Anda di halaman 1dari 2

Analisis Meta : Pemberian Suplemen Vitamin E terhadap Reproduksi Induk Babi

Latar Belakang

Vitamin E merupakan salah satu jenis antioksidan yang memiliki peran dalam
melindungi fosfolipid yang tidak tersaturasi pada membran dari degenerasi oksidatif akibat
reactive oxygen species (ROS) dan radikal bebas bebas lainnya. Sebagai antioksidan terpenting
pada membrane sel, vitamin E memiliki sifat larut dalam lipid pada membran sel (Galagher,
2008). Vitamin E memiliki dua substansi biologis yang aktif, yaitu tocopherol dan tocotrienols.
(Galagher, 2008). Vitamin E tidak disintesis dalam tubuh sehingga harus disediakan dalam
makanan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Stuart dan Kane, 2007). Vitamin E
terdapat dalam sejumlah makanan dan tumbuhan, mulai dari minyak nabati hingga kacang-
kacangan. Beberapa makanan yang mengandung vitamin E termasuk gandum, bekatul, barley,
gandum, kelapa, palem, kurma (Phoenix canariensis) bekatul, minyak sawit, dan minyak annatto
(Sheppard et al., 1993 ; Ramaswamy et al., 2012, Nehdi et al., 2010, Tan, 2017).

Vitamin E (a-tocopherol) telah lama diakui memiliki peranan penting untuk reproduksi
pada mamalia (Evans dan Bishop 1922). Berbagai penelitian telah menunjukkan peranan vitamin
E pada perkembangan fetus, pertumbuhan dan sebagai antioksidan, baik pada manusia maupun
hewan (Brigelius-Flotrc et al., 2002). Vitamin E mampu menekan peroksidasi lipid pada
membran sel sehingga akan melindungi membran dari kerusakan (Onrraera, 1993). Fungsi
utamanya ditunjukkan sebagai antioksidan dalam mempertahankan struktur integritas otot,
gastrointestinal dan sistem reproduksi (Ullrey, 1981).

Suplemen makanan vitamin E diperlukan selama kehamilan dan menyusui untuk


mencegah kegagalan reproduksi (Wolf, 2005; McDowell, 2002; Umesiobi, 2008). Vitamin E
sangat penting untuk pertumbuhan dan sebagian besar, selama periode kritis perkembangan
embrio untuk meningkatkan kelangsungan hidup embrio (Stuart dan Kane, 2004), juga bertindak
sebagai antioksidan intraseluler (Dufrasne et al., 2000; Umesiobi, 2008). Vitamin E juga
prekursor tromboksan tertentu, prostaglandin, leukotrien dan immunoglobulin (Hakansson et al.,
2001; Le Dividich et al., 2005).
Penelitian telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin E mencegah defisiensi vitamin E pada
babi muda, meningkatkan litter size, α-tocopherol dalam susu, meningkatkan status kesehatan
dan mengurangi kematian anak babi sebelum disapih (Allan dan Bilkei, 2005; Fragou et al.,
2006; Malm et al., 1976; Mahan, 1991, 1994; Wuryastuti et al., 1993).

Standar vitamin E untuk bereproduksi babi telah meningkat dari 10 menjadi 44 IU/kg diet
(NRC, 1973, 1979, 1988, 1998). Hal ini diakibatkan oleh meningkatkan kesadaran bahwa babi
dalam kandang kehilangan sumber vitamin E dari hijauan padang rumput dan menjadi
kekurangan vitamin E (Mutetikki dan Mahan, 1993). Kekurangan vitamin E telah terbukti
mempengaruhi perkembangan pertumbuhan dan status kesehatan babi yang disapih
(Flachowsky, 2000), mengakibatkan kematian janin dan resorpsi (Sivertsen et al., 2007.
Pentingnya peranan pemberian suplemen vitamin E pada induk babi sehingga penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis performa reproduksi induk babi yang diberikan suplemen vitamin
E.

Anda mungkin juga menyukai