Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK

BIOKIMIA

Kelompok IV
1.AK. ILHAM KAMAL JAYA ( 518 011 )
2 .RAHMAWATI ( 518 011 202 )
3. RISKAYANI ( 518 011 199 )
4. HARTINA ISMAIL ( 518 011 167 )
5. HIJRIANA ( 516 011 211)
LATAR BELAKANG
Vitamin dan biomineral merupakan mikronutrien yang esensial. Vitamin dan
biomineral dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil, tetapi tubuh sendiri tidak
dapat mensintesisnya. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan biomineral harus
diperoleh dari luar tubuh, yaitu dari makanan. Vitamin adalah senyawa organik
nonprotein, nonkarbohidrat, dan nonlemak, sedangkan biomineral adalah
komponen penyusun senyawa – senyawa organik.

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan
normal untuk mencegah masalah gizi.

Kekurangan zat gizi mikro (mikronutrien) dapat menyebabkan penurunan status


gizi dan gangguan kesehatan seperti anemia. Anemia adalah suatu kondisi di mana
kadar hemoglobin dalam darah rendah.
A.Vitamin sebagai kofaktor, dan konsep
dasar dan kinetika enzim
1. Vitamin sebagai mikronutrientoganik esensial
 Vitamin adalah senyawa organik yang termasuk bahan makanan
esensial yang diperlukan oleh tubuh, tetapi tubuh sendiri tidak dapat
mensintesisnya. Vitamin yang dapat disintesis oleh tubuh memang
ada, namun laju intensisnya kurang dari yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk tetap sehat. Meskipun di dalam tubuh vitamin tidak
dipergunakan untuk mendapatkan tenaga seperti lemak atau
karbohidrat dan juga tidak dipakai sebagai zat pembangun seperti
protein, vitamin tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan melalui peranannya sebagai enzim pembantu
dalam proses metabolisme. Fungsi khusus berbagai vitamin sangat
berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, sulit
menyamaratakan fungsi vitamin dalam gizi manusia. ( Damin. 2009 ).
 Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat
penting dalam pembentukan hormon, aktivitas  enzim serta mengatur
fungsi sistem imun dan sistem reproduksi. Yang termasuk mikronutrien
adalah vitamin (baik yang larut air maupun larut lemak) dan mineral.
Mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu makromineral dan
mikromineral. Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
sebanyak minimal 100 mg per hari (contoh: kalsium, fosfor),
sedangkan mikromineral (trace elements) adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg per hari (contoh:
seng, besi).  Adapula mikromineral dibutuhkan dalam jumlah hanya
beberapa mikrogram per hari,  seperti cuprum dan molibdenum.
Mikronutrien diperoleh dari luar tubuh seperti dari makanan atau
suplemen, karena tubuh tidak mampu memproduksinya dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh. ( Almatsier. 2010 ).
 Di bawah ini adalah beberapa zat gizi mikro penting yang saat ini terkait
dengan masalah kesehatan masyarakat, yaitu:
Vitamin A
Vitamin A mempunyai peranan penting dalam fungsi penglihatan,
kekebalan tubuh, diferensiasi sel (perubahan bentuk dan fungsi sel),
reproduksi (pembentukan sperma pada laki-laki dan menjaga kesuburan pada
perempuan), pertumbuhan embrio, dan pertumbuhan serta perkembangan sel,
antara lain tulang dan gigi. Vitamin A terdapat dalam bentuk retinol, retinal
dan asam retinoat sedangkan pro-vitamin A terdapat dalam bentuk karotenoid
(alfa, beta dan gama karoten). Sumber vitamin A sebagian besar berasal dari
bahan pangan hewani seperti hati ayam, telur, minyak ikan, susu dan
mentega. Sedangkan sayur-sayuran berwarna hijau tua seperti daun singkong,
daun kacang, kangkung, brokoli, bayam dan buah-buahan berwarna kuning-
jingga seperti wortel, tomat, papaya, mangga banyak mengandung pro-
vitamin A (karotenoid). Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja
(night blindness), menurunnya fungsi kekebalan tubuh, gangguan
pertumbuhan sel, terutama tulang dan gigi, kulit menjadi kering dan kasar.
