sebagai seorang guru, kita harus bisa
memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka
masing-masing unik dan berbeda. Sebaiknya bisa memberikan teladan agar mereka bisa
melihat dan menirunya.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan masih relevan hingga saat ini,
karena ia menekankan pentingnya belajar dan mengembangkan potensi dasar seseorang
untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang optimal. Pemikiran ini juga masih
relevan di konteks pendidikan saat saya bersekolah dulu. Kami diajarkan untuk
mengembangkan potensi dasar kami dalam berbagai aspek, seperti intelektual, emosional
dan spiritual, sehingga kami dapat menjadi generasi yang kompeten, bermoral dan
berkepribadian tinggi
c. Apakah Anda merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda menjadi peserta didik?
Apakah Anda juga merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda memilih profesi
guru?
Iya, Saya merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika saya menjadi peserta
didik. Ketika saya menjadi peserta didik, saya merasa memiliki kemerdekaan belajar.
Saya diberi kesempatan untuk menentukan arah pembelajaran saya dan mencari cara
belajar yang tepat untuk mencapai tujuan saya. Iya, Saya juga merasa memiliki
kemerdekaan belajar ketika saya memilih profesi guru. Saya diberi kesempatan untuk
mengembangkan metode pengajaran saya sendiri dan menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif untuk peserta didik. Saya juga diberi kesempatan untuk mencari cara
belajar yang tepat bagi peserta didik, sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki.