Proposal Skripsi 201811002 Fix
Proposal Skripsi 201811002 Fix
PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH MASUKNYA GI LANNA KE DISTRIBUSI 20KV UP3
MAKASSAR SELATAN
DISUSUN OLEH :
A.SRI ASTUTI KUSUMA PUTRI
2018-11-002
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Mengajukan Proposal Skripsi dengan : Pengaruh Masuk GI Lanna Ke Distribusi
judul 20kv UP3 Makassar Selatan
Identitas peneliti
a. Nama Mahasiswa : A.Sri Astuti Kusuma Putri
b. NIM : 2018-11-002
c. Program Studi : S1 Teknik Elektro
d. Fakultas : Ketenagalistrikan Dan Energi
Terbarukan
e. No. HP : 081775041526/081906060077
f. Email : Sri1811002@itpln.ac.id
Jangka Waktu Penelitian
a. Mulai Tanggal : 17-Januari-2022
b. Selesai Tanggal : 17-April-2022
Lokasi Penelitian : PT. PLN ( Persero ) UP3 MAKASSAR
SELATAN
Alamat : Jl. Letjen Hertasning No.99 Tamalate
Rappocini, Bonto Makkio, Makassar,
Sulawesi Selatan. 90222
Nama Dosen Pembimbing : Ibnu Hajar, ST., M.Sc
Jakarta,07-Maret-2022
Mengetahui ,
Kepala Program Studi
i
DAFTAR ISI
ii
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................................... 24
3.2 Desain penelitian............................................................................................. 24
3.3 Metode pengumpulan data ............................................................................ 25
3.4 Metode Analisa data ....................................................................................... 25
3.5 Jadwal penelitian ............................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 26
LAMPIRAN ................................................................................................................... 27
iii
DAFTAR TABLE
Table 3. 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................................................... 25
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Penyaluran Energi Listrik ........................................................................................ 5
Gambar 2. 2 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik ........................................................................... 6
Gambar 2. 3 Gardu Induk ........................................................................................................... 10
Gambar 2. 4 Gardu Beton atau Gardu Tembok .......................................................................... 12
Gambar 2. 5 Gardu Portal ........................................................................................................... 12
Gambar 2. 6 Gardu Cantol .......................................................................................................... 13
Gambar 2. 7 Gardu Cantol .......................................................................................................... 16
Gambar 2. 8 Konfigurasi Tulang Ikan ........................................................................................ 17
Gambar 2. 9 Konfigurasi Kluster ................................................................................................ 17
Gambar 2. 10 Konfigurasi spindel .............................................................................................. 18
Gambar 2. 11 Konfigurasi Fork .................................................................................................. 18
Gambar 2. 12 Konfigurasi Spotload ........................................................................................... 18
Gambar 2. 13 Konfigurasi Jala-Jala ............................................................................................ 19
Gambar 2. 14 Konfigurasi Garpu................................................................................................ 19
Gambar 2. 15 Konfigurasi Bunga ............................................................................................... 19
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dizaman modern saat ini kehdupan manusia semakin maju, dan begitupun juga
dengan kebutuhan manusia baik primer maupun sekunder. Dikehidupan manusia saat ini
energi listrik sudah menjadi kebutuhan primer. Hampir semua peralatan-peralatan yang
kita gunakan saat ini menggunakan energi listrik, bahkan kendaraan sekalipun sudah
beberapa menggunakan energi listrik sebagai pengganti bahan bakarnya. Dimana untuk
memenuhi kebutuhan listrik para konsumen sangat diperlukan sebuah sistem kinerja
yang baik untuk menyalurkan energi listriknya, dan dimulai dengan adanya pembangkit
yang kemudian akan menyalurkan tegangan beserta arus yang di hasilkan oleh
pembangkit melalui system transmisi dan selanjutnya disaluran ke distribusi hingga arus
listriknya sampai kepada konsumen.
Kondisi eksisting itu terkait dengan kondisi jaringan yang saat ini terpasang.