( Almatsier. 2010 ).
 Vitamin B Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam
pantotenat
Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang
dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6
dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah
merah. Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino.
( Martha. 2017 ).
Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan
dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta
menghantarkan sinyal ke otak. Vitamin C juga membantu
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Disarankan mengkonsumsi
85 miligram per hari. Sumber vitamin C didapat dari tomat,
jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli. ( Martha. 2017 ).
Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan
kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah
osteomalacia. Sumber vitamin D terdapat pada ssusu, kuning telur dan
dibuat sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari. ( Martha.
2017 ).
Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta
integrasi sel darah merah. Dianjurkan mengkonsumsi 2 miligram per
hari. ( Martha. 2017 ).
Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan.
Pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi, karena vitamin
K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga disintesis oleh bakteri
usus. ( Martha. 2017 ).
Zat Besi
Zat besi merupakan mineral esensial bagi pembentukan hemoglobin yang
berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh,
elektron ke dalam sel, dan membentuk enzim zat gizi besi yang dibutuhkan
untuk produksi energi seluler, sistem kekebalan tubuh, dan fungsi otak.
( Almatsier. 2010 ).
Zat Seng (zinc)
Zat seng adalah salah satu zat gizi mikro yang menarik perhatian para ahli
gizi akhir-akhir ini karena fungsinya bagi tubuh. Zat seng merupakan
komponen dari enzim atau sebagai katalisator pada kegiatan lebih dari 200
enzim. Zat seng berperan dalam fungsi metabolisme seperti reaksi-reaksi yang
berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lemak dan asam
nukleat. Di samping itu, seng juga berperan dalam proses replikasi sel, fungsi
kekebalan tubuh, penglihatan, mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas,
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma,
perkembangan janin, kondisi bayi yang akan dilahirkan, perkembangan fungsi
pengecapan dan nafsu makan, serta kesehatan tulang. ( Almatsier. 2010 ).
Yodium
Yodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon tiroid, yaitu
hormon yang berfungsi mengatur suhu tubuh, metabolisme dasar, reproduksi,
pertumbuhan dan perkembangan, pembentukan sel darah merah serta fungsi
otot dan saraf. Dalam darah, yodium terdapat dalam bentuk yodium bebas atau
terikat dengan protein (Protein-Bound Iodine/PBI). Laut merupakan sumber
utama yodium. Karena itu makanan laut seperti ikan, udang, kerang, rumput
laut merupakan sumber yodium paling baik. Ikan laut mengandung yodium
yang lebih banyak dibandingkan dengan ikan air tawar. Sayur-sayuran dan
buah-buahan sedikit mengandung yodium. Untuk mencukupi kebutuhan
yodium sekaligus mengatasi masalah defisiensi yodium, maka dilakukan
penambahan yodium pada garam. ( Almatsier. 2010).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan zat gizi
mikro. Pertama adalah dengan penganekaragaman/diversifikasi makanan, dan
kedua adalah dengan fortifikasi yaitu dengan penambahan satu atau lebih zat
gizi mikro ke dalam makanan, misalnya fortifikasi besi pada susu formula,
atau sereal. ( Almatsier. 2010 ).
2.Fungsi vitamin dalam reaksi biologis
Vitamin A
Vitamin A memiliki beragam fungsi penting untuk tubuh,
diantaranya untuk fungsi normal pada sistem penglihatan,
pertumbuhan dan perkembangan, diferensiasi sel epitel, fungsi
imun, reproduksi, dan anti kanker. Kekurangan vitamin A
(KVA) terjadi ketika simpanan tubuh habis terpakai sehingga
mengganggu fungsi fisiologis. Kekurangan ini dapat
merupakan kekurangan primer yang disebabkan oleh
kurangnya konsumsi vitamin A atau kekurangan  sekunder
karena adanya gangguan penyerapan dan penggunaannya di
dalam tubuh, kebutuhan meningkat, dan karena gangguan
pada konversi karoten menjadi vitamin A. (Bloem et al. 1994).
Vitamin D
Vitamin D khususnya kalsitriol (1,25 dihidroksivitamin D3) terutama
berfungsi seperti hormon steroid. Vitamin D menjaga homeostasis
kalsium dan fosfor, dan bersama vitamin C, A, hormon-hormon
paratiroid dan kalsitonin, protein, dan beberapa mineral membantu
pembentukan dan pemeliharaan tulang (Almatsier 2003)
Vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang melindungi
kerusakan membran sel dan asam lemak jenuh ganda dari oksidasi
radikal bebas. Selain itu, vitamin E berperan dalam memelihara
integritas membran sel, sintesis DNA, sistem imun, mencegah
penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, serta
mencegah gangguan menstruasi. Namun, fungsi-fungsi ini masih
perlu membutuhkan penelitian lebih lanjut (Almatsier 2003).
 Vitamin B6
Vitamin B6 atau pyridoxine adalah nutrisi yang sangat penting bagi fungsi
darah, kulit, dan sistem saraf pusat. Anda bisa memperoleh vitamin B6
melalui jenis-jenis makanan, seperti ubi jalar, ati ayam, daging ayam atau
sapi, telur, ikan salmon dan tuna, kacang-kacangan, alpukat, pisang, wortel,
bayam, susu, dan keju. Suplemen vitamin B6 diberikan pada penderita
kekurangan vitamin B6 (misalnya karena malnutrisi), morning sickness,
mengatasi jenis anemia tertentu (anemia sideroblastik), dan kejang terkait
vitamin B6 (pyridoxine dependent seizure). Selain itu, suplemen vitamin B6
juga sering diberikan untuk serta mencegah efek samping obat tuberkulosis
(isoniazid), namun kondisi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Kelebihan vitamin B6 umumnya juga jarang terjadi. Vitamin B6 bersifat
toksik pada dosis 1000 kali RDA (Brody 1999). Jika dikonsumsi dalam
jumlah berlebihan selama berbulan-bulan maka akan terjadi kerusakan saraf
yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan kesemutan pada kaki, kemudian
mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja (Brody
1999; Almatsier 2003).
Vitamin B12
Vitamin B12 berfungsi pada dua bentuk koenzim, yaitu adenosilkobalamin dengan
metilkalonil-CoA mutase yang berperan penting dalam metabolisme propionat,
adenosilkobalamin dengan leusin mutase yang berperan dalam metabolisme asam
amino, dan metilkobalamin dengan dengan metionin sintetase yang berperan dalam
metabolisme karbon tunggal. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kerusakan
pembelahan sel, khususnya sumsum tulang dan mukosa usus halus (Gallagher 2004).
Vitamin C
Vitamin C, juga dikenal sebagai asam askorbat dan askorbat , adalah vitamin yang
ditemukan dalam berbagai makanan dan dijual sebagai suplemen makanan . Ini
digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit kudis . Vitamin C adalah nutrisi
penting yang terlibat dalam perbaikan jaringan dan produksi enzim neurotransmiter
tertentu. Diperlukan untuk berfungsinya beberapa enzim dan penting untuk fungsi
sistem kekebalan tubuh . Ia juga berfungsi sebagai antioksidan .Kekurangan vitamin C
akut dapat menyebabkan skorbut. Namun, skorbut berat saat ini jarang terjadi karena
telah diketahui cara pencegahan dan pengobatannya. Kelebihan vitamin C dari
makanan jarang terjadi, dan akan terjadi jika mengkonsumsi suplemen secara
berlebihan, dimana dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap
batu ginjal (Almatsier 2003).
Asam Folat
Vitamin B9 sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis
nukleotid ke remetilasi homoSistein. Vitamin ini terutama penting pada
periode pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa
memerlukan asam folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah
anemia. Folat dan asam folat mendapatkan namanya dari kata latin folium
(daun). Kekurangan folat dapat menyebabkan gangguan metabolisme DNA
dan RNA sehingga merubah morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat
cepat membelah. Sel-sel ini diantaranya sel darah merah, sel darah putih, sel
epitel lambung, usus, vagina, dan serviks rahim. Di dalam darah, keadaan ini
dicirikan dengan terjadinya anemia megaloblastik dan makrositik dengan
eritrosit yang membesar, tidak matang, dan berlebihnya jumlah hemoglobin.
Kekurangan folat pada wanita hamil dapat menyebabkan cacat pada janin
yang disebut neural tube defect (NTD). Sementara itu, dilaporkan bahwa
belum ditemukan adanya pengaruh merugikan dari pemberian folat dosis
tinggi pada hewan poercobaan (Gallagher 2004).
Zat Besi (Fe)
Fungsi zat besi berhubungan dengan kemampuannya dalam reaksi
oksidasi dan reduksi. Secara kimia, zat besi merupakan unsur yang
sangat reaktif sehingga mampu berinteraksi dengan oksigen. Dalam
keadaan tereduksi, besi kehilangan dua elektron sehingga memiliki dua
sisa muatan positif (Fe2+/fero). Sedangkan dalam keadaan teroksidasi,
besi kehilangan tiga elektron sehingga memiliki tiga sisa muatan positif
(Fe3+/feri). Karena dapat berada dalam dua bentuk ion ini, besi berperan
dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang
terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan beragam masalah, diantaranya
anemia, menurunnya produktivitas kerja, menurunnya fungsi kognitif,
terganggunya kemampuan pengaturan tubuh pada lingkungan yang
dingin, menurunnya imunitas dan ketahanan terhadap penyakit infeksi,
keracunan, dan beragam masalah pada bayi baru lahir seperti bayi lahir
prematur, bayi berat lahir rendah, dan kematian janin (Yip 2001).
Seng (Zn)
Seng memiliki beragam peran penting dalam fungsi
tubuh. Seng merupakan bagian dari enzim atau sebagai
kofaktor pada kegiatan lebih dari 300 enzim yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan asam
nukleat (Anderson 2004). Peran penting seng lainnya
adalah dalam sintesis DNA dan RNA, sintesis dan
degradasi kolagen, pengembangan fungsi reproduksi laki-
laki, dan pembentukan sperma. Selain itu, seng juga
berperan dalam fungsi kekebalan. Karena perannya yang
sangat luas dalam beragam reaksi tubuh, kekurangan seng
akan berpengaruh banyak terhadap jaringan tubuh
terutama pada saat pertumbuhan (Almatsier 2003).
Selenium (Se)
Fungsi selenium bagi tubuh erat kaitannya dengan efek bila
kekurangan mineral ini, terutama dapat mencegah terjadinya
beberapa penyakit. Selenium membantu fungsi kognitif otak,
membantu sistem kekebalan tubuh, serta penting bagi metabolisme
hormon tiroid dan sintesis DNA. Kekurangan selenium karena
makanan yang dikonsumsi belum banyak diketahui. Pada manusia,
kekurangan selenium dikenal sebagai penyakit Keshan. Penyakit ini
pernah terjadi di Cina pada daerah berbukit dan pegunungan dengan
kandungan selenium yang rendah pada tanahnya, dimana terjadi
kardiomiopati atau degenerasi otot jantung yang menyerang anak-
anak dan wanita. Penyakit ini berhasil diatasi dengan suplementasi
selenium (Sunde 2001). Indikator kelebihan selenium adalah
selenosis, termasuk perubahan kulit dan kuku, kerusakan
gigi,gangguan sistem pencernaan dan sistem saraf (Anderson 2004).
Tembaga (Cu)
Tembaga adalah komponen dari banyak enzim. Enzim-enzim
yang mengandung tembaga memiliki berbagai peran dalam reaksi
yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen. Tembaga
merupakan bagian dari enzim metaloprotein yang terlibat dalam
fungsi rantai sitokrom dalam oksidasi di mitokondria, sintesis
protein-protein kompleks jaringan kolagen di dalam kerangka
tubuh dan pembuluh darah, serta dalam sintesis pembawa
rangsangan saraf. Di dalam sel darah merah, sebagian besar
tembaga terdapat sebagai metaloenzim superoksida dismutase
yang terlibat sebagai antioksidan dalam memusnahkan radikal
bebas. Selain itu, tembaga memegang peranan penting dalam
mencegah anemia melalui membantu penyerapan besi,
merangsang sintesis hemoglobin, dan melepas simpanan besi dari
feritin dalam hati (Almatsier2003; Anderson 2004).
