Anda di halaman 1dari 12

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270


https://bima.kemdikbud.go.id

PROTEKSI ISI PROPOSAL


Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi proposal ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh pengusul dan pengelola administrasi pengabdian kepada masyarakat
PROPOSAL PENELITIAN 2023
Rencana Pelaksanaan Penelitian: tahun 2023 s.d. tahun 2023

1. JUDUL PENELITIAN
Pemberdayaan Lansia Dalam Pemberian Abon Telur Sebagai Sumber Protein Hewani Pada Balita Di Desa
Kadatong, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar

Bidang Fokus RIRN / Tema Topik (jika ada) Rumpun Bidang


Bidang Unggulan Ilmu
Perguruan Tinggi
Pangan Teknologi Pemuliaan Bibit Pemuliaan ternak Teknologi Hasil
Tanaman, ternak, dan ikan dengan teknologi Ternak
berbasis bioteknologi

Kategori Skema Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Akhir Lama


(Kompetitif Penelitian Terapan/ Terapan, TKT Penelitian
Nasional/ Pengembangan) Pengembangan) (Tahun)
Desentralisasi/
Penugasan)
Penelitian Penelitian Riset Dasar SBK Riset 2 1
Kompetitif Dosen Pemula Pembinaan/
Nasional Kapasitas

2. IDENTITAS PENGUSUL
Nama, Peran Perguruan Tinggi/ Program Studi/ Bidang Tugas ID Sinta
Institusi Bagian
ANDI FITRI INSTITUT Nutrisi dan 1. Pembuatan 6818708
FAHARUDDIN TEKNOLOGI Teknologi Pakan proposal penelitian
PERTANIAN Ternak 2. Menentukan
Ketua Pengusul metode dan list
perlengkapan
3. Survey Lokasi
Penelitian,
Pengambilan Data
hijauan
4. Pengambilan Data
Stakeholder/Dinas
peternakan
Kab.Takalar
5. Mempersiapkan
draft buku ber-ISBN,
Revisi draft buku
berISBN
6. Mempersiapkan
dokumen
pendaftaran Hak
Cipta
7. Melakukan
Pendaftaran Hak
Cipta,Mempersiapkan
draft laporan
kemajuan dan Submit
Laporan Kemajuan
8. Mengikuti seminar
akhir PDP
FITRAH INSTITUT Nutrisi dan 1. proposal penelitian 6818704
ARDYANINGSIH TEKNOLOGI Teknologi Pakan 2. Melakukan Survey
RAJAB PERTANIAN Ternak tempat penelitian
3. Melakukan
Anggota Pengusul pengambilan data
Nama, Peran Perguruan Tinggi/ Program Studi/ Bidang Tugas ID Sinta
Institusi Bagian
4. Berkoordinasi
dengan dinas
peternakan
Kab.Takalar
5. Mempersiapkan
draft buku ber-ISBN,
Revisi draft buku
berISBN
6. Mengikuti seminar
7. Membuat Laporan

3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)


Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra Dana

4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Luaran Wajib
Tahun Jenis Luaran Status target capaian Keterangan
Luaran
1 Artikel di Jurnal accepted/published -

5. ANGGARAN
Rencana Anggaran Biaya penelitian mengacu pada PMK dan buku Panduan Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat yang berlaku.

Total RAB 1 Tahun Rp. 18.241.500,00

Tahun 1 Total Rp. 18.241.500,00


Jenis Komponen Item Satuan Vol. Biaya Total
Pembelanjaan Satuan
Bahan Bahan Minyak Unit 15 45.000 675.000
Penelitian
(Habis Pakai)
Bahan Barang spanduk acara Unit 3 100.000 300.000
Persediaan
Bahan Barang sound system Unit 1 1.000.00 1.000.000
Persediaan 0
Bahan Barang Cetak banner + stand Unit 1 300.000 300.000
Persediaan
Bahan ATK Alat tulis menulis Paket 1 250.000 250.000
Bahan Barang proposal Unit 1 100.000 100.000
Persediaan
Bahan Barang lcd Unit 5 250.000 1.250.000
Persediaan
Bahan Barang laporan akhir Unit 1 100.000 100.000
Persediaan
Bahan Barang Kompor gas Unit 1 600.000 600.000
Persediaan
Bahan Barang Tabung gas Unit 1 200.000 200.000
Persediaan
Bahan Barang Blender Unit 1 230.000 230.000
Persediaan
Bahan Barang Wajan besar Unit 2 150.000 300.000
Persediaan
Bahan Barang Tampan besi Unit 3 100.000 300.000
Persediaan
Bahan Barang Spatula Unit 2 55.000 110.000
Persediaan
Jenis Komponen Item Satuan Vol. Biaya Total
Pembelanjaan Satuan
Bahan Barang Sendok nasi Unit 3 20.000 60.000
Persediaan
Bahan Barang Baskom Unit 3 50.000 150.000
Persediaan
Bahan Barang Alat press Unit 2 250.000 500.000
Persediaan
Bahan Barang Saringan Unit 2 50.000 100.000
Persediaan penggorengan
Pelaporan, Luaran Biaya Konsumsi x 3 kegiatan OH 120 30.000 3.600.000
Wajib, dan Luaran konsumsi
Tambahan rapat
Pelaporan, Luaran Biaya Konsumsi snack x 3 OH 120 15.000 1.800.000
Wajib, dan Luaran konsumsi kegiatan
Tambahan rapat
Bahan Barang Cetak banner + stand Unit 1 300.000 300.000
Persediaan
Bahan Barang Kain serbet Unit 10 5.000 50.000
Persediaan
Bahan Bahan Telur ayam Unit 5 55.000 275.000
Penelitian
(Habis Pakai)
Bahan Bahan Bawang merah Unit 5 23.000 115.000
Penelitian
(Habis Pakai)
Bahan Bahan Bawang putih Unit 5 21.000 105.000
Penelitian
(Habis Pakai)
Bahan Bahan Daun salam Unit 5 4.000 20.000
Penelitian
(Habis Pakai)
Bahan Bahan Kecap manis Unit 10 5.500 55.000
Penelitian
(Habis Pakai)
Bahan Bahan Maseko ayam Unit 10 25.000 250.000
Penelitian
(Habis Pakai)
Pengumpulan Transport Biaya transportasi OK (kali) 7 100.000 700.000
Data untuk 2 orang
Makassar-Takalar
kegiatan rapat
stakeholder PP (2orang
x 2)
Pengumpulan Transport Biaya transportasi OK (kali) 8 100.000 800.000
Data untuk 2 orang
Makassar-Takalar
pengumpulan data PP
(2orang x 2)
Pengumpulan Transport Biaya transportasi OK (kali) 6 100.000 600.000
Data untuk 2 orang
Makassar-Takalar
penelitian PP (2orang x
2)
Bahan Barang Amplop Surat Unit 1 17.500 17.500
Persediaan
Bahan Barang Amplop kecil Unit 1 7.500 7.500
Persediaan
Bahan Barang Kertas HVS 70Gram Unit 2 45.000 90.000
Persediaan
Bahan Barang Map Arsip Unit 3 10.500 31.500
Persediaan
Bahan Barang Materai Unit 10 10.000 100.000
Jenis Komponen Item Satuan Vol. Biaya Total
Pembelanjaan Satuan
Persediaan
Pelaporan, Luaran Biaya Biaya Publikasi Jurnal Paket 1 1.000.00 1.000.000
Wajib, dan Luaran Publikasi 0
Tambahan artikel di
Jurnal
Nasional
Pelaporan, Luaran Biaya Luaran Biaya Publikasi Media Paket 1 100.000 100.000
Wajib, dan Luaran Iptek lainnya Massa
Tambahan (purwa rupa,
TTG dll)
Pelaporan, Luaran Biaya Biaya Registrasi Paket 1 500.000 500.000
Wajib, dan Luaran seminar Seminar Nasional
Tambahan nasional
Pelaporan, Luaran Biaya Biaya Cetak Laporan OH 4 100.000 400.000
Wajib, dan Luaran konsumsi Kemajuan
Tambahan rapat
Pelaporan, Luaran Biaya Biaya Jilid Laporan OH 4 50.000 200.000
Wajib, dan Luaran konsumsi Kemajuan
Tambahan rapat
Pelaporan, Luaran Biaya Biaya Cetak Laporan OH 4 100.000 400.000
Wajib, dan Luaran konsumsi Akhir
Tambahan rapat
Pelaporan, Luaran Biaya Biaya Jilid Laporan OH 4 50.000 200.000
Wajib, dan Luaran konsumsi Akhir
Tambahan rapat
Isian Substansi Proposal
SKEMA PENELITIAN DASAR
Petunjuk:Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian.

JUDUL
Tuliskan Judul Usulan
Pemberdayaan Lansia Dalam Pemberian Abon Telur Sebagai Sumber Protein Hewani Pada Balita Di
Desa Kadatong, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar

RINGKASAN
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 300 kata yang berisi urgensi, tujuan, dan luaran yang
ditargetkan.
Desa Kadatong adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Takalar, Sulawesi
Selatan. Desa Kadatong merupakan desa dengan data stunting terbanyak di Kabupaten
Takalar. Pada tahun 2022 prevalensi balita stunting Puskesmas Kadatong yang merupakan
puskesmas tertinggi prevalensi stunting di Kabupaten Takalar yaitu sebesar 27.19%. Desa
Kadatong memiliki prevalensi stunting sebesar 21.05% pada tahun 2022 (Dinkes Takalar,
2022). Permaslahan utama yang dihadapi adalah minimnya pengetahuan orang tua asuh dalam
pemberian makanan pada balita.
Solusi atas permasalahan yang dihadapi adalah dengan cara dilakukan pada
pemberdayaan lansia (orang tua asuh). Program pemberdayaan ini merupakan pemberdayaan
lansia dalam penanganan stunting dengan menitikberatkan peningkatan kebutuhan protein
hewani dengan pembuatan abon telur sebagai makanan pendamping balita untuk menunjang
pemenuhan gizinya. Sasaran dari penelitian ini adalah lansia (kakek ataupun nenek) yang
berperan sebagai orang tua asuh dalam pengasuhan balita di Desa Kadatong, Kecamatan
Galesong Selatan, Kabupaten Takalar.
Tujuan dari program ini adalah untuk mengatasi masalah stunting sehingga memperbaiki
kualitas makanan pada balita agar bisa mendapatkan sumber protein yang baik dengan harga
yang murah dan mudah diperoleh. Sebagai bahan pangan, telur merupakan sumber asupan
protein yang dapat membantu pertumbuhan otot dan tulang pada balita. Selain itu, nutrisi ini
juga diperlukan untuk perkembangan otak pada balita. Dipilihnya abon telur ayam sebagi
alternatif pemberian makanan tambahan karena telur ayam merupakan bahan pangan lokal
yang biasa dikonsumsi di Desa Kadatong, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar.
Luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian masyarakat pada lansia adalah dapat
memberikan inspirasi, semangat, energi dan motivasi untuk menerapkan pola asuh dengan gizi
yang baik terkait dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang pengolahan makanan dan
pengolahan variasi makanan sehingga menumbuhkan nafsu makan balita. Dengan demikian
dapat menurunkan prevalensi status gizi kurang pada balita akibat praktek pemberian makanan
terutama dalam hal pengolahan makanan.

KATA KUNCI
Kata kunci maksimal 5 kata
Desa_Kadatong; Pemberdayaan_Lansia; Balita; Abon_Telur.

PENDAHULUAN
Penelitian Dasar merupakan riset yang memuat temuan baru atau pengembangan ilmu
pengetahuan dari kegiatan riset yang terdiri dari tahapan penentuan asumsi dan dasar hukum
yang akan digunakan, formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasi dan pembuktian konsep
fungsi dan/ atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental.

Pendahuluan penelitian tidak lebih dari 1000 kata yang terdiri dari:
A. Latar belakang dan rumusan permasalahan yang akan diteliti
B. Pendekatan pemecahan masalah
C. State of the art dan kebaruan
D. Peta jalan (road map) penelitian 5 tahun kedepan (jika dalam bentuk konsorsium harus
dilengkapi dengan roadmap penelitian konsorsium)
E. Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver
A. Latar Belakang
Masa balita bagi seorang anak dikategorikan sebagai masa kritis dalam rangka
mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dimana terjadi pertumbuhan dan
perkembangan otak yang optimal. Jika terjadi gangguan gizi pada balita kemudian dibiarkan
akan berakibat fatal, indonesia akan kehilangan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Masalah stunting pada balita sudah terjadi sejak lama dan belum dapat terselesaikan.
Penyebab dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama
kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Selain itu, buruknya fasilitas
sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadi
penyebab stunting. Kondisi kebersihan yang kurang terjaga membuat tubuh harus secara ekstra
melawan sumber penyakit sehingga menghambat penyerapan gizi (Kementerian Kesehatan
RI, 2019).
Persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita sehingga memiliki tubuh
terlalu pendek dibandingkan anak seusianya, masih menjadi tantangan besar yang dihadapi
bangsa ini. Berdasarkan WHO, prevalensi stunting di Dunia pada tahun 2020 sebesar 22%
(WHO, 2020). Bersumber pada Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021
menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 27,7%, pada Provinsi Sulawesi
Selatan sebesar 27,4%, dan pada Kabupaten Takalar sebesar 34,7% (Kemenkes RI, 2021).
Pada tahun 2022 prevalensi balita stunting Puskesmas Kadatong yang merupakan puskesmas
tertinggi prevalensi stunting di Kabupaten Takalar yaitu sebesar 27.19%. Desa Kadatong
memiliki prevalensi stunting sebesar 21.05% pada tahun 2022 (Dinkes Takalar, 2022).
Peran seorang ibu sangat penting dalam pertumbuhan balita terutama dalam hal
pemberian makanan maka perlu diberikan proses pendampingan dan penyuluhan secara
berkelanjutan dalam hal pengetahuan gizi dan pengolahan makanan dengan berbagai variasi
sehingga dapat meningkatkan status gizi anak balitanya serta bisa memberikan nilai ekonomi
dalam keluarganya. Pengasuhan balita biasanya dialihkan kepada lansia yang merupakan
kakek atau nenek. Pengasuhan ini juga biasa disebut dengan grandparenting. Pengasuhan
balita seharusnya menjadi tanggung jawab kedua orang tua, namun karna ada beberapa faktor
yaitu: kedua orang tua sibuk bekerja, keadaan ekonomi keluarga dan tidak ada kepercayaan
orang tua kepada orang lain dalam pengasuhan anaknya kecuali dari keluarga dekat, sehingga
tanggung jawab tersebut dialihkan kepada kakek atau nenek (lansia).
Perilaku makan balita yang dominan mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak sehat
sehingga asupan makanan dengan zat gizi makro dan mikro yang kurang merupakan salah
satu masalah yang terjadi di Desa Kadatong. Disamping itu tehnik pengolahan telur ayam
yang masih tradisional biasanya kurang diminati oleh balita sehingga lebih cenderung
memilih makanan jajanan. Masalah di atas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu mengenai
pengolahan makanan masih rendah sehingga dapat memicu terjadinya masalah gizi pada
balita (gizi kurang, gizi buruk, pendek dan kurus). Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
kekurangan gizi maka diperlukan perbaikan pada kuantitas dan kualitas asupan makan.
Untuk mendapatkan asupan makan yang baik secara kualitas dan kuantitas maka diperlukan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu balita, pengasuh dan keluarga dalam
melakukan pengolahan variasi makanan.
Untuk mengatasi masalah stunting diperlukan usaha yang cepat untuk memperbaiki
makanan balita agar bisa mendapatkan sumber protein yang baik dengan harga yang murah
dan mudah diperoleh. Sebagai bahan pangan, telur merupakan sumber asupan protein yang
dapat membantu pertumbuhan otot dan tulang pada balita. Selain itu, nutrisi ini juga diperlukan
untuk perkembangan otak pada balita. Dipilihnya abon telur ayam sebagi alternatif pemberian
makanan tambahan karena telur ayam merupakan bahan pangan lokal yang biasa dikonsumsi
di Desa Kadatong, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. Kandungan gizi pada
telur ayam adalah energi : 154 kkal, protein 12,4 gr, lemak : 10,8 gr, karbohidrat : 0,7 gr,
kalsium : 86 mg yang dimana semua kandungan ini baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan balita (Astawan, 2004).
Permasalahan Prioritas
Rendahnya pengetahuan orang tua asuh (ibu maupun nenek) pada balita tentang tata cara
pemberian makanan dengan gizi seimbang. Perilaku makan balita yang dominan
mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak sehat sehingga asupan makanan dengan zat gizi
makro dan mikro yang kurang merupakan salah satu masalah yang terjadi di Desa Kadatong.
Disamping itu tehnik pengolahan telur ayam yang masih tradisional biasanya kurang diminati
oleh balita sehingga lebih cenderung memilih makanan jajanan. Masalah di atas menunjukkan
bahwa pengetahuan ibu mengenai pengolahan makanan masih rendah sehingga dapat memicu
terjadinya masalah gizi pada balita (gizi kurang, gizi buruk, pendek dan kurus). Oleh karena
itu untuk mengatasi masalah kekurangan gizi maka diperlukan perbaikan pada kuantitas dan
kualitas asupan makan. Untuk mendapatkan asupan makan yang baik secara kualitas dan
kuantitas maka diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu balita, pengasuh dan
keluarga dalam melakukan pengolahan variasi makanan.
B. Pemecahan masalah
Peningkatan status gizi pada balita memperoleh asupan gizi baik secara kuantitas dan
kualitas maka diperlukan peranan ibu balita dan lansia (kakek ataupun nenek). Dalam usaha
untuk meningkatkan kesadaran orang tua asuh utamanya tentang pentingnya pengetahuan gizi
dan keterampilan pengolahan makanan maka tindakan yang akan dilakukan adalah melakukan
pengumpulan data, pertemuan stakeholder, pemberdayaan lansia (pembuatan abon telur) serta
evaluasi dan monitoring. Berikut adalah bagan alur kegiatan yang akan dilakukan:
Pengumpulan Data

Pertemuan Stakeholder

Pemberdayaan Lansia

Monitoring Dan Evaluasi

Gambar 1. Bagan alur kegiatan


Program pemberdayaan ini merupakan pemberdayaan lansia dalam penanganan stunting
dengan menitikberatkan peningkatan kebutuhan protein hewani dengan pembuatan abon telur
sebagai makanan pendamping balita untuk menunjang pemenuhan gizinya. Sasaran dari
pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah lansia (kakek ataupun nenek) yang berperan
sebagai orang tua asuh dalam pengasuhan balita di Desa Kadatong, Kecamatan Galesong
Selatan, Kabupaten Takalar.
C. State of the art
Luaran yang diharapkan dari penelitian pada lansia adalah dapat memberikan inspirasi,
semangat, energi dan motivasi untuk menerapkan pola asuh dengan gizi yang baik terkait
dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang pengolahan makanan dan pengolahan variasi
makanan sehingga menumbuhkan nafsu makan balita. Dengan demikian dapat menurunkan
prevalensi status gizi kurang pada balita akibat praktek pemberian makanan terutama dalam
hal pengolahan makanan (Rizky, 2018).
Jadi jenis luaran yang akan dihasilkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini
berupa:
1. Terjadinya Peningkatan Pengetahuan dan kesadaran pada orang tua asuh khusunya lansia
akan pentingnya gizi dan keterampilan dalam pengolahan makanan makanan (pembuatan
abon telur).
2. Terjadinya peningkatan motivasi dan ketrampilan lansia dalam penanggulangan masalah
gizi balita melalui kelompok peduli gizi.
3. Hasilnya akan dipublikasikan dalam bentuk artikel jurnal.

METODA
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 1000 kata.
Bagian ini dapat dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram
alir dapat berupa file JPG/PNG. Metode penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan
yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang
ditargetkan yang tercermin dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Metoda
Kegiatan penelitian ini direncanakan selama 1 tahun dengan rangkaian kegiatan
meliputi :
1) Pembuatan proposal
Pra kegiatan dilaksanakan bertujuan untuk melakukan penyusunan proposal. Kegiatan
yang diawali dengan melakukan diskusi dengan tim pengabdian untuk menentukan tema
dari kegiatan selanjutnya melakukan pengumpulan referensi dalam rangka penyusunan
proposal penelitian.
2) Pengumpulan data
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh data tentang karakteristik balita
dan lansia yang berperan dalam pengasuhan serta melakukan screening untuk balita yang
mengalami kasus gizi kurang.
3) Petemuan stakeholder
Sebelum dilakukan kegiatan terlebih dahulu dilakukan pra pertemuan dengan
melakukan pertemuan dengan kepala pustu Desa Kadatong untuk membicarakan tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan selama pengabdian dan kondisi yang terkait dilapangan.
4) Pemberdayaan lansia
Dalam praktek pembuatan abon telur tersebut bahan dan alat disediakan oleh pelaksana
( TIM pengabdian Masyarakat). Alat dan bahan yang dipakai adalah alat yang sifatnya umum
dan sederhana sehingga diasumsikan dimiliki oleh semua keluarga. Alat dan bahan yang
digunakan meliputi kompor gas, tabung gas, timbangan bayi, kulkas mini, mixer jumbo,
blender, wajan besar, tampan besi, sendok nasi, baskom, alat press, serok, saringan
penggoreng, plastic bening, Tupperware besar, telur ayam, minyak goreng, bawang putih,
bawang merah, daun salam, kecap manis, gula merah, Maseko ayam. Materi dalam pelatihan
ini adalah bahan-bahan dan cara pembuatan abon telur ayam dengan metode pelatihan
ceramah, diskusi dan simulasi.
Pemberdayaan lansia berikutnya dengan cara pembentukan kelompok peduli gizi.
Tujuan kegiatan ini adalah diharapakan agar Adanya lansia yang siap mengontrol, mengukur
status gizi dan berperan aktif dalam penimbangan balita, pencatatan/pengisian KMS,
keterampilan dalam interpretasi hasil penimbangan, dan memberikan edukasi tentang
pengolahan makanan. Karena orang tua asuh dari balita mempunyai peran besar dalam upaya
meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal sehingga dibentuklah kelompok peduli gizi. Kelompok peduli gizi ini diharapkan
bisa menjadi fasilitator dalam kesinambungan program kegiatan ini seperti dalam hal
pemberian produk.
5) Monitoring dan evaluasi
Monitoring pertama dilakukan kegiatan progress report atau laporan kemajuan. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi kepada tim monitoring sejauh mana
pelaksanaan dari kegiatan pengabdian yang telah dilakukan dan selanjutnya melakukan
perbaikan atas saran yang diberikan oleh tim monitoring sebelum dilakukan presentase pada
kegiatan anggaran biaya.
Kegiatan kedua yaitu monitoring status gizi balita yang bertujuan untuk mengevaluasi
status gizi dalam hal peningkatan berat badan pada balita gizi kurang yang sudah mendapatkan
proses pendampingan dan pemberian produk pengolahan makanan dalam hal ini abon telur
ayam. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil penimbangan berat badan sebelum
dan setelah pemberian produk.
6) Penyusunan laporan akhir
Setelah semua proses kegiatan dilaksanakan, maka akan dilakukan penyusunan
laporan selama satu minggu bersama dengan tim penyusun pengabdian masyarakat.

JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun berdasarkan pelaksanaan penelitian, harap disesuaikan berdasarkan
lama tahun pelaksanaan penelitian

Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat tim pengabdian
2 Pembuatan proposal pkm
3 Pengumpulan data
4 Pra rapat stakeholder
5 Pertemuan stakeholder
6 Pemberdayaan lansia
7 Pelatihan pembuatan abon telur
8 Pembentukan kelompok peduli gizi
9 Monitoring dan evaluasi
10 Progress report
11 Monitoring status gizi pada balita
12 Penyusunan laporan
13 Evaluasi dan monitoring hasil
14 Penyusunan Laporan Akhir
15 Publikasi jurnal ilmiah ber ISSN

Tahun ke-2
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
dst.

Tahun ke-3
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
dst.

DAFTAR PUSTAKA
Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
[1] Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar. 2022. Laporan data stunting balita di Kabupaten
Takalar. Pusat Data Informasi Takalar. Sulawesi Selatan
[2] Astaman. (2004). Pengaruh Protein terhadap pertumbuhan balita pada pengolahan
makanan abon. Jurnal Nike, 1(3), 177-185.
[3] Muhammad Rizky Afif Zakaria. 2018, Pengalihan Sementara Pengasuhan Anak Dari
Orang Tua Ke Kakek Nenek. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga Surabaya.
[4] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Katalog dalam Terbitan Kementerian
Kesehatan RI Indonesia: Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2012,
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
[5]
PERSETUJUAN PENGUSUL
Tanggal Pengiriman Tanggal Persetujuan Nama Pimpinan Sebutan Jabatan Unit Nama Unit Lembaga
Pemberi Persetujuan Pengusul
- - - - -

Komentar : -

Anda mungkin juga menyukai