Dimana hubungan susut dengan kondisi eksisting adalah kemampuan suatu jaringan yang
saat ini terpasang terhadap transmisi energi ke konsumen. Perhitungan losses pada
jaringan eksisting itu biasanya PLN memiliki alat hitungnya sendiri, sedangkan
mahasiswa memakai perhitungan sendiri baik itu yang diarahkan langsung oleh dosen
pembimbing, bisa juga menggunakan perhitungan referensi dari skripsi yang telah
direvisi.
Pada saat ini telah dibuat GI baru yang terletak diantara GI Bolangi - GH Malino
dan PLTA Bili-Bili - GH Malino. GI baru ini di nama GI Lanna. Sebelum adanya GI
Lanna jaringan yang dihasilkan dari GI Bolangi dan PLTA Bili-Bili kurang maksimal (
Drop ) yang sampai ke GH Malino. Maka dari itu GI Lanna dibuat diantara GI Bolangi -
GH Malino dan PLTA Bili-Bili – GH Malino. Tentunya pembangunan GI Lanna ini yang
terletak di antara GI Bolangi – GH Malino dan PLTA Bili-Bili – GH Malino memiliki
pengaruh dan jaringan distribusi, maka dari itu penulis tertarik untuk mambahas skripsi
dengan judul “Pengaruh masuk GI Lanna ke-Distribusi 20 kV di UP3 Makassar Selatan.
1
1.2 Rumusan Masalahnya:
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan-
permaslahan sebagai berikut:
1.3 Tujuan :
Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas, memiliki tujuan kegiatan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi eksisting efisiensi ( susut ) dan kendala system 20kV sebelum
adanya GI Lanna
2. Mengetahui perubahan pola operasi system 20kV setelah adanya GI Lanna.
3. Mengetahui kondisi eksisting efisiensi ( susut ) dan kendala system 20kV setelah
adanya GI Lanna.
1.4 Manfaat :
Adapun manfaatnya, sebagai berikut :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
( Bambang Winardi, 2014 ) Dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisa
Keberadaan Gardu Induk BALAPULANG Terhadap Distribusi 20kv DiWilayah Kerja
UPJ BALAPULANG PT.PLN (PERSERO) JATENG DIY”. Gardu Induk adalah
komponen system tenaga listrik yang memeganng peran penting pada kontinyuitas suplai
tenaga listrik kepada konsumen yang terus menerus mengalami peningkatan tiap
tahunnya. Pengaruh adanya GI BALAPULANG membuat feeder lama terkurangi beban
kerjanya dengan dengan nilai losses dan drop tegangan yang memenuhi kriteria.
( Ferry.M, Dian Yayan Sukma, dan Edy Ervianto, 2015 ) Dalam penelitiannya yang
berjudul “Analisis Keberadaan Dan Penngembanga Gardu Induk Distribusi 20kv Di Kota
Pekanbaru”. Hasil pembangunan Gardu Induk Teluk Lembu pada tahun 2020 dengan
penambahan 1 unit trafo dan pada tahun 2023 dilakukan perencanaan pembangunan
gardu induk baru. Dengan dibangunnya gardu induk baru akan mengambil alih Sebagian
besar pembebanan gardu induk di Garuda Sakti dan Teluk Lembu.
4
generator (11,5 kV) menjadi tegangan transmisi/tegangan tinggi (150 kV), serta peralatan
proteksi dan kendali.
Jenis sentra pembangkit yang populer adalah: PLTA (Pusat Pembangkit Listrik
Tenaga Air), PLTU (Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat Pembangkit
Listrik Tenaga Gas), PLTD (Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), PLTN (Pusat
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). ). dari pembangkit tenaga listrik (Power Plant) ke
saluran distribusi tenaga listrik (Station Distribution) sehingga dapat disalurkan ke
konsumen dengan menggunakan tenaga listrik.
Kebanyakan saluran transmisi tegangan tinggi adalah 30 kV, 66 kV, 150 kV dan
500 kV. Khusus untuk tegangan 500 kV, dalam prakteknya sering disebut tegangan
sangat tinggi. Setelah melewati saluran transmisi, listrik masuk ke gardu induk untuk
diturunkan menjadi tegangan menengah atau tegangan switsing primer dengan tegangan
6 kV, 12 kV atau 20 kV. Yang terakhir tercantum adalah yang biasa digunakan di
Indonesia. Jaringan setelah keluar dari gardu induk biasanya disebut jaringan distribusi,
sedangkan jaringan antara pusat tenaga dan gardu induk biasa disebut jaringan transmisi,
baik saluran transmisi maupun saluran distribusi berupa saluran udara dan ada pula yang
berupa saluran transmisi. saluran udara. kabel tanah.
5
Gambar 2. 2 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
System isu monitoring Gardu Induk serta Gardu Distribusi PLN artinya suatu bentuk
system yang berfungsi untuk memantau keadaan Gardu Induk serta Gardu distribusi PLN
dengan memanfaatkan jaringan internet. Hal yang akan terjadi yaitu pemantauan yang
akan ditampilkan pada sebuah website. System info gardu induk dibutuhkan karena
system SCADA yang digunakan tidak menjangkau gardu distribusi. Sistem informasi ini
digunakan oleh operator gardu induk dan Unit Pembagi Beban ( UPB ) untuk mengetahui
keadaan trafo serta beban daya listrik. informasi beban daya listrik digunakan apabila
beban bertambah maka frekwensinya akan turun sebagai akibatnya PLN wajib menambah
daya demikian pula sebaliknya jika beban turun maka PLN akan mengurangi daya yang
ada. informasi yang ditampilkan pada website tadi berupa tegangan, arus dansuhu trafo
6
Gardu Induk dan Gardu Distribusi. Monitoring Gardu induk dan Gardu Distribusi
dilakukan dengan cara mengukur tegangan, arus serta suhu dari gardu induk/distribusi
oleh suatu alat-alat elektronika kemudian ditampilan pada layar komputer yang
selanjutnya dikomunikasikan melalui jaringan internet.
2.2.3 Gardu
Gardu listrik merupakan bagian yang berasal dari sistem pembangkit, transmisi
serta distribusi listrik. Gardu listrik mengganti tegangan listrik asal tinggi ke rendah, atau
sebaliknya, atau buat menjalankan beberapa fungsi lainnya. Antara gardu listrik serta
pelanggan, energi listrik mengalir lewat beberapa gardu dengan taraf tegangan listrik
yang berbeda. Gardu listrik dapat mencakup transformator buat mengganti tegangan
listrik antara tegangan transmisi tinggi dan tegangan distribusi rendah, atau penghubung
dua transmisi tegangan listrik berbeda. Gardu listrik bisa dimiliki dan dioperasikan oleh
perusahaan listrik, atau dimiliki oleh industri atau pelanggan komersial.
1) Gardu induk
Gardu Induk adalah sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau asal
sistem penyaluran (transmisi), penyaluran (transmisi) artinya sub sistem berasal sistem
tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub sistem tenaga listrik. sebagai sub
sistem penyaluran (transmisi), gardu induk ini memiliki peranan krusial, pada
pengoperasiannya tidak bisa dipisahkan sistem penyaluran (transmisi). Dalam
pembahasan ini difokuskan gardu induk yg di biasanya terpasang pada Indonesia,
pembahasannya bersifat mudah (terapan) sinkron konsttruksi yang terpasang di lapangan.
7
6) Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan
tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan
tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang
ada di gardu induk.
7) Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita
kenal dengan istilah SCADA
Area Pelayanan Gardu Induk Radius pelayanan suatu gardu adalah jangkauan daerah
pelayanan gardu diantara dua gardu. Radius pelayanan didasarkan atas :
8
Gardu Induk Pasangan Dalam :
Berdasarkan Fungsinya
1. Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan
tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan
distribusi.
2. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah
pelanggan (beban) dilayani.
1. Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik.
2. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop)
transmisi yang cukup besar.
3. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga
tegangan kembali dalam keadaan normal.
9
Gardu Induk Pengatur Beban :
Berdasarkan Isolasi Yang digunakan Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :
1. Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang
bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.
2. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar 3), memerlukan
tempat terbuka yang cukup luas.
10
Pertimbangan Pembangunan Gardu Induk.
11
membedakanya yaiu Gardu ini lebih cendrung mirip bangunan sipil serta memiliki
Halaman cukup luas.
12
b. Gardu Cantol
Ialah Tipe Gardu Distribusi Tenaga Listrik dengan Transformator, proteksi, dan Papan
Hubun Bagi Tegangan Rendah ( PHBTR ) di cantolkan atau dipasang langsung pada tiang
yang memiliki kekuatan minimal 500 dAn
13
kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan meningkat tergantung harga
KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan
lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada
konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen. Transformator atau
trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke rendah atau
sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo merupakan jantung dari distribusi dan transmisi
yang diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat
berfungsi dengan baik, makan trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik
menggunakan sistem dan peralatan yang tepat.
1. Primary winding
2. Secondary winding
3. Core
1. Kumparan Tersier :
Selain primer dan sekunder ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga
atau tertiary winding . Ini diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk
kebutuhan lain. Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan
peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
2. Media pendingin :
14
e. Tidak merusak bahan isolasi padat( sifatkimia ‘y)
3. Tap changer ( perubah tap ) :
a. Sistem Pembangkit
b. Sistem Transmisi dan Gardu Induk
c. Sistem Distribusi
1. Pusat Pembangkit Tenaga Listrik
Merupakan tempat menghasilkan energi listrik yang terdapat mesin
membangkitkan tenaga listrik berupa generator, dilengkapi dengan gardu induk
penaik tegangan, dari tegangan rendah yang dihasilkan generator dinaikan
menjadi tegangan tertentu dengan transformator step up sebagai penaik tegangan.
2. Saluran Transmisi
Merupakan saluran penyalur energi listrik, berupa : Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berfungsi
menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk pusat pembangkit ke gardu induk
yang lain dengan jarak yang jauh.
3. Saluran Distribusi
Saluran distribusi berfungsi menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari
gardu induk ke kelompok beban berupa gardu distribusi dan konsumen dengan
mutu yang handal dan memadai.
3. Sistem transmisi tenaga listrik merupakan penyaluran energi listrik dari
pembangkit listrik ke gardu induk. Energi listrik ditransmisikan melalui saluran
udara tegangan Tinggi (SUTT) atau melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi
(SUTET). Sistem distribusi tenaga listrik merupakan penyaluran energi listrik dari
gardu induk ke konsumen. Sistem‐sistem ini saling berkaitan dan membentuk
suatu sistem tenaga listrik.
15
4. Sistem distribusi adalah sistem yang berfungsi mendistribusikan tenaga listrik
kepada para pemanfaat.
Secara umum konfigurasi suatu jaringan tenaga listrik hanya mempunyai 2 konsep
konfigurasi :
1. Jaringan radial yaitu jaringan yang hanya mempunyai satu pasokan tenaga listrik,
jika terjadi gangguan akan terjadi “black‐out” atau padam pada bagian yang tidak
dapat dipasok.
2. Jaringan bentuk tertutup yaitu jaringan yang mempunyai alternatif pasokan tenaga
listrik jika terjadi gangguan. Sehingga bagian yang mengalami pemadaman
(black‐out) dapat dikurangi atau bahkan dihindari
16
Berdasarkan kedua pola dasar tersebut, dibuat konfigurasi‐konfigurasi jaringan sesuai
dengan maksud perencanaannya sebagai berikut :
17
tidak dibebani dan berfungsi sebagai back‐up supply jika terjadi gangguan pada
penyulang operasi.
d. Konfigurasi Fork
Konfigurasi ini memungkinkan 1(satu) Gardu Distribusi dipasok dari 2 penyulang
berbeda dengan selang waktu pemadaman sangat singkat (Short Break Time). Jika
penyulang operasi mengalami gangguan, dapat dipasok dari penyulang cadangan
secara efektif dalam waktu sangat singkat dengan menggunakan fasilitas
Automatic Change Over Switch (ACOS). Pencabangan dapat dilakukan dengan
sadapan Tee– Off (TO) dari Saluran Udara atau dari Saluran Kabel tanah melalui
Gardu Distribusi.
18
f. Konfigurasi Jala‐Jala (Grid, Mesh)
Konfigurasi jala‐jala, memungkinkan pasokan tenaga listrik dari berbagai arah ke
titik beban. Rumit dalam proses pengoperasian, umumnya dipakai pada daerah
padat beban tinggi dan pelanggan‐pelanggan pemakaian khusus.
g. Konfigurasi lain‐lain
Selain dari model konfigurasi jaringan yang umum dikenal sebagaiman diatas,
terdapat beberapa model struktur jaringan yang dapat dipergunakan sebagai
alternatif model model struktur jaringan. Struktur Garpu dan Bunga Struktur ini
dipakai jika pusat beban berada jauh dari pusat listrik/Gardu Induk. Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) berfungsi sebagai pemasok, Gardu Hubung sebagai
Gardu Pembagi, Pemutus Tenaga sebagai pengaman dengan rele proteksi
gangguan fasa‐fasa dan fasa‐tanah pada JTM yang berawal dari Gardu Hubung
19
2.2.7 Pembagian Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat dibedakan berdasarkan tegangan, arus dan
sistem penyaluran.
1. Tegangan
Berdasarkan besarnya tegangan listrik, jaringan distribusi tenaga listrik dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) sistem, yaitu : sistem jaringan distribusi primer dan sistem jaringan
distribusi sekunder.
20
b. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Berdasarkan letak jaringan distribusi tenaga listrik terhadap posisi gardu distribusi, dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
2.2.8 Arus
Berdasarkan sumber arus listrik maka sistem jaringan distribusi dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
a. Jaringan Distribusi AC
21
sistem 3 fasa dengan tegangan 380 V, akan tetapi penyaluran energi listrik ke
perumahan menggunakan sistem 1 fasa yaitu 220 V.
Kelebihan :
Kelemahan
b. Jaringan Distribusi DC
Kelebihan :
Kelemahan :
22
2) Pada saat beban naik dan jarak penyaluran makin panjang, maka jatuh tegangan
(drop voltage) makin tinggi.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT.PLN ( Persero ) UP3 Makassar Selatan. Penelitian
dimulai dari bulan Januari sampai April 2022.
Pengambilan data:
kondisi eksisting efisiensi
(susut), single line
diagram GI LANNA,
Analisa perhitungan
losses dan pengaruh
masuk GI LANNA
SELESAI
24
3.3 Metode pengumpulan data
Data yang dibutuhkan diantara yang lain
a. Data primer
Data induk adalah data yang diperoleh dari survey langsung ke objek penelitian,
yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari PT PLN (persero) UP3
Makassar Selatan sekitar menyediakan data untuk analisis distribusi listrik.
b. .Data sekunder
Data sekunder ini diperoleh dengan literatur dan jurnal pendukung untuk
menemukan teori yang sesuai dengan penelitian sehingga penelitian ini memiliki
landasan yang kuat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Darjono, D. (2004). Kaitan Sistem Transmisi dan Sistem Distribusi dalam Perencanaan
Gardu Induk. Jurnal Penelitian Inovasi, 21(1), 17657.
Ferry, M., Sukma, D. Y., & Ervianto, E. Analisis Keberadaan dan Pengembangan Gardu
Induk Distribusi 20 KV di Kota Pekanbaru (Doctoral dissertation, Riau
University).
Iskandar, D. (2015, July). Sistem Informasi Gardu Induk dan Gardu Distribusi PLN.
In Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 2).
KEBUDAYAAN, K. P. D. M. D., & INDONESIA, R. JARINGAN DISTRIBUSI
TENAGA LISTRIK.
Reynaldi, A. (2019). STUDI ANALISA PERHITUNGAN KUAT MEDAN LISTRIK
DIBAWAH SALURAN TRANSMISI 150 KV SIBOLGA-TARUTUNG.
Syahputra, R. (2016). Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik. LP3M UMY, Yogyakarta,
249-256.
Winardi, B. ANALISA KEBERADAAN GARDU INDUK BALAPULANG
TERHADAP DISTRIBUSI 20 KV DI WILAYAH KERJA UPJ BALAPULANG
PT. PLN (PERSERO) JATENG DIY. Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik
Elektro, 16(4), 196-205.
26
LAMPIRAN
1. Single line diagram sebelum adanya GI LANNA
27