3.Sifat, klasifikasi, dan tatanama enzim regulasi aktivitas enzim
( Linda.2018 )
1.Sejarah Tentang Enzim
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner (1926) yang telah
berhasil mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang. Urease adalah enzim
yang dapat menguraikan urea menjadi C02 dan NH3. Beberapa tahun
kemudian Northrop dan.Kimits dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan
kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan
telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein.
Dari hasil penelltian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai
gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan
protein ini disebut dengan kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan ada
pula yang tidak terikat kuat oleh protein. Gugus terikat kuat pada bagian
protein artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut dengan Prostetik,
sedang yang tidak begitu terikat kuat (mudah dipisahkan secara dialisis)
disebut dengan Koenzim. Keduanya ini dapat memungkinkan enzim beketja
terhadap substrat.
2.Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia.
Bila zat ini tidak ada maka proses-proses tersebut akan teljadi
lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Hampir semua enzim·
merupakan protein. Enzim adalah biokatalisator, yang artinya
dapat mempercepat reaksi- reaksi biologi tanpa mengalami
perubahan struktur kimia. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh
enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim
mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang
berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cepat.
3.Enzim di dalam Sel
Sel hid up ibarat pabrik kimia yang bergantung pada
energi yang harus mengikuti berbagai kaidah kimia.
Reaksi kimia yang memungkinkan adanya kehidupan
disebut metabolisme. Terdapat ribuan reaksi
berkesinambungan yang teijadi di dalam setiap sel,
sehingga metabolisme merupakan reaksi yang
menakjubkan. Agar sel berfungsi dan berkembang
dengan sebagaimana mestinya, lintasan metaboliknya
harus diatur dengan seksama.
4.Sifat-Sifat Enzim
Sifat -sifat enzim adalah sebagai berikut :
 Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit. Dalam reaksi biokimia
hanya sejumlah kecil enzim yang dibutuhkan untuk mengubah
sejumlah besar substrat menjadi produk hasil.
 Enzim tidak terpengaruh oleh reaksiyang dikatalisnya pada kondisi
stabil. Karena sifat protein dan enzim, aktivitasnya dipengaruhi antara
lain oleh pH dan suhu. Pada kondisi yang dianggap tidak optimum
suatu enzim merupakan senyawa relatif tidak stabil dan dipengaruhi
oleh reaksi yang dikatalisisnya.
 Walaupun enzim mempercepat penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak
mempengaruhi kesetimbangan reaksi terse but. Tanpa enzim reaksi
dapat balik yang biasa terdapat dalam sistem hid up berlangsung ke
arah kesetimbangan pada laju yang sangat lambat. Suatu enzim akan
menghasilkan kesetimbangan reaksi itu pada kecepatan yang lebih
tinggi.
 Kerja katalis enzim spesifik. Enzim menunjukkan kekhasan untuk
reaksi yang dikatalisnya. Suatu enzim yang mengkatalisis satu reaksi,
5.Nomenklatur Enzim
Lebih dari 5000 macam enzim telah ditemukan pada organisme hid up,
dan akan bertambah terus sejalan dengan terus berlangsungnya
penelitian. Tiap enzim dinamai menurut sistem baku dan juga
diberinama urn urn yang sederhana. Pada kedua sistem tersebut, nama
enzim umumnya diakhiri dengan - ase dan mencirikan substrat yang
terlibat dan jenis reaksi yang dikatalisinya. Sebagai contoh sitokrom
oksidase, suatu enzim utama dalam respirasi, mengoksidasi (melepas
elektron dari) molekul sitokrom. Asam malat dehidrogenase :
melepaskan dua atom hidrogen dari (meng-dehidrogenasi) asam malat.
Nama umum ini walaupun singkat tidak memberikan keterangan yang
cukup ten tang reaksi yang dikatalisis. Contoh di atas tidak
menjelaskan siapa penerima elektron atau atom hidrogen yang
dilepaskan.
Enzim diberi nama dengan menambahkan akhiran ase terhadap nama
substrat yang diubah oleh enzim terse but, misalnya enzim amilase
mengubah amilum menjadi glukosa; enzim yang mengubah lemak
(lipid) adalah lipase; enzim-enzim yang mengadakan perubahan
karbohidrat merupakan kelompok karbohidrase.
6.Klasifikasi Enzim
a. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan
pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya yaitu:
1. Karbohidrase,
2. Esterase
3. Proteinase a tau Protease
b. Oksidase dan Reduktase
Yaitu enzime yang menolong dalam proses oksidasi dan reduksi. Enzim Oksidase
dibagi lagi menjadi;
1.Dehidrogenase : enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat
organik menjadi hasil-hasil oksidasi.
2. Katalase : enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen.
c. Desmolase
Yaitu enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan
lainnya. Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
1.Karboksilase : yaitu enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
2.Transaminase : yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam
amino ke suatu asam organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam
amino.
7.Kofaktor (Aktifator, Gugus Prostetik Dan Koenzim)
Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein dan
memang ada enzim yang temyata hanya tersusun dari protein
saja. Misalnya pepsin dan tripsin.Tetapi ada juga enzim-enzim
yang selain protein juga memerlukan komponen selain protein.
Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor.
Koenzim dapat merupakan ion logam/ metal, a tau molekul
organik yang dinamakan koenzim. Gabungan antara bagian
protein enzim (apoenzim) dan kofaktor dinamakan
holoenzim.Enzim yang memerlukan ion logam sebagai
kofaktomya dinamakan metaloenzim. Ion logam ini berfungsi
untuk menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk
mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap
aktif.
4.Katalitik dan alosterik enzim ( Susanti. 2017 )
1.Enzim sebagai katalitik
Enzim merupakan katalis yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut
bereaksi. Enzim bersifat khas (spesifik kerjanya) dan aktivitasnya dapat
diatur. Umumnya suatu enzim itu adalah protein, walaupun ada beberapa
senyawa yang dapat bertindak sebagai katalis, misalnya RNA.
Enzim merupakan katalis yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut
bereaksi. Enzim bersifat khas (spesifik kerjanya) dan aktivitasnya dapat
diatur. Tanpa kehadiran enzim, suatu reaksi itu sangat sukar terjadi,
sementara dengan kehadiran enzim kecepatan reaksinya dapat meningkat
sampai 107 kali. Sebagai contoh, enzim katalase yang mengandung ion
besi (Fe) mampu menguraikan 5.000.000 molekul hidrogen peroksida
(H2O2) permenit pada 00 C. H2O2 hanya dapat diuraikan oleh atom besi,
tetapi satu atom besi akan memerlukan waktu 300 tahun untuk
menguraikan sejumlah molekul H2O2 yang oleh satu molekul katalase
yang mengandung satu atom besi diuraikan dalam satu detik.
2.Alosterik enzim
Enzim alosterik , adalah enzim yang memiliki titik kontrol lainnya tempat
substrat berikatan selain sisi aktif enzim
Enzim alosterik sering berbentuk protein yang memiliki beberapa subunit
protein dan memiliki satu atau lebih sisi aktif pada masing-masing
subunitnya. Terikatnya substrat pada sisi aktif enzim akan menginduksi
perubahan konformasi protein pada enzim tersebut yang memungkinkan
sisi aktif lainnya memiliki afinitas untuk berikatan dengan molekul
substrat.
Enzim alosterik dikontrol oleh molekul efektor (activator dan inhibitor)
yang berikatan pada enzim pada bagian tertentu dari enzim tersebut di luar
sisi aktif enzim, dan selanjutnya dapat menyebabkan perubahan
konformasi sisi aktif enzim yang dapat mempengaruhi kecepatan enzim
tersebut. Molekul activator alosterik dapat meningkatkan laju kerja enzim,
sedangkan molekul nhibitor alosterik dapat menurunkan kerja enzim.